,
menampilkan: hasil
Wako Edi Kamtono : Hiasan Ornamen dan Lampion Semarakkan Perayaan Imlek
Lima Ekor Replika Harimau Hiasi Klenteng Kwan Tie Bio
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono berkeliling memantau aktivitas masyarakat di malam perayaan Imlek di Kota Pontianak. Saat berkeliling, ia mampir sejenak di Klenteng Kwan Tie Bio di Jalan Diponegoro Pontianak. Berbagai hiasan ornamen dan lampion khas Imlek tampak menghiasi teras depan klenteng. Tak hanya itu, lima ekor replika harimau yang berada di sisi kiri dan kanan klenteng dengan ukuran cukup besar kian menambah semarak perayaan Imlek 2573.
"Meskipun perayaan Imlek tidak seperti sebelum pandemi Covid-19, namun dengan banyaknya hiasan dan ornamen-ornamen ini cukup membuat semarak perayaan Imlek di Kota Pontianak," ujarnya saat meninjau suasana malam perayaan Imlek, Senin (31/1/2022) malam.
Malam perayaan Imlek tahun ini juga tanpa pesta kembang api. Menurutnya, kebijakan tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya kerumunan yang berpotensi menyebabkan munculnya kluster-kluster baru. Edi juga mengimbau warga yang merayakan Imlek untuk merayakannya secara lebih sederhana. Pasalnya, acara atau kegiatan yang sifatnya mengumpulkan orang banyak memang tidak diperkenankan di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Bagi masyarakat yang merayakan Imlek tetap diperbolehkan beribadah di klenteng dengan menerapkan protokol kesehatan," tuturnya.
Edi menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak bersama personil TNI/Polri akan melakukan pengamanan di rumah-rumah ibadah pada Hari Raya Imlek agar pelaksanaan ibadah tetap berjalan aman dan kondusif. Perayaan di masa pandemi sangat riskan terjadinya penambahan jumlah orang yang terkonfirmasi Covid-19.
"Karena itu kami berupaya mengantisipasi hal tersebut," imbuhnya. (prokopim)
Lomba Senam Jepin Kreasi Upaya Pelestarian Seni dan Budaya
PONTIANAK - Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan mengapresiasi perlombaan Senam Jepin Kreasi 1 dan 2 yang digelar di Tugu Khatulistiwa, Minggu (31/10/2021). Senam Jepin Kreasi ini dinilainya sebagai upaya pelestarian kesenian dan budaya yang ada di Kota Pontianak.
"Mudah-mudahan melalui Senam Jepin Kreasi ini bisa membawa Kota Pontianak khususnya dan Provinsi Kalbar umumnya berprestasi di tingkat nasional dan meningkatkan nilai budaya yang ada di Indonesia," ujarnya.
Bahasan menambahkan, lewat perlombaan Senam Jepin Kreasi ini banyak manfaat yang didapat oleh pesenam. Selain melestarikan seni dan budaya, juga untuk meningkatkan kebugaran tubuh karena gerakan-gerakan olahraga yang dilakukan oleh para pesenam.
"Serta bertujuan menggali, melestarikan dan mempromosikan tari dan kesenian daerah yang dikemas melalui senam irama," ungkapnya.
Menurutnya, Lomba Senam Jepin Kreasi menggambarkan bahwa kekayaan daerah dan kultur yang dimiliki ditampilkan dalam bentuk senam kreasi. Dengan keanekaragaman yang dimiliki itu sudah sepatutnya menjadi kebanggaan bagi semua masyarakat Pontianak.
"Oleh sebab itu Pemerintah Kota Pontianak akan terus mendorong agar seluruh kegiatan yang mengangkat kebudayaan masyarakat betul-betul difasilitasi dengan baik," terangnya.
Kepada Dewan Juri, Bahasan berpesan agar penilaian yang dilakukan obyektif sehingga Lomba Senam Jepin Kreasi 1 dan 2 ini bisa mencetak prestasi-prestasi yang diharapkan.
"Sehingga menciptakan kontestasi yang bisa memboyong penghargaan di event-event selanjutnya," tutupnya. (prokopim)
Pemkot Pontianak Berencana Kemas Karnaval Air Jadi Agenda Wisata
Napak Tilas dan Karnaval Air Rangkaian Ziarah Makam Batu Layang
PONTIANAK - Iring-iringan lima kapal beserta belasan sampan dengan berbagai hiasan berkarnaval menyusuri Sungai Kapuas menjadi pemandangan yang menarik bagi siapapun yang melihatnya. Kapal dan sampan tersebut ditumpangi oleh para peserta karnaval berpakaian khas Melayu Pontianak, yakni telok belanga bagi laki-laki dan baju kurung dikenakan perempuan. Karnaval menyusuri Sungai Kapuas ini merupakan rangkaian Napak Tilas Perjalanan Sultan Pontianak I, Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang digelar Istana Kadriah Kesultanan Pontianak, Rabu (20/10/2021). Rombongan karnaval kapal dan sampan tersebut memulai perjalanan dari dermaga di tepian sungai Istana Kadriah menuju ke Makam Batu Layang untuk berziarah ke Makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengikuti seluruh rangkaian napak tilas sejarah awal berdirinya Kota Pontianak dalam rangka Hari Jadi ke-250 Kota Pontianak. Menurutnya, selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelar ziarah ke Makam Batu Layang setiap tahunnya pada Hari Jadi Kota Pontianak. Namun tahun ini pihaknya mulai berkolaborasi dengan Kesultanan Kadriah untuk bersama-sama melaksanakan ziarah yang dikemas dalam napak tilas sehingga tidak hanya sekadar seremonial saja.
"Akan tetapi ada rangkaian napak tilas seperti karnaval tadi menyusuri Sungai Kapuas, Insya Allah tahun depan akan kita selenggarakan lebih besar lagi, baik peserta, anggaran maupun kreativitasnya," ujarnya.
Ia berencana menjadikan kegiatan ini sebagai agenda tahunan wisata yang cukup besar dengan dikemas secara matang dan lebih baik lagi. Karnaval susur sungai ini merupakan kilas balik awal berdirinya Kota Pontianak. Edi berharap napak tilas dan karnaval ini tidak hanya diikuti Kesultanan dan jajaran Pemkot Pontianak, tetapi juga mengikutsertakan tamu-tamu dari luar.
"Bukan hanya melibatkan Kota Pontianak saja, akan tetapi bahkan bisa mengundang dari provinsi lain untuk bisa bersama-sama mengikuti karnaval dan ziarah kubur," tuturnya.
Dirinya berharap karnaval dan napak tilas ini bisa menjadi sebuah event wisata yang memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Pihaknya berencana akan mulai mempersiapkan agenda ini di tahun 2022.
"Mudah-mudahan pandemi Covid-19 benar-benar hilang dan menjadi endemi, sehingga tahun depan bisa lebih meriah lagi," harapnya.
Sultan Pontianak IX, Sultan Syarif Mahmud Melvin Alkadrie menjelaskan, ziarah makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie ini memang merupakan agenda rutin Kesultanan Kadriah setiap memperingati Hari Jadi Kota Pontianak. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, yang mana ziarah dilakukan melalui jalur darat, tahun ini, ziarah dilaksanakan melalui sungai dengan menggunakan kapal dari Istana Kadriah menuju Makam Batu Layang.
"Kita melaksanakan ziarah melalui sungai karena kita ingin mengenalkan dari sisi budaya kepada masyarakat dimana awal mula berdirinya Kota Pontianak ini," ungkapnya.
Terlebih, kata Sultan, Sungai Kapuas yang disusuri ini merupakan sungai terpanjang se-Indonesia. Kedepan, ia berharap karnaval air ini bisa dikemas menjadi sebuah festival atau lomba sehingga menjadi destinasi wisata di Kota Pontianak. Pihak Kesultanan juga sudah menjalin komunikasi dengan Pemkot Pontianak terkait program atau kegiatan untuk menyambut Hari Jadi Kota Pontianak.
"Memang Kesultanan Kadriah dan Pemkot Pontianak selalu bersinergi baik dari kegiatan apapun kita selalu bersinergi," imbuhnya. (prokopim)
Lestarikan Budaya Melayu Lewat Festival Saprahan
Terapkan Protokol Kesehatan, Jumlah Peserta Dibatasi
PONTIANAK - Kecamatan Pontianak Selatan berhasil meraih juara pertama Festival Lomba Saprahan Tingkat Kecamatan se-Kota Pontianak Tahun 2021 yang digelar Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak di Aula Rumah Dinas Wali Kota Pontianak, Selasa (19/10/2021). Festival Saprahan dalam rangka Hari Jadi ke-250 Kota Pontianak ini digelar dengan menerapkan protokol kesehatan, dimana jumlah peserta dibatasi dan seluruh peserta mengenakan masker dan sarung tangan.
Ketua TP PKK Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie menuturkan lomba saprahan merupakan program kerja kelompok kerja (Pokja) 3.
"Lomba ini hanya diikuti oleh perwakilan dari kecamatan karena kondisi masih pandemi jadi kami buat sesederhana mungkin tapi tidak mengurangi dari filosofi saprahan ini," ujarnya.
Saprah sendiri artinya berhampar, yaitu budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan atau bersila di lantai secara berkelompok dalam satu barisan yang duduk saling berhadapan sebagai suatu kebersamaan.
"Saprahan merupakan adat istiadat Melayu, menurut kepercayaan masyarakat setempat mengandung makna sopan santun atau kebersamaan yang tinggi, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi," ujarnya.
Yang menjadikan tradisi saprahan ini istimewa, lanjut Yanieta, adalah tidak ada perbedaan menu hidangan yang disajikan baik untuk rakyat biasa maupun pemimpin. Hal ini melambangkan kuatnya kesederhanaan yang diikat rasa kekeluargaan dan kebersamaan tanpa memandang status sosial. Dia berharap lewat lomba atau festival ini dapat melestarikan adat dan budaya saprahan Melayu kota Pontianak.
"Tradisi makan besaprah ini masih terus dilakukan oleh masyarakat terutama dalam acara-acara khusus seperti menyambut bulan suci ramadhan atau perkawinan serta acara lainnya," sebutnya.
Ketua Pokja 3 TP PKK Kecamatan Pontianak Selatan, Juraidah Al Kadrie mengatakan agar adat tidak hilang ditelan zaman sudah sepatutnya anak daerah ikut melestarikan budaya yang ada, salah satunya budaya saprahan. Oleh sebab itu, dirinya memilih anak-anak muda untuk dilatih selama dua pekan untuk mengikuti lomba. Hasil kerja keras mereka pun menuai hasil, juara pertama diperoleh TP PKK Kecamatan Pontianak Selatan pada Festival Lomba Saprahan Tingkat Kecamatan se-Kota Pontianak Tahun 2021.
"Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah berkat kerja keras anak-anak kita juara, saya mengambil anak-anak muda untuk belajar saprahan, " katanya.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal, dirinya memiliki kiat khusus dalam melatih timnya. Dia meminta anggotanya bersungguh-sungguh dalam berlatih.
"Kadang-kadang pulang latihan sampai gelap tapi alhamdulillah saya melihat mereka patuh, apapun yang diajarkan mereka ikuti," imbuhnya.
Menurut Juraidah, disamping latihan, ia bersama tim telah berkomitmen dari awal untuk menggunakan bumbu-bumbu yang otentik dan original sehingga makanan yang disajikan memiliki citarasa yang lezat.
"Bagi kami yang paling penting citarasa, jadi kami akan mengembalikan semua unsur rempah-rempah dari jaman kerajaan dulu yang dipakai, kami mencoba mengeksplor itu habis-habisan, " jelasnya. (prokopim)