,
menampilkan: hasil
Bahasan Sebut Pentingnya Skill Koding Cetak SDM Cerdas Digital
Apresiasi Platform Kodingmu Hasil Pengembangan Fakultas Teknik Untan
PONTIANAK – Kemampuan koding telah menjadi salah satu literasi dasar yang wajib dikuasai generasi muda di era transformasi digital. Sejalan dengan itu, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura (Untan) Jurusan Informatika mengembangkan sebuah platform Kodingmu. Platform tersebut dirancang untuk membuat proses belajar pemrograman menjadi lebih interaktif, menyenangkan dan dekat dengan keseharian pelajar.
Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan, memberikan apresiasi kepada Fakultas Teknik Untan khususnya Jurusan Informatika, yang mengembangkan platform edukasi tersebut. Menurutnya, adanya perkembangan teknologi kini telah mengubah paradigma keterampilan abad ini.
“Kemampuan koding bukan lagi keahlian eksklusif, tetapi menjadi literasi fundamental yang dibutuhkan generasi muda. Keterampilan ini membuka peluang karier yang luas sekaligus membentuk pola pikir komputasional, kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah,” ujarnya saat peluncuran platform Kodingmu yang dirangkaikan dengan Tech Talk: Kodingmu bertema ‘Membangun Generasi Cerdas Digital Indonesia’ yang digelar di Theatre 1 Gedung Konferensi Universitas Tanjungpura (UNTAN), Selasa (9/12/2025).
Bahasan menyebut, kehadiran Kodingmu dapat menjadi media pembelajaran digital yang relevan untuk mempercepat pemahaman koding di tingkat sekolah.
“Dengan adanya inovasi seperti Kodingmu, kita berharap lahir lebih banyak talenta digital dari Pontianak yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun global,” katanya.
Bahasan berharap kolaborasi antara pemerintah daerah, universitas, dan lembaga pendidikan dapat terus diperkuat untuk memperluas akses literasi digital bagi seluruh pelajar.
“Membangun generasi cerdas digital bukan hanya tugas sekolah, tetapi tanggung jawab bersama. Dengan sinergi yang baik, Pontianak dapat menjadi kota yang siap menghadapi tantangan era digital,” tutupnya.
Kegiatan Tech Talk ini juga menghadirkan sesi talkshow inspiratif, pengenalan platform Kodingmu, demo koding interaktif hingga booth edukatif. Acara melibatkan partisipasi dari 19 sekolah dasar, 10 sekolah menengah pertama, dan 4 sekolah menengah atas di Kota Pontianak. (prokopim)
Tiga Sekolah di Pontianak Raih Penghargaan Satpen Ramah Disabilitas Nasional
Bunda PAUD Yanieta: Wujud Lingkungan Belajar yang Inklusif
YOGYAKARTA - Tiga sekolah di Kota Pontianak berhasil menerima penghargaan Satuan Pendidikan Ramah Penyandang Disabilitas tingkat nasional. Penghargaan tersebut dianugerahkan kepada TK Global Maju, SDN 56 Pontianak Barat, dan SPNF SKB Kota Pontianak pada Peringatan Hari Disabilitas Internasional di Ballroom Hotel Ramada, Yogyakarta, Rabu (3/12/2025).
Bunda PAUD Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie Kamtono, menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas capaian tersebut. Menurutnya, penghargaan ini menjadi bukti komitmen Kota Pontianak dalam menghadirkan layanan pendidikan yang inklusif dan ramah bagi semua anak, tanpa terkecuali.
“Ini adalah prestasi yang sangat membanggakan. Tiga satuan pendidikan ini telah menunjukkan bahwa lingkungan belajar yang inklusif bukan hanya wacana, tetapi sudah diwujudkan melalui program, fasilitas, serta sikap yang menghargai keberagaman peserta didik,” ujarnya.
Yanieta menambahkan, pencapaian ini juga menjadi motivasi bagi satuan pendidikan lainnya untuk terus meningkatkan kualitas layanan bagi anak berkebutuhan khusus. Ia menggarisbawahi bahwa ekosistem PAUD dan pendidikan dasar di Pontianak harus terus bergerak menuju inklusi total dengan melibatkan pendidik, orang tua, serta masyarakat.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap anak di Pontianak memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak, aman, dan nyaman. Semua pihak harus berperan aktif dalam membangun lingkungan belajar yang ramah disabilitas,” katanya.
Ia berharap, penghargaan tersebut tidak hanya menjadi pengakuan, tetapi juga mendorong pengembangan kebijakan yang lebih kuat dalam mendukung pendidikan inklusif.
“Untuk itu perlu adanya peningkatan kompetensi pendidik melalui pelatihan berkelanjutan, penyediaan sarana prasarana ramah disabilitas, serta penerapan praktik baik di seluruh satuan pendidikan,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Sri Sujiarti, turut memberikan apresiasi atas capaian tersebut. Ia menyebutkan bahwa penghargaan ini selaras dengan upaya Pemerintah Kota Pontianak dalam memperluas akses pendidikan inklusif dan berkelanjutan.
“Penghargaan ini menjadi indikator bahwa satuan pendidikan kita terus berkomitmen memenuhi standar layanan ramah disabilitas. Kami di Disdikbud akan terus memperkuat pendampingan, peningkatan kompetensi guru, serta penyediaan fasilitas yang menunjang kenyamanan semua peserta didik,” jelasnya.
Sri menyatakan, pihaknya akan mendorong lebih banyak satuan pendidikan untuk menerapkan prinsip inklusivitas. Menurutnya, kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan lingkungan belajar yang benar-benar adil bagi semua.
“Kami berharap semakin banyak sekolah yang mengikuti jejak ini. Pendidikan inklusif bukan hanya program, tetapi komitmen jangka panjang untuk membentuk generasi yang saling menghargai,” tutupnya.
Penghargaan bagi tiga satuan pendidikan dari Pontianak tersebut semakin mengukuhkan komitmen dalam memperluas akses pendidikan inklusif dan mewujudkan lingkungan belajar yang lebih adil serta humanis bagi seluruh peserta didik. (*)
Bunda PAUD Ajak Orang Tua Perkuat Dukungan Pendidikan Anak
Sosialisasi Wajib Belajar 13 Tahun di Kecamatan Pontianak Kota
PONTIANAK – Bunda PAUD Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie Kamtono, menekankan pentingnya peran orang tua dalam memastikan terpenuhinya hak pendidikan anak sejak usia dini hingga jenjang menengah pertama. Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan Sosialisasi Wajib Belajar 13 Tahun yang digelar di Aula Kecamatan Pontianak Kota, Selasa (2/12/2025).
Menurutnya, wajib belajar tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah atau pemerintah, tetapi juga membutuhkan kesadaran penuh dari para orang tua untuk mengawal perkembangan pendidikan anak.
“Wajib Belajar 13 Tahun merupakan upaya bersama untuk memastikan seluruh anak mendapatkan pendidikan dasar yang lengkap. Orang tua memiliki peran utama dalam memastikan anak-anak kita tidak putus sekolah dan mendapatkan layanan pendidikan yang layak,” ungkap Yanieta.
Ia menambahkan, masa transisi dari PAUD ke SD dan dari SD ke SMP merupakan periode yang membutuhkan perhatian ekstra. Anak-anak membutuhkan pendampingan yang konsisten, baik dari segi kesiapan mental, karakter, maupun kemampuan akademik.
“Sinergi antara keluarga, sekolah, dan pemerintah menjadi kunci keberhasilan wajib belajar,” tuturnya.
Yanieta juga mendorong para guru dan tenaga pendidik PAUD untuk terus memperkuat literasi dasar, numerasi, dan pembentukan karakter sejak dini. Menurutnya, fondasi pendidikan yang kuat harus dimulai dari PAUD agar anak siap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kegiatan sosialisasi diikuti oleh perwakilan orang tua, kader PAUD, dan tenaga pendidik se-Kecamatan Pontianak Kota. Melalui kegiatan ini, Bunda PAUD berharap seluruh elemen masyarakat semakin memahami pentingnya keberlanjutan pendidikan 13 tahun dan berkomitmen bersama menekan angka putus sekolah di Kota Pontianak.
“Kita ingin memastikan setiap anak di Pontianak tumbuh, belajar, dan berkembang dalam lingkungan pendidikan yang aman dan berkualitas. Dengan kolaborasi semua pihak, saya yakin target Wajib Belajar 13 Tahun dapat kita wujudkan,” pungkasnya. (*)
Bunda PAUD Yanieta Unggulkan Inovasi Jemput dan Bintang PAUD
Bunda PAUD Erlina Apresiasi Pontianak dalam Inovasi PAUD
PONTIANAK - Bunda PAUD Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Erlina Ria Norsan dan jajarannya melakukan kunjungan ke PAUD PKK Percontohan Kota Pontianak yang berlokasi di Komplek SD Pertiwi, Selasa (2/12/2025).
Bunda PAUD Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie Kamtono mengatakan, kunjungan Bunda PAUD Provinsi Kalbar menjadi momentum penguatan komitmen bersama dalam peningkatan layanan PAUD di Kota Pontianak. Ia menyampaikan apresiasi atas kehadiran Bunda PAUD Provinsi Kalbar. Menurutnya, kunjungan tersebut membawa energi positif bagi para pendidik dan pengelola PAUD.
“Kehadiran Bunda memberi semangat baru bagi kami untuk terus meningkatkan layanan PAUD yang berkualitas. Ini menjadi kehormatan dan motivasi besar bagi seluruh pendidik serta orang tua,” ujarnya.
Yanieta memaparkan, saat ini Kota Pontianak memiliki 292 lembaga PAUD yang terdiri atas 137 Kelompok Bermain (KB), 3 SPS, 127 Taman Kanak-kanak (TK), 17 PKBM, 7 Tempat Penitipan Anak (TPA), dan 1 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).
“Sementara jumlah pendidik PAUD berdasarkan Dapodik per April 2025 tercatat 633 orang, terdiri dari 599 pendidik PAUD mandiri dan 34 pendidik PAUD PKK,” katanya.
Ia menegaskan bahwa Pengurus Bunda PAUD Kota Pontianak terus mendorong hadirnya layanan PAUD yang ramah anak, aman, inklusif, serta sejalan dengan kebijakan Merdeka Belajar dan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.
“PAUD PKK Percontohan ini menjadi salah satu model praktik baik yang terus dikembangkan,” tuturnya.
Yanieta memaparkan dua inovasi strategis yang tengah dijalankan untuk menjawab tantangan akses dan kualitas PAUD. Pertama, Inovasi Jelajahi, Masukkan, Tuntaskan (Jemput) PAUD. Program ini merupakan bentuk komitmen mendukung wajib belajar 13 tahun. Melalui kolaborasi kader PKK, dasawisma, RT, dan RW, pendataan dilakukan secara langsung ke rumah warga.
“Anak usia PAUD yang belum sekolah diajak dan dimasukkan ke satuan PAUD terdekat, serta dipastikan mengikuti pembelajaran hingga siap masuk SD,” jelasnya.
Kedua, Inovasi Bimbingan Intensif Tenaga Ajar Non Gelar (Bintang) PAUD. Program ini menyasar pendidik PAUD yang belum memiliki gelar sarjana linier. Pelatihan intensif diberikan guna meningkatkan kompetensi, dan sertifikatnya dapat diakui melalui skema Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) sebagai konversi SKS ketika melanjutkan pendidikan ke jenjang S1.
“Ini cara kami memuliakan guru PAUD dan meningkatkan kualitas pembelajaran,” terangnya.
Menurutnya, kualitas PAUD ditopang oleh tiga elemen utama, yaitu guru yang berkualitas, orang tua yang terlibat aktif dan lingkungan belajar yang kaya stimulasi.
“Karena itu, semua inovasi diarahkan untuk memperkuat ketiga aspek tersebut,” imbuhnya.
Bunda PAUD Provinsi Kalbar Erlina Ria Norsan menyampaikan apresiasinya terhadap berbagai upaya yang telah dilakukan Kota Pontianak dalam memperkuat layanan pendidikan anak usia dini. Ia menilai komitmen dan inovasi yang dijalankan, termasuk Jemput PAUD dan Bintang PAUD, merupakan langkah strategis yang patut dijadikan contoh bagi daerah lain.
“Saya melihat Kota Pontianak sangat serius membangun fondasi pendidikan sejak usia dini. Program-program yang dijalankan bukan hanya relevan, tetapi juga menyentuh kebutuhan dasar masyarakat,” ucapnya.
Menurutnya, keberhasilan PAUD tidak hanya bergantung pada lembaga pendidikan, tetapi juga sinergi antara pemerintah, pendidik, orang tua dan masyarakat. Ia menekankan bahwa kolaborasi harus menjadi roh utama dalam pengembangan PAUD di setiap daerah.
“Anak-anak kita membutuhkan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan penuh stimulasi. Ini hanya bisa diwujudkan jika semua pihak bergerak bersama,” tutupnya. (*)