,
menampilkan: hasil
Dorong Bujang Dare Pontianak Tanamkan Cinta Budaya kepada Masyarakat
PONTIANAK – Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak Zulkarnain berpesan agar Bujang dan Dare Kota Pontianak yang terpilih nanti untuk fokus menanamkan rasa cinta budaya kepada anak muda. Ia menilai, kemajuan teknologi harus selaras dengan pertumbuhan budaya lokal.
“Kami harap mereka bisa menjadi duta daerah yang memberikan informasi kepada masyarakat tentang budaya, kita melihat di Kota Pontianak kebudayaan tergerus zaman,” ungkapnya, usai menerima Finalis Bujang Dare Kota Pontianak 2024 di Kantor Wali Kota, Selasa (30/7/2024).
Perkembangan zaman mendatangkan berbagai tantangan. Salah satunya, kata Zulkarnain, adalah kurangnya adab menghargai sesama. Oleh sebab itulah ia ingin, agenda kebudayaan harus terus ada untuk memaknai warisan budaya orang tua terdahulu.
“Budaya Kota Pontianak seperti besaprah, musik tanjidor dan lainnya, di sana kita belajar menghargai sesama terutama orang tua, bahwa segalanya harus harmonis dan sesuai tata krama,” papar Pj Sekda.
Zulkarnain mengingatkan agar para finalis jangan berani-berani mendekati benda terlarang, seperti narkoba, miras hingga judi dalam bentuk apapun. Bahkan ia berharap, para finalis mampu menjaga lingkungan terdekatnya agar tidak terjerumus kepada hal negatif.
“Duta daerah memiliki peran yang sangat krusial dalam memperkenalkan potensi dan keunggulan daerah kita ke tingkat nasional maupun internasional. Kami berharap bahwa setiap duta yang terpilih dapat menjadi jembatan yang efektif untuk menyampaikan visi dan misi pembangunan daerah serta menjalin kerjasama yang saling menguntungkan,” harapnya.
Zulkarnain menyampaikan apresiasinya atas dedikasi dan komitmen para Finalis Bujang dan Dare yang telah terpilih. Ia yakin dengan semangat dan kreativitas dapat menghadapi berbagai tantangan dan menciptakan peluang baru untuk kemajuan wilayah.
“Agar kolaborasi antara pemerintah, duta daerah, dan masyarakat dapat terus ditingkatkan demi mencapai tujuan bersama dalam pembangunan daerah yang lebih baik,” imbuhnya.
Bujang Dare Pontianak merupakan kesempatan bagi para pemuda untuk menunjukkan bakat dan kemampuan mereka, sekaligus menjadi duta yang mengangkat nama baik kota. Dalam kompetisi tahun ini, para peserta menghadapi berbagai tahap penilaian yang mencakup aspek pengetahuan umum, keterampilan berbicara di depan umum, serta pemahaman tentang budaya dan sejarah lokal. Seleksi ini bertujuan untuk memilih individu yang tidak hanya memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. (kominfo)
Lewat Tari Gasing, Pontianak Juara III Festival Seni Budaya Nusantara
Berkesempatan Perform di Kyoto Jepang
BALIKPAPAN - Tari Gasing yang tampil pada Festival Seni Budaya Nusantara di Rakernas XVII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) sukses merebut juara ketiga. Keberhasilan ini mengantarkan para penari Kota Pontianak mendapat kesempatan untuk tampil di Kyoto Jepang mendatang. Pada Festival Seni Budaya Nusantara di Balikpapan, Kota Pontianak mengirimkan para penari untuk berlaga menampilkan Tari Gasing.
Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengatakan, keberhasilan yang telah dicapai ini sebagai sebuah kebanggaan bagi masyarakat Kota Pontianak. Menurutnya, keikutsertaan Tari Gasing dari Kota Pontianak dalam festival seni ini tidak hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga sebagai wujud untuk memperkenalkan keindahan seni budaya yang ada di Pontianak kepada seluruh masyarakat Indonesia.
“Tari Gasing merupakan bagian dari kekayaan seni tradisional Indonesia yang harus tetap dijaga dan dilestarikan,” ujarnya, Kamis (6/6/2024).
Ani Sofian juga mengatakan pentingnya pelestarian seni budaya tradisional sebagai bagian dari identitas dan jati diri suatu daerah. Keberhasilan Tari Gasing meraih juara ketiga ini menjadi penyemangat untuk terus melestarikan dan mengembangkan seni tradisional.
“Tidak hanya terjaga di Kota Pontianak, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia,” ucapnya.
Festival Seni Budaya Nusantara pada Rakernas XVII APEKSI di Balikpapan ini menjadi ajang yang mempertemukan berbagai seni budaya dari seluruh penjuru Indonesia. Keberhasilan Tari Gasing dari Kota Pontianak menunjukkan bahwa seni tradisional masih mempunyai tempat yang penting dalam perhelatan seni budaya nasional.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan menjadi bagian dari perjalanan prestasi Tari Gasing ini. Semoga keberhasilan ini dapat memotivasi generasi muda untuk tetap mencintai dan melestarikan seni budaya tradisional Indonesia,” kata Ani Sofian.
PIC Tari Gasing Wasis Utami Hidayati menyatakan rasa kebanggaan tim yang dipimpinnya ini karena mengukir prestasi di tingkat nasional. Tari Gasing menjadi persembahan Kota Pontianak untuk tampil pada Festival Seni Budaya Nusantara di Balikpapan.
“Alhamdulillah dengan hasil yang membanggakan ini, para penari kami berkesempatan untuk perform di Kyoto Jepang,” ucapnya.
Wasis menerangkan sinopsis tari tersebut, bahwa gasing dalam permainan rakyat yang ada Kota Pontianak, Kalimantan Barat dipercayai memiliki roh dan nyawa leluhur yang berkaitan erat dengan turunnya benih padi di dunia. Hal ini membuat gasing memiliki nilai sakral sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa pada saat pesta panen raya padi.
“Eksplorasi ragam gerak berbalut iringan musik, mempresentasikan kearifan lokal tradisi melalui tutur lisan masyarakatnya akan harapan dan nilai kehidupan manusia di masa kini,” pungkasnya. (prokopim/kominfo)
Pontianak Suguhkan Budaya Melayu di Karnaval APEKSI
Karnaval Budaya Nusantara APEKSI Tingkatkan Keharmonisan Antar Daerah
BALIKPAPAN - Penampilan peserta dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dalam Karnaval Budaya Nusantara Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) menyita perhatian para penonton di BSCC Dome Balikpapan, Rabu (5/6/2024) malam. Diawali peserta yang mengenakan kostum berornamen Tugu Khatulistiwa, dan diikuti para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mengenakan pakaian adat Melayu Pontianak, baju kurung dan telok belanga’ serta Tarian Jepin oleh penari mewarnai parade Kontingen Pontianak.
Saat peserta melintasi stage di hadapan tamu undangan, Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian beserta istri, Anita Ani Sofian turun dari panggung undangan untuk berfoto bersama rombongan karnaval. Dirinya berharap melalui keikutsertaan Kota Pontianak dalam Karnaval Budaya Nusantara APEKSI di Balikpapan ini dapat memperkuat tali persaudaraan antar daerah serta memperkuat keberagaman budaya Nusantara.
"Karnaval Budaya yang diikuti daerah-daerah dari berbagai penjuru nusantara menunjukkan kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki oleh setiap kota termasuk Kota Pontianak,” ujarnya
Selain itu, Ani Sofian berharap keikutsertaan ini juga dapat mempererat hubungan dengan daerah lain serta membangun keharmonisan antar daerah di Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kerukunan dan persatuan antar daerah di tengah perbedaan budaya yang ada.
“Melalui partisipasi dalam acara budaya seperti Karnaval Budaya Nusantara APEKSI ini diharapkan masyarakat dapat semakin memahami dan menghargai keberagaman yang ada di Indonesia,” pungkasnya.
Karnaval Budaya Nusantara merupakan rangkaian dari Rakernas XVII APEKSI. Berbagai kota ikut berpartisipasi dengan kekhasan daerah asalnya yang memperlihatkan keindahan dan keragaman budaya Nusantara. Acara ini diharapkan dapat menjadi ajang untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia melalui keberagaman budaya yang dimiliki. (prokopim/kominfo)
Tari Gasing dari Pontianak Pukau Peserta APEKSI di Balikpapan
PONTIANAK - Suguhan Tari Gasing yang ditampilkan para penari dari Kota Pontianak menyita perhatian para peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) pada gelaran Festival Seni Budaya Nusantara di Halaman BSCC Dome Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (4/6/2024).
Penampilan Tari Gasing membawa pesan keindahan dan keunikannya kepada para penonton yang dihadiri oleh seluruh pemerintah kota se-Indonesia. Peserta Rakernas dan tamu undangan terkesima oleh kepiawaian penari Tari Gasing dalam menyajikan gerakan-gerakan yang menggambarkan kejayaan tradisi serta nilai-nilai kultural yang ada di Kota Pontianak. Intan (35), satu di antara penonton mengungkapkan kekagumannya pada Tari Gasing yang disuguhkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Menurutnya, tarian tersebut merefleksikan kearifan lokal berupa permainan tradisional yakni gasing, yang dikemas dalam sebuah karya seni tari.
“Penampilan Tari Gasing dari Kota Pontianak benar-benar memukau. Ini memperlihatkan betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia. Semoga festival seperti ini dapat terus dilakukan untuk memperkenalkan keindahan budaya nusantara kepada masyarakat luas," ujarnya.
Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian menuturkan Festival Budaya Nusantara yang merupakan rangkaian dari Rakernas XVII APEKSI di Balikpapan menjadi momentum bagi Kota Pontianak dalam mempromosikan dan melestarikan warisan budaya lokal, khususnya yang ada di Kota Pontianak.
“Ini sebagai bentuk pelestarian budaya dan kearifan lokal, yang pada akhirnya akan mendukung upaya memperkuat identitas budaya bangsa serta menghidupkan kembali nilai-nilai tradisional yang mengakar di Pontianak,” ungkapnya saat hadir menyaksikan penampilan tarian dari kota berjuluk Khatulistiwa.
Ia menambahkan, festival budaya nusantara yang dirangkaikan dengan Rakernas XVII APEKSI di Balikpapan menjadi sebuah kesempatan bagi daerah masing-masing untuk menampilkan keindahan budaya Nusantara yang kaya akan keanekaragaman seni.
“Kita merasa sangat bangga dapat mempersembahkan Tari Gasing dari Kota Pontianak dalam kesempatan ini. Semoga melalui seni budaya, kita bisa lebih mengenali dan melestarikan kekayaan budaya Nusantara yang luar biasa," tuturnya.
PIC Tari Gasing Wasis Utami Hidayati menjelaskan sinopsis tari tersebut, bahwa gasing dalam permainan rakyat yang ada Kota Pontianak, Kalimantan Barat dipercayai memiliki roh dan nyawa leluhur yang berkaitan erat dengan turunnya benih padi di dunia. Hal ini membuat gasing memiliki nilai sakral sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa pada saat pesta panen raya padi.
“Eksplorasi ragam gerak berbalut iringan musik, mempresentasikan kearifan lokal tradisi melalui tutur lisan masyarakatnya akan harapan dan nilai kehidupan manusia di masa kini,” pungkasnya. (prokopim/kominfo)