,
menampilkan: hasil
Majlis Daerah Tuaran Sabah Terpikat Pesona Pontianak dari Medsos
Lawatan Persahabatan Pemerintah Sabah ke Pemkot Pontianak
PONTIANAK – Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menerima kunjungan Pegawai Eksekutif Majlis Daerah Tuaran, Sabah Malaysia di Kantor Wali Kota, Senin (20/11/2023). Saat tiba di kota berjuluk Khatulistiwa ini, rombongan sempat mengitari sudut kota sambil menikmati kuliner khas Pontianak. Pegawai Eksekutif Majlis Daerah Tuaran, Jamlin bin Ladin mengungkapkan, pihaknya tertarik berkunjung ke kota ini karena melihat keindahan dan kekayaan kulinernya.
"Ternyata semua cita rasa seluruh Indonesia ada di sini ya," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan hangat dari Wali Kota Pontianak beserta jajaran Pemkot Pontianak atas lawatan mereka. Dirinya bersama rombongan sangat terkesan dengan sambutan yang diberikan dan hal ini menjadi awal mula untuk terus mempererat hubungan persahabatan antar kedua kota atau negara.
"Semoga ada kerjasama yang bisa terjalin di antara dua daerah dan dua negara ini," ungkapnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan, lawatan ini merupakan kunjungan persahabatan antar kedua daerah. Melalui lawatan ini, ia berharap banyak manfaat yang diperoleh antara kedua kota.
“Bertukar informasi kota ini. Mudah-mudahan mendatangkan kesan, karena melihat keindahan Kota Pontianak dari media sosial,” ucapnya.
Kerjasama dua wilayah ini juga menandakan hubungan baik antara dua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia. Sebagai ibu kota provinsi yang berbatasan langsung dengan negara lain, Kota Pontianak menjadi pintu gerbang kerjasama. Edi menerangkan, Kota Pontianak juga ikut mengambil ilmu dari Sabah, Malaysia.
“Baik dari tata kota, perekonomian hingga sosial. Karena kedua wilayah ini sebetulnya berada di rumpun yang sama. Hanya saja dibatasi administrasi,” katanya.
Perbedaan negara tidak menyurutkan semangat dari Pontianak dan Sabah untuk menjalin hubungan baik. Pembangunan Kota Pontianak sejauh ini memberi contoh bagi Pemerintah Sabah dalam menjalankan roda pemerintahan.
Datang dengan satu unit bus, rombongan Pemerintah Sabah berencana akan mendatangi beberapa titik wisata di Kota Pontianak. Seperti Istana Kesultanan Kadriah, Tugu Khatulistiwa hingga menikmati suguhan pemandangan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia.
“Selamat datang di Pontianak, Indonesia. Kota Khatulistiwa, kota bersinar di tepi barat Kalimantan,” paparnya. (kominfo/prokopim)
Radio Televisi Malaysia dan Brunei Darussalam Ungkapkan Kekaguman pada Pontianak
Jamuan Makan Malam Bermukun Tiga Negara
PONTIANAK - Rombongan Delegasi Radio Televisi Malaysia (RTM) dan Radio Televisi Brunei Darussalam (RTB) mendapat sambutan hangat dari Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono pada acara jamuan makan malam di aula kediaman dinasnya, Minggu (12/11/2023). Bersama rombongan juga hadir jajaran Lembaga Penyiaran Pemerintah (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI).
Edi mengatakan bahwa selama ini hubungan bilateral tiga negara serumpun Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam sudah sangat baik bahkan karena berada di satu daratan maka semua masyarakatnya memiliki kesamaan. Ia mengucapkan selamat datang di Kota Pontianak karena ibukota Provinsi Kalbar ini memiliki banyak banyak kuliner khas yang selalu diminati tamu yang datang. Tidak hanya itu, Pontianak juga dilewati Garis Khatulistiwa sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak setiap tahunnya menggelar event Kulminasi Matahari untuk memperkenalkan kepada dunia keistimewaan yang dimiliki kota ini.
"Pontianak ini kami kemas juga dengan Pesona Kulminasi, jadi setiap bulan Maret dan September pada pukul mendekati 12 siang, kita bisa berdiri tanpa bayangan karena saat momen itu bumi tepat berada di Garis Khatulistiwa," tuturnya.
Pada kesempatan itu, Edi juga mengaku bahwa kini RRI sudah bertransformasi ke digital sehingga mampu menarik minat publik untuk tetap menikmati beragam program siaran dan hiburan, tidak hanya dalam format audio tetapi juga sudah merambah pada visual melalui streaming. Kedatangan delegasi dari RTM dan RTB di Kota Pontianak ini dinilai sebagai bagian dari upaya untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Kunjungan ini dapat menjadi momentum yang penting dalam membangun kerjasama yang lebih baik antara pihak-pihak terkait.
“Misalnya menjalin kerjasama di bidang pertukaran teknologi dan informasi, pertukaran program acara televisi dan radio, serta kolaborasi dalam bidang seni dan budaya,” imbuhnya.
Ketua Rombongan RTM Wan Azhan bin Haji Wan Hamat menyampaikan kekagumannya terhadap Kota Pontianak. Baginya, berada di Kota Pontianak terasa seperti kota atau daerah yang ada di Malaysia sebab ia bisa merasakan begitu dekat dengan masyarakat Pontianak yang memiliki keramahan dan santun
"Kotenye kami rase Malaysia sangat dekat dengan penduduk Pontianak yang ramah dan baik, Pontianak sungguh cantik, aman dan menarik," katanya dengan logat Malaysia.
Azwan bersama rombongan sempat berwisata di Kota Pontianak. Menikmati suasana Kota Pontianak memberikan pengalaman serta kenangan yang tak terlupakan. Dalam kegiatan Bermukun Tiga Negara ini RTM diwakili tiga RTM mulai dari Sarawak FM, Labuan dan RTM Sabah.
Senada, Ketua Rombongan RTB Muhammad Alim bin Sani mengungkapkan ketertarikannya pada Pontianak yang dinilainya tidak jauh berbeda dengan budaya yang ada di Brunei Darussalam maupun Malaysia. Ia juga menginginkan agar ikatan silaturahmi berlangsung dan berlanjut sesuai pula dengan tema Bermukun kali ini yakni Seirama dan Selamanya.
“RRI sudah menjadi bagian keluarga besar dari RTB apalagi selama ini jalinan kerja sama dan silaturahmi terus dipererat,” ungkapnya.
Kepala LPP RRI Pontianak Abdul Harris Mataliti menjelaskan Bermukun menjadi bagian dari upaya untuk melestarikan budaya yang dimiliki masing masing negara. Tidak hanya itu dalam kegiatan ini juga bisa mempelajari lebih jauh bagaimana upaya untuk melestarikan dan menjaga budaya yang ada.
"Kita bisa bersama sama belajar bagaimana khasnya budaya masing masing negara, ini juga bagian darah pelestarian budaya agar tetap ada,” sebutnya. (prokopim)
Bahasa Melayu Pontianak, Kain Kalengkang dan Arsitektur Masjid Jami Resmi Jadi WBTb
Wali Kota Ajak Warga Konsisten Lestarikan Adat Budaya Kota Pontianak
PONTIANAK – Di tahun 2023, tiga jenis warisan budaya Pontianak resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. Ketiga WBTb, tersebut adalah Bahasa Melayu Pontianak, Kain Kalengkang Pontianak dan Arsitektur Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman. Ketiga warisan budaya ini semakin melengkapi sederet WBTb yang sudah dimiliki Kota Pontianak sebelumnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, kian bertambahnya budaya-budaya Kota Pontianak sebagai WBTb merupakan sebuah kebanggaan bagi seluruh masyarakat Pontianak. Ia menilai deretan budaya yang ditetapkan sebagai WBTb tersebut membuktikan bahwa Pontianak kaya dengan khasanah budayanya.
"Artinya, masyarakat konsisten untuk ikut melestarikan budaya-budaya yang ada di Pontianak sehingga tetap lestari hingga kini dan tak lekang oleh waktu," ujarnya, Jumat (3/11/2023).
Ia berharap dengan ditetapkannya ketiga jenis warisan budaya tersebut sebagai WBTb menjadi semangat dalam melestarikan budaya yang dimiliki Pontianak. Edi juga mengajak masyarakat tetap melestarikannya sehingga generasi mendatang masih bisa melihat kekayaan budaya yang dimiliki Kota Pontianak.
"Budaya adalah aset yang tak ternilai karenanya sudah semestinya kita sama-sama menjaga dan melestarikannya," tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak Sri Sujiarti menerangkan, tiga dari beberapa jenis warisan budaya tak benda itu sebelumnya diusulkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak.
"Alhamdulillah tiga usulan dari kita sudah resmi ditetapkan sebagai WBTB milik Kota Pontianak," ungkapnya.
Ia berharap dengan ditetapkannya tiga WBTb ini menjadi motivasi bagi masyarakat untuk turut melestarikan budaya yang ada di Kota Pontianak. Sebagai upaya pelestarian budaya, pihaknya juga melakukan pembinaan dan sosialisasi, terutama di kalangan pelajar. Misalnya dengan menggelar festival seni dan budaya maupun berbagai perlombaan setiap tahunnya. Hal itu sebagai wujud tanggung jawab moral dan kepedulian terhadap nilai kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di Kota Pontianak serta meningkatkan silaturahmi yang baik di kalangan generasi muda.
“Agar mereka mengenal, memahami dan bangga dengan budaya lokal,” sebutnya. (prokopim/kominfo)
Nadhira Juarai Lomba Berceloteh Bahasa Melayu
Bahasa Melayu Pontianak, Kain Kalengkang dan Arsitektur Masjid Jami Resmi Ditetapkan sebagai WBTB 2023
PONTIANAK – Para pemenang lomba berceloteh bahasa melayu dan lomba tundang yang digelar oleh UPT Pusat Iptek dan Bahasa Kota Pontianak, September lalu, telah diumumkan. Untuk lomba berceloteh bahasa melayu, juara satu diraih oleh Nadhira Syakila Anjani dari SDN 16 Pontianak Utara. Sedangkan lomba tundang dimenangkan oleh grup musik MAN 1 Pontianak.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Sri Sujiarti menyampaikan ungkapan selamat kepada pemenang. Ia mengatakan agenda lomba ini bertujuan untuk melestarikan budaya Pontianak sejak dini.
"Adik-adik peserta didik harus memahami bahasa daerahnya, baju daerah sampai budaya khas Kota Pontianak lainnya. Kekayaan itu harus dijaga sejak dini dengan mengenalkannya," ujarnya usai menyerahkan hadiah serta menutup kegiatan secara resmi, di Hotel Borneo Jalan Merdeka, Jumat (3/11/2023).
Lomba berceloteh bahasa melayu diikuti peserta didik dari seluruh SD Negeri dan swasta se-Kota Pontianak untuk selanjutnya diseleksi melalui online. Delapan finalis kemudian dipilih untuk tampil di Gedung PCC, September lalu. Untuk lomba tundang diikuti seluruh SMP Negeri dan swasta sampai SMA Negeri dan swasta se-Kota Pontianak. Sri berharap, kedepannya acara serupa dapat terlaksana lebih meriah.
"Semoga tahun selanjutnya bisa lebih meriah karena untuk menancapkan rasa bangga terhadap budaya daerah sendiri," ungkapnya.
Kain Kalengkang dan bahasa melayu Pontianak masuk ke dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di tahun 2023 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Selain itu, lanjut Sri, yang juga masuk ke dalam WBTB di tahun ini adalah arsitektur Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman.
"Kain Kalengkang diajukan oleh empat kabupaten/kota lainnya di Kalimantan Barat. Mari warisan yang budaya yang sudah ditetapkan ini kita jaga dengan berbagai cara," tutupnya. (kominfo)