,
menampilkan: hasil
Atraksi Terjun Payung dan Dentuman Meriam Semarak Hari Jadi Pontianak
Wako Edi Kamtono: Pontianak Bersinar, Semangat Masyarakat Majukan Kota
PONTIANAK - Aksi terjun payung yang dilakukan oleh empat penerjun dari Federasi Aerosport Indonesia (Fasida) Kalbar dan atraksi dua unit pesawat tempur dari Lanud Supadio memukau para tamu undangan beserta peserta Tari Jepin Massal yang berjumlah 12 ribu orang pada Puncak Peringatan Hari Jadi ke-252 Pontianak, Senin (23/10/2023). Dentuman meriam karbit secara sambung menyambung dengan bunyi sebanyak 2 kali, 5 kali dan 2 kali menandai usia kota berjuluk Khatulistiwa ini. Puncak Hari Jadi Pontianak kian semarak dengan menari Jepin serentak yang diikuti oleh para pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, jajaran Forkopimda, tamu undangan bersama seluruh peserta Tari Jepin Massal. Tak hanya itu, launching koleksi kain dan fashion show on the street dari Dekranasda Kota Pontianak turut tampil mewarnai Hari Jadi ke-252 Pontianak.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, peringatan Hari Jadi ke-252 Pontianak tahun ini mengusung tema Pontianak Bersinar Harmonis dan Tangguh. Bersinar selain bermakna Bersih Sehat Aman Indah dan Ramah, juga merepresentasikan Pontianak sebagai kota yang dilewati Garis Khatulistiwa dan selalu disinari oleh matahari.
"Mudah-mudahan ini menjadi semangat bagi seluruh masyarakat untuk bersama-sama memajukan Kota Pontianak," ujarnya.
Ia menambahkan, Pemkot Pontianak terus berkomitmen untuk menjadikan kota yang nyaman bagi warganya. Kota Pontianak juga merupakan kota dengan penduduk yang harmonis, kota yang terdiri dari berbagai etnis menjadi kekuatan dan modal yang besar saling bersinergi dan berkontribusi aktif dalam melaksanakan pembangunan. Kolaborasi dan sinergisitas serta kerja sama ini mengantarkan Pontianak meraih keberhasilan di berbagai bidang. Capaian-capaian itu bisa terlihat dalam rilis Badan Pusat Statistik, yang mana Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pontianak sudah 80,4 persen dan nilai ini tertinggi di Kalbar serta di atas rerata nasional.
"Jadi IPM ini adalah tolok ukur kemajuan suatu daerah dan negara karena disitu ada tiga unsur utama yaitu pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat atau kesejahteraan masyarakat Kota Pontianak semakin meningkat," imbuh Edi.
Pandemi Covid-19 adalah rintangan pertama ketika mengawali pemerintahan, disambut dengan persoalan yang lain, di antaranya pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, perekonomian serta sosial. Tetapi segalanya berhasil dilewati dengan baik bahkan tetap menoreh berbagai penghargaan.
"Saya mengapresiasi jajaran Pemkot Pontianak yang telah mendedikasikan tenaga dan waktunya untuk melayani masyarakat Kota Pontianak, sehingga kita mampu menoreh bermacam pencapaian, serta melampaui target RPJMD 2020-2024," ucapnya.
Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar Harisson menyampaikan apresiasinya terhadap pembangunan yang dicapai Pemkot Pontianak. Menjelang musim pemilu beberapa waktu mendatang, kepada warga Kota Pontianak, ia berpesan untuk menjaga kondusifitas menghadapi pesta demokrasi.
"Jangan sampai karena beda pilihan kita jadi musuh-musuhan di lapangan," katanya.
Sebagai ibu kota provinsi, Pontianak memegang peranan penting dalam kemajuan Kalbar. Menurut Harisson, wilayah dengan julukan Kota Khatulistiwa ini harus memberikan contoh terhadap 13 kabupaten/kota lainnya di Kalbar.
"Selamat Hari Jadi ke-252 Pontianak, semoga semakin bersinar, harmonis dan tangguh," tutupnya. (prokopim/kominfo)
Susuri Sungai Kapuas Napak Tilas Kenang Sejarah Berdirinya Pontianak
Kapal Wisata dan Sampan Hias Semarakan Hari Jadi Pontianak 252
PONTIANAK - Iring-iringan tujuh kapal wisata dan 12 sampan dengan hiasan dan ornamen khas Melayu Pontianak menyusuri Sungai Kapuas, Minggu (22/10/2023). Perjalanan napak tilas mengenang sejarah awal berdirinya Pontianak dimulai dari dermaga Istana Kadriyah Kesultanan Pontianak menyusuri Sungai Kapuas menuju Makam Kesultanan Pontianak di Batulayang. Sultan Pontianak IX Syarif Machmud Melvin Alkadrie bersama Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono serta sejumlah raja se-Nusantara hingga negeri jiran turut serta dalam rombongan Karnaval Air yang digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-252 Pontianak.
Sultan Pontianak IX Syarif Machmud Melvin Alkadrie menerangkan, Karnaval Air yang digelar rutin setiap tahun oleh Kesultanan Pontianak dalam rangka memperingati hari awal berdirinya Pontianak pada 252 tahun silam. Napak tilas bermula dari Istana Kadriyah menyusuri Sungai Kapuas hingga Makam Kesultanan Pontianak Batulayang.
"Sungai Kapuas tidak terlepas dari sejarah berdirinya Pontianak, kita ingin mengajak semua yang hadir pada karnaval ini untuk mengenang sejarah para leluhur terdahulu yang telah berjasa mendirikan Pontianak," ungkap Sultan.
Dalam momentum usia yang ke-252 ini, Sultan Pontianak IX berharap Kota Pontianak lebih maju dan masyarakatnya juga sejahtera. Untuk itu, dia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan, ketertiban dan ketentraman.
"Apalagi sekarang sudah mulai memasuki tahun-tahun politik, oleh sebab itu mari kita jaga kebersamaan ini supaya Pontianak tetap aman dan damai," harapnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mendukung karnaval susur sungai ini sebagai bagian dari mengenang sejarah cikal bakal Pontianak yang telah berusia 252 tahun. Istimewanya, napak tilas lewat karnaval susur sungai tahun ini dihadiri raja-raja se-Nusantara hingga dari Malaysia.
"Mudah-mudahan agenda ini tidak semata ritual religi atau napak tilas, tetapi bisa dikemas sebagai bagian dari agenda wisata sejarah yang menarik bagi yang mengikutinya," ucapnya.
Menurutnya, karnaval air ini juga sebagai wujud pelestarian budaya dan sejarah. Untuk menjadi bagian dari destinasi atau kalender pariwisata, karnaval air ini bisa dikemas dengan bentuk kreativitas dan inovasi yang menarik.
"Sehingga tidak hanya melibatkan masyarakat Pontianak saja tetapi juga tamu-tamu dari luar Kota Pontianak," pungkasnya. (prokopim)
Seni dan Budaya Melayu Semarakkan Festival Kampung Caping
PONTIANAK - Hentak kaki para penari dari Sanggar Kijang Berantai mengikuti alunan irama musik membuat suasana Festival Kampung Caping di Rumah Budaya Kampung Bangka begitu semarak. Festival yang digelar dalam rangka menyemarakkan Hari Jadi ke-252 Pontianak ini kian semarak dengan penampilan peragaan Busana Melayu dan Kreasi Corak Insang yang ditampilkan oleh Bujang Dare Pontianak, Mister Kalbar dan Putri Hijab Kalbar. Tak ketinggalan pula penampilan berbagai kesenian dan budaya Melayu, mulai dari penampilan musik tanjidor dari Tanjidor Sumber Rezeki hingga Pantun Melayu yang dibawakan Bang Agus Muare dan Bang Muiz dari Serumpun Berpantun. Kehangatan festival kian tergambar dengan makan besaprah, menjadikan suasana festival kaya dengan khasanah budaya.
Ketua TP PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie mengapresiasi Festival Kampung Caping yang terwujud atas inisiasi komunitas lintas sektor di Kota Pontianak ini. Ikut menambah semarak perayaan Hari Jadi ke-252 Pontianak 23 Oktober mendatang. Yennie, sapaan akrabnya, menyambut baik setiap upaya kolektif menjaga budaya.
“Mengenalkan kepada masyarakat bahwa di Kampung Caping disuguhkan Rumah Budaya Hj Salmah. Ada kuliner khas Melayu sehingga masyarakat tahu bahwa alas seserahan beserta (makan besaprah) ini merupakan makan khas Melayu Pontianak,” ucapnya usai menikmati jamuan makan besaprah di Rumah Budaya Gang Hj Salmah Kelurahan Bansir Laut Kecamatan Pontianak Tenggara, Rabu (11/10/2023).
Berbagai rangkaian acara dilaksanakan sebagai bentuk meriah menyambut Hari Jadi ke-252 Pontianak oleh Festival Kampung Caping diantaranya ngopi budaya, demo pembuatan kuliner khas Melayu, lomba permainan tradisional dan lain-lain. Masyarakat yang hadir juga akan dimanjakan dengan pameran lukis hasil seniman lukis Kota Pontianak serta UMKM lokal di basement Rumah Budaya Gang Hj Salmah. Yennie mengajak masyarakat untuk hadir meramaikan festival.
“Sehingga makin banyak ekonomi kreatif yang muncul dan bisa memberikan dampak perekonomian khususnya kepada masyarakat Kota Pontianak dan khususnya lagi di Kampung Caping ini,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Alfian, Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat berharap, momentum budaya tidak hanya dilakukan dalam rangka seremonial saja, tetapi sekaligus menanamkan nilai-nilai kearifan lokal pada generasi selanjutnya. Selain menjaga budaya, juga meningkatkan sektor pariwisata Kalbar.
“Jadi terhadap siapapun yang hadir untuk terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya yang ada,” paparnya.
Satu diantara ciri khas Melayu Pontianak adalah berpantun. Alfian ingin, kekuatan itu mampu menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Pontianak. Beberapa pegiat budaya juga sedang mencanangkan ide Pontianak sebagai Kota Pantun di Indonesia bahkan dunia.
“Kami berterima kasih kepada panitia, mudah-mudahan menjadi penyemangat untuk mengembangkan budaya dan wisata di Pontianak maupun Kalbar,” tutupnya. (kominfo)
Bahasa Melayu Menjembatani Tali Silaturahmi
Seminar Internasional Kupas Bahasa Melayu
PONTIANAK - Meski telah banyak penelitian dan berbagai kajian tentang Bahasa Melayu, namun akar sejarah bahasa yang banyak digunakan oleh sebagian masyarakat di tanah air, terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan masih perlu digali secara mendalam. Oleh karenanya, Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat menggelar Seminar Internasional Bahasa dengan mengangkat tema 'Bahasa Melayu : Prasejarah dan Masa Depan' di Balairungsari Rumah Melayu Kalbar, Sabtu (7/10/2023). Dalam seminar ini, juga menghadirkan para ahli bahasa dan sejarah, satu di antaranya Prof Dr James T Collin.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengapresiasi dan mendukung digelarnya seminar yang mendiskusikan prasejarah Bahasa Melayu sebagai pintu wawasan terhadap asal-usulnya dan bagaimana bahasa ini berkembang seiring waktu. Ia berpendapat bahwa memang para pakar terus menggali sejarah dan menemukan titik terang asal muasal bahasa ini sehingga menjadi identitas bangsa. Melalui seminar ini, para peserta semakin mengenal kekayaan budaya dan sejarah yang tertanam dalam struktur Bahasa Melayu, memberikan penghormatan kepada nenek moyang yang mewariskannya kepada generasi saat ini. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang berasal dari daerah atau lokal bisa menjadi penyambung sekaligus mempererat tali silaturahmi yang kuat.
"Oleh sebab itu, bagaimana kita mewujudkan Bahasa Melayu sebagai bahasa yang komunikatif, mudah dimengerti dan bermakna serta berbudaya, artinya menjadi identitas adat istiadat Melayu," ujarnya saat memberikan sambutan pada seminar itu.
Menurutnya, Bahasa Indonesia sejatinya berakar dari bahasa melayu yang disempurnakan. Komunikasi yang baik lewat bahasa ini tentu harus dikembangkan sesuai dengan sastra dan makna dari bahasa itu sendiri.
"Mudah-mudahan melalui seminar ini bisa memberikan sumbangsih dan titik terang tentang asal muasal Bahasa Melayu," ungkapnya.
Di Pontianak, lanjut Edi, baik itu di kawasan pesisir sungai dan wilayah-wilayah komunitas Melayu, masyarakatnya masih menggunakan Bahasa Melayu sangat kental. Penggunaan Bahasa Melayu menjadi bahasa komunikasi masyarakat yang ada di Pontianak.
"Dari bahasa, bisa menjadi suatu komunitas, tidak hanya lingkup lokal tetapi juga internasional. Bahasa juga mencerminkan asal muasal penuturnya," terang dia.
Ketua Panitia Seminar, Nur Iskandar menjelaskan, seminar bahasa yang mengupas Bahasa Melayu ini digelar dalam rangka mewarnai bulan bahasa sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Hari Jadi ke-252 Pontianak yang jatuh pada bulan Oktober.
"Mudah-mudahan Bahasa Melayu yang menjadi alat dan simbol persatuan semakin menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia di tengah globalisasi," terangnya.
Melalui seminar ini, kata dia, menjadi bagian dari kebersamaan untuk memaknai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dengan baselinenya bahasa melayu untuk menjadi bahasa internasional. Melalui seminar bahasa ini pula, pihaknya akan mengusulkan Kota Pontianak sebagai tangan nenek moyang melayu. Sebab menurut hipotesa Prof Dr James T Collin, asal muasal Melayu berasal dari Borneo bagian barat, yang ibukotanya adalah Kota Pontianak.
"Apabila hipotesa ini sah diakui secara akademik, boleh kiranya di bandara, pelabuhan dan sudut-sudut Kota Pontianak terpampang bahwa Kota Pontianak adalah ibukota dari nenek moyangnya Bahasa Melayu," pungkasnya. (prokopim)