,
menampilkan: hasil
Bahasa Melayu Pontianak, Kain Kalengkang dan Arsitektur Masjid Jami Resmi Jadi WBTb
Wali Kota Ajak Warga Konsisten Lestarikan Adat Budaya Kota Pontianak
PONTIANAK – Di tahun 2023, tiga jenis warisan budaya Pontianak resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. Ketiga WBTb, tersebut adalah Bahasa Melayu Pontianak, Kain Kalengkang Pontianak dan Arsitektur Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman. Ketiga warisan budaya ini semakin melengkapi sederet WBTb yang sudah dimiliki Kota Pontianak sebelumnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, kian bertambahnya budaya-budaya Kota Pontianak sebagai WBTb merupakan sebuah kebanggaan bagi seluruh masyarakat Pontianak. Ia menilai deretan budaya yang ditetapkan sebagai WBTb tersebut membuktikan bahwa Pontianak kaya dengan khasanah budayanya.
"Artinya, masyarakat konsisten untuk ikut melestarikan budaya-budaya yang ada di Pontianak sehingga tetap lestari hingga kini dan tak lekang oleh waktu," ujarnya, Jumat (3/11/2023).
Ia berharap dengan ditetapkannya ketiga jenis warisan budaya tersebut sebagai WBTb menjadi semangat dalam melestarikan budaya yang dimiliki Pontianak. Edi juga mengajak masyarakat tetap melestarikannya sehingga generasi mendatang masih bisa melihat kekayaan budaya yang dimiliki Kota Pontianak.
"Budaya adalah aset yang tak ternilai karenanya sudah semestinya kita sama-sama menjaga dan melestarikannya," tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak Sri Sujiarti menerangkan, tiga dari beberapa jenis warisan budaya tak benda itu sebelumnya diusulkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak.
"Alhamdulillah tiga usulan dari kita sudah resmi ditetapkan sebagai WBTB milik Kota Pontianak," ungkapnya.
Ia berharap dengan ditetapkannya tiga WBTb ini menjadi motivasi bagi masyarakat untuk turut melestarikan budaya yang ada di Kota Pontianak. Sebagai upaya pelestarian budaya, pihaknya juga melakukan pembinaan dan sosialisasi, terutama di kalangan pelajar. Misalnya dengan menggelar festival seni dan budaya maupun berbagai perlombaan setiap tahunnya. Hal itu sebagai wujud tanggung jawab moral dan kepedulian terhadap nilai kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang di Kota Pontianak serta meningkatkan silaturahmi yang baik di kalangan generasi muda.
“Agar mereka mengenal, memahami dan bangga dengan budaya lokal,” sebutnya. (prokopim/kominfo)
Nadhira Juarai Lomba Berceloteh Bahasa Melayu
Bahasa Melayu Pontianak, Kain Kalengkang dan Arsitektur Masjid Jami Resmi Ditetapkan sebagai WBTB 2023
PONTIANAK – Para pemenang lomba berceloteh bahasa melayu dan lomba tundang yang digelar oleh UPT Pusat Iptek dan Bahasa Kota Pontianak, September lalu, telah diumumkan. Untuk lomba berceloteh bahasa melayu, juara satu diraih oleh Nadhira Syakila Anjani dari SDN 16 Pontianak Utara. Sedangkan lomba tundang dimenangkan oleh grup musik MAN 1 Pontianak.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Sri Sujiarti menyampaikan ungkapan selamat kepada pemenang. Ia mengatakan agenda lomba ini bertujuan untuk melestarikan budaya Pontianak sejak dini.
"Adik-adik peserta didik harus memahami bahasa daerahnya, baju daerah sampai budaya khas Kota Pontianak lainnya. Kekayaan itu harus dijaga sejak dini dengan mengenalkannya," ujarnya usai menyerahkan hadiah serta menutup kegiatan secara resmi, di Hotel Borneo Jalan Merdeka, Jumat (3/11/2023).
Lomba berceloteh bahasa melayu diikuti peserta didik dari seluruh SD Negeri dan swasta se-Kota Pontianak untuk selanjutnya diseleksi melalui online. Delapan finalis kemudian dipilih untuk tampil di Gedung PCC, September lalu. Untuk lomba tundang diikuti seluruh SMP Negeri dan swasta sampai SMA Negeri dan swasta se-Kota Pontianak. Sri berharap, kedepannya acara serupa dapat terlaksana lebih meriah.
"Semoga tahun selanjutnya bisa lebih meriah karena untuk menancapkan rasa bangga terhadap budaya daerah sendiri," ungkapnya.
Kain Kalengkang dan bahasa melayu Pontianak masuk ke dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di tahun 2023 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Selain itu, lanjut Sri, yang juga masuk ke dalam WBTB di tahun ini adalah arsitektur Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman.
"Kain Kalengkang diajukan oleh empat kabupaten/kota lainnya di Kalimantan Barat. Mari warisan yang budaya yang sudah ditetapkan ini kita jaga dengan berbagai cara," tutupnya. (kominfo)
Atraksi Terjun Payung dan Dentuman Meriam Semarak Hari Jadi Pontianak
Wako Edi Kamtono: Pontianak Bersinar, Semangat Masyarakat Majukan Kota
PONTIANAK - Aksi terjun payung yang dilakukan oleh empat penerjun dari Federasi Aerosport Indonesia (Fasida) Kalbar dan atraksi dua unit pesawat tempur dari Lanud Supadio memukau para tamu undangan beserta peserta Tari Jepin Massal yang berjumlah 12 ribu orang pada Puncak Peringatan Hari Jadi ke-252 Pontianak, Senin (23/10/2023). Dentuman meriam karbit secara sambung menyambung dengan bunyi sebanyak 2 kali, 5 kali dan 2 kali menandai usia kota berjuluk Khatulistiwa ini. Puncak Hari Jadi Pontianak kian semarak dengan menari Jepin serentak yang diikuti oleh para pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, jajaran Forkopimda, tamu undangan bersama seluruh peserta Tari Jepin Massal. Tak hanya itu, launching koleksi kain dan fashion show on the street dari Dekranasda Kota Pontianak turut tampil mewarnai Hari Jadi ke-252 Pontianak.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, peringatan Hari Jadi ke-252 Pontianak tahun ini mengusung tema Pontianak Bersinar Harmonis dan Tangguh. Bersinar selain bermakna Bersih Sehat Aman Indah dan Ramah, juga merepresentasikan Pontianak sebagai kota yang dilewati Garis Khatulistiwa dan selalu disinari oleh matahari.
"Mudah-mudahan ini menjadi semangat bagi seluruh masyarakat untuk bersama-sama memajukan Kota Pontianak," ujarnya.
Ia menambahkan, Pemkot Pontianak terus berkomitmen untuk menjadikan kota yang nyaman bagi warganya. Kota Pontianak juga merupakan kota dengan penduduk yang harmonis, kota yang terdiri dari berbagai etnis menjadi kekuatan dan modal yang besar saling bersinergi dan berkontribusi aktif dalam melaksanakan pembangunan. Kolaborasi dan sinergisitas serta kerja sama ini mengantarkan Pontianak meraih keberhasilan di berbagai bidang. Capaian-capaian itu bisa terlihat dalam rilis Badan Pusat Statistik, yang mana Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pontianak sudah 80,4 persen dan nilai ini tertinggi di Kalbar serta di atas rerata nasional.
"Jadi IPM ini adalah tolok ukur kemajuan suatu daerah dan negara karena disitu ada tiga unsur utama yaitu pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat atau kesejahteraan masyarakat Kota Pontianak semakin meningkat," imbuh Edi.
Pandemi Covid-19 adalah rintangan pertama ketika mengawali pemerintahan, disambut dengan persoalan yang lain, di antaranya pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, perekonomian serta sosial. Tetapi segalanya berhasil dilewati dengan baik bahkan tetap menoreh berbagai penghargaan.
"Saya mengapresiasi jajaran Pemkot Pontianak yang telah mendedikasikan tenaga dan waktunya untuk melayani masyarakat Kota Pontianak, sehingga kita mampu menoreh bermacam pencapaian, serta melampaui target RPJMD 2020-2024," ucapnya.
Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar Harisson menyampaikan apresiasinya terhadap pembangunan yang dicapai Pemkot Pontianak. Menjelang musim pemilu beberapa waktu mendatang, kepada warga Kota Pontianak, ia berpesan untuk menjaga kondusifitas menghadapi pesta demokrasi.
"Jangan sampai karena beda pilihan kita jadi musuh-musuhan di lapangan," katanya.
Sebagai ibu kota provinsi, Pontianak memegang peranan penting dalam kemajuan Kalbar. Menurut Harisson, wilayah dengan julukan Kota Khatulistiwa ini harus memberikan contoh terhadap 13 kabupaten/kota lainnya di Kalbar.
"Selamat Hari Jadi ke-252 Pontianak, semoga semakin bersinar, harmonis dan tangguh," tutupnya. (prokopim/kominfo)
Susuri Sungai Kapuas Napak Tilas Kenang Sejarah Berdirinya Pontianak
Kapal Wisata dan Sampan Hias Semarakan Hari Jadi Pontianak 252
PONTIANAK - Iring-iringan tujuh kapal wisata dan 12 sampan dengan hiasan dan ornamen khas Melayu Pontianak menyusuri Sungai Kapuas, Minggu (22/10/2023). Perjalanan napak tilas mengenang sejarah awal berdirinya Pontianak dimulai dari dermaga Istana Kadriyah Kesultanan Pontianak menyusuri Sungai Kapuas menuju Makam Kesultanan Pontianak di Batulayang. Sultan Pontianak IX Syarif Machmud Melvin Alkadrie bersama Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono serta sejumlah raja se-Nusantara hingga negeri jiran turut serta dalam rombongan Karnaval Air yang digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-252 Pontianak.
Sultan Pontianak IX Syarif Machmud Melvin Alkadrie menerangkan, Karnaval Air yang digelar rutin setiap tahun oleh Kesultanan Pontianak dalam rangka memperingati hari awal berdirinya Pontianak pada 252 tahun silam. Napak tilas bermula dari Istana Kadriyah menyusuri Sungai Kapuas hingga Makam Kesultanan Pontianak Batulayang.
"Sungai Kapuas tidak terlepas dari sejarah berdirinya Pontianak, kita ingin mengajak semua yang hadir pada karnaval ini untuk mengenang sejarah para leluhur terdahulu yang telah berjasa mendirikan Pontianak," ungkap Sultan.
Dalam momentum usia yang ke-252 ini, Sultan Pontianak IX berharap Kota Pontianak lebih maju dan masyarakatnya juga sejahtera. Untuk itu, dia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan, ketertiban dan ketentraman.
"Apalagi sekarang sudah mulai memasuki tahun-tahun politik, oleh sebab itu mari kita jaga kebersamaan ini supaya Pontianak tetap aman dan damai," harapnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mendukung karnaval susur sungai ini sebagai bagian dari mengenang sejarah cikal bakal Pontianak yang telah berusia 252 tahun. Istimewanya, napak tilas lewat karnaval susur sungai tahun ini dihadiri raja-raja se-Nusantara hingga dari Malaysia.
"Mudah-mudahan agenda ini tidak semata ritual religi atau napak tilas, tetapi bisa dikemas sebagai bagian dari agenda wisata sejarah yang menarik bagi yang mengikutinya," ucapnya.
Menurutnya, karnaval air ini juga sebagai wujud pelestarian budaya dan sejarah. Untuk menjadi bagian dari destinasi atau kalender pariwisata, karnaval air ini bisa dikemas dengan bentuk kreativitas dan inovasi yang menarik.
"Sehingga tidak hanya melibatkan masyarakat Pontianak saja tetapi juga tamu-tamu dari luar Kota Pontianak," pungkasnya. (prokopim)