,
menampilkan: hasil
Agus Sebut Kerja Sama BI dan Pemkot Berjalan Sangat Baik
Kenal Pamit Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalbar
PONTIANAK - Agus Chusaini, yang telah menjabat Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) selama tiga tahun, sejak 2020, pindah tugas ke Kantor Pusat BI di Jakarta. Bersama Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalbar yang baru, N.A. Anggini Sari, Agus berpamitan sekaligus memperkenalkan penggantinya kepada Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Ruang VIP Kantor Wali Kota Pontianak, Kamis (26/1/2023).
Agus mengatakan, kerja sama yang terjalin dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak selama ini berjalan sangat baik. Hampir semua program BI mendapat dukungan dari Pemkot Pontianak. Mulai dari pengendalian inflasi, elektronifikasi keuangan yang mana dukungan dari Pemkot Pontianak luar biasa khususnya implementasi penggunaan QRIS di Kota Pontianak. Berkaitan dengan penanganan inflasi, tahun 2022 Pontianak menorehkan prestasi terbaik di Kalimantan dalam pengendalian inflasi. Langkah yang dilakukan oleh Kota Pontianak dinilainya sudah luar biasa.
"Bahkan saya sampaikan bahwa Kota Pontianak ini paling aktif dalam pengendalian inflasi di seluruh Kalbar," ungkapnya.
Keaktifan TPID Kota Pontianak dalam pengendalian inflasi di antaranya rutin menggelar High Level Meeting, sidak pasar terhadap harga dan ketersediaan stok pangan bahkan operasi pasar juga tidak jarang dilakukan. Tinggal sekarang, lanjut Agus, bagaimana maintenance atau menjaga supaya apa yang sudah dilakukan bisa terus dilanjutkan.
"Termasuk pembentukan BUMD pangan dalam rangka memudahkan pengendalian inflasi ke depan," sebutnya.
Ia juga mengapresiasi kegiatan pariwisata di Pontianak dalam mendorong perekonomian, yang mana tugas BI salah satunya menjaga agar pertumbuhan ekonomi berjalan dengan baik. Dorongan terhadap pertumbuhan UMKM juga bagian dari sinergi yang dilakukan Pemkot Pontianak dengan Bank Indonesia.
"Alhamdulillah perekonomian kita setelah pandemi mulai pulih dan bangkit, dan saya ingin sampaikan mungkin Kalbar lebih cepat dari nasional dalam hal pemulihan ekonomi," ucap dia.
Agus mengutarakan kesannya selama bertugas di Pontianak. Baginya Pontianak merupakan kota yang luar biasa, rapi, tertata, menyenangkan dan komunikasi antar instansi dan lembaga yang ada terjalin baik.
"Bisa melakukan kolaborasi, kerja sama dan bersinergi dengan seluruh instansi, baik di pemerintahan daerah, kementerian kelembagaan maupun pelaku industri sehingga kerja kita cukup bagus," tuturnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menerangkan, hampir seluruh Kepala Perwakilan BI hingga sekarang, kolaborasi dan kerja sama yang terjalin dengan Pemkot Pontianak sangat baik. Kerja sama dan kolaborasi ini penting karena hal-hal yang berkaitan dengan perekonomian pembangunan.
"Terutama pengendalian inflasi daerah, peningkatan kualitas UMKM lewat Inkubator Bisnis yang diinisiasi oleh BI, kemudian digitalisasi keuangan seperti transaksi menggunakan QRIS dan cashless," papar Edi.
Selain itu, sinergi Pemkot Pontianak dengan BI melalui TPID Kota Pontianak juga berjalan selaras. BI memberikan masukan terkait langkah dan strategi yang harus dilakukan dalam pengendalian inflasi.
"Kemudian BI juga memiliki peran dalam mensupport BUMN dan BUMD terutama sektor perbankan untuk berkolaborasi dalam mengendalikan inflasi di Kota Pontianak," pungkasnya. (prokopim)
Arahan Jokowi Soal Inflasi, Edi Sebut TPID Rutin Monitoring Harga Bahan Pokok
Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda di Bogor
PONTIANAK - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sejumlah arahan kepada seluruh kepala daerah yang hadir pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forkopimda di Sentul International Convention Center (SICC), Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1/2023). Satu di antaranya berkaitan pengendalian inflasi dan penguatan pertumbuhan ekonomi.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menerangkan, sebagai tindak lanjut arahan Presiden RI, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak terus melakukan monitoring kondisi harga-harga bahan pokok di pasaran sebagai antisipasi terjadinya inflasi. Apalagi tahun 2023 ini kondisi ekonomi dunia belum menentu.
"Langkah-langkah lainnya yang bisa dilakukan adalah menggelar operasi pasar murah," ujarnya.
Selanjutnya, kata Edi, apabila harga bahan kebutuhan pokok tersebut mengalami kenaikan harga yang diakibatkan faktor distribusi, maka dalam hal ini pemerintah akan turun tangan untuk membantu dalam pendistribusiannya.
"Sehingga bahan kebutuhan pokok tersebut harganya tetap stabil hingga di masyarakat," sebutnya.
Dalam mengendalikan inflasi, TPID yang melibatkan unsur dari Pemkot Pontianak, Bank Indonesia, Bulog, Pertamina dan pihak terkait lainnya, melakukan berbagai upaya untuk mengontrol tingkat inflasi agar lebih terkendali. Misalnya dengan melakukan pemantauan di lapangan terhadap ketersediaan stok pangan di gudang dan agen serta pengawasan secara ketat harga kebutuhan pokok di pasar.
"Sehingga harga pangan di pasaran relatif stabil dan komoditas utama juga tersedia," kata Edi.
Sementara itu, faktor-faktor lainnya di luar kewenangan Pemkot Pontianak, misalnya kenaikan harga BBM, tiket pesawat udara, dia berharap unsur-unsur terkait bisa membantu untuk mengendalikan agar lonjakan harga tidak terlalu tinggi.
"Harga tiket pesawat yang tinggi kerap menjadi penyumbang inflasi," sebutnya.
Sebagai catatan, TPID Kota Pontianak dinobatkan sebagai TPID Terbaik Wilayah Kalimantan 2021 pada TPID Awards 2022 lalu. Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi pemerintah pusat kepada TPID dalam pengendalian inflasi di daerah masing-masing. (prokopim)
Soal Rencana Pencabutan Status PPKM, Edi: Angin Segar Bagi Perekonomian
PONTIANAK - Rencana pemerintah pusat untuk mencabut status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ditanggapi Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono sebagai angin segar bagi perekonomian Kota Pontianak. Meski selama ini angka Covid terus menurun, dirinya mengajak masyarakat untuk membiasakan gaya hidup sehat.
“Ekonomi bisa terus naik jika akhirnya masa PPKM dinyatakan usai. Tapi saya tetap mengingatkan warga agar tetap menerapkan gaya hidup sehat, jika mengalami sakit tetap mengenakan masker dan keluar masuk rumah bersih-bersih,” ungkapnya di Kantor Wali Kota, Rabu (28/12/2022).
Edi mengungkapkan sejak awal tahun 2022, aktivitas masyarakat di Kota Pontianak mulai terbilang normal. Hal itu pula yang menambah geliat pertumbuhan ekonomi. Aktivitas perekonomian seperti perdagangan, pameran, event-event dan lainnya sudah bergerak seperti sediakala.
“Dampaknya sangat tinggi, pemulihan ekonomi berlangsung di segala tempat, UMKM kian naik. Kita lihat di mana-mana pelaku usaha justru semakin bertambah usai pandemi. Ini merupakan nilai positif bagi pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak,” paparnya.
Seperti diketahui, tingkat pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak mulai membaik. Menurut data terkini Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di Pontianak menyentuh angka 5,4 persen. Daya beli masyarakat juga mulai membaik.
Meski sempat turun di tahun 2020 akibat pandemi yakni -3,96 persen, pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak yang sebelumnya 4,02 persen di tahun 2019, mulai terjadi kenaikan di tahun 2021 menyentuh angka 4,60 persen.
Edi menyampaikan, pihaknya terus memantau harga dan ketersediaan kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional dan modern. Langkah ini dilakukan agar tidak terjadi lonjakan harga bahan pokok sehingga inflasi dapat dikendalikan.
Dalam hal ini Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak bekerja terus-menerus untuk memantau supaya tidak terjadi inflasi yang tinggi. Terlebih saat momen-momen hari besar keagamaan, ketersediaan kebutuhan bahan pokok harus terus dipantau, termasuk bahan bakar minyak gas, bensin dan solar sehingga aktivitas masyarakat berjalan normal.
"Memang ada kebutuhan pokok yang terjadi kenaikan seperti telur dan ini hampir setiap menjelang Hari Raya keagamaan terjadi kenaikan," tuturnya. (kominfo/prokopim)
Serahkan Bantuan 24 Booth UMKM, Edi Minta Pedagang Tertib
PONTIANAK - Dalam rangka meningkatkan kualitas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menyerahkan sejumlah 24 unit booth container kepada pedagang yang telah lama menetap di sepanjang waterfront Jalan Barito, Kelurahan Benua Melayu Laut (BML), Kecamatan Pontianak Selatan. Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono.
"Ini bagian dari Dana Insentif Daerah (DID) untuk membantu UMKM naik kelas, terutama di BML," jelasnya usai penyerahan bantuan di Waterfront Jalan Barito, Jumat (23/12/2022).
Dengan diserahkannya bantuan tersebut, Edi berharap dapat meningkatkan semangat dari pelaku usaha sehingga ekonomi masing-masing orang terangkat. Dirinya berpesan agar ketertiban dan kerapian selama proses berjualan tetap diperhatikan.
"Para pedagang harus punya kesadaran wisata di sekitar waterfront agar pengunjung merasa nyaman. Jika suasana kumuh, pengunjung pun enggan berkunjung ke sini," ujarnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak Junaidi memaparkan, pada kesempatan tersebut turut diserahkan pula sebanyak delapan material warung terapung kepada pedagang di Taman Alun Kapuas. Pemberian bantuan ini dikatakannya merupakan salah satu usulan untuk mengendalikan inflasi di Kota Pontianak.
"Mereka tidak bisa buat sendiri karena harga barang pokok naik jadi perlu dibantu," ucapnya.
Sulit dipungkiri meningkatnya perekonomian pelaku UMKM di Waterfront City lebih kurang bergantung dengan banyaknya jumlah pengunjung. Oleh karenanya Junaidi bersama jajaran dan pihak terkait terus melakukan koordinasi agar antusiasme masyarakat terus bertambah.
"Kita juga dibantu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) kemudian ada polisi wisata, jadi kita terus koordinasikan demi menjaga kenyamanan bersama," pungkasnya. (kominfo/prokopim)