,
menampilkan: hasil
Pj Wako Harap Area UMKM Letkol Sugiyono Beri Dampak Ekonomi
Edi Suryanto Tinjau Lokasi Pusat UMKM di Jalan Letkol Sugiyono
 
PONTIANAK - Kawasan Jalan Letkol Sugiyono Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan menjadi sentra pedagang UMKM setiap hari Minggu. Para pedagang yang bergerak di bidang kuliner dan fashion ini merupakan pedagang yang sebelumnya menggelar lapak di Jalan MT Haryono atau area Car Free Day (CFD).
Agar penempatan pedagang lebih tertib dan tertata, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak melakukan penataan para Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan itu, termasuk area parkir kendaraan.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Edi Suryanto bersama Sekretaris Daerah Kota Pontianak Amirullah serta sejumlah kepala perangkat daerah dan instansi terkait meninjau langsung lokasi yang menjadi sentra para pelaku UMKM di Jalan Letkol Sugiyono.
Menurutnya, konsep yang diterapkan untuk area pedagang UMKM ini berjalan seperti yang sudah ada, yakni setiap hari Minggu atau saat CFD. Pada hari tersebut mereka diperkenankan untuk berjualan.
“Sekarang ini kita mencoba meminimalisir supaya enggak ada efek lain untuk proses itu. Karena mau enggak mau jalan ini sudah pasti tertutup jadinya. Kurang lebih itu, jadi mengantisipasi saja,” ujarnya usai peninjauan lokasi, Sabtu (9/11/2024).
Untuk menata kawasan tersebut, Pemkot Pontianak bersama kepolisian dan Kodim melakukan kajian dari berbagai aspek. Mulai dari aspek lalu lintas, keamanan dan ketertiban hingga kenyamanan bagi pedagang dan pengunjung maupun masyarakat sekitar.
“Sehingga semua masyarakat sama-sama terlayani dan terpenuhi keinginan dan kebutuhan mereka,” kata Edi Suryanto.
Ia mengimbau seluruh masyarakat, baik pedagang maupun pengunjung untuk senantiasa mematuhi semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemkot Pontianak. Kemudian, kebersihan, ketertiban dan keamanan kawasan ini menjadi tanggung jawab bersama.
“Jadi, saya mohon kita sama-sama menjaga kawasan ini supaya tetap bersih, aman dan tertib,” pesannya.
Dengan dijadikannya kawasan ini sebagai pusat kuliner dan UMKM diharapkan mampu membangkitkan perekonomian masyarakat terutama pedagang kecil.
“Kita buat kawasan ini senyaman mungkin, sebagus mungkin supaya semuanya mendapatkan manfaat dari ekonomi itu. Sehingga memberikan nilai tambah ekonomi bagi seluruh masyarakat, khususnya untuk pedagang UMKM,” tutur Pj Wali Kota.
Kepala Diskumdag Kota Pontianak Ibrahim menerangkan, saat ini jumlah pedagang UMKM yang menggelar lapak di kawasan Jalan Letkol Sugiyono sebanyak 555 pedagang. Untuk penempatan para pedagang ini difasilitasi oleh pihaknya dan tanpa dipungut biaya.
“Tempatnya kita atur dan tata sesuai peruntukannya, ada yang jalur khusus kuliner, ada yang jalur fashion termasuk kerajinan tangan dan aksesoris,” terangnya.
Untuk waktu operasional yakni setiap hari Minggu mulai pukul 06.00 hingga 11.00 WIB. Sedangkan masing-masing lapak, ukuran yang diperkenankan adalah 2x3 meter. Ibrahim menyebut, dengan dipindahkannya para pedagang dari Jalan MT Haryono ke Letkol Sugiyono, maka kawasan Jalan MT Haryono sudah tidak diperkenankan lagi menggelar lapak untuk berjualan.
“Dengan dipindahkannya para PKL area CFD dari Jalan MT Haryono ke Jalan Letkol Sugiyono, maka pedagang sudah tidak diperkenankan lagi menggelar lapak dagangan di area MT Haryono,” tegasnya. (prokopim)
 
 
Dorong Inklusi dan Literasi Keuangan Sejak Dini Lewat Lomba Menabung Pelajar
PONTIANAK – Muhammad Hanif, pelajar SMP Yakhalusti Pontianak dianugerahi penghargaan sebagai juara pertama pada lomba Gerakan Menabung Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) tingkat SMP se-Kota Pontianak tahun 2024, yang diserahkan secara simbolis oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian pada Puncak Hari Inklusi Keuangan Daerah, di Gedung Pontianak Convention Center, Jumat (1/11/2024).
Ani Sofian menerangkan, lomba menabung ini merupakan langkah edukasi sejak dini bagi generasi penerus, guna menuju inklusi keuangan Kota Pontianak. Ia mengatakan, para pelajar selalu antusias untuk menabung.
“Inklusi keuangan merupakan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan yang bermanfaat dan terjangkau dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain inklusi keuangan, kita juga ingin meningkatkan aspek literasi keuangan sejak dini,” katanya, usai menyerahkan penghargaan.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2024, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen lebih rendah dibanding indeks keuangan sebesar 75,02 persen. Ani Sofian menilai, literasi keuangan harus dibangun bersama, sehingga masyarakat bisa lebih memahami pengelolaan keuangan.
“Untuk itu diperlukan kolaborasi dan sinergi meningkatkan literasi dan inklusi keuangan daerah. Saya mengimbau pelaku usaha jasa keuangan di Kota Pontianak dalam menjalankan bisnisnya untuk tidak hanya mengedepankan sisi bisnisnya, tetapi juga faktor edukasi,” ucap Pj Wali Kota.
Ani Sofian meminta kepala sekolah di SMP se-Kota Pontianak untuk turut berperan aktif dalam mendorong edukasi manfaat menabung kepada pelajar. Ke depan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak lewat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak akan menyusun integrasi literasi finansial dalam semua mata pelajaran mulai dari tingkat SD sampai SMP.
“Era digital saat ini diwarnai dengan munculnya perusahaan baru dengan memanfaatkan perkembangan teknologi,” imbuhnya.
Perkembangan teknologi menciptakan perubahan signifikan dalam dunia keuangan. Mulai dari munculnya e-commerce dan financial technology (fintech). Keduanya saling bersinergi satu sama lain.
“Salah satu yang paling signifikan terkena dampak perubahaan adalah gaya hidup, yaitu pinjaman atau kredit. Kemudahan ini diikuti berbagai tantangan, yakni meningkatnya kejahatan di sektor jasa keuangan yang bisa merugikan masyarakat,” sebut Ani Sofian.
Dia berharap, melalui momentum inklusi daerah ini, edukasi sosialisasi pencegahan fintech ilegal terus digencarkan, dimulai dari hari ini.
“Saya harap kepala sekolah dan guru lebih memahami terlebih dahulu manfaat yang ditawarkan, sehingga memastikan fintech telah terdaftar dan memenuhi prosedur dari OJK dan mencegah fintech ilegal,” tutupnya. (kominfo/prokopim)
Sinergi Lintas Sektoral Wujudkan Iklim Investasi Kondusif
Forum Bisnis Sinergi Lintas Sektoral dalam Memanfaatkan Potensi dan Peluang Investasi
 
PONTIANAK - Kolaborasi lintas sektoral sangat diperlukan untuk mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan berdaya saing di Kota Pontianak. Sebagai kota yang berada di pusat jalur perdagangan regional dan memiliki posisi geografis yang strategis, Pontianak memiliki beragam potensi investasi di berbagai sektor.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berkomitmen untuk memberikan kemudahan perizinan dan insentif bagi para investor melalui sistem yang transparan dan berbasis teknologi.
“Selain itu kita terus melakukan upaya pembenahan infrastruktur dan layanan publik agar investasi di kota ini semakin menarik dan berkelanjutan,” ujarnya saat membuka Forum Bisnis dengan tema ‘Sinergi Lintas Sektoral dalam Memanfaatkan Potensi dan Peluang Investasi di Kota Pontianak’ di Hotel Harris Pontianak, Kamis (31/10/2024).
Menurutnya, forum yang digelar dengan tema Sinergi Lintas Sektoral sangat relevan dalam konteks perkembangan saat ini. Terlebih tantangan ekonomi global yang kian kompleks membutuhkan kolaborasi aktif antara pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat. Oleh karenanya, dia mengajak seluruh peserta forum bisnis untuk berdiskusi, bertukar pikiran dan membangun kemitraan strategis agar potensi Kota Pontianak dapat dioptimalkan dengan baik.
“Saya berharap, forum ini menghasilkan ide-ide inovatif, terobosan baru dan peluang kolaborasi konkret yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak. Dengan sinergi yang kuat, kita optimis bahwa Kota Pontianak akan menjadi kota yang ramah investasi, berdaya saing tinggi, dan memberikan kesejahteraan bagi seluruh warganya,” kata Ani Sofian.
Dia berharap forum ini bukan sekadar pertemuan formal, tetapi juga sebuah momentum strategis untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan seluruh pemangku kepentingan.
“Kolaborasi lintas sektoral sangat diperlukan untuk mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan berdaya saing di Kota Pontianak,” tutupnya. (prokopim)
Satgas Pangan Pastikan Stok Aman
Tinjau Pasar Kemuning, Sejumlah Komoditas Naik dan Turun
 
PONTIANAK - Harga sejumlah komoditas di pasar tradisional di Kota Pontianak terpantau mengalami kenaikan dan penurunan. Berdasarkan hasil pantauan Satgas Pangan Kota Pontianak saat melakukan peninjauan di Pasar Kemuning Kota Baru, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan di antaranya beras Bulog SPHP, cabai besar, ikan tongkol hitam, bawang putih, bawang bombay dan tomat. Namun ada pula komoditas yang justru turun harga seperti daging ayam, cabai keriting, cabai rawit merah dan hijau, bawang merah, ketimun, sawi hijau, kangkung, kacang panjang, kentang, kacang hijau dan kacang tanah.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian menerangkan, peninjauan ke pasar tradisional bersama Satgas Pangan ini bertujuan untuk mengecek harga dan ketersediaan pangan.
“Kami baru saja mengecek harga komoditas pangan di Pasar Kemuning dan memang ada yang mengalami kenaikan harga, ada pula yang justru turun seperti daging ayam, cabai dan beberapa jenis sayur-sayuran,” ujarnya usai meninjau Pasar Kemuning didampingi Satgas Pangan Kota Pontianak, Kamis (31/10/2024).
Dari sejumlah komoditas, ikan tongkol hitam mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dari data yang dirilis Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak, harga rerata ikan tongkol hitam sebelumnya per-28 Oktober 2024 sebesar Rp31.600, saat ini melonjak hingga Rp35.133. Demikian pula cabai besar, di Pasar Kemuning harga per kilogramnya Rp28.333. Ia menyebut, adanya kenaikan harga ini bisa disebabkan stok komoditas yang terbatas, sementara permintaan pasar sedang tinggi sehingga harganya menjadi naik.
Sebagai langkah selanjutnya, Ani Sofian bilang, pihaknya akan melakukan operasi pasar atau pasar murah dengan melibatkan instansi terkait maupun BUMN dan BUMD. Tujuannya untuk menjaga stabilitas harga komoditas pangan di pasaran. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan bijak dalam berbelanja.
“Kalau kami melihat untuk stok pangan masih mencukupi dan mudah-mudahan sampai bulan depan masih aman sehingga harga komoditas tetap stabil dan terjangkau oleh masyarakat,” ungkapnya.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak Iman Setiadi mengatakan, monitoring Satgas Pangan ini dalam rangka memastikan ketersediaan komoditas pangan serta memantau harga-harga komoditas di pasar tradisional dan pasar modern serta distributor.
“Hari ini kita bersama Satgas Pangan turun ke Pasar Kemuning, Pasar Swalayan Kaisar dan sebuah distributor,” terangnya.
Menurutnya, dari pantauan Satgas Pangan, sejumlah komoditas mengalami kenaikan, tetapi ada beberapa jenis komoditas harganya turun. Namun demikian, pihaknya memastikan saat ini stok pangan masih aman.
“Monitoring rutin seperti ini diharapkan dapat memberikan kepastian kepada masyarakat terkait stok dan harga pangan yang tersedia di pasar,” tutupnya. (prokopim)