,
menampilkan: hasil
Masuk Lima Besar, Kelurahan BBL Jadi Wakil Kalbar di Tingkat Nasional
Verifikasi Lapangan Lomba Kelurahan Regional III
PONTIANAK - Kelurahan Bangka Belitung Laut (BBL) Kecamatan Pontianak Tenggara mewakili Kalimantan Barat dalam Lomba Kelurahan Tingkat Regional III yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Sebelumnya, BBL telah mengumpulkan syarat administrasi maupun paparan inovasi di tingkat kota, dan kini telah melenggang ke tingkat nasional.
Analis Kebijakan Ahli Madya Bidang Sub Direktorat (Subdit) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Musyawarah Desa (Musdes) Dirjen Bina Pemdes Kemendagri, M. Rahayuningsih menjelaskan, terdapat beberapa hal yang telah pihaknya nilai saat verifikasi lapangan. Seperti menyesuaikan antara dokumen, paparan Luran dan kondisi riil.
“Kami klarifikasi lapangan gunanya adalah melihat secara nyata fakta yang ada di Kelurahan BBL ini seperti apa. Kalau administrasi yang sudah disampaikan sudah kami lihat dan terdapat beberapa alasan kenapa Kelurahan BBL masuk ke dalam lima besar,” terangnya saat penilaian verifikasi lapangan, di Aula Kelurahan BBL, Jumat (14/10/2022).
Selain melakukan penilaian, Rahayuningsih bersama rombongan turut memberikan masukan untuk kemajuan daerah hingga tingkat Kelurahan. Beberapa lokasi yang dikunjungi adalah Kampong Pokok Telok dan Rumah Budaya Gang Haji Salmah.
“Berarti jangan sampai apa yang sudah dituliskan lewat dokumen, ternyata tidak ada di lapangan,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak, Multi Juto Bhatarendro menyebut penilaian dijadwalkan kemarin (13/10) siang, namun karena kendala teknis saat penerbangan, Tim Penilai harus turun dulu ke Kota Batam karena cuaca.
“Namun hari ini kita sudah menerima masukan serta menjawab pertanyaan maupun menunjukkan kondisi di lapangan,” ungkapnya.
Multi melanjutkan, sebelumnya di tingkat kota pihaknya kesulitan menentukan pilihan pemenang karena dinilai memiliki persaingan yang hampir sama ketatnya. Terpilihnya Kelurahan BBL menurutnya, selain karena manajemen administrasi yang baik, juga inovasi dari Kelurahan tersebut mampu memberdayakan masyarakat.
“Kami harap segenap tim kami bisa siap menerima kunjungan dari tim penilai, dan semoga mendapatkan hasil yang terbaik,” sebutnya.
Beberapa waktu lalu, Lurah BBL, Junarta menampilkan sebanyak 18 inovasi kepada Tim Penilaian Lomba Kelurahan tahun 2022 tingkat kecamatan se-Kota Pontianak. Dari inovasi tersebut, dibagi ke beberapa bidang, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi dan kemasyarakatan.
“Kalau di bidang kesehatan ada aplikasi Posyandu Digital, di bidang ekonomi terdapat produk UMKM yang dibuat masyarakat untuk dijual. Kemudian di bidang kemasyarakatan ada kelompok ikan penyadas,” paparnya.
Junarta menyebut, terdapat 15 RW yang berada di wilayah BBL. Namun yang paling diunggulkan adalah RW 15 atau yang biasa dikenal dengan nama Kampong Pokok Telok. Kendati demikian, lanjut Junarta, setiap RW memiliki keunggulan masing-masing.
“Ada 18 inovasi yang berada di Kampong Pokok Telok. Tapi setiap RW punya unggulannya,” ujarnya.
Terkait persiapan lomba, pihaknya telah mengikuti seluruh tahap dan melengkapi syarat lomba dengan baik. Junarta mengatakan, persiapan lomba sudah dilakukan sejak tahun 2019 dengan fokus membenahi pemberdayaan masyarakat.
“Kita bangun kepercayaan masyarakat terlebih dahulu, kita bantu, kita dorong. Kita juga sering melakukan komunikasi dengan mereka,” pungkasnya. (kominfo)
Komitmen Pemkot Pontianak Wujudkan Hak Anak
Peringatan HAN 2022, Usung Tema ‘Anak Terlindungi Indonesia Maju’
PONTIANAK - Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan menyebut, masa depan Kota Pontianak terletak pada semangat dan tekad anak-anak. Untuk itu menjadi komitmen pihaknya dalam menjaga serta menumbuhkan kegiatan positif anak-anak.
Hal tersebut diwujudkan dengan adanya regulasi maupun program melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak tentang pemenuhan hak serta perlindungan terhadap anak.
“Anak memegang peranan strategis ketika 100 tahun merdeka di tahun 2045, oleh karena itu kita mengharapkan calon pimpinan bangsa tersebut menjadi generasi emas yang cerdas, berkarakter serta sesuai dengan nilai-nilai moral,” paparnya saat memberikan sambutan peringatan Hari Anak Nasional 2022, di Aula Rumah Jabatan Wakil Wali Kota, Kamis (13/10/2022).
Diakui Bahasan, dampak pandemi banyak mempengaruhi kesehatan dan pendidikan, khususnya dialami anak-anak. Menghadapi tantangan berikutnya, dia mendorong pihak terkait, mulai dari pemerintah, pelaku usaha dan media massa untuk bersama bergandengan memenuhi hak anak di Kota Pontianak.
“Peringatan Hari Anak Nasional merupakan momentum penting untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh komponen bangsa dalam menjamin hak perlindungan, serta tumbuh berkembang anak-anak,” ujarnya.
Pada momentum HAN 2022 pula, Bahasan mengingatkan setiap orang tua agar mengasuh anak dengan lembut serta kasih sayang. Menurut dia, kunci lahirnya seorang anak yang baik dari segi mental dan fisik ada pada pola asuh yang dipenuhi hal-hal positif serta bebas dari kekerasan.
“Saya mendorong berbagai pihak untuk memberikan kepedulian langsung di tengah masyarakat memastikan anak-anak tetap tangguh menghadapi berbagai tantangan,” ungkap dia.
Kota Pontianak kembali meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) di Tahun 2022 dengan predikat Madya. Bahasan menjelaskan, kerja seluruh sektor, baik yang ada di pemerintahan serta dukungan masyarakat, merupakan sebab kembali terpilihnya Kota Pontianak mendapat KLA 2022.
“Selamat Hari Anak Nasional, mari bersama kita berjuang membangun kota kita yang kita cintai ini,” pungkasnya. (kominfo/prokopim)
Edi Kamtono Jadi Pembicara Nasional, Bahas Implementasi Smart City
Wali Kota: Esensi Smart City Adalah Keterpaduan
SOLO - Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menjadi narasumber pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Main Hall Solo Techno, Surakarta, Rabu (12/10/2022). Dalam paparannya, dirinya menjelaskan tentang progress serta implementasi Smart City di Kota Pontianak.
Salah satu di antaranya adalah penggunaan sistem aplikasi pada berbagai jenis layanan, mulai dari pembayaran pajak, daftar antri pembuatan KTP dan Rawat Jalan di Rumah Sakit, serta penerimaan aduan masyarakat di aplikasi Jepin dan lainnya. Lebih dari itu pula, dikatakan Edi, Smart City memiliki masterplan yang luas, sehingga tidak hanya melibatkan IT, namun juga integrasi seluruh sektor, mulai dari aparatur hingga masyarakat.
“Esensi smart city adalah keterpaduan, efisiensi dan efektivitas kinerja. Hasil yang didapat optimal dan masyarakat puas. Selain itu juga mereka teredukasi dengan adanya dunia digital seperti sekarang ini,” terangnya.
Disampaikan Edi, pihaknya telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pontianak Smart City. Dengan demikian, payung hukum pelaksanaan kian jelas, sehingga pelaksanaannya turut dirasakan masyarakat. Sebelum Perda tersebut ada, lanjutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berpedoman pada Peraturan Walikota (Perwa) No 25 Tahun 2019 tentang Master Plan Pontianak Smart City, Perwa No 20 Tahun 2020 tentang Rencana Induk SPBE dan Perwa No 47 Tahun 2021 tentan Penyelenggaraan SPBE di lingkungan Pemkot Pontianak.
“Dengan adanya Perda tersebut, pedoman kita untuk menyelenggarakan Smart City semakin kuat,” ungkapnya.
Nantinya juga, jika pembangunan Mal Pelayanan Publik rampung, masyarakat tidak perlu repot mengurus keperluan administrasi. Edi menuturkan, semuanya akan terpadu dengan MPP yang direncanakan selesai tahun depan.
“Urusan surat menyurat, akta tanah, KTP, SIM, STNK, serta keperluan administrasi lainnya, dapat dengan mudah diakses melalui MPP,” ucap dia.
Terdapat enam dimensi Smart City yang dituangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Keenam dimensi itu adalah Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society dan Smart Environment. Dari semua dimensi itu, Edi mengatakan telah melaksanakannya dengan inovasi dari setiap program.
“Smart Governance ada Aplikasi Jepin, Hadir, Pelayanan Publik Disdukcapil, Antri Rumah Sakit dan lain-lain. Smart Branding dengan Kampung Wisata Caping, Smart Economy kami telah meminta semua pemilik usaha untuk menggunakan QRIS saat pembayaran, Smart Living kami memperbanyak Ruang Terbuka Hijau (RTH), Smart Society ada Pontianak Bekabar, Smart Environment dengan pengembangan maggot dan mengurangi sampah dari rumah tangga. Serta masih banyak lagi dari masing-masing dimensi,” ujarnya.
Sederet prestasi yang ditoreh Pemkot Pontianak juga disampaikan Edi pada kesempatan itu. Banyaknya penghargaan dari tiap bidang, seperti BKN Awards, TPID terbaik se-Kalimantan, WTP yang diraih sebelas kali berturut-turut hingga prestasi lainnya.
“Harapannya semoga bisa menjadi motivasi untuk terus tumbuh menjadi Kota Pontianak yang, seperti visi dan misinya, Kota yang berwawasan lingkungan, cerdas dan bermartabat,” pungkasnya. (prokopim/kominfo)
Dorong Masyarakat Miliki Literasi Digital, Edi: Urgensi Zaman Sekarang
Wali Kota Apresiasi Relawan TIK Kalbar
PONTIANAK - Sektor pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Menghadapi derasnya arus informasi di era kekinian, tenaga pendidik diharapkan mampu menerangkan kepada siswa dan siswi untuk dapat mengolah informasi yang masuk.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengimbau generasi muda, khususnya peserta didik, agar membekali diri dengan literasi digital yang mumpuni. Keterampilan tersebut, menurutnya, amat urgensi terutama pada zaman modern seperti sekarang.
“Literasi digital harus terus berlanjut, karena masyarakat terus bertumbuh dan berkembang. Perubahan sekarang begitu cepat,” paparnya usai membuka secara resmi Kick Off Literasi Digital bagi Sekolah Menengah Kejuruan Kota Pontianak oleh Relawan TIK Kalimantan Barat (Kalbar) di Aula Binaul Diskominfo Provinsi Kalbar, Rabu (28/9/2022).
Edi menilai, keperluan sebuah individu akan gawai atau handphone sangat tinggi, bahkan menjadi keperluan premier. Pada beberapa kasus, dirinya menggambarkan, ada orang yang lebih memilih kehilangan dompet ketimbang gawai.
Dia kemudian memberikan apresiasi kepada penyelenggara Literasi Digital, yaitu RTIK Kalbar. Agenda serupa dikatakannya tidak boleh berhenti karena dinilai membentengi dampak negatif dari media sosial.
“Semoga para relawan ini tetap semangat, karena saya yakin mereka telah bekerja secara gerilya ke tempat-tempat yang tidak terjangkau. Mari kita jadikan literasi digital ini sebagai sarana diskusi, harus kita gunakan di kepentingan kemajuan. Jadi, lingkungan kita bisa memberikan suasana yang positif,” ucapnya.
Selain itu, imbuh Edi, pemahaman terhadap data juga tidak kalah penting. Dia berpesan agar peserta bisa menyimak dengan baik penjelasan narasumber. Hal itu agar data-data yang terhimpun dalam suatu wadah, bisa dioptimalkan sehingga tercipta kebijakan dan program kerja yang menyentuh akar permasalahan di elemen masyarakat.
“Biasanya setiap daerah punya dinas yang mengurus itu, kalau di Kota Pontianak ada diskominfo yang membawahi pontive center. Di sana tersimpan seluruh data yang ada di Kota Pontianak, informasi seputar perkotaan. Ada pula co-working space, siapapun boleh menggunakan fasilitas itu,” tuturnya.
Pemanfaatan teknologi juga membantu sektor pendidikan dengan aplikasi yang telah dibangun. Edi meminta peserta untuk memahami dunia virtual sebagai upaya efisiensi pekerjaan.
“Misalnya saya ingin tahu pendapatan Kota Pontianak hari ini secara real time, atau juga melihat CCTV kondisi jalan. Nah itu kemudahan yang sudah tersedia, tapi jangan sampai kecanduan,” imbuhnya.
Edi menyampaikan, terdapat empat pilar literasi digital yang harus diketahui. Keempat pilar itu adalah etika, budaya, keamanan hingga skill digital.
“Pesan saya silahkan bermain media sosial tapi dengan bijak. Jika ada hal yang tidak disukai, jangan buru-buru disampaikan. Tapi tahan dan resapi maknanya, atau sampaikan dengan santun,” pungkasnya. (kominfo)