,
menampilkan: hasil
Gerakan Aksi Bergizi, Kenalkan Pola Makan Sehat Sejak Dini
PONTIANAK - Dalam rangka mencegah terjadinya gizi buruk dan membudayakan kebiasaan hidup sehat pada anak-anak, Dinas Kesehatan Kota Pontianak menginisiasi Gerakan Aksi Bergizi Tingkat Kota Pontianak di sekolah-sekolah. Pencanangan gerakan ini digelar di SMP Negeri 21 Pontianak Timur, Senin (20/2/2023).
Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan mengatakan, pencanangan gerakan aksi bergizi ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya nutrisi seimbang dalam pola makan sehari-hari. Ia menilai gerakan aksi bergizi di sekolah sangat penting untuk mencegah dan mengurangi masalah gizi buruk pada anak-anak.
"Kita ingin memperkenalkan pola makan sehat sebagai bagian dari kebiasaan hidup sehat sejak dini, agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik," ujarnya.
Dirinya mengapresiasi inisiatif dari Dinas Kesehatan Kota Pontianak dan mengharapkan kegiatan ini bisa bermanfaat bagi anak-anak. Melalui gerakan ini para siswa diharapkan semakin sadar akan pentingnya pola makan sehat.
"Sekaligus mereka dapat mempraktikkan kebiasaan hidup sehat di dalam dan di luar sekolah," ungkapnya.
Bahasan menilai gerakan ini juga akan meningkatkan edukasi gizi bagi anak-anak. Di sekolah, siswa akan mendapatkan pembelajaran tentang gizi dan kesehatan. Dengan demikian, anak-anak dapat belajar tentang pentingnya gizi yang sehat.
"Gerakan aksi bergizi di sekolah ini diharapkan dapat terus dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan seluruh pihak terkait, agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang sehat dan tangguh di masa depan," pungkasnya. (prokopim)
Edi Ajak Semua Pihak Bergandengan Lawan Kanker
POI Kota Pontianak Peringati Hari Kanker Sedunia
PONTIANAK - Hari Kanker Sedunia diperingati setiap tanggal 4 Februari. Peringatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kanker. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono berharap momentum ini harus menjadi sarana untuk bisa lebih mengenal kanker dan bagaimana pencegahannya sehingga masyarakat dapat menerapkan hidup sehat, mendorong pencegahan, deteksi sampai dengan proses pengobatan kanker.
"Masalah kesehatan ini tidak bisa hanya diselesaikan oleh dokter atau rumah sakit saja tetapi harus secara keseluruhan lewat kolaborasi berbagai pihak terutama untuk pencegahan dan mengatasi kanker," ujarnya saat menghadiri talkshow bertema 'Close The Care Gap' dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia di Gedung Konferensi Untan, Minggu (19/2/2023).
Edi juga memberikan masukan kepada panitia agar dalam talkshow ini mengundang penderita kanker yang berjuang melawan kanker dan dinyatakan sembuh total. Mereka bisa berbagi pengalaman bagaimana awalnya dinyatakan kanker stadium ke berapa kemudian menjalani pengobatan dan dinyatakan sembuh.
"Kita butuh testimoni dari bersangkutan apa yang dilakukannya hingga sembuh dari kanker. Lalu juga mereka yang tengah berjuang melawan kanker sehingga ia bisa menyampaikan upayanya dalam menghadapi kanker," ungkapnya.
Dari pengamatannya, di Indonesia umumnya kanker yang menyerang kaum perempuan adalah kanker rahim atau kanker serviks serta kanker payudara. Sementara kanker yang kerap menyerang kaum laki-laki di antaranya kanker usus, paru-paru dan prostat. Menurutnya penyakit kanker ini harus diketahui dulu penyebab dan bagaimana mengatasinya.
"Sampai saat ini belum ada kesimpulan yang menyatakan kepastian penyebab kanker ini," imbuh Edi.
Kaitan dengan sumber daya manusia, lanjutnya, hal yang paling utama adalah setiap orang harus sehat agar bisa produktif menjalani kehidupan. Oleh sebab itu Pemerintah Kota Pontianak untuk terus berkomitmen untuk meningkatkan standar kesehatan warganya. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Pontianak yang sudah mencapai angka 80,48.
"Tingginya IPM ini menjadi indikator terjadinya kemajuan dalam standar kualitas kehidupan, mulai dari usia harapan hidup, sarana kesehatan, lamanya usia sekolah, daya beli masyarakat dan sebagainya," paparnya.
Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Cabang Pontianak dr Manuel Hutapea, SpOG menjelaskan, talkshow ini digelar untuk memahami semangat perjuangan penderita kanker. Sebagaimana diketahui, kanker adalah suatu penyakit yang hingga sekarang masih menjadi momok dan tantangan terbesar di seluruh dunia. Kenapa demikian, karena kanker bisa menyebabkan kematian. Kemudian bisa menyebabkan seseorang menjadi terkucilkan atau merasa rendah diri. Bahkan kanker bisa menyebabkan terjadinya gangguan sosial pada masyarakat karena orang-orang yang menderita kanker merasa dirinya sudah tidak mampu lagi berbuat apapun bagi masyarakat sekitarnya.
"Hal-hal demikian tidak boleh terjadi dan ini menjadi tantangan bagi kita semua dalam melawan penyakit kanker," ucapnya.
Oleh sebab itu, POI Kota Pontianak bersama seluruh perkumpulan-perkumpulan Onkologi dan kanker di seluruh dunia berkomitmen untuk bergandeng bersama dalam menggaungkan perlawanan kanker ini semakin hari semakin besar, gelombang gerakan untuk melawan kanker semakin besar. POI mencoba menggelorakan semangat untuk melawan kanker dimulai dari kampus atau dikenal dengan 'Fighting Cancer Spirit from Goes to Campus'. Ia berpandangan bahwa para mahasiswa adalah orang-orang yang pintar, berpendidikan, intelektual dan milenial.
"Kalau ingin menggaungkan secara gencar salah satu caranya adalah lewat kaum milenial, tetapi kaum milenial yang berpendidikan dan intelektual, yaitu mahasiswa," tutupnya. (prokopim)
Muhammadiyah Bangun Rumah Sakit, Edi Harap Tingkatkan Indeks Kesehatan Masyarakat
Peletakan Batu Pertama RS PKU Muhammadiyah Pontianak di Ampera
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono melakukan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit (RS) Pembina Kesejahteraan Umat (PKU) Muhammadiyah Pontianak di Jalan Ampera Kecamatan Pontianak Kota, Sabtu (4/2/2023). Edi menyampaikan ucapan terima kasih kepada Muhammadiyah atas kepeduliannya dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pembangunan RS PKU Muhammadiyah Pontianak.
"Mudah-mudahan keberadaan rumah sakit ini bisa meningkatkan Indeks Kesehatan Masyarakat di Kota Pontianak khususnya dan Provinsi Kalbar umumnya," ujarnya.
Menurutnya, lokasi pembangunan rumah sakit ini sangat tepat karena letaknya menjangkau masyarakat, baik yang berada di Kota Pontianak maupun yang berada di Kabupaten Kubu Raya.
"Pemerintah Kota Pontianak mendukung pembangunan rumah sakit ini dalam upaya memperluas layanan kesehatan kepada masyarakat," ungkapnya.
Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan Muhammadiyah Kalbar Haryanto menjelaskan, pembangunan rumah sakit ini merupakan program Muhammadiyah di bidang kesehatan.
"Ini salah satu wujud dari kami dalam kontribusi di bidang kesehatan melalui pembangunan RS PKU Muhammadiyah Pontianak," terangnya.
Tingginya angka prevalensi kejadian penyakit diabetes di Kalbar menjadi salah satu yang melatarbelakangi pembangunan RS PKU Muhammadiyah Pontianak ini. Dengan transformasi Kementerian Kesehatan yang mencakup lima prioritas penyakit, salah satunya adalah penanganan penyakit diabetes melitus, selain penyakit-penyakit dalam lainnya, sejalan dengan program Muhammadiyah di bidang kesehatan.
"Rumah sakit ini memiliki kekhususan, salah satunya adalah kami akan mengembangkan poli-poli penyakit dalam dan juga poli terapan pencegahan penyakit atau risiko luka kaki dan perawatan luka pada pasien diabetes melitus," jelas Haryanto.
Tahap pertama, pembangunan gedung rumah sakit Tipe D ini menggunakan lahan seluas 13.418 meter persegi. Pembangunannya ditargetkan dalam tempo delapan bulan ke depan.
"Kami meminta dukungan dari semua pihak untuk pembangunan rumah sakit ini," tutupnya. (prokopim)
Pontianak Berhasil Turunkan Angka Stunting
Dari 24,4 di Tahun 2021, Turun 19,7 Tahun 2022
PONTIANAK - Kota Pontianak berhasil menurunkan angka stunting. Berdasarkan data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Kota Pontianak tahun 2022 tercatat 19,7. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2021 yang berada di angka 24,4.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyebut, penurunan angka stunting ini merupakan kerja keras semua pihak yang telah berkolaborasi dalam percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak. Ia menilai persoalan stunting pada balita mengindikasikan bahwa terjadinya masalah dalam manajemen penyelenggaraan pelayanan dasar, di mana pelayanan untuk mencegah dan menurunkan prevalensi stunting belum maksimal. Oleh sebab itu, pihaknya melakukan inovasi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak. Salah satu inovasi yang dikembangkan di Kota Pontianak adalah intervensi spesifik.
"Intervensi spesifik yang dilaksanakan, mulai dari pelayanan kesehatan terpadu untuk calon pengantin, pelayanan kesehatan remaja putri untuk mencegah anemia sejak dini, pendampingan ibu hamil, kelas pemberian makan bayi dan anak, hingga gerakan memasyarakatkan gemar makan ikan untuk meningkatkan konsumsi protein hewani pada balita," paparnya.
Selain intervensi spesifik, lanjutnya, intervensi sensitif juga menjadi bagian dari upaya percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak. Intervensi sensitif yang dilakukan antara lain penanganan daerah rawan pangan, berupa pemberian bahan pangan pokok bagi keluarga yang memiliki balita dengan masalah gizi. Perbaikan sarana sanitasi dan rumah tak layak huni juga menjadi bagian penting dalam intervensi sensitif menurunkan angka stunting. Termasuk sambungan air bersih gratis bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan kampung keluarga berkualitas dengan dapur sehat atasi stunting.
"Keberhasilan pencegahan stunting hanya dapat dilakukan dengan kerja keras, inovasi dan dukungan dari semua pihak," ungkap Edi.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pontianak Bahasan menerangkan, dengan turunnya angka stunting di Kota Pontianak, pekerjaan rumah yang harus dituntaskan oleh Pemkot Pontianak di tahun 2023/2024 ini dinilainya tidak akan terlalu berat dalam menurunkan angka stunting hingga 12 persen, bahkan bila perlu di bawah 10 persen.
"Kita semua berkomitmen untuk melakukan langkah-langkah percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak," katanya.
Bahasan meminta peran aktif para Tim Pendamping Keluarga percepatan penurunan stunting, terutama kaum ibu, untuk terus melakukan pendampingan kepada keluarga, ibu-ibu hamil maupun yang melahirkan, terutama terhadap anak-anak balita yang terindikasi stunting.
"Sebagai ujung tombak dalam upaya percepatan penurunan stunting, para Tim Pendamping Keluarga ini bisa memberikan penyuluhan serta melakukan langkah-langkah surveilan kepada keluarga berisiko stunting," terang Wakil Wali Kota Pontianak ini. (prokopim)
 
			