,
menampilkan: hasil
Pontianak Optimis Bisa Turunkan Angka Stunting Sesuai Target Nasional
Kunjungan Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN RI
PONTIANAK - Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN RI Muhammad Rizal Martua Damanik bersama Kaper BKKBN Kalbar Pintauli Romangasi Siregar bertemu dengan Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Ruang VIP Wali Kota, Selasa (2/5/2023). Dalam bincang ringan tersebut selain membicarakan upaya penurunan stunting. Mereka juga mencoba beberapa terobosan percepatan program Bangga Kencana
Secangkir kopi lokal dari Pontianak, yang disuguhkan di ruang Wali Kota Pontianak menjadi teman saat bincang-bincang antara Wali Kota Pontianak bersama Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN RI Muhammad Rizal Martua Damanik, kemarin siang.
Kedatangan Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN RI Muhammad Rizal Martua Damanik ke Kalbar sekaligus mengenalkan Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar yang baru, Pintauli Romangasi Siregar. Dimana besok (hari ini) beliau juga akan dikukuhkan oleh Gubernur Kalbar.
Dengan pengukuhan tersebut, dapat mempercepat kinerja Kaper BKKBN buat menjalankan program Bangga Kencana. Termasuk di Kota Pontianak ini. Diketahui, angka stuntingnya mengalami penurunan. Dari yang semula 24,4 persen di 2022 turun menjadi 19,7 persen.
Apa yang dilakukan oleh Pemkot Pontianak sudah baik. Damanik berharap target 14 persen yang dipatok pemerintah pusat juga bisa dikejar Kota Pontianak. Agar kasus stunting bisa turun, perlu dilakukan inovasi.
Melihat geografis Kota Pontianak. Dimana memiliki magnet Sungai Kapuas. Tentunya sumber makanan utamanya ikan tak sulit untuk didapat. Artinya untuk kebutuhan protein sebenarnya bisa tercukupi.
Sebagai upaya buat menurunkan angka stunting. Pemkot Pontianak pun bisa mencoba terobosan dengan sasaran ke sekolah-sekolah. Seperti memberikan jajanan dengan olahan ikan dengan dikemas menjadi makanan bakso atau lainnya. Tak lupa, sambil bincang ringan ia meminta agar program bapak dan bunda asuh anak stunting dalam gerakan cukup dua telur bisa berjalan di sini.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono juga menyambut baik program Bangga Kencana. Saat ini, jajarannya juga tengah konsentrasi menurunkan angka stunting. “Alhamdulilah, hasil SSGI 2022 angka stunting di Pontianak turun menjadi 19 persen. Harapan saya, di tahun ini angka stuntingnya juga bisa turun melewati target pemerintah yaitu 14 persen,” ujarnya.
Kata Edi, kasus stunting di Kota Pontianak terjadi karena dua sebab. Pertama karena kurang pahamnya orang tua tentang cara asuh anak. Kemudian satu lagi karena faktor kemiskinan.
Untuk penanganan pola asuh anak. Melalui Tim Pendamping Keluarga sudah mensosialisasikan berbagai program, buat menekan stunting pada keluarga rentan stunting dan keluarga yang anaknya terpapar stunting.
Kemudian terkait penanganan kemiskinan diakui Edi saat pandemi covid 19 lalu, sempat mengalami peningkatan. Tetapi dengan menurunnya kasus covid juga berdampak pada mulai tumbuhnya perekonomian. Alhasil, usaha-usaha kembali berjalan. Lapangan kerja kembali terbuka. Itu berpengaruh dengan angka kemiskinan yang makin menurun.
Jika kantong kemiskinan semakin menurun. Ia pun optimis penanganan stunting di Pontianak dapat ditangani dengan cepat. Mudah-mudahan di tahun ini stunting bisa turun kembali. 14 Persen target pemerintah optimis Edi, bahwa Pontianak bisa menggapainya. (prokopim)
TP PKK Pontianak Sosialisasikan Pentingnya Jaga Kesehatan Mata
PONTIANAK - Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie mengatakan, gangguan penglihatan dan kebutaan masih menjadi permasalahan khususnya kalangan lansia di Kota Pontianak. Hal itu diungkapkannya pada pertemuan rutin TP PKK Kota Pontianak sekaligus sosialisasi kesehatan gangguan penglihatan dan kebutaan di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Pontianak, Senin (3/4/2023).
"Gangguan penglihatan masih menjadi permasalahan, dimana sebagian besar gangguan penglihatan diakibatkan oleh katarak terutama terjadi di kalangan lansia" ujarnya.
Gangguan penglihatan tidak hanya berpengaruh kepada penglihatan tetapi berpengaruh kepada seluruh aspek kehidupan penderitanya. Betapa tidak, gangguan penglihatan sangat berdampak pada segala aktivitas bagi penderitanya.
"Mata merupakan salah satu indera yang sangat penting, jadi kalau terjadi gangguan penglihatan maka juga akan menghambat yang lainnya," terang Yanieta.
Namun menurutnya kondisi gangguan penglihatan atau kebutaan itu sebetulnya bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat serta rutin melakukan pemeriksaan mata.
"Banyak penyakit saat ini yang berujung pada gangguan penglihatan mata seperti diabetes dan hipertensi, kalau kita bisa memberikan sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat seharusnya ini bisa dicegah" terangnya.
Dia berharap pengurus PKK di tingkat kecamatan dan kelurahan bisa memberikan edukasi ke masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan. Jika ditemukan penderita dengan gangguan penglihatan dapat diarahkan untuk melakukan pemeriksaan di UPT Balai Kesehatan Mata Masyarakat di Jalan Prof Dr Hamka Kecamatan Pontianak Kota. (prokopim)
Pemkot Gelontorkan Dana Operasional Posyandu se-Pontianak
Ujung Tombak, Edi Ajak Kader Optimalkan Peran Posyandu
PONTIANAK – Sebagai upaya mendorong kesejahteraan Posyandu, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak memberikan bantuan berupa dana operasional yang diserahkan secara simbolis oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Wali Kota, Kamis (30/3/2023).
“Totalnya ada 323 Posyandu yang mendapatkan bantuan operasional, kita menyemangati karena mereka sebagai ujung tombak kesejahteraan kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Meningkatnya kesejahteraan kader Posyandu akan berdampak dengan tingkat kesehatan masyarakat Kota Pontianak. Kali ini, Pemkot Pontianak tengah fokus menurunkan angka stunting. Bertepatan dengan agenda penyerahan itu pula, Wako Edi menjelaskan kondisi terkini pada sektor kesehatan dan sosial warga kepada kader Posyandu yang hadir.
“Angka harapan hidup kita rata-rata 73,2 tahun. Itu data dari Badan Pusat Statistik. Angka tersebut sudah sangat tinggi. Namun sekarang kita berusaha meningkatkan Indeks Kesehatan Balita dan Lansia,” paparnya.
Upaya menekan angka stunting juga menjadi perhatian Pemkot Pontianak. Dirinya menargetkan tahun 2023, angka stunting harus berada di bawah 10 persen. Optimalisasi peran tiap kader dinilai akan membantu percepatan pencapaian target itu.
“Sebelumnya angka stunting itu 24 persen, sekarang sudah turun jadi 19,7 persen. Targetnya di tahun 2023 harus di bawah 10 persen. Jika nasional itu menargetkan 14 persen,” ungkapnya.
Satu di antara caranya adalah menyediakan pelayanan jemput bola dari Dinas Kesehatan Kota Pontianak melalui pemeriksaan kesehatan bagi warga Pontianak yang masuk usia lanjut secara berkala. Ia mengajak warga lansia tetap menjaga kebugaran dengan melakukan olahraga seperti senam.
“Harapan kita lansia tetap produktif,” ucapnya.
Mobilitas masyarakat semakin hari kian tumbuh pesat. Tak lain karena wilayah ibu kota ini menampung lebih dari 600 ribu individu. Potensi risiko di sektor kesehatan pun cukup tinggi, seperti penularan penyakit dan lainnya yang disebabkan faktor selain kesehatan. Edi menyampaikan, seperti kasus difteri, demam berdarah dan hepatitis menjadi dorongan pihaknya bekerja maksimal dengan kolaborasi bersama Posyandu.
“Intinya kita ingin kota itu bersih, hijau dan asri. Sehingga kota ini layak huni dan warganya bahagia,” tutupnya. (kominfo/prokopim)
Wako Edi: Kalibrasi Alkes di Labkes Tentukan Akurasi Pemeriksaan Pasien
Peresmian Gedung Baru UPT Labkes Pontianak di Jalan Johar
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono meresmikan gedung baru UPT Laboratorium Kesehatan (Labkes) Kota Pontianak di Jalan Johar, Selasa (21/3/2023). Kehadiran gedung baru Labkes ini diharapkan kualitas pelayanan kian meningkat secara terus-menerus. Pelayanan membaik sekaligus memberikan respon cepat dalam penanganan keluhan masyarakat.
"Peralatannya juga akan kita lengkapi dan dikalibrasi karena fungsi laboratorium untuk mengetahui dasar penyakit. Jadi jika alatnya kurang tepat, datanya juga tidak tepat," terangnya usai penandatanganan prasasti peresmian gedung baru UPT Labkes Kota Pontianak.
Edi juga melakukan pengecekan terhadap seluruh ruangan dalam UPT Laboratorium. Didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak Saptiko, ia menyisir satu persatu bilik pelayanan. Dirinya meminta petugas UPT untuk menjaga lingkungan gedung tetap representatif dengan tertib membersihkannya.
"Jika sudah jadi rujukan, berarti harus zero mistake," katanya.
Renovasi bangunan memakan waktu delapan bulan sejak Juli tahun 2022 kemarin. Pelayanan pun sempat berpindah ke Jalan Uray Bawadi. Agus Salim, Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Kota Pontianak memaparkan, pelayanan gedung baru akan dimulai pada hari Senin (27/3/2023) depan.
"Sekarang masih melengkapi pemindahan barang-barang," ujarnya.
Beberapa jenis pelayanan disediakan di gedung dengan ketinggian tiga lantai itu, mulai dari pemeriksaan hematologi, kimia klinik maupun swab PCR. Selanjutnya adalah pemeriksaan makanan dan minuman. Renovasi gedung juga, jelas Agus, turut menambah kelengkapan alat.
"Tahun 2022 selain renovasi gedung juga dapat alat dari Pemerintah Pusat. Kami juga melayani air depot, kimia air. Biasanya pelanggan kami pengusaha air depot," terangnya. (kominfo/prokopim)
 
			