,
menampilkan: hasil
Targetkan Optimalisasi Pajak Daerah dan Benahi Data Wajib Pajak
DPRD Sampaikan Rekomendasi LKPJ Wali Kota Tahun 2021
PONTIANAK - Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) yang disampaikan Wali Kota Pontianak telah diterima oleh DPRD Kota Pontianak. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyebut, dari LKPJ yang disampaikan tersebut, DPRD memberikan rekomendasi yang harus ditindaklanjuti. Dalam rekomendasi itu, ada beberapa catatan maupun usulan yang harus ditindaklanjuti dalam rangka meningkatkan kinerja di seluruh sektor yang ditangani Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
"Di antara yang menjadi catatan sebagai bahan evaluasi misalnya berkaitan sektor perpajakan, baik itu optimalisasi maupun data-data wajib pajak yang belum dilakukan pencatatan," ujarnya usai Rapat Paripurna Penyampaian Rekomendasi DPRD Kota Pontianak terhadap LKPJ Wali Kota Pontianak tahun 2021 di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Pontianak, Kamis (28/4/2022).
Ia menambahkan, perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2021 lalu semestinya terjadi peningkatan. Namun dia bilang, hal itu terkendala oleh pandemi Covid-19 karena adanya pembatasan-pembatasan aktivitas. Oleh sebab itu, pihaknya akan melakukan optimalisasi pada sektor perpajakan sebagai target pendapatan daerah.
"Dengan kemampuan fiskal kita nantinya akan memberi dampak lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak," jelasnya.
Selain itu, lanjut Edi, OPD-OPD lain juga mendapat catatan yang harus dilakukan tindaklanjuti dalam rangka meningkatkan kinerja dan pelayanan publik kepada masyarakat. Termasuk peningkatan kualitas infrastruktur yang menjadi salah satu program pembangunan tahun 2022. Penyelesaian pembangunan waterfront di tepian Sungai Kapuas, mulai dari Kapuas Indah hingga Pelabuhan Senghie, juga menjadi suatu sokongan bagi pertumbuhan UMKM. Hal itu sebagai upaya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Kita akan mempermudah dan mempercepat perizinan sehingga masyarakat bisa lebih leluasa dalam menjalankan aktivitas usahanya," pungkasnya. (prokopim)
Kelola Sampah Jadi Bahan Bakar Energi Baru Terbarukan
Pemkot Pontianak dan PT Kusuma Jaya Agro Teken MoU Bangun Pabrik Co-firing
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menjalin kerjasama dengan PT Kusuma Jaya Agro untuk pengolahan sampah dan co-firing sebagai bahan bakar energi baru terbarukan. Kerjasama tersebut dituangkan dalam sebuah nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono dan Direktur PT Kusuma Jaya Agro, Raden Hidayatullah Kusuma Dilaga di Ruang Pontive Center, Kamis (28/4/2022).
Edi menjelaskan, kerjasama ini berkaitan dengan pengolahan sampah dan co-firing sebagai bahan bakar energi baru terbarukan. Selanjutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dalam hal ini menyediakan lahan untuk pembangunan pabrik co-firing maupun kebutuhan lainnya berdasarkan kesepakatan yang dibuat.
"Dengan adanya kerjasama ini sangat-sangat membantu kita dalam mengatasi persoalan sampah di Kota Pontianak," ujarnya.
Hanya saja, lanjutnya lagi, perlu diatur manajemen dalam pengelolaan sampah. Sampah mana yang diolah di bank sampah dan mana yang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Dari pihak kita menyediakan sarana angkutan untuk sampah-sampah yang akan dikelola pabrik co-firing dan lain sebagainya," ungkap Edi.
Kerjasama ini terjalin dilatarbelakangi oleh kesulitan dalam menangani permasalahan sampah yang terus membludak di Kota Pontianak. Produksi sampah di kota ini hampir mencapai 400 ton per hari. Jumlah itu bisa melebihi apabila memasuki musim buah-buahan seperti durian, rambutan dan buah-buahan lainnya. Bank sampah yang ada juga tidak bisa mengolah seluruh sampah yang dihasilkan.
"Selama ini sampah yang ada dibuang ke TPA, misalnya sampah yang berasal dari pasar-pasar tradisional. Oleh sebab itu kerjasama ini setidaknya akan membantu mengatasi persoalan sampah selama ini," ucapnya.
Persoalan sampah di Kota Pontianak sudah mulai mencemari lingkungan dan memberikan dampak terhadap efek rumah kaca. Hal ini diperparah dengan banyaknya sampah plastik yang tidak bisa terurai hingga 100 tahun lamanya. Menurutnya, masyarakat perlu diberikan edukasi bagaimana menangani sampah terutama yang ada di rumah tangga, misalnya melalui sistem Reuse, Reduce dan Recycle (3R).
"Masyarakat semakin pintar cara memilah dan menghadapi sampah sehingga harus diberikan pengetahuan," imbuhnya.
Direktur PT Kusuma Jaya Agro, Raden Hidayatullah Kusuma Dilaga menyatakan, kerjasama ini diharapkan mampu menyelesaikan persoalan sampah di Kota Pontianak. Pihaknya juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat yang mana salah satunya BUMN PLN grup memberikan solusi masalah sampah menjadi co-firing atau produk energi baru terbarukan.
"Selain sampahnya bisa hilang, juga bisa menjadi sebuah produk bahan bakar pengganti batu bara sehingga bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik yang ada di Kalbar," paparnya.
Pihaknya berencana membangun pabrik co-firing yang berlokasi di TPA Batu Layang. Hasil dari pengelolaan sampah ini akan ditujukan untuk mendukung pembangkit listrik yang ada di Singkawang karena di sana terdapat dua pembangkit listrik besar. Dijelaskannya, sampah-sampah yang ada diolah terlebih dahulu di pabrik co-firing. Lewat MoU ini, pembangunan pabrik itu akan dibekali teknologi dari Indonesia Power. Sebagai langkah awal, bersama Pemkot Pontianak, pihaknya akan melakukan studi tiru di Kota Cilegon untuk melihat mesin sekaligus portofolio bagaimana yang akan dibangun di Pontianak.
"Di sana masih dalam kapasitas kecil 5 ton perhari. Sedangkan di Pontianak kita akan buat minimal 100 ton per hari," tukasnya.
Mochamad Soleh, Head of Research Innovation and Knowledge Management PT Indonesia Power, menambahkan, jika dibandingkan energi yang dihasilkan, satu ton sampah yang diolah menjadi bahan bakar, akan menghasilkan 300 kilogram bahan bakar dengan nilai kalori sekira 3.400 kilokalori perkilogram.
"Jadi dari satu ton sampah terjadi penyusutan karena termasuk sampah basah, menjadi bahan bakar yang sudah kering seberat 300 kilogram. 300 kilogram ini nilai kalorinya 3.400 kilokalori per kilogram, itu jumlah minimalnya," katanya.
Pihaknya sudah pernah melakukan ujicoba beberapa komposisi dan hasilnya bisa mencapai 4.000 kilokalori perkilogram. Nilai kalori itu hampir setara dengan batu bara. Dalam pengolahan sampah, teknologi yang digunakan sudah ramah lingkungan karena sampah yang diolah tanpa B3 dan bisa terbakar. Hasil survey yang dilakukan, 80 persen diantaranya mengandung organik, yakni sampah-sampah sisa makanan. Sedangkan 20 persennya adalah plastik.
"Plastik seperti kantong kresek, kemasan plastik dan sejenisnya," tuturnya.
Kemudian, dari 80 persen organik itu, sudah pasti dihitung sebagai karbon netral. Sedangkan yang 20 persen memang masih dianggap sebagai bahan bakar turunan dari fosil. Yang menjadi komponen berbahaya seperti dikuatirkan adalah dioksin furan. Untuk mengatasi hal ini, pembakaran dilakukan di PLTU dengan ruang bakar mencapai di atas seribu derajat. Jadi nanti pembentukan dioksi furannya sudah terurai di atas 700 derajat.
"Kalau dari sisi emisi, itu cukup aman untuk lingkungan, artinya masih di bawah baku mutu lingkungan emisi hasil pembakaran sampah ini," tutupnya. (prokopim)
Rapatkan Saf, Jamaah Salat Id Tetap Kenakan Masker
PHBI Pontianak Siap Gelar Salat Id di Depan Kantor Wali Kota
PONTIANAK - Selain di masjid-masjid, pelaksanaan Salat Hari Raya Idul Fitri atau Salat Id 1443 Hijriyah tahun ini juga digelar di lapangan. Satu diantaranya dipusatkan di depan Kantor Wali Kota Pontianak Jalan Rahadi Usman yang digelar oleh Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Pontianak.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menerangkan, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya kala kasus Covid-19 tengah menanjak, tahun ini Salat Id dilaksanakan lebih leluasa karena tidak ada lagi pembatasan-pembatasan. Dengan adanya kelonggaran ini, ia berharap pelaksanaan Salat Id tersebar di banyak tempat.
"Sehingga tidak terjadi penumpukan di satu atau dua titik lokasi saja," ujarnya, Kamis (28/4/2022).
Meski pelaksanaan salat tanpa memberlakukan jarak saf, namun ia berharap jamaah tetap mengenakan masker. Hal ini guna mengantisipasi tertularnya virus Covid-19.
"Jadi meskipun tidak ada pembatasan jarak antar jamaah, tetapi kita tetap berpatokan pada protokol kesehatan yakni tetap mengenakan masker," ungkap Edi yang juga selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Pontianak.
Ketua Umum PHBI Kota Pontianak Yaya Maulidia menyatakan, pihaknya saat ini telah mempersiapkan rencana pelaksanaan Salat Id yang akan dipusatkan di lapangan depan Kantor Wali Kota Jalan Rahadi Usman.
"Tahun ini kita tidak lagi memberlakukan jarak saf, tetapi jamaah diminta tetap mengenakan masker," terangnya.
Ia menambahkan, untuk areal pelaksanaan Salat Id mulai dari depan Kantor Pos lama hingga ke arah Bank BNI 1946. Terkait kesiapan petugas, Yaya bilang, pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk kelancaran Salat Id yang diperkirakan bakal dipenuhi jamaah. Selaku panitia Salat Id depan Kantor Wali Kota, pihaknya juga akan mempersiapkan tempat pelaksanaannya, baik itu dari aspek kebersihan termasuk garis saf serta fasilitas lainnya terutama berkaitan dengan protokol kesehatan.
"Kami akan persiapkan thermogun, masker, fasilitas untuk tempat cuci tangan, termasuk bantuan penyediaan sarana toilet cabin dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalbar," jelasnya.
Dia mengimbau jamaah yang akan melaksanakan Salat Id di lapangan depan Kantor Wali Kota untuk membawa sajadah sendiri. Dan bagi yang membawa kertas koran sebagai alas, setelah selesai melaksanakan salat diimbau untuk membuangnya ke tempat sampah atau dibawa pulang kembali.
Yaya juga menerangkan, untuk mempersiapkan saf bagi jamaah Salat Id, pengecatan garis saf dilaksanakan H-1 Idul Fitri. Untuk kelancaran pengecatan garis saf, Jalan Rahadi Usman ditutup sementara bagi lalu lintas kendaraan.
"Bagi warga yang akan melintas di jalan tersebut, dialihkan ke Jalan Zainuddin dan Jalan Jenderal Sudirman," tuturnya.
Kepala Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kota Pontianak, Yusnaldi menuturkan, pelaksanaan Salat Id 1443 Hijriyah di depan Kantor Wali Kota direncanakan akan digelar pada Senin, 2 Mei 2022 atau disesuaikan dengan keputusan pemerintah pusat dalam penetapan Hari Raya Idul Fitri. Waktu pelaksanaannya akan dimulai pukul 06.00 WIB. Adapun yang bertindak sebagai khatib adalah Syech Anas Said Azzobi dan imam oleh H Abdul Syukur Mustafa.
"Kami mengimbau kepada seluruh jamaah yang hendak melaksanakan Salat Id di lokasi tersebut, untuk hadir lebih awal agar memudahkan dalam pengaturan saf karena diperkirakan jumlah jamaah lebih banyak dibanding tahun lalu," pungkasnya. (prokopim)
Meriam Karbit Tak Lekang oleh Waktu, Tak Hilang Ditelan Zaman
Chandra Bangga Bermain Meriam Karbit Lestarikan Tradisi dan Budaya
PONTIANAK - Beberapa orang pria terlihat sibuk di tepian Sungai Kapuas Kelurahan Tambelan Sampit Kecamatan Pontianak Timur. Ada yang mengambil air, ada pula yang berada di ujung moncong kayu berdiameter cukup besar sambil menutup lubang yang mengarah ke sungai dengan lembaran kertas koran. Kemudian yang lainnya memasukkan karbit yang sudah dipecah seukuran kerikil kecil. Setelah itu, mereka menunggu sejenak. Selang beberapa menit, seorang pria membawa api obor menuju satu di antara kayu yang berjejer di tepian sungai yang berada tak jauh di bawah Jembatan Kapuas I. Pria itu langsung menyulut lubang kecil yang ada di tubuh kayu bulat tersebut dan diikuti bunyi menggelegar hingga menarik perhatian pengendara yang melewati jembatan. Begitulah cara warga memainkan benda yang dikenal dengan nama meriam karbit. Meriam tersebut terbuat dari kayu mabang atau meranti dengan ukuran diameter antara 50 - 70 centimeter dan panjang kisaran 5 hingga 6 meter.
Tak ada sedikitpun rasa takut dalam diri Chandra (33), warga Tambelan Sampit, tatkala menyulut meriam karbit. Padahal bunyi yang dihasilkan permainan tradisional yang sudah menjadi tradisi saat bulan Ramadan dan menyambut Idul Fitri ini sangat dahsyat. Baginya, bermain meriam karbit sudah menjadi bagian kehidupan warga sekitar tepian Sungai Kapuas terutama saat menyambut lebaran. Meski tanpa Festival Meriam Karbit yang biasa digelar rutin setiap tahun, namun Setia Tambelan, nama kelompoknya, tetap memainkan permainan yang merupakan bagian dari sejarah berdirinya Kota Pontianak.
"Pada tahun ini kami menyiapkan tujuh meriam karbit untuk dimainkan menyambut lebaran," katanya saat ditemui di tepian Sungai Kapuas Tambelan Sampit tempat kelompoknya memainkan meriam karbit, Rabu (27/4/2022) malam.
Chandra menceritakan bagaimana awal proses pembuatan meriam karbit hingga cara memainkannya. Kata dia, untuk menghasilkan sebuah meriam, setidaknya dibutuhkan tiga sampai empat hari hingga siap untuk dimainkan atau dibunyikan. Agar tidak dikejar waktu, meriam-meriam itu sudah mereka kerjakan jauh sebelum bulan puasa.
"Supaya terlihat menarik dan indah, meriam-meriam ini kami hiasi dengan cat berwarna-warni," ungkapnya.
Dentuman meriam yang menggelegar itu dihasilkan dari karbit sebagai bahan bakarnya. Menurut Chandra, karbit yang dipersiapkan pada permainan meriam tahun ini sebanyak 150 sampai 200 kilogram. Untuk menghasilkan bunyi yang besar, idealnya sebuah meriam membutuhkan bahan bakar karbit sebanyak seperempat kilogram karbit.
"Waktu yang dibutuhkan untuk karbit berproses, idealnya enam sampai tujuh menit meriam siap untuk disulut dan menghasilkan dentuman," ungkapnya.
Chandra merupakan satu di antara sekian banyak pemain meriam karbit yang masih eksis hingga kini. Bermain meriam karbit bagi dirinya adalah sebuah kebanggaan karena ikut melestarikan tradisi dan budaya yang dimiliki Kota Pontianak. Apalagi, permainan Meriam Karbit ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
"Saya yakin permainan meriam karbit ini tak lekang oleh waktu karena sudah menjadi bagian kehidupan warga Pontianak khususnya yang bermukim di tepian Sungai Kapuas," imbuhnya.
Sebelumnya, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyatakan penyelenggaraan Festival Meriam Karbit tahun ini kembali ditiadakan sebagaimana tahun lalu. Kendati demikian, permainan meriam karbit tetap diperbolehkan.
"Kalau masyarakat ingin memainkan meriam karbit silakan, tetapi tahun ini kita tidak menggelar festival seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Sejak awal pandemi Covid-19, yakni tahun 2020 festival yang banyak menyedot perhatian masyarakat ini sementara ditiadakan. Langkah itu diambil sebagai upaya mencegah kerumunan orang di tengah kondisi pandemi Covid-19.
"Insya Allah tahun depan kita akan gelar supaya lebih meriah lagi," ucap Edi.
Meski permainan rakyat yang dimainkan di tepian Sungai Kapuas ini diperkenankan, namun Edi berharap masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan mengingat pandemi Covid-19 belum berakhir. Apabila ada warga yang merasa sakit atau tidak enak badan, sebaiknya tidak ikut memainkan atau menyaksikan permainan berbahan bakar karbit tersebut.
"Artinya warga masyarakat yang merasa sakit, kalau bisa jangan memaksakan diri untuk datang nonton atau berkerumun. Sebaiknya istirahat di rumah saja untuk mengembalikan stamina," imbaunya.
Sebagian besar komunitas pemain meriam karbit berada di Wilayah Pontianak Timur, Selatan dan Tenggara, terutama mereka yang bermukim di tepian Sungai Kapuas. Permainan tradisional yang sudah lama ada ini merupakan salah satu aset yang dimiliki Kota Pontianak dan hanya satu-satunya di dunia meriam karbit sebesar ini.
"Permainan meriam karbit ini perlu kita lestarikan agar budaya yang kita miliki tidak punah ditelan zaman," pungkasnya. (prokopim)