,
menampilkan: hasil
Jelang Imlek, TPID Pontianak Pastikan Stok Pangan Aman
PONTIANAK – Kondisi stok pangan menjelang Tahun Baru Imlek sampai persiapan menyambut bulan puasa di Kota Pontianak dipastikan aman. Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian usai High Level Meeting (HLM) bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak dan pemangku kebijakan terkait, di Ruang Pontive Center, Kamis (11/1/2024). Ia menyebut, inflasi Kota Pontianak kini berada di angka 2,09 persen dan masih perlu dijaga dari lonjakan harga.
“Perhatian lebih untuk ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) oleh Pertamina, kami harap jangan sampai menjelang hari raya, stoknya kurang,” tuturnya usai HLM.
Ani menyebut, terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan pada Desember 2023. Di antaranya daging ayam ras, angkutan udara, bayam, kangkung dan minyak goreng. Selain komoditas penyumbang inflasi tersebut, ada pula komoditas penyumbang deflasi, seperti ikan tongkol, cabai rawit, cabai merah, udang basah dan buncis.
“Ketersediaan stok pangan harus dijaga, bekerjasama dengan pihak kepolisian dan instansi terkait akan ada pengawasan di gudang-gudang,” ungkap Ani.
Untuk memastikan stok pangan serta pengawasan harga, pihaknya akan melakukan monitoring di lapangan serta aksi pangan murah sebagaimana menindaklanjuti arahan pemerintah pusat.
“Kita percepat rapat TPID untuk segera mengetahui intervensi pangan menjelang Tahun Baru Imlek,” sebutnya. (kominfo/prokopim)
Waspadai Lonjakan Harga Jelang Hari Besar Keagamaan
PONTIANAK – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pontianak mencatat angka inflasi Kota Pontianak dari tahun ke tahun dan setahun terakhir ini, relatif stabil di angka 2,09 persen. Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian menerangkan, angka tersebut berada di rentang sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2023 yaitu 3±1 persen. Bahkan lebih rendah dari capaian nasional, hingga masuk dalam posisi 10 inflasi terendah kota se-Indonesia.
“Meskipun demikian, inflasi di tahun 2024 tetap harus diwaspadai mengingat sasaran yang ditetapkan lebih rendah dibanding dengan 2023, yaitu 2,5±1,” paparnya usai Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, melalui zoom meeting di Pontive Center, Senin (8/1/2023).
Di akhir tahun 2023, beberapa komoditas terjadi kenaikan harga yang menjadi penyumbang andil inflasi. Di antaranya daging ayam ras, angkutan udara, bayam, kangkung dan minyak goreng. Selain komoditas penyumbang inflasi tersebut, ada pula komoditas penyumbang deflasi, seperti ikan tongkol, cabai rawit, cabai merah, udang basah dan buncis. Ani menyampaikan, perlunya mewaspadai lonjakan harga komoditas penyumbang inflasi.
“Sehingga tetap dibutuhkan kerja keras ekstra di tahun 2024,” katanya.
Dari hasil catatan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui dinas terkait, adapun beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada pekan pertama bulan Januari 2024 seperti cabai merah rata-rata harga Rp 47 ribu, dari harga sebelumnya Rp 41,2 ribu. Cabai merah keriting rata-rata harga saat ini Rp 48 ribu, dari harga sebelumnya Rp 39,6 ribu. Telur ayam ras rata-rata harga saat ini Rp 28 ribu, dari harga sebelumnya Rp 27,6 ribu serta ikan kembung rata-rata harga saat ini Rp 42 ribu, dari harga sebelumnya Rp 39 ribu. Ani meminta agar pemantauan terhadap bahan pangan pokok tetap dilakukan. Sebagaimana arahan Mendagri Tito, di akhir zoom meeting, meminta atensi Kepala Daerah untuk terus memantau lonjakan harga serta ketersediaan pasokan pangan terutama komoditas cabe merah, cabe rawit dan daging ayam ras. Selain itu juga menggencarkan aksi pangan murah.
"Untuk itu, perlu dilakukan pemantauan secara kontinyu setiap bulannya oleh Satgas Pangan, khususnya menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional, agar harga komoditas tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) dan tidak terjadi lonjakan harga yang tinggi. Untuk komoditas lainnya menjamin ketersediaannya di pasar sekaligus menghindari penimbunan,” pungkasnya. (kominfo/prokopim)
Pontianak Masuk 10 Kota Terendah Inflasinya se-Indonesia
Angka Inflasi 2,09 Sepanjang Desember 2023
PONTIANAK - Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak dalam mengendalikan inflasi membuahkan hasil. Betapa tidak, Kota Pontianak menjadi satu di antara 10 kota se-Indonesia yang terendah inflasinya sepanjang bulan Desember 2023, yakni di angka 2,09.
Kabar itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak Mulyadi yang juga selaku Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak. Menurutnya, pencapaian ini sebagai buah kerja keras yang dilakukan bersama antara Pemkot Pontianak, TPID Kota Pontianak serta instansi terkait lainnya. Ia menilai bahwa pentingnya menjaga stabilitas harga di pasaran agar tidak membebani masyarakat. Untuk itu, Pemkot Pontianak bersama TPID Kota Pontianak telah merancang sebuah roadmap pengendalian inflasi yang melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
“Termasuk Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan yang bertugas mengawasi dan mengendalikan harga-harga pangan di Kota Pontianak,” ujarnya, Rabu (3/1/2024).
Mulyadi menerangkan, harga kebutuhan pokok di pasar selalu menjadi perhatian TPID Kota Pontianak. Dari sejumlah komoditas bahan pokok, beberapa di antaranya seperti bawang putih dan bawang merah mengalami kenaikan harga. Namun, harga cabai, sayur mayur, dan daging sapi relatif stabil.
"Memang harga daging ayam mengalami sedikit kenaikan karena meningkatnya permintaan dalam menyambut tahun baru, yang mana harganya berkisar antara Rp36 ribu hingga Rp37 ribu per kilogram," ungkapnya.
Meskipun demikian, lanjut Mulyadi, secara keseluruhan, inflasi di Kota Pontianak masih terkendali. Ketersediaan stok beras aman, meskipun harga beras juga mengalami kenaikan.
"Mewujudkan ketersediaan pangan yang aman menjadi yang terpenting, sehingga kebutuhan pokok masyarakat dapat terpenuhi dengan baik," tambahnya.
Pemkot Pontianak terus berkomitmen untuk mengendalikan inflasi dan memastikan ketersediaan pangan yang mencukupi bagi seluruh masyarakat. Dengan melakukan sinergi antara berbagai instansi terkait, diharapkan penyelesaian masalah inflasi dan ketersediaan pangan dapat tercapai dengan baik. (prokopim/kominfo)
Salurkan Bantuan Sapras Bagi Petani, Wako Harap Produksi Meningkat
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyerahkan bantuan sarana prasarana (sapras) pertanian kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) se-Kecamatan Pontianak Utara di Aula UPTD Agribisnis Jalan Budi Utomo Pontianak Utara, Kamis (21/12/2023).
Edi menyebut, bantuan ini merupakan upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dalam meningkatkan kesejahteraan petani serta mendukung perkembangan sektor pertanian di wilayah ini. Menurutnya, sektor pertanian mengambil peran penting dalam menghadapi tantangan global, terutama dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pangan. Pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan berdaya saing harus menjadi prioritas utama untuk dikembangkan.
"Pontianak Utara memiliki potensi pertanian yang luar biasa, namun masih terdapat kendala-kendala dalam memanfaatkan potensi tersebut misalnya faktor cuaca, ketersediaan pupuk dan sebagainya. Oleh sebab itu mudah-mudahan bantuan ini bisa bermanfaat bagi para petani meningkatkan produksi hasil pertaniannya,” ujarnya.
Bantuan sarana prasarana pertanian yang diserahkan terdiri dari pupuk, benih dan bibit tanaman serta alat-alat pertanian. Edi bilang, bantuan ini tidak hanya menjadi stimulus awal bagi petani dalam meningkatkan produktivitas, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan daya saing komoditas pertanian.
“Melalui program ini, diharapkan petani dapat meningkatkan hasil panen, mengurangi kerugian akibat gagal panen, dan memperluas usaha pertanian mereka,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Edi juya mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan dan memanfaatkan lahan pertanian. Ia mengatakan bahwa pertanian yang berkelanjutan harus dilakukan dalam harmoni dengan alam, melalui penerapan teknik pertanian organik yang ramah lingkungan.
“Semoga pengembangan sektor pertanian di Kota Pontianak mencapai kemandirian pangan dan kesejahteraan petani yang lebih baik,” pungkasnya. (prokopim)