,
menampilkan: hasil
Remaja Putri Rutin Minum Tablet Tambah Darah Upaya Turunkan Stunting
TP-PKK Pontianak Bagikan Tablet Tambah Darah di SMPN 23
PONTIANAK - Seiring dengan pertumbuhan tubuh di usia remaja, kebutuhan vitamin dan zat besi tentunya juga meningkat. Tidak terpenuhinya kebutuhan tersebut akan menyebabkan anemia pada remaja putri. Remaja putri memang memiliki risiko lebih tinggi mengalami anemia, salah satu penyebabnya adalah karena remaja putri mengalami siklus menstruasi setiap bulannya.
Kondisi demikian yang mendasari Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie bersama Dinas Kesehatan Kota Pontianak membagikan tablet tambah darah dan sarapan bersama pelajar putri di SMP Negeri 23 Pontianak, Kamis (3/8/2023).
"Aksi bergizi ini kita lakukan sebagai salah satu upaya untuk pencegahan stunting pada remaja putri," ujarnya ketika memberikan sambutan pada pelaksanaan Gerakan Nasional Aksi Bergizi di Kota Pontianak.
Menurutnya, remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang ibu harus disiapkan menjadi generasi yang sehat sejak dini. Remaja yang menderita anemia akan berisiko pada saat hamil, hal ini juga akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin didalam kandungan.
"Dengan bersama-sama menggelar minum tablet tambah darah dan sarapan yang mengandung protein akan mencegah kekurangan gizi pada anak," imbuhnya.
Dia berharap, pemberian tablet tambah darah secara rutin bagi remaja putri di Kota Pontianak akan menurunkan jumlah kasus stunting. Selain itu remaja di Kota Pontianak akan tumbuh menjadi remaja yang sehat, cerdas dan berkualitas.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Saptiko menyatakan, kepedulian warga mengkonsumsi makanan sehat sekaligus bernilai gizi yang seimbang masih cukup rendah. Sebab masih ada ditemukan anak yang tidak sarapan pagi ketika pergi ke sekolah sehingga belum terpenuhinya asupan vitamin, protein dan mineral yang cukup. Dia menganjurkan agar selain meminum tablet tambah darah sebaiknya juga mengkonsumsi protein sehingga hasilnya lebih maksimal.
"Misalnya makan makanan yang mengandung protein hewani minimal ada telur kalau bisa ikan atau ayam supaya kita pintar," pungkasnya. (prokopim)
Kunjungi Tiga Lokasi, Yanieta Memastikan Kesiapan Peserta Lomba KG Bangga Kencana Kesehatan
3 Kelurahan di Kecamatan Pontianak Tenggara Wakili Pontianak Lomba Tingkat Provinsi Kalbar
PONTIANAK - Tiga lokasi di Kecamatan Pontianak Tenggara siap dinilai untuk Lomba Kesatuan Gerak (KG) PKK Bangga Kencana Kesehatan Tingkat Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Ketiga lokasi itu adalah Komplek Residence Borneo Khatulistiwa 4 Kelurahan Bansir Darat yang akan mewakili Kota Pontianak untuk Lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Posyandu Pelangi Ceria Kelurahan Bangka Belitung Darat untuk Lomba Posyandu dan Kantor Lurah Bansir Laut pada Lomba Tertib Administrasi PKK Pokja IV.
Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie didampingi Pokja IV TP-PKK Kota Pontianak meninjau ketiga lokasi yang akan dinilai oleh Tim Penilai dari Provinsi Kalbar, Selasa (17/7/2023). Kedatangannya ke lokasi tersebut untuk memastikan para peserta lomba telah memenuhi seluruh kriteria yang ditentukan.
"Saya ingin memastikan apakah ketiga peserta yang akan mewakili Kota Pontianak pada Lomba KG PKK Bangga Kencana Kesehatan Tingkat Provinsi Kalbar tahun 2023 telah mempersiapkan segala sesuatu yang harus dipenuhi," ujarnya.
Dari hasil pengamatannya, memang secara umum sudah dipersiapkan dengan baik. Namun demikian, masih terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki supaya hasilnya lebih maksimal. Dia menginginkan inovasi-inovasi yang diunggulkan oleh masing-masing kategori lomba ditampilkan dengan data dukung yang baik.
"Kalau hanya paparan biasa pada saat lomba saya yakin bisa, tetapi bagaimana menjelaskan inovasi dan unggulan yang kita miliki saat penilaian lomba itu yang terpenting," imbuh Yanieta.
Dirinya berharap melalui kunjungannya bersama jajaran TP-PKK Kota Pontianak bisa memberikan saran dan masukan sekaligus memotivasi peserta yang ada di tiga lokasi dimaksud.
"Mana yang terdapat kekurangan dan perlu dilakukan perbaikan, untuk bisa ditindaklanjuti sehingga Kota Pontianak bisa tampil maksimal pada saat lomba dilaksanakan," pungkasnya. (prokopim)
Inovasi Tamasya Pedia Tingkatkan Skrinning Penyakit Tidak Menular
PONTIANAK - Upaya Peningkatan Peran Swasta dan Masyarakat untuk Skrinning Pemeriksaan Penyakit Tidak Menular Hipertensi dan Diabetes Melitus (Tamasya Pedia) oleh UPT Puskesmas Siantan Hilir efektif dalam pelaksanaannya sejak pertengahan 2021 lalu. Terutama dalam capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penyakit Tidak Menular (PTM) hipertensi dan diabetes melitus di wilayah kerja mereka.
Data dari Dinas Kesehatan menyebutkan jumlah penduduk di Kelurahan Siantan Hilir pada tahun 2021 adalah 30.577 penduduk. Jumlah penduduk usia 15-59 tahun ada 20.738 penduduk. Sedangkan estimasi penderita hipertensi ada 7.784, sedangkan estimasi untuk penderita diabetes melitus adalah 645.
"Untuk indikator pasien hipertensi, tahun 2020 baru 1.757 orang, setelah inovasi tahun 2021 jadi 3.735 orang dan 2022 jadi 4.627 orang. Sedangkan indikator pasien diabetes melitus, tahun 2020 ada 271 orang, jadi 587 dan 1.138 di tahun 2021 dan 2022," jelas inovator Tamasya Pedia UPT Puskesmas Siantan Hilir, Tri Yulinda Lestari, Rabu (5/7/2023).
Dia menjelaskan, skrinning ini penting lantaran angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit tidak menular tinggi. Perlu pencegahan dan pengendalian faktor risiko untuk menekan hal tersebut. Di sisi lain, biaya pengobatan penyakit tidak menular juga lumayan mahal.
"Dengan skrining, kita jadi tahu dan bisa mengendalikan faktor risiko tadi. Sehingga bisa dikembalikan pada tingkatan normal," katanya.
Di sisi lain, inovasi Tamasya Pedia juga berhasil menggaet swasta dalam skrining tersebut. Di antaranya PT Sumber Djantin dan Pertamina yang berlokasi di Siantan Hilir. Kini, para pekerja mereka juga berhasil dijangkau.
"Saat kunjungan ke masyarakat, PT Sumber Djantin dan Pertamina juga memberikan doorprize," katanya.
Untuk meningkatkan inovasi, di tahun 2023 telah dibentuk kader PTM UPT Puskesmas Siantan Hilir. Mereka berasal dari masyarakat dan akan membantu di lapangan.
"Tamasya Pedia juga menyediakan kartu kontrol khusus dengan diagnosa hipertensi dan diabetes melitus, sehingga pasien bisa mengetahui hasil cek kesehatannya tiap bulannya dan memberikan sinyal kepada pasien untuk rutin periksa kesehatannya," tutupnya. (*)
TPPS Pontianak Target Turunkan Stunting Lima Persen
Temu Kerja Evaluasi Semester I TPPS Seluruh Indonesia
PONTIANAK – Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan mengikuti Temu Kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) seluruh Indonesia bertempat di Wyndham Opi Hotel Palembang Jalan Gubernur H A Bastari, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (3/7/2023). Evaluasi itu membahas sejumlah persoalan, salah satunya upaya perbaikan delapan aksi konvergensi stunting di Kota Pontianak serta pengawasannya di lapangan oleh TPPS Kota Pontianak.
“Konvergensi harus dimulai dari TPPS tingkat kelurahan karena mereka yang memahami situasi kondisi masyarakat sekitar. Selain itu juga memiliki data yang valid dan akurat,” ungkapnya yang juga didampingi Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak Multi Juto Bhatarendro.
Pemkot Pontianak lewat TPPS terus memastikan semua aksi konvergensi terpenuhi. Khususnya pada tahun 2024, Bahasan menyebut, pihaknya menargetkan penurunan angka stunting secara efektif menjadi 14 persen sesuai arahan pemerintah pusat.
“Di tahun 2022 kami bisa menurunkan angka stunting sebesar 4,7 persen. Di tahun ini dan tahun depan kami optimis bisa mencapai target nasional dengan penurunan lagi sebesar 5 persen. Dan impian kita bersama tentunya, semoga Pontianak bisa zero stunting,” terang Ketua TPPS Kota Pontianak ini.
Seusai agenda Temu Kerja Evaluasi Semester I TPPS itu, ia akan mengumpulkan seluruh tim penurunan stunting di Kota Pontianak untuk memastikan aksi konvergensi dilaksanakan secara bahu-membahu. Selain memastikan kesiapan tim di lapangan, Bahasan juga akan melakukan sosialisasi kepada seluruh elemen masyarakat tentang pentingnya melakukan aksi konvergensi mandiri. Ia mengajak masyarakat Kota Pontianak untuk merubah pola hidup, mulai dari pola pikir sampai pola makan.
“Kita mulai dari pencegahan terlebih dahulu, yaitu memberikan edukasi kepada calon pengantin. Kita sosialisasikan juga kepada ibu hamil. Biasanya faktor stunting ini karena orang tua yang sengaja mengabaikan gizi anaknya,” tutupnya. (kominfo/prokopim)