,
menampilkan: hasil
Ponpes Nahdlatus Syubban Ramah Anak
PONTIANAK – Kepedulian Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dalam pemenuhan hak anak terus ditingkatkan. Berbagai fasilitas umum kini juga menyediakan taman bermain. Lebih lagi, kebijakan dan program yang dicantumkan lewat Peraturan Daerah (Perda) pun kian mempertegas Pontianak menuju kota yang ramah anak.
Salah satunya tampak dari dibangunnya Pondok Pesantren Nahdlatus Syubban, pondok pesantren ramah anak yang bertempat di Jalan Apel Gang Apel 7, Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Kecamatan Pontianak Barat. Usai meresmikan, Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan menyampaikan, pihaknya bekerjasama dengan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Pontianak untuk menekan angka kekerasan terhadap anak.
"Pesantren mendidik dengan pondasi keimanan dan ketakwaan. Fungsi pesantren sebagai pemberi pedoman kepada masyarakat, termasuk anak-anak. Dengan pondok pesantren ramah anak ini, semoga tercapai cita-cita Pontianak kota ramah anak," katanya usai Deklarasi Pondok Pesantren Ramah Anak, Selasa (17/10/2023).
Anak adalah generasi pemegang tongkat estafet pembangunan selanjutnya. Bahasan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk saling mengawasi aktivitas anak-anak di dalam maupun luar rumah. Di era media sosial seperti sekarang, mudah untuk warga melaporkan oknum yang terlihat mencurigakan kepada pihak berwenang. Di sisi lain, ia berharap kepada penegak hukum agar terus memburu pelaku kekerasan terhadap anak di Kota Pontianak.
"Sekarang masyarakat bisa memviralkan, ada hukuman sosial kepada oknum pelaku. Aparat penegak hukum juga pasti memburu setiap pelaku," katanya.
Setiap santri, tegas Bahasan, harus menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam setiap sendi-sendi kehidupannya. Selain itu juga menunjukkan adab sopan santun maupun budaya hormat kepada seluruh makhluk alam semesta.
"Selaku lembaga pendidikan, saya yakin, pondok pesantren mengajarkan ilmu pengetahuan yang memicu anak-anak fokus mengembangkan kreativitas serta inovasi mendorong mereka produktif," pungkasnya. (kominfo/prokopim)
Pemuda Harus Mampu Hadapi Tantangan Menyongsong Indonesia Emas 2045
Wali Kota Edi Kamtono Jadi Keynote Speaker Dialog Kepemudaan
PONTIANAK - Perkembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masa depan yang gemilang pada tahun 2045 tidak terlepas dari peran pemuda. Pemuda merupakan agen perubahan. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyebut, pemuda memegang peranan penting dalam keberlanjutan bangsa. Apalagi pemuda sudah melalui proses kematangan diri, mulai dari balita, remaja hingga masa transisi remaja ke dewasa.
"Proses pematangan diri untuk para pemuda menuju kepemimpinan harus dimulai dari sekarang, adik-adik harus bisa beradaptasi dengan lingkungan dan mampu menghadapi tantangan yang ada," ujarnya saat menjadi keynote speaker dalam Dialog Kepemudaan bertema ' 'Penguatan Kolaborasi untuk Pembangunan SDM Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045' di Hotel Garuda, Rabu (11/10/2023).
Menurutnya, pemuda termasuk kategori dewasa yang sudah memiliki pemikiran secara intelektualitas karena sudah melalui proses adaptasi dengan lingkungan. dan pendidikan, baik formal maupun informal. Keberadaan pemuda sangat penting di era sekarang sebagai penyambung estafet kepemimpinan ke depan.
"Bangsa atau pemimpin yang sukses adalah yang bisa mewariskan kepemimpinannya kepada pemuda," kata Edi.
Melalui dialog kepemudaan ini para pemuda dapat mengasah keterampilan kepemimpinan, meningkatkan pengetahuan, dan membangun jaringan yang luas. Dengan demikian, mereka dapat turut berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan inklusif di Indonesia. Edi bilang, pemuda-pemuda masa kini berbeda dengan pemuda zaman sebelum Indonesia merdeka, pada saat Indonesia merdeka dan tahun-tahun setelahnya. Pemuda sekarang ini sangat milenial, yang mana mindset berpikirnya lebih cepat dan kritis. Oleh sebab itu, dialog ini bisa membuka wawasan para pemuda tentang berbagai hal yang menjadi impian dan fakta kondisi eksisting sekarang ini.
"Idealisme dan impian sah-sah saja setinggi langit, tetapi kita akan dihadapkan dengan kondisi realita yang terjadi sekarang ini. Karenanya, para pemuda harus mampu menghadapi tantangan dan rintangan yang ada," pungkasnya. (prokopim)
Satuan Pendidikan Non Formal Beri Akses Warga Peroleh Pendidikan
Pemkot Komitmen dalam Pemerataan Pendidikan
PONTIANAK - Pendidikan menjadi hak bagi setiap warga negara sebagaimana yang diatur dalam UUD 1945. Oleh sebab itu, akses pendidikan terbuka bagi siapa saja, tidak terlepas dari usia, latar belakang maupun status sosial. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyebut, Pemerintah Kota (Pemkot) berkomitmen dalam pemerataan pendidikan bagi warga Kota Pontianak, baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Satuan pendidikan non formal juga memiliki peran yang sangat penting dalam membuka akses pendidikan bagi masyarakat. Salah satu keunggulan utama pendidikan non formal adalah fleksibilitasnya dengan menawarkan jadwal yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta.
"Pendidikan non formal memungkinkan peserta didiknya untuk belajar di waktu yang sesuai bagi mereka, bahkan sambil menjalankan pekerjaan atau tanggung jawab keluarga sehingga mereka memiliki kesempatan dalam mengenyam pendidikan," ujarnya saat membuka promosi Satuan Pendidikan Non Formal pendidikan kesetaraan program paket A, B dan C di Aula Kantor Camat Pontianak Utara, Selasa (10/10/2023).
Meski pendidikan non formal dalam proses pembelajaran tidak terikat pada struktur formal sekolah, namun tetap memberikan pengetahuan dan keterampilan yang berharga kepada peserta. Hal ini membantu menciptakan peluang pendidikan bagi mereka yang mungkin tidak dapat menghadiri sekolah formal secara teratur.
"Sehingga mereka bisa mengikuti pendidikan kesetaraan, baik itu paket A, B dan C," ungkap Edi.
Selain itu, pendidikan non formal juga mendukung pembelajaran sepanjang hayat. Dengan memfasilitasi kursus, pelatihan dan program pendidikan lainnya, satuan pendidikan non formal membantu mereka memperoleh pengetahuan baru, mengembangkan keterampilan dan mengikuti perkembangan teknologi dan tren industri.
"Ini sangat penting di era modern ini di mana perubahan cepat terjadi di berbagai bidang," tuturnya.
Secara keseluruhan, pendidikan non formal tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga mendorong pembangunan sosial dan ekonomi. Dengan memberdayakan individu melalui pendidikan, satuan pendidikan non formal berperan penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, berwawasan, dan berdaya saing tinggi.
"Sehingga menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing," sebutnya.
Sekretaris Daerah Kota Pontianak Mulyadi menerangkan, Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, B dan C adalah inisiatif pendidikan yang sangat berarti untuk orang dewasa yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan formal mereka di tingkat dasar dan menengah.
"Program ini memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh ijazah setara SD (paket A) atau SMP (paket B) maupun SMA (paket C) melalui ujian yang diakui secara nasional," imbuhnya.
Menurutnya, program ini memberikan peluang kepada orang dewasa untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan mereka, membuka akses ke peluang pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
"Dengan demikian, Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, B dan C bukan hanya memberikan ijazah kepada peserta, tetapi juga membuka pintu ke masa depan yang lebih cerah dan penuh peluang bagi mereka," pungkasnya. (prokopim)
Lestarikan Budaya Sejak Dini lewat Lomba Celoteh dan Bertundang
PONTIANAK - UPT Pusat IPTEK dan Bahasa Kota Pontianak menggelar lomba berceloteh bahasa melayu dan lomba bertundang yang diikuti peserta didik tingkat SD se-Kota Pontianak. Kepala UPT Pusat IPTEK dan Bahasa Kota Pontianak Rosalina memaparkan, sebanyak 52 pelajar SD mendaftar lomba berceloteh bahasa melayu dan 9 tim mendaftar pantun berdendang atau tundang.
"Kami sekarang menggelar final lomba untuk mencari enam terbaik, yaitu harapan 3, 2 dan 1 kemudian juara 3, 2 dan juara 1," ungkapnya usai lomba di Lantai 2 Pontianak Convention Center (PCC), Selasa (26/9/2023).
Lomba ini merupakan kali kedua UPT Pusat IPTEK dan Bahasa Kota Pontianak menggelar kompetisi bagi pelajar. UPT yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak ini pada tahun lalu juga telah melaksanakan agenda yang sama, namun dengan kategori lomba yang lebih banyak. Rosalina menjelaskan, terbatasnya anggaran menjadi alasan lomba lainnya tidak dilaksanakan. Ia menambahkan, pengumuman lomba akan disampaikan pada pekan pertama atau kedua bulan Oktober mendatang.
“Kegiatan UPT rutin tahunan ada lomba sains experiment, kontes dan kompetisi roket air yang regional. Tapi tahun ini tidak bisa dilaksanakan,” jelasnya.
Adapun kriteria penilaian diantaranya, pertama penggunaan bahasa melayu dengan bobot 30 persen. Kemudian penampilan dengan bobot 20 persen. Di dalam penggunaan bahasa melayu, beberapa indikator penilaian adalah diksi, ritme dan intensi penggunaan bahasa lain. Sedangkan untuk penampilan adalah kepercayaan diri, kostum, kontak dengan penonton serta penggunaan properti. Kedua lomba, lanjut Rosalina, diadakan sebagai upaya melestarikan budaya sejak dini dengan menumbuhkembangkan minat anak-anak terhadap bahasa melayu.
“Vokal juga kami nilai, jelas dan lantang. Sesuai tidak dengan tema yang disampaikan,” tutupnya. (kominfo)