,
menampilkan: hasil
Lomba Mewarnai Warnai Hari Jadi ke-254 Pontianak
TP-PKK Pontianak dan Moorlife Dorong Kreativitas Anak
PONTIANAK – Dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-254 Kota Pontianak, Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak bekerja sama dengan Moorlife Indonesia menggelar Lomba Mewarnai Anak yang diikuti ratusan peserta dari berbagai kategori, mulai dari PAUD, SD, hingga anak-anak penyandang disabilitas di Gedung Pontianak Convention Center (PCC), Sabtu (11/10/2025).
Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan menyebut, lomba mewarnai ini sebagai kegiatan positif dalam menumbuhkan kebanggaan terhadap kota serta membentuk karakter anak sejak dini. Peringatan Hari Jadi Kota Pontianak adalah momentum untuk menanamkan nilai-nilai kebanggaan terhadap Kota Pontianak.
“Terutama kepada anak-anak usia dini. Dengan kegiatan seperti lomba mewarnai ini, mereka dapat mengenal budaya, membentuk karakter, serta menumbuhkan integritas sejak dini,” ujarnya saat membuka lomba.
Ia menambahkan, keterlibatan anak-anak dalam kegiatan ini juga menjadi sarana mempererat kebersamaan dalam keluarga dan masyarakat. Bahasan berharap lomba tersebut dapat terus menjadi agenda tahunan PKK Kota Pontianak.
“Lomba mewarnai ini akan terus diagendakan setiap tahun karena bukan hanya menyalurkan bakat seni dan kreativitas, tetapi juga memperkenalkan ikon serta tema-tema yang berkaitan dengan Kota Pontianak,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua TP-PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie, menyampaikan apresiasi terhadap semangat dan keberanian anak-anak dalam berkarya. Ia menilai setiap hasil karya peserta merupakan bentuk prestasi yang layak diapresiasi.
“Keberanian anak-anak untuk berkarya merupakan prestasi yang patut kita apresiasi,” imbuhnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Moorlife Indonesia atas dukungan terhadap kegiatan positif bagi anak-anak. Menurutnya, kolaborasi antara dunia usaha dan dunia pendidikan merupakan langkah penting dalam membangun ekosistem yang sehat bagi tumbuh kembang anak-anak di Pontianak.
“Kota ini dibangun bukan hanya dengan beton dan bangunan, tetapi juga dengan kasih sayang, pendidikan, dan kolaborasi,” tutur Yanieta.
Kegiatan lomba mewarnai ini menjadi yang ketiga kalinya digelar TP-PKK Kota Pontianak bersama Moorlife Indonesia. Selain menjadi wadah menyalurkan kreativitas anak, kegiatan tersebut juga menjadi simbol kolaborasi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam membangun Pontianak sebagai kota yang ramah dan bersahabat bagi anak-anak. (prokopim)
Sekolah Garuda, Visi Besar Presiden Untuk Talenta Unggulan Saintek di Indonesia
JAKARTA - Pemerintah akan memulai pengenalan Sekolah Garuda pada Rabu, 8 Oktober 2025 secara serentak di 16 titik di seluruh Indonesia. Sekolah Garuda merupakan salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto untuk pemerataan pendidikan unggulan di seluruh pelosok Indonesia.
Sekolah Garuda hadir untuk memperluas kesempatan agar semakin banyak anak Indonesia dari seluruh pelosok negeri bisa menembus kampus-kampus terbaik dunia.
"Sekolah Garuda menjadi penyempurna orkestrasi transformasi pendidikan," kata Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie, Selasa (7/10/2025)
Stella mengatakan Sekolah Garuda merupakan realisasi dari visi besar Presiden Prabowo untuk membawa anak Indonesia, dari seluruh pelosok negeri, menuju kampus terbaik dunia. Sekolah Garuda menjadi bagian transformasi pendidikan Indonesia untuk menyiapkan generasi emas 2045.
"Sekolah Garuda adalah cara pemerintah memperluas akses pendidikan unggul yang inklusif. Meracik talenta sains dan teknologi dari anak-anak berprestasi dari penjuru negeri," kata Stella.
Sekolah Garuda diharapkan melahirkan generasi emas yang cerdas, berdaya saing global, berjiwa kepemimpinan, berhati pelayanan, dan berkomitmen mengabdi untuk kemajuan Indonesia.
Pengenalan serentak Sekolah Garuda yang akan dimulai Rabu, terdiri atas 12 titik Sekolah Garuda Transformasi dan 4 titik lokasi pembangunan Sekolah Garuda Baru.
Sebanyak 12 Sekolah Garuda Transformasi meliputi SMAN 10 Fajar Harapan, Aceh; SMA Unggul Del, Sumatera Utara; MAN Insan Cendekia Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan; SMAN Unggulan MH Thamrin, DKI Jakarta; SMA Cahaya Rancamaya, Jawa Barat; SMA Taruna Nusantara, Jawa Tengah; SMA Pradita Dirgantara, Jawa Tengah; SMAN 10 Samarinda, Kalimantan Timur; SMAN Banua BBS, Kalimantan Selatan; MAN Insan Cendekia Gorontalo, Gorontalo; SMAN Siwalima Ambon, Maluku; dan SMA Averos Sorong, Papua Barat Daya.
Dan empat lokasi pembangunan Sekolah Garuda Baru yang juga turut dikenalkan terdapat di Belitung Timur; Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur; Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara; dan Bulungan, Kalimantan Utara.
Hingga 2029, pemerintah menargetkan membina 80 sekolah untuk Sekolah Garuda Transformasi. Sedangkan untuk Sekolah Garuda Baru, target yang dicanangkan adalah membangun 20 sekolah hingga 2029.
Stella mengatakan Sekolah Garuda ini ditopang oleh tiga pilar. Pertama sebagai penyeimbang akses, yakni pemerataan kesempatan untuk berprestasi. Kedua, inkubator pemimpin. Sekolah Garuda diharapkan membentuk karakter kepemimpinan menuju Indonesia Emas 2045.
Dan ketiga, meningkatkan prestasi akademik siswa serta membangun jiwa pengabdian masyarakat. Selain berprestasi, siswa juga tidak lupa untuk mengabdi setelah melanglang buana mencari ilmu.
Keberadaan Sekolah Garuda menjadi penting untuk memperkuat upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Human Capital Index menunjukkan, rata-rata siswa Indonesia baru memanfaatkan 54 persen dari potensi utuh mereka, sehingga inilah tantangan sekaligus peluang besar untuk terus ditingkatkan.
Akses menuju perguruan tinggi terbaik dunia pun terus diupayakan. Pada 2024, sebanyak 143 lulusan SMA penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) telah berkuliah di 100 perguruan tinggi terbaik dunia. (*)
Wali Kota Apresiasi Guru SMPN 13 Pontianak Ukir Prestasi Internasional
Manfaatkan AI Mengajar Bahasa Inggris, Yudha Raih Penghargaan UNESCO 
PONTIANAK - Kiprah Rahmat Putra Yudha, guru Bahasa Inggris SMPN 13 Pontianak menjadi kebanggaan bagi Kota Pontianak. Lewat metode pengajaran memanfaatkan Artificial Intelligence (AI), Yudha, sapaan akrabnya, berhasil menyabet penghargaan Internasional Creativity Schools Awards 2025 pada ajang Creativity on Education Summit (CES) yang digelar Global Institute of Creative Thinking (GIoCT) dan UNESCO IITE Worldwide Prize Competition pada 17 hingga 18 September 2025. Yudha menjadi satu di antara 30 penerima penghargaan inovasi terbaik dalam menerapkan AI untuk mengajar Bahasa Inggris.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono memberikan apresiasi atas pencapaian guru SMPN 13 Pontianak, Yudha, yang meraih penghargaan internasional dalam bidang inovasi pendidikan. Menurutnya, prestasi tersebut bukan hanya menjadi kebanggaan bagi Kota Pontianak, tetapi juga mengharumkan nama Indonesia di kancah global.
“Prestasi yang diraih Pak Yudha ini menjadi kebanggaan bukan hanya untuk Kota Pontianak, tetapi juga untuk Indonesia di kancah internasional,” ujarnya, Sabtu (4/10/2025).
Edi menilai, keberhasilan Yudha membuktikan bahwa guru-guru di Pontianak mampu mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan teknologi, termasuk Artificial Intelligence (AI), untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
“Inovasi yang dilakukan Pak Yudha sangat relevan dengan kebutuhan generasi muda saat ini yang tumbuh dalam era digital,” katanya.
Ia menegaskan Pemerintah Kota Pontianak mendukung penuh para pendidik kreatif yang berani berinovasi. Sebab, kata dia, pendidikan adalah kunci utama dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul.
“Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi para pendidik lain di Pontianak agar terus berinovasi, berani mencoba hal baru, dan tidak berhenti belajar,” ungkapnya.
Edi berharap, pencapaian tersebut dapat mendorong lahirnya generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga adaptif terhadap perubahan global.
Dedikasi Yudha dalam mengembangkan metode pengajaran mendapat apresiasi dari UNESCO lewat inovasinya yang dikemas dalam sebuah studi kasus berjudul 'Transforming English Learning with AI: A Case Study on Google's LM Notebook in Junior High School 13 Pontianak, Indonesia'. Materinya dipelajari dengan cara meresumekan materi-materi dalam satu cerita.
“Ceritanya dibuat dengan AI dan interaktif,” terangnya.
Tak hanya fokus pada dunia pengajaran, Yudha juga dikenal sebagai sosok inovatif di bidang pendidikan. Guru SMPN 13 Pontianak yang juga mengajar di Universitas Panca Bhakti ini merupakan inisiator sekaligus penemu sistem digital Educational Serial Book Number (ESBN).
“ESBN ini adalah sistem identifikasi unik untuk buku-buku pendidikan yang berfungsi serupa dengan ISBN,” tuturnya.
Kiprahnya tidak berhenti di sana. Yudha kemudian mendirikan Virtual Education Academy (VEA), sebuah perusahaan sosial yang berfokus pada pemberdayaan pendidik, baik guru maupun dosen, melalui peningkatan keterampilan dan pengetahuan teknologi.
“Program utama VEA antara lain pelatihan penggunaan berbagai perangkat Microsoft, termasuk penyediaan dua juta akun premium pendidikan bagi guru dan siswa,” katanya.
Selain itu, VEA juga menyelenggarakan pelatihan pembuatan Buku Digital Interaktif Multimodal yang hingga kini telah menghasilkan 680 judul buku digital. Yudha bersama timnya juga mendorong inovasi pembuatan Learning Chatbots untuk mendukung pembelajaran modern.
Saat ini, Yudha dipercaya menjabat sebagai Presiden Indonesian Literacy Association, cabang dari International Literacy Association (ILA) yang berbasis di Amerika Serikat. Ia juga menjadi Pembina Mata Garuda LPDP Kalimantan Barat, wadah alumni penerima beasiswa LPDP. (prokopim)
Pontianak Kota Pelajar di Kalbar, Perkuat Mesin Baru Ekonomi
Wako Edi Buka PKKMB Universitas PGRI 2025
PONTIANAK – Kota Pontianak kian menegaskan perannya sebagai tujuan pelajar dari berbagai daerah di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) untuk menimba ilmu di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menyatakan komitmennya mendukung ekosistem pendidikan dengan memperkuat kolaborasi bersama akademisi serta universitas-universitas yang ada.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, menuturkan jumlah mahasiswa di ibu kota Kalimantan Barat mencapai sekitar 45 ribu orang. Mereka tersebar di sejumlah kampus seperti Universitas Tanjungpura, Universitas PGRI, Universitas Widya Dharma, Politeknik Negeri Pontianak dan perguruan tinggi lainnya. Kehadiran mahasiswa, menurutnya, bukan hanya memperkuat dinamika akademik, tetapi juga menjadi penggerak perekonomian kota.
“Untuk Kota Pontianak, kita akan terus memberi dukungan, terutama dari sisi infrastruktur yang menunjang kegiatan universitas. Pemerintah juga akan berkolaborasi menjaga iklim akademik yang kondusif agar ekosistem kota semakin positif,” ujarnya usai membuka agenda Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas IKIP PGRI Pontianak, Jalan Ampera, Rabu (1/10/2025).
Kepada 1.982 mahasiswa baru Universitas PGRI, Edi mengingatkan pentingnya mahasiswa beradaptasi dengan lingkungan kampus dan membangun karakter. Dengan tema Inovatif, Berkarakter, dan Berdaya Saing Global, ia berharap mahasiswa tidak hanya mendengar dan menyimak, tetapi juga aktif mengembangkan diri.
“Kalau sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan dan sesama teman, maka setiap persoalan akan lebih mudah diselesaikan. Hal ini menjadi bekal untuk menimba ilmu dan meningkatkan kapasitas dalam menghadapi tantangan ke depan,” ungkapnya.
Ia menerangkan, generasi muda harus dipersiapkan menghadapi target Indonesia Emas 2045. Kalimantan Barat, yang memiliki potensi sumber daya alam melimpah, membutuhkan generasi produktif yang mampu bersaing secara global.
“Peluang ke depan semakin kompetitif. Tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan individu. Harus kolaboratif, bersinergi dengan sesama agar bisa mewujudkan mimpi besar,” tegas Edi.
Selain menguasai ilmu pengetahuan, Wali Kota juga mendorong mahasiswa mengasah kemampuan bahasa asing dan memanfaatkan media sosial secara cerdas serta positif. Hal ini dinilai penting agar mahasiswa tidak hanya berdaya saing di tingkat lokal maupun nasional, tetapi juga internasional.
“Jadilah pelajar yang haus akan ilmu, jangan takut gagal. Dari kegagalan kita belajar untuk bangkit. Aktiflah dalam organisasi, jadilah agen perubahan bagi masa depan Pontianak, Kalimantan Barat, dan Indonesia,” tutupnya. (kominfo)
 
			