,
menampilkan: hasil
Apel Siaga Bencana, Bahasan Pastikan Kesiapsiagaan Satgas dan Peralatan
PONTIANAK - Bencana alam dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Sebagai langkah antisipasi, perlu kesiapan dari seluruh unsur, mulai dari pemerintah, jajaran TNI/Polri, Basarnas serta stakeholder. Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan menerangkan, berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa pada akhir tahun 2021 diperkirakan akan terjadi peningkatan akumulasi curah hujan tinggi yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dapat mengakibatkan bencana banjir, banjir bandang, longsor, angin kencang, puting beliung, gempa bumi hingga tsunami.
“Oleh sebab itu sebelum terjadinya bencana di wilayah Kota Pontianak, kita semua harus benar-benar memastikan kesiapsiagaan Satuan Tugas (Satgas), kesiapan peralatan, ketersediaan bahan pangan serta kebutuhan yang diperlukan selama menghadapi cuaca ekstrem,” ujarnya usai menjadi Inspektur Apel Antisipasi Bencana Alam di Lapangan Apel SPN Polda Kalbar, Rabu (3/11/2021).
Menurut data dari BNPB, sejak tanggal 1 Januari sampai dengan 5 September 2021, di Indonesia telah terjadi 1.289 bencana alam, dengan rincian 750 bencana banjir, 477 cuaca ekstrem, 346 tanah longsor dan 206 kali karhutla. Sementara data bencana lima tahun terakhir yang terjadi di Kota Pontianak, mulai tahun 2017 hingga 2020, yakni kebakaran pemukiman dan ruko 125 kasus, karhutla 98 kasus, angin puting beliung 9 kali dan banjir 6 kali. Dalam menghadapi bencana alam, Bahasan mengingatkan agar segala peralatan dan sarana prasarana pendukung yang dimiliki oleh masing-masing instansi perlu dipersiapkan.
“Perlu adanya partisipasi dan kerjasama serta koordinasi yang baik dari instansi terkait untuk menyiapkan peralatan serta satgas penanggulangan bencana alam sesuai dengan tugas pokok dan tanggung jawabnya,” katanya.
Apel kesiapsiagaan bencana diikuti jajaran TNI dan Polri, Basarnas Provinsi Kalbar, BPBD Kota Pontianak, PMI, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan, Satpol PP dan Damkar Kota Pontianak serta BMKG Kota Pontianak. Ia menuturkan, apel siaga bencana ini digelar untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh komponen pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di Kota Pontianak, seperti banjir dan angin puting beliung.
"Tujuannya untuk meningkatkan koordinasi para stakeholder penanggulangan bencana dalam menghadapi bencana alam di musim penghujan ini," terang Bahasan.
Selain itu, lanjutnya lagi, apel ini juga dalam rangka meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi puncak musim hujan serta untuk memberikan pemahaman penanganan bencana kepada para pemangku kepentingan dan relawan.
"Untuk menghindari risiko korban jiwa maupun harta benda, saya mengimbau kepada seluruh masyarakat terutama yang bermukim di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) maupun yang tinggal di wilayah rawan angin puting beliung untuk selalu waspada dan siaga," imbaunya. (prokopim)
Dukungan Psikososial Tumbuhkan Semangat Anak Terdampak Pandemi
Wako Edi Apresiasi Polda Kalbar Peduli Anak-anak Yatim Piatu Akibat Covid-19
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengapresiasi dukungan psikososial terhadap anak terdampak Covid-19 yang digelar Polda Kalbar di Rumah Radakng, Selasa (2/11/2021). Kegiatan itu dinilainya sebagai bentuk kepedulian Polri dan seluruh stakeholder untuk menyemangati anak-anak yang terdampak Covid-19 agar memiliki masa depan yang lebih baik.
"Kegiatan ini sangat inspiratif sebagai bentuk kepedulian terhadap anak-anak yatim maupun piatu dikarenakan orang tuanya meninggal dunia karena Covid-19," ujarnya.
Edi menerangkan, berdasarkan data yang ada terdapat 86 anak-anak yatim dan piatu karena orang tuanya meninggal akibat pandemi Covid-19. Pihaknya terus menghimpun data anak-anak yatim maupun piatu yang terdampak Covid-19 agar Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak bisa memfasilitasi dan memberi kemudahan terutama akses pendidikan dan kesehatan. Kondisi sosial keluarga dan anak-anak tersebut juga menjadi perhatian Pemkot Pontianak.
"Saya minta Dinas Sosial, Dinas Perlindungan Anak, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan untuk dapat terlibat dalam pemenuhan kebutuhan anak-anak tersebut," ucapnya.
Menurutnya, anak-anak yang terdampak pandemi karena kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya butuh dukungan, baik secara psikologis maupun sosial sehingga mereka tetap semangat menyongsong masa depannya dan melanjutkan kehidupan layaknya anak-anak lain.
"Dukungan psikososial ini untuk menumbuhkan kembali semangat mereka dalam beraktivitas dan melanjutkan hidup dan cita-citanya," imbuh Edi.
Dia menilai pendampingan psikososial kepada anak-anak terdampak pandemi Covid-19 merupakan langkah yang tepat untuk menumbuhkan semangat mereka yang kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya. Sebab dalam diri anak-anak, selain memenuhi kebutuhan fisik atau materi, mereka juga membutuhkan semangat untuk melanjutkan hidup dan aktivitasnya seperti sedia kala.
"Oleh sebab itu dengan adanya dukungan psikososial ini memberikan dampak positif bagi anak-anak yang terdampak pandemi Covid-19 akibat kehilangan orang tua mereka," pungkasnya. (prokopim)
Dukung Sekolah Inklusi, Pemkot Siapkan 36 Sekolah
Kunjungan Dewan Diknas Kalbar Terkait Sekolah Inklusi dan Merdeka Belajar
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menerima kunjungan kerja Dewan Pendidikan Nasional Provinsi Kalbar di Ruang VIP Kantor Wali Kota, Senin (1/11/2021). Kunjungan tersebut membahas tentang sekolah inklusi di Kota Pontianak. Edi menerangkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak sudah memiliki Peraturan Wali Kota (Perwa) nomor 85 tahun 2020 tentang pendidikan inklusi di Kota Pontianak berdasarkan Undang-undang tentang penyandang disabilitas.
"Di Kota Pontianak sebenarnya sudah ada 36 sekolah inklusi yang siap untuk menerima anak-anak berkebutuhan khusus," ujarnya usai menerima kunjungan Dewan Pendidikan Nasional Provinsi Kalbar.
Ia menambahkan kehadiran Dewan Pendidikan Nasional Provinsi Kalbar untuk memastikan implementasi pelaksanaan sekolah inklusi di Kota Pontianak. Pada prinsipnya Pemkot Pontianak terus berupaya memperbaiki sekolah-sekolah inklusi untuk mewujudkan Program Merdeka Belajar yang digagas pemerintah pusat bagi warga Kota Pontianak.
"Kita juga ada Autis Center dan TK Paud untuk menerima anak berkebutuhan khusus," ungkapnya.
Meski demikian, kata Edi, tidak seluruh sekolah bisa menerapkan sekolah inklusi karena sarana dan prasarana serta guru pendamping khusus harus dipersiapkan. Untuk menjadi guru pendamping khusus di sekolah inklusi, dibutuhkan keterampilan dan sertifikasi. Selain itu, sekolah inklusi juga harus bisa diakses bagi anak berkebutuhan khusus. Sekolah inklusi harus mengutamakan keamanan bagi anak berkebutuhan khusus sehingga terhindar dari kecelakaan.
"Ruang khusus bagi anak-anak tersebut untuk bermain juga harus disiapkan," sebutnya.
Ketua Komisi Pendidikan Dasar Provinsi Kalbar, Kristianus menjelaskan pihaknya melakukan pertemuan dengan Wali Kota Pontianak membahas pendidikan inklusi dan Program Merdeka Belajar. Untuk pendidikan inklusi pihaknya melakukan monitoring di tingkat PAUD dan Sekolah Dasar.
"Hari ini kami mendapatkan gambaran bahwa di Kota Pontianak sebetulnya hal ini sudah dilakukan selama dua tahun terakhir. Jadi ini menurut kami merupakan suatu progres yang bagus untuk pendidikan inklusi dan Merdeka Belajar di Kota Pontianak," ucapnya.
Dikatakan Kristianus, sejatinya pendidikan inklusi dan Merdeka Belajar merupakan program pemerintah pusat untuk dilaksanakan di daerah-daerah. Namun menurutnya masing-masing daerah memiliki keterbatasan. Kendala yang umum dihadapi adalah terkait tenaga guru, fasilitas sekolah dan konsep pendidikan dasar inklusi.
"Selama ini pendidikan inklusi itu untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Kita tahu semua warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak baik normal maupun memiliki kebutuhan khusus," pungkasnya. (prokopim)
Lomba Senam Jepin Kreasi Upaya Pelestarian Seni dan Budaya
PONTIANAK - Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan mengapresiasi perlombaan Senam Jepin Kreasi 1 dan 2 yang digelar di Tugu Khatulistiwa, Minggu (31/10/2021). Senam Jepin Kreasi ini dinilainya sebagai upaya pelestarian kesenian dan budaya yang ada di Kota Pontianak.
"Mudah-mudahan melalui Senam Jepin Kreasi ini bisa membawa Kota Pontianak khususnya dan Provinsi Kalbar umumnya berprestasi di tingkat nasional dan meningkatkan nilai budaya yang ada di Indonesia," ujarnya.
Bahasan menambahkan, lewat perlombaan Senam Jepin Kreasi ini banyak manfaat yang didapat oleh pesenam. Selain melestarikan seni dan budaya, juga untuk meningkatkan kebugaran tubuh karena gerakan-gerakan olahraga yang dilakukan oleh para pesenam.
"Serta bertujuan menggali, melestarikan dan mempromosikan tari dan kesenian daerah yang dikemas melalui senam irama," ungkapnya.
Menurutnya, Lomba Senam Jepin Kreasi menggambarkan bahwa kekayaan daerah dan kultur yang dimiliki ditampilkan dalam bentuk senam kreasi. Dengan keanekaragaman yang dimiliki itu sudah sepatutnya menjadi kebanggaan bagi semua masyarakat Pontianak.
"Oleh sebab itu Pemerintah Kota Pontianak akan terus mendorong agar seluruh kegiatan yang mengangkat kebudayaan masyarakat betul-betul difasilitasi dengan baik," terangnya.
Kepada Dewan Juri, Bahasan berpesan agar penilaian yang dilakukan obyektif sehingga Lomba Senam Jepin Kreasi 1 dan 2 ini bisa mencetak prestasi-prestasi yang diharapkan.
"Sehingga menciptakan kontestasi yang bisa memboyong penghargaan di event-event selanjutnya," tutupnya. (prokopim)