,
menampilkan: hasil
Pemkot Pontianak Siapkan 36 Sekolah Inklusi
Bimtek Sekolah Inklusi Bagi Guru TK, SD dan SMP
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelar bimbingan teknis (bimtek) Sekolah Inklusi Kota Pontianak. Peserta bimtek berasal dari sekolah-sekolah mulai tingkat TK, SD dan SMP yang siap menjadi sekolah inklusi. Sekolah inklusi adalah tempat di mana anak-anak berkebutuhan khusus dapat belajar bersama dengan anak-anak reguler lainnya dengan didampingi guru pendamping selama kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana Undang-undang (UU) Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas yang memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menjelaskan, sekolah inklusi percontohan sudah dilaksanakan tahun 2020 lalu dengan jumlah enam sekolah yang ditunjuk, yakni PAUD Terpadu Pontianak Barat dan TK Jalan Selayar Pontianak Selatan, SDN 06 dan SDN 34 Pontianak Selatan serta SMPN 2 dan SMPN 23. Tahun ini pihaknya menargetkan 36 sekolah yang akan melaksanakan sekolah inklusi. Sebagai persiapan, para guru mulai dari tingkat TK, SD hingga SMP mengikuti bimtek sekolah inklusi. Bimtek ini ditujukan untuk memberikan wawasan dan pemahaman kepada guru-guru dalam rangka mempersiapkan sekolah inklusi.
"Dalam upaya mempersiapkan sekolah inklusi jika ada anak berkebutuhan khusus yang diterima di sekolah tersebut," ujarnya usai membuka bimtek di Hotel Golden Tulip, Senin (4/10/2021).
Selain itu, pihaknya juga akan memfasilitasi sarana dan prasarana di sekolah. Hal ini untuk memudahkan akses bagi siswa berkebutuhan khusus di sekolah yang dipersiapkan. Sekolah yang ditunjuk untuk melaksanakan sekolah inklusi adalah sekolah yang dinilai telah siap untuk menerima siswa berkebutuhan khusus sebab ada beberapa sarana dan prasarana yang harus dipersiapkan.
"Misalnya tangga untuk naik sekolah, kebiasaan anak-anak, serta ruangan khusus untuk mereka," kata Edi.
Sekolah-sekolah yang dipersiapkan sebagai sekolah inklusi masing-masing kuota dua persen bagi siswa yang berkebutuhan khusus. Dengan demikian sekolah inklusi diharapkan sudah mempersiapkan diri, mulai dari SDM hingga sarana dan prasarana.
"Penerapan sekolah inklusi ini banyak tantangannya, diantaranya penanganan khusus yang harus diberikan kepada anak," tuturnya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Iwan Amriady menerangkan, sekolah inklusi pada prinsipnya sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah daerah sesuai undang-undang untuk menerima anak berkebutuhan khusus. Hal tersebut ditujukan semua anak yang berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama dengan anak lainnya dalam memperoleh pendidikan.
"Proses sekolah inklusi memang agak rumit, harus dipersiapkan sarana dan prasarana serta SDM," terangnya.
Dalam berkomunikasi antara guru dengan anak berkebutuhan khusus dibutuhkan pendamping untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran sesuai tujuan pendidikan.
"Kita merencanakan tersentral untuk pelaksanaannya di Layanan Disabilitas Autis Center (LDAC). Kita harapkan ketika tamat anak-anak tersebut tetap memiliki ijazah sekolah formal," ucapnya.
Dalam hal ini, Iwan bilang, sekolah tidak boleh menolak anak berkebutuhan khusus sesuai dengan kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dua persen setiap sekolah. Untuk itu, pihaknya tengah membangun sistem ke dalam yang memberikan keterangan anak tersebut memiliki kebutuhan khusus dari LDAC. Kemudian LDAC akan menerbitkan surat keterangan yang menyatakan anak berkebutuhan khusus.
"Kita targetkan tahun ini ada 36 sekolah di Kota Pontianak yang diarahkan untuk secara penuh bisa menerima dan melaksanakan sekolah inklusi," pungkasnya. (prokopim)
Optimis Akhir Oktober Capaian Vaksinasi Tembus 70 persen
Wako Edi Kamtono Minta Dukungan Semua Pihak Sukseskan Vaksinasi
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terus gencar melakukan serbuan vaksinasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Sebagaimana diketahui, terdapat 473 ribu jiwa penduduk Kota Pontianak yang menjadi target sasaran vaksinasi secara keseluruhan. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menerangkan, saat ini cakupan vaksinasi di Kota Pontianak sudah mencapai 56,4 persen. Akhir Oktober ini pihaknya menargetkan capaian vaksinasi bisa menembus angka 70 persen. Hal ini melihat antusias masyarakat cukup tinggi untuk menerima vaksinasi Covid-19 setiap harinya.
"Antusias masyarakat untuk mendapatkan vaksin masih cukup tinggi, makanya saya optimis target akhir Oktober sebanyak 70 persen bisa kita capai," ujarnya usai meninjau pelaksanaan vaksinasi massal di Pontianak Convention Center (PCC), Minggu (3/10/2021).
Menurutnya, untuk bisa menembus target tersebut, dibutuhkan dukungan dan bantuan semua pihak untuk mensosialisasikan dengan mengajak keluarga, kerabat, tetangga dan orang-orang di sekitarnya untuk divaksin. Selain itu, sebagai upaya memperluas dan meningkatkan cakupan vaksinasi diantaranya dengan menggelar vaksinasi massal yang gencar dilaksanakan oleh berbagai pihak.
"Kemudian vaksinasi di kecamatan-kecamatan hingga kelurahan serta di sekolah-sekolah maupun pasar-pasar untuk lebih menjangkau masyarakat secara langsung," terang Edi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu menambahkan, hingga hari ini pihaknya menargetkan capaian vaksinasi, khususnya Vaksinasi 1 (V1) bisa menembus angka 55 persen. Hal itu diyakininya bisa tercapai karena banyaknya kegiatan vaksinasi massal yang digelar hari ini.
"Bukan hanya di PCC saja, tetapi termasuk yang digelar di Pontianak Timur dan Utara," sebutnya.
Ia menjelaskan, ada beberapa pengelompokkan atau klasifikasi penerima vaksinasi. Mulai dari kelompok umur yang terdiri dari lansia, pra lansia, remaja dan lainnya. Kemudian berdasarkan profesi mencakup tenaga kesehatan, pelayanan publik, guru, TNI dan Polri dan sebagainya.
"Tujuan memetakan sasaran vaksin berdasarkan klasifikasi tersebut untuk memudahkan menyasar agar lebih terarah," imbuh Sidiq.
Namun yang terpenting, lanjut dia, adalah capaian total dari seluruh vaksinasi di Kota Pontianak yang berjumlah 473 ribu jiwa. Hingga kini capaian vaksinasi dosis pertama (V1) tercatat 54,6 persen. Akhir Oktober ditargetkan mencapai setidaknya 70 persen.
"Minimal vaksinasi satu kali itu setidaknya sudah memberikan dampak kekebalan bagi penerima vaksin," ungkapnya.
Sidiq menilai, sasaran vaksinasi pada kelompok lansia dan pra lansia masih perlu didorong untuk ditingkatkan lagi. Untuk itu, pihaknya tidak hanya terfokus pada sentra-sentra vaksinasi, namun juga pada lokasi-lokasi lainnya dengan menyasar kelompok-kelompok sasaran yang lebih kecil.
"Seperti kita kemarin melaksanakan vaksinasi di pasar-pasar, antusias para pedagang di sana cukup tinggi untuk menerima vaksin, kemudian juga di sekolah-sekolah," pungkasnya. (prokopim)
MTQ XXIX Kota Pontianak Mulai Digelar
1 - 6 Oktober 2021
PONTIANAK - Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXIX Tingkat Kota Pontianak mulai digelar dari tanggal 1 hingga 6 Oktober 2021. Pelaksanaan MTQ Tingkat Kota Pontianak ini digelar di beberapa tempat, yakni Taman Alun Kapuas, Aula Sultan Syarif Abdurrahman Kantor Wali Kota, Masjid Al Khalifah Komplek Kantor Wali Kota dan Aula Rohana Muthalib Kantor Bappeda Kota Pontianak.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengajak seluruh peserta mengutamakan sportifitas yang tinggi. Ia juga berharap dewan hakim memberikan penilaian yang obyektif kepada seluruh peserta MTQ.
"Sehingga hasil MTQ ini betul-betul menghasilkan qori dan qoriah yang berkualitas hingga mampu merebut kembali juara umum MTQ Tingkat Provinis Kalbar di Sintang mendatang," ujarnya usai membuka MTQ XXIX Tingkat Kota Pontianak di Aula Sultan Syarif Abdurrahman, Jumat (1/10/2021).
Melalui MTQ ini pula ia berharap bisa menjadi media untuk menyebarkan syiar Islam. Membaca, mempelajari dan mengamalkan ajaran Al Quran merupakan kewajiban bagi umat Islam. Al Quran mengandung nilai yang berhubungan dengan keimanan, syariah, akhlak serta peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku dan tata cara hidup manusia, baik sebagai individu maupun mahluk sosial.
"Al Quran tidak cukup hanya dibaca atau dimusabaqahkan melalui MTQ, namun juga harus dipelajari, dipahami, dihayati kandungan isinya serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Ketua Panitia MTQ XXIX Tingkat Kota Pontianak, Yaya Maulidia menerangkan, peserta yang mengikuti MTQ berjumlah 226 peserta dengan jumlah yang dilombakan 17 cabang.
"Dalam penyelenggaraan MTQ ini menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam upaya mencegah terjadinya klaster Covid-19," jelasnya. (prokopim)
Wako Edi Minta PDAM Tekan Kebocoran Di Bawah 30 persen
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono meminta jajaran Perumda Air Minum Tirta Khatulistiwa (PDAM) untuk menekan angka kebocoran hingga di bawah 30 persen dalam tahun ini. Hal ini merupakan target dan komitmen bersama dalam menekan kerugian akibat kebocoran tersebut.
"Untuk caranya saya serahkan PDAM, saya maunya tahun depan tingkat kebocoran sudah di bawah 30 persen," ujarnya usai melantik Dewan Pengawas PDAM Tirta Khatulistiwa Periode 2021-2025 di Aula PDAM, Jumat (1/10/2021).
Saat ini capaian pengurangan tingkat kebocoran sudah 34 persen. Menurutnya, tingkat kebocoran harus ditekan hingga seminimal mungkin sebagai upaya penghematan.
"Intinya jangan sampai terjadi kebocoran dan pencurian air yang begitu besar sehingga merugikan," tegasnya.
Edi berpesan PDAM terus melakukan penghematan tetapi tetap bisa menghasilkan produksi yang optimal. Untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi air memang diperlukan investasi yang cukup besar. Misalnya penggantian pipa-pipa yang memerlukan investasi yang cukup besar.
"Saya yakin dengan pengalaman sisi teknis, PDAM bisa berinovasi untuk meningkatkan pendapatan maupun pelayanannya," ungkapnya.
Kemudian, PDAM juga harus melakukan inovasi-inovasi dalam meningkatkan pendapatan dengan memanfaatkan aset-aset yang ada. Kondisi pipa-pipa yang ada juga perlu diperhatikan jaringannya karena ada yang sudah seharusnya dipasang baru.
"Seperti jaringan pipa di Jalan Perdana dan Sungai Jawi," terangnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, pihaknya telah mengusulkan permohonan anggaran dari pemerintah pusat maupun provinsi agar bisa membantu penyediaan pipa lantaran biaya yang dibutuhkan sangat besar.
Tahun ini, kata Edi, ada pengembangan kapasitas air di Waduk Penepat. Untuk itu, ia meminta agar dipantau dan dilakukan ujicoba.
"Sehingga apabila memasuki musim kemarau panjang, persoalan air baku yang terjadi bisa diatasi," pungkasnya. (prokopim)