,
menampilkan: hasil
Penyesuaian Jam Kerja Selama Ramadan
SE Wali Kota Pontianak Nomor 9/BKPSDM/2021
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melakukan penyesuaian jam kerja selama bulan suci Ramadan 1442 Hijriyah. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Wali Kota Pontianak Nomor 9/BKPSDM/2021 tentang jam kerja selama bulan suci Ramadan 1442 H.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak Mulyadi menerangkan, penyesuaian jam kerja selama bulan puasa ini mengacu pada SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) RI Nomor 9 tahun 2021 tanggal 9 April 2021 tentang penetapan jam kerja pada bulan Ramadan 1442 Hijriyah bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan instansi pemerintah. "Jadi, selama bulan puasa, ada penyesuaian jam kerja bagi ASN di lingkungan Pemkot Pontianak," ujarnya, Senin (12/4/2021).
Ia menambahkan, jumlah jam kerja per minggu selama bulan Ramadan adalah 32,5 jam. Sedangkan jadwal jam kerja yang ditetapkan terbagi menjadi dua kategori, yakni jam kerja bagi unit kerja yang memberlakukan lima hari kerja dan enam hari kerja. Bagi unit kerja yang memberlakukan lima hari kerja, Hari Senin hingga Kamis masuk mulai pukul 07.30 - 14.30 WIB, dengan waktu istirahat pukul 12.00 - 12.30 WIB. "Khusus Hari Jumat, masuk mulai pukul 07.30 - 15.00 WIB, dengan waktu istirahat pukul 11.30 - 12.30 WIB," terangnya.
Sedangkan bagi unit kerja yang memberlakukan enam hari kerja, Hari Senin hingga Kamis dan Sabtu, masuk mulai pukul 07.30 - 13.30 WIB, dengan waktu istirahat pukul 12.00 - 12.30 WIB. "Hari Jumat, masuk mulai pukul 07.30 - 13.30 WIB, dengan waktu istirahat pukul 11.30 - 12.30 WIB," jelas Mulyadi.
Dengan diterbitkannya SE itu, ia meminta kepada seluruh ASN di lingkungan Pemkot Pontianak untuk mematuhi ketentuan tersebut di atas. "Para ASN diharapkan tetap disiplin mematuhi jam kerja yang sudah ditetapkan tersebut," pungkasnya. (prokopim)
Tahun Ini Tanpa Festival, Permainan Meriam Karbit Dipersilakan
PONTIANAK - Meskipun festival meriam karbit ditiadakan di tengah pandemi, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mempersilakan permainan tradisional tersebut di bulan Ramadan. Meriam karbit merupakan permainan rakyat yang menjadi tradisi setiap bulan Ramadan dan malam Idulfitri di Kota Pontianak. Meriam karbit terbuat dari bahan kayu dengan karbit sebagai bahan bakar untuk membunyikannya. "Kita tidak menggelar festival meriam karbit tahun ini, tetapi jika masyarakat ingin memainkannya dipersilakan," ujarnya, Senin (12/4/2021).
Ia menekankan agar selama memainkan meriam karbit, warga tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penularan Covid-19. Menurutnya, permainan meriam karbit merupakan bagian dari budaya masyarakat Kota Pontianak. "Mulai bulan Ramadan boleh dimainkan, tapi untuk festivalnya kita tiadakan," ucapnya.
Tradisi Festival Meriam Karbit yang biasa digelar rutin setiap tahunnya pada malam menyambut Hari Raya Idulfitri di Kota Pontianak, tahun ini juga ditiadakan seperti tahun 2020 lalu. Langkah itu diambil sebagai upaya mencegah kerumunan orang di tengah kondisi pandemi Covid-19. "Dalam suasana keprihatinan menghadapi pandemi Covid-19, saya mengajak seluruh pihak, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat dan paguyuban bersinergis untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19," imbuh Edi.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Jejen menerangkan, Festival Meriam Karbit ditiadakan lantaran masih dalam kondisi pandemi Covid-19. "Kita akan menginformasikan kepada masyarakat bahwa festival meriam karbit tidak dilaksanakan tahun ini," tuturnya.
Pihaknya telah melakukan komunikasi kepada komunitas meriam karbit terkait hal tersebut. Hasil komunikasi pihaknya dengan komunitas meriam karbit, mereka bisa menerima keputusan ditiadakannya festival tersebut. Mereka juga memahami bahwa dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini harus dilakukan secara bersama-sama. "Kita mengikuti anjuran pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19," sebut Jejen.
Saat ini, kata dia, di Kota Pontianak terdapat sekitar 40 kelompok meriam karbit. Seluruh kelompok tergolong aktif sebagai wujud melestarikan budaya di Kota Pontianak. "Permainan meriam karbit di Kota Pontianak telah menjadi warisan budaya tak benda sehingga hal ini harus kita lestarikan," pungkasnya. (prokopim)
Sotong Pangkong Pikat Wisatawan Penikmat Kuliner
Wali Kota Edi Kamtono Minta Pedagang dan Pengunjung Patuhi Prokes
PONTIANAK - Sotong pangkong menjadi jajanan khas yang banyak dicari penikmat kuliner setiap bulan Ramadan di Kota Pontianak. Sotong pangkong adalah cumi kering yang dibakar dan dipipihkan menggunakan palu. Sotong pangkong disajikan dengan sambal agar terasa nikmat. Untuk menikmati kudapan khas bulan Ramadan di kota berjuluk Khatulistiwa ini bisa ditemukan di sepanjang Jalan Merdeka Kecamatan Pontianak Kota. Jalan itu menjadi sentra pedagang kaki lima yang menjajakan sotong pangkong setiap malam selama bulan Ramadan.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak mendukung dan memfasilitasi para pelaku usaha kuliner sotong pangkong ini. Ia berharap keberadaan sentra pedagang sotong pangkong di Jalan Merdeka ini bisa menjadi daya tarik wisata kuliner bagi mereka yang ingin mencicipi jajanan khas di Pontianak. Sehingga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan, tidak hanya pada saat bulan Ramadan, tetapi juga pada bulan-bulan lainnya. Bagi mereka yang ingin mencicipi sotong pangkong, sentranya di Jalan Merdeka ini. "Tidak hanya warga Kota Pontianak yang datang mencicipi, banyak juga warga dari luar yang penasaran dengan rasanya," ujarnya usai melaunching Kampong Sotong Pangkong di Jalan Merdeka Gang Murai Kelurahan Mariana Kecamatan Pontianak Kota, Minggu (11/4/2021).
Edi berharap para pedagang sotong pangkong bisa berkreasi dan berinovasi dalam menyajikan produknya. Bisa dengan membuat berbagai varian sambal. Varian sambal yang bermacam-macam akan memberikan alternatif pilihan bagi mereka yang menikmati sotong pangkong. Sotong pangkong memiliki ciri khas rasa tersendiri karena rasanya sedikit manis. Cara penyajiannya pun cepat yakni dibakar dan dipipihkan dengan palu (dipangkong) Setelah itu dimakan dengan sambal khas. "Jadi cara memakannya, rasanya, sensasinya memang beda dengan yang lain," katanya.
Meskipun masih dalam kondisi pandemi, namun ia berharap aktivitas perekonomian masyarakat tetap berjalan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Untuk itu, para pedagang sotong pangkong wajib menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer, tidak terlalu ramai atau berdesakan dan ketika dalam keadaan sedang tidak makan, sebaiknya tetap mengenakan masker. "Jika protokol kesehatan ditaati, maka bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan ekonomi tetap bergerak," pungkasnya. (prokopim)
Dukung Program CFW dari KOTAKU, Wali Kota Edi Harap Angka Pengangguran Berkurang
PONTIANAK - Dampak pandemi Covid-19 dirasakan hampir segenap masyarakat. Mulai dari pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), merosotnya pendapatan masyarakat hingga rendahnya daya beli masyarakat. Hal ini pula yang melatarbelakangi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) meluncurkan program padat karya atau Cash For Work (CFW). Program CFW ini ditujukan untuk membiayai para tenaga kerja yang diikutkan dalam pekerjaan perbaikan ringan Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) yang mengalami penurunan kualitas.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mendukung keberadaan program ini dan berharap bisa mengurangi angka pengangguran di tengah ketidakpastian perekonomian pada masa pandemi yang belum juga berakhir. "Program ini juga bertujuan mempercepat pemulihan ekonomi, memberikan efek positif terhadap masyarakat dalam hal membangkitkan motivasi kerja serta menambah infrastruktur berskala kecil," ujarnya usai membuka program CFW di Aula Kantor Camat Pontianak Tenggara, Sabtu (10/4/2021).
Ia mengingatkan agar Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) penerima program KOTAKU ini untuk mengelola dana kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga masyarakat dapat menikmati manfaat dari program yang diluncurkan. "Sehingga selain program ini bermanfaat untuk pemeliharaan infrastruktur, juga memberikan kontribusi yang nyata membantu perekonomian masyarakat," kata Edi.
Melalui program CFW ini, upah kerja yang diperoleh para pekerja yang terlibat bisa membantu perekonomian keluarga secara bertahap pulih dan meningkatkan daya beli masyarakat. "Yang pada akhirnya juga berpengaruh pada pergerakan ekonomi di kota ini," pungkasnya. (prokopim)