,
menampilkan: hasil
Dampak Refocusing dan Realokasi Anggaran, Sejumlah Program Tertunda
Wali Kota Sampaikan LKPJ Tahun Anggaran 2020
PONTIANAK - Refocusing dan realokasi anggaran berdampak pada berbagai sektor, terutama capaian target pembangunan tahun 2020. Refocusing dan realokasi anggaran bertujuan untuk percepatan penanganan Covid-19. Imbas dari pandemi Covid-19 mengakibatkan target yang sudah ditetapkan terkendala. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyebut, ada beberapa target yang harus disesuaikan, baik yang tercapai dan melebihi target maupun yang tidak mencapai target. Pembangunan infrastruktur saat ini masih terus berjalan meskipun ada beberapa penundaan akibat pemotongan anggaran atau target yang tidak tercapai. "Sehingga terjadi penundaan terhadap program yang sudah dialokasikan," ujarnya usai menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Wali Kota (LKPJ) tahun anggaran 2020 di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Pontianak, Senin (29/3/2021).
Penyesuaian ini berdampak pula pada kinerja terutama tingkat pengangguran terbuka yang meningkat. Angka pengangguran di Kota Pontianak sebelumnya tercatat di angka 9,2 persen, naik menjadi 12,3 persen. Hal tersebut dinilainya mempengaruhi investasi akibat melemahnya daya beli masyarakat. Namun demikian, dari sisi tingkat kemiskinan di Kota Pontianak justru terjadi penurunan. Sedangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat menjadi 77,49, tertinggi di Provinsi Kalbar. Sementara angka harapan hidup juga meningkat menjadi 72,68.
Edi memaparkan, kondisi keuangan daerah tergantung dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang digelontorkan pemerintah pusat, termasuk transfer daerah lainnya serta Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemasukan PAD dari beberapa sektor memang terjadi penurunan akibat adanya pembatasan di masa pandemi. Misalnya pajak hotel dan restoran, jasa dan hiburan. "Tentunya hal itu berdampak menurunnya target PAD kita," ungkap dia.
Kondisi keuangan daerah juga tidak terlepas dari adanya pemotongan DAU pusat yang dilakukan oleh kementerian untuk alokasi penanganan pandemi Covid-19 sebesar 8 persen. Hal ini pula berdampak pada program-program Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak secara keseluruhan. "Akibat adanya pemotongan dan perhitungan ulang termasuk defisit," terangnya.
Untuk mengoreksi program dan anggaran, Pemkot Pontianak melakukan pemotongan anggaran di lingkup OPD dengan nilai bervariasi antara 5 hingga 25 persen. Sehingga kebijakan tersebut mengakibatkan adanya penyesuaian pada APBD Perubahan. "Perubahan ini sifatnya penyempurnaan dan penyesuaian," tuturnya.
Ketua DPRD Kota Pontianak Satarudin menambahkan, DPRD Kota Pontianak akan segera membentuk panitia khusus (pansus) untuk membahas LKPJ Wali Kota Tahun Anggaran 2020. Pembentukan pansus tersebut dalam rangka menilai kinerja kepala daerah selama satu tahun anggaran. "Mana yang sudah tercapai dan mana yang belum, akan kami telaah selama satu bulan ini," ucapnya.
Pihaknya juga akan meminta Wali Kota untuk menyampaikan data-data capaian target yang sudah mencapai 100 persen maupun yang belum tercapai. Setelah itu pansus akan mengeluarkan rekomendasi. Namun sebelum itu, pihaknya akan menanyakan terkait rekomendasi yang dikeluarkan pada tahun anggaran 2019 lalu. "Apakah sudah dilaksanakan atau belum, hal itu menjadi penting karena rekomendasi ini akan menjadi satu kesatuan," pungkasnya. (prokopim)
Jadikan Pontianak Destinasi Sport Tourism
PONTIANAK - Banyak potensi dimiliki Kota Pontianak yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Satu diantaranya sebagai destinasi wisata olahraga sepeda. Sebagaimana beberapa waktu lalu Wali Kota Bogor Bima Arya yang juga selaku Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) mengaku senang saat bersepeda di ruas jalan Kota Pontianak karena trek yang dilalui rata dan udaranya masih segar. Bahkan dirinya merasa belum puas lantaran rute yang ditempuh terbilang singkat.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak akan berkolaborasi dengan pehobi sepeda agar Kota Pontianak khususnya dan Provinsi Kalbar umumnya menjadi satu diantara destinasi sport tourism terutama balap sepeda atau turing. "Kita akan melaksanakan event-event bekerjasama dengan penggiat sepeda supaya masyarakat semakin semangat berolahraga," ujarnya sesaat sebelum melepas peserta Touring Sepeda Kalbar Cycling Marathon 2021 di Taman Sepeda Untan, Sabtu (27/3/2021).
Apalagi, lanjut Edi, di tengah pandemi Covid-19 ini, bukan tidak mungkin sport tourism bisa menjadi motor penggerak sektor pariwisata di Kota Pontianak. Oleh sebab itu, ia berharap event-event olahraga sepeda bisa digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. "Untuk itu harus ada inovasi dan kreativitas bagaimana mengemas event tersebut menjadi daya tarik wisatawan," ungkapnya.
Edi mengajak masyarakat untuk menjadikan aktivitas bersepeda sebagai bagian dari gaya hidup. Ia pun berkomitmen mewujudkan Pontianak sebagai kota yang ramah sepeda. Diantaranya menyediakan jalur sepeda di beberapa ruas jalan serta taman sepeda. ”Tentunya dengan bersepeda, selain baik bagi kesehatan, juga untuk meningkatkan kualitas lingkungan karena mengurangi polusi udara," ucapnya. (prokopim)
Warga Terkesima Lihat Pohon Tekoma Berbunga
Edi Kamtono : Tanam Pohon Berbunga Percantik Wajah Kota
PONTIANAK - Pohon tekoma atau tabebuya dengan bunganya berwarna merah muda menghiasi beberapa ruas jalan di Kota Pontianak. Pepohonan ini kian mempercantik kota berjuluk Khatulistiwa ini. Kegemaran Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menanam pohon dalam setiap kesempatan membuahkan hasil yang dapat dinikmati semua orang. Pohon-pohon itu menjadi viral kala akun instagram pribadi Wali Kota @edikamtono memposting foto-fotonya. Postingan itu pun mendapat berbagai tanggapan positif dari warganet. Akun terry_sapteriawuri_anggia_dewi berkomentar. "Cantik...keren...tekoma atau tabebuya ni". Kemudian pemilik akun uun94 ikut memberikan tanggapan. "Masya Allah, ingat dulu awal-awal bapak nanam pohon ini. Skrg dah bebunga sukenye".
Edi mengatakan, pohon jenis tekoma ini ternyata cocok ditanami di Kota Pontianak. Saat ini pohon-pohon tersebut memasuki musim berbunga. "Sejak 2005 saya sudah menanam pohon tekoma atau tabebuya di Jalan H Agus Salim yang kita datangkan dari Kuching Malaysia," ujarnya, Rabu (24/3).
Di lokasi lainnya, di Taman Alun Kapuas, Jalan Gusti Sulung Lelanang, Jalan Sultan Abdurrahman dan Jalan Ahmad Yani juga ditanami pohon tekoma. Pohon tekoma yang memasuki musim berbunga membuat warga yang melihat terkesima. "Jika sepanjang Jalan Ahmad Yani juga berbunga maka semakin mempercantik wajah Kota Pontianak," kata Edi.
Kedepan pihaknya akan meneruskan penanaman pohon, tidak hanya tabebuya atau tekoma tetapi pohon-pohon berbunga lainnya termasuk Bougenville. "Untuk bibit paling mudah dan gampang dicari serta cepat tumbuh, masyarakat juga bisa menanam di rumahnya," imbuhnya.
Edi menerangkan, pohon tabebuya yang ditanam di Kota Pontianak sekitar 300 pohon. Selanjutnya akan ditanami di beberapa lokasi. Pohon tabebuya mirip pohon sakura dengan bunga yang bermacam warna, seperti warna putih, merah muda, ungu, kuning dan sebagainya. "Kita ingin menjadikan Kota Pontianak tidak hanya hijau dengan pepohonan, tetapi juga berbunga dengan warna-warninya," ujarnya.
Pohon tabebuya merupakan salah satu pohon yang cocok di daerah tropis selain pohon bungur, pohon sikat sepatu, sikat botol dan lain sebagainya. Pepohonan juga akan menghiasi sepanjang Jalan Ahmad Yani dan lokasi lainnya untuk keindahan kota. "Nanti di trotoar Ahmad Yani yang sekarang tengah dibangun juga akan ditanami pohon, jumlahnya di atas 500 pohon," sebutnya. (prokopim)
Edi Ajak Masyarakat Persempit Ruang Gerak Peredaran Narkoba
Empat Kelurahan Siap Canangkan Kelurahan Bersinar
PONTIANAK - Sebanyak empat kelurahan siap membentuk kelurahan bersih dari narkoba (Bersinar). Empat kelurahan tersebut adalah Kelurahan Sungai Bangkong, Pal Lima, Bansir Laut dan Saigon. Pembentukan Kelurahan Bersinar ini akan melibatkan masyarakat dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) sebagai penggiat P4GN.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak bersama Badan Narkotika Nasional (BNN), TNI/Polri, tokoh masyarakat, tokoh agama, terutama para penggiat P4GN, baik relawan maupun komunitas, untuk saling berkoordinasi dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan peredaran narkoba. "Kalau ini kita lakukan secara bersama-sama dan bersinergi maka bisa mempersempit ruang gerak para pelaku maupun para pengedar narkoba," ujarnya usai membuka workshop penggiat program P4GN di Aula Rohana Muthalib Bappeda Kota Pontianak, Rabu (24/3/2021).
Dari informasi yang diperolehnya dari Kapolresta Pontianak Kota maupun Kepala Rutan Pontianak, kasus narkoba tercatat mendominasi. Untuk itu pihaknya bersama BNN Kota Pontianak, aparat keamanan serta masyarakat berupaya menekan peredaran dan penyalahgunaan narkoba agar tidak terjadi lonjakan. Termasuk pengawasan terhadap anak-anak dengan melibatkan peran aktif orang tua dan guru serta masyarakat sekitar. Mereka diharapkan memonitor perilaku dan gerak-gerik anak-anak, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. "Karena gejala-gejala ini kan bisa kelihatan, termasuk juga mengawasi jika ada orang asing yang masuk yang kiranya bisa mempengaruhi anak-anak tersebut, ini yang harus diantisipasi," ungkap Edi.
Kepala BNN Kota Pontianak AKBP Ngatiya menerangkan, Kelurahan Bersinar merupakan implementasi dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2020. Tahun ini ada empat kelurahan yang menyatakan kesiapannya untuk mencanangkan sebagai Kelurahan Bersinar. "Tahun lalu sudah ada satu kelurahan bersinar yakni Kelurahan Siantan Tengah," imbuhnya.
Sementara untuk kegiatan yang akan dilaksanakan Kelurahan Bersinar mengacu sesuai Inpres Nomor 2 Tahun 2020 diantaranya sosialisasi, regulasi, pembentukan satgas dan tes urine. "Peran serta para penggiat, relawan dan lainnya sekecil apapun informasi harus disampaikan ke kami dan akan kami tindak lanjuti," tandasnya.
AKBP Ngatiya menyebut, peredaran narkotika secara nasional rata-rata 80 persen dikendalikan dari dalam lapas. Termasuk kejadian beberapa waktu lalu di Kepulauan Seribu sebanyak 436 kilogram sabu diamankan, itu dikendalikan dari lapas. Termasuk juga dari Kota Pontianak yang ditangkap BNP maupun dari BNN ataupun Polresta Pontianak Kota. Hal ini menunjukkan bahwa kerawanan peredaran narkoba masih dikendalikan dari lapas. "Oleh karena itu, langkah-langkah yang diambil oleh BNN adalah selalu berkoordinasi dengan petugas lapas atau rutan," ucapnya. (prokopim)