,
menampilkan: hasil
Pesan Edi Kamtono : Jangan Biarkan Ruang Terbuka Tanpa Pepohonan
PONTIANAK - Sebanyak 200 bibit pohon terdiri dari pohon bungur dan pelae ditanam di sepanjang Jalan Sultan Hamid II sebelum Jembatan Landak, Sabtu (10/10/2020). Bibit pohon tersebut merupakan bantuan dari Bank Kalbar melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono turut serta melakukan penanaman pohon-pohon tersebut. Penanaman pohon tersebut merupakan bagian dari gerakan menghijaukan Kota Pontianak demi terciptanya udara yang bersih, sejuk dan lingkungan terjaga. "Kita berharap penanaman pohon ini bisa menginspirasi warga untuk menjaga lingkungan agar Pontianak menjadi kota yang hijau, sejuk dan bersih," ujarnya.
Gerakan menanam pohon di ruang terbuka ini diharapkannya terus berkelanjutan. Warga juga diimbau untuk menanam pohon di lingkungan sekitarnya masing-masing agar tetap asri. "Jangan biarkan lahan terbuka tanpa pepohonan, tanam pohon sebanyak-banyaknya," pesan Edi.
Ia mengapresiasi atas kepedulian Bank Kalbar terhadap lingkungan dengan berpartisipasi menyediakan bibit pohon untuk ditanam di ruang terbuka. Dirinya berharap BUMN dan BUMD maupun pihak swasta lainnya bisa ikut berpartisipasi dalam melakukan kegiatan serupa. Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak siap memfasilitasi untuk penanamannya serta perawatannya. "Selain dilakukan penanaman, kita juga melakukan peremajaan, pemangkasan, penggantian pohon yang disesuaikan dengan lingkungannya," imbuhnya.
Kabid Humas Divisi Corporate Secretary Bank Kalbar, Yuniarto menjelaskan, pihaknya ikut tergerak dengan ajakan Wali Kota Pontianak untuk melakukan penghijauan. Karen itu, melalui Program CSR, Bank Kalbar memberikan bantuan bibit-bibit pohon untuk ditanam di ruang terbuka hijau seperti yang dilakukan saat ini. "Harapan kami semakin baik pertumbuhan pohon maka semakin nampaklah hasil dari kegiatan ini sehingga yang lain juga bisa ikut tergerak melakukan penanaman pohon," tuturnya.
Ia menambahkan, gerakan penghijauan ini tidak hanya berhenti sampai di sini saja, melainkan akan terus berkelanjutan. "Ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan dan Kota Pontianak yang kita cintai," pungkasnya. (prokopim)
620 KK Dapat Bantuan Telur
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak menyalurkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari pihak ketiga berupa telur sebanyak 18.600 butir. Bantuan tersebut ditujukan bagi 620 Kepala Keluarga (KK) kurang mampu yang ada di Kelurahan Siantan Hulu, Batulayang dan Rusunawa Komyos Sudarso.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, bantuan telur dari pihak ketiga ini diharapkan bisa membantu warga dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga. "Kita berupaya membantu warga melalui program dalam rangka meningkatkan imunitas masyarakat terlebih di tengah pandemi ini," ujarnya usai menyerahkan secara simbolis bantuan telur kepada warga di Rusunawa Jalan Kom Yos Sudarso, Selasa (6/10/2020).
Ia menambahkan, ke depan pihaknya akan mengupayakan bantuan-bantuan lainnya untuk meringankan beban masyarakat. Satu diantaranya adalah bantuan beras cadangan pangan murni yang jumlahnya sekitar 2 ribu KK di enam kecamatan se-Kota Pontianak. "Saat ini bantuan tersebut masih dalam proses verifikasi," ungkapnya.
Edi menyebut bantuan cadangan pangan murni itu diberikan di luar bantuan pandemi Covid-19. Selain itu, penerima bantuan juga di luar dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTSK). "Kita masih menunggu validasi data dari Dinas Sosial Kota Pontianak," katanya.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak Bintoro menerangkan, total jumlah telur yang dibagikan kepada masyarakat sebanyak 18.600 butir. Pendataan masyarakat yang menerima bantuan itu berdasarkan data dari kelurahan. "Kemudian dilakukan verifikasi oleh pihak kecamatan setempat," tuturnya.
Menurutnya, harga telur di pasaran bervariasi, mulai dari harga Rp1.300 perbutir atau Rp26 ribu per kilogram. Dengan disalurkannya bantuan telur itu diharapkan setidaknya bisa tetap menjaga stabilitas harga telur di pasaran. "Sehingga masyarakat juga merasa terbantu dengan menerima bantuan telur ini," pungkasnya. (prokopim)
Homestay dan Pondok Wisata Potensi Destinasi Wisata Lokal
Disporapar Berikan Pelatihan Pelaku Usaha Homestay
PONTIANAK - Di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyebut sesungguhnya para pelaku bisnis dihadapkan dengan tantangan untuk bisa kreatif dalam berinovasi. Inovasi itu adalah bagaimana sektor ekonomi termasuk pariwisata tetap tumbuh meski di tengah pandemi Covid-19. Artinya, sektor pariwisata tetap berjalan tetapi aman dari Covid-19.
Satu diantaranya adalah homestay atau pondok wisata yang merupakan sebuah potensi sektor wisata yang bisa dikembangkan di tengah pandemi Covid-19. Homestay atau pondok wisata biasanya berlokasi di sebuah kawasan wisata parsial. "Potensi apa yang bisa digali di tempat tersebut sehingga homestay atau pondok wisata itu akan menarik orang untuk berkunjung dan menginap di kawasan itu," ujarnya usai membuka Pelatihan Homestay atau Pondok Wisata di Hotel Orchardz Perdana, Senin (28/9/2020).
Sebagaimana diketahui, ada beberapa komunitas masyarakat yang sudah menggeluti penyediaan homestay atau pondok wisata dengan membangun kawasan wisata secara parsial. Biasanya pondok wisata berlokasi di pinggiran kota dan jauh dari hiruk pikuk. Pondok wisata dikelilingi dengan suasana alam, baik yang sifatnya alami maupun buatan. "Homestay atau pondok wisata tersebut lebih menarik orang atau wisatawan berkunjung dan menginap di sana karena ingin menikmati suasana alamnya," kata Edi.
Satu diantara homestay yang ada di Pontianak, Kampung Tenun misalnya. Di sana, wisatawan yang menginap di homestay itu akan disuguhkan dengan pengalaman baru, terutama kehidupan masyarakat yang menenun. "Setidaknya mereka bisa ikut belajar bagaimana menenun kain dari awalnya bahan benang hingga menjadi kain," tuturnya.
Edi menyebut, sekarang ini eranya serba virtual, akan tetapi untuk sektor pariwisata memang tidak mungkin dilakukan secara virtual. Masyarakat juga membutuhkan refreshing atau wisata yang bisa dinikmati langsung, tidak hanya secara virtual. Oleh sebab itu homestay atau pondok wisata yang ada di Indonesia penuh terisi oleh warga yang menghabiskan waktu refreshing. "Mungkin selama ini merasa kejenuhan dalam pekerjaan, tentunya mereka juga butuh refreshing dengan berwisata," imbuhnya.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Pontianak, Syarif Saleh menambahkan, kegiatan pelatihan homestay atau pondok wisata dalam rangka peningkatan kualitas tata kelola destinasi pariwisata dan kapasitas masyarakat pelaku usaha. Peserta sebanyak 40 orang ini akan mendapatkan pelatihan dalam meningkatkan pemahaman keterampilan, pengetahuan maupun sikap yang benar dalam tata kelola homestay atau pondok wisata. "Tujuannya memahami diversifikasi produk dan dasar kepariwisataan," sebutnya.
Pelatihan yang digelar selama tiga hari, mulai tanggal 28-30 September 2020 ini, diharapkan para peserta memahami kompetensi di bidangnya masing-masing. "Mampu mengimplementasikan kompetensinya untuk meningkatkan kinerja di bidang masing-masing," pungkasnya. (prokopim)