,
menampilkan: hasil
Tangkal Gejala Stroke, Edi Ajak Warga Terapkan Pola Hidup Sehat
Peringatan Hari Stroke Sedunia
PONTIANAK – Stroke merupakan penyakit yang berpotensi menimpa setiap orang, tak terkecuali bagi warga Kota Pontianak. Namun tidak jarang, masyarakat kurang memahami penyebab yang menimbulkan sakit stroke. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengajak masyarakat Kota Pontianak untuk peka terhadap gejala-gejala stroke.
"Terutama pencegahan dengan menerapkan pola hidup sehat," ajaknya usai membuka Peringatan Hari Stroke Sedunia dan Hari Bakti Dokter Nasional di Rumah Jabatan Wali Kota Jalan Abdurrahman Saleh, Kamis (19/10/2023).
Momentum Hari Stroke Sedunia dimanfaatkan TP-PKK Kota Pontianak bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Pontianak menggelar talkshow yang menghadirkan narasumber ahli. Seluruh kader PKK dari setiap kecamatan hadir pada acara itu. Edi berharap kader PKK dapat menyimak dengan baik penyampaian pemateri.
"PKK setiap kecamatan dan kelurahan menjadi tonggak sosialisasi kepada masyarakat. Apa yang dipahami jangan lupa untuk disampaikan luas," ungkapnya.
Acara talkshow ini mendapat apresiasi dari Ketua TP PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie. Mengangkat stroke sebagai perbincangan, menurutnya, merupakan hal yang tepat. Katanya, pengobatan penyakit stroke harus menjadi perhatian serius, kendati tidak menular. Khususnya masyarakat, harus mendapatkan informasi lengkap terkait stroke.
"Stroke bisa diatasi jika bisa dideteksi sejak dini. Penyebab stroke salah satunya obesitas, terlalu banyak konsumsi gula dan hipertensi," jelasnya.
Jika terjadi tanda-tanda, seperti senyum yang tidak simetris diiringi kesemutan hingga sulit menggerakkan badan, Yanieta mengimbau warga agar segera mendatangi Rumah Sakit terdekat untuk mendapat penanganan.
"Jika ada sakit kepala juga, langsung dibawa ke RS," tegasnya.
Pembahasan tentang stroke bukan tanpa alasan. Ketua IDI Kota Pontianak Noviati Sri Racha menambahkan, sasaran talkshow adalah ibu rumah tangga yang berhadapan langsung dengan persoalan di akar rumput. Ketika ada kondisi gejala stroke muncul, para ibu rumah tangga tak perlu panik karena sudah dibekali ilmu.
“Karena penatalaksanaan di bawah enam jam itu punya hasil lebih bagus dibanding di atas enam jam, golden periodnya masih ada,” terangnya.
IDI sudah memasuki usia 77 tahun. Di hari jadinya yang juga berdekatan dengan Hari Jadi ke-252 Pontianak, baik IDI Kota Pontianak dan TP PKK Kota Pontianak berkomitmen untuk memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat.
“Ini merupakan ranah untuk meningkatkan kompetensi kami (dokter) juga,” pungkasnya. (kominfo/prokopim)
Wako Ajak Masyarakat Peduli Kesehatan Mata di Hari Penglihatan Sedunia
Edi Apresiasi Gapopin Gelar Pemeriksaan Mata dan Bagi Kacamata Gratis
PONTIANAK - Pemeriksaan mata dan bagi-bagi 500 kacamata gratis menjadi rangkaian kegiatan peringatan Hari Penglihatan Sedunia yang digelar Gabungan Pengusaha Optik Indonesia (Gapopin) Kalimantan Barat (Kalbar) di halaman Ayani Megamal, Minggu (15/10/2023).
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengapresiasi bakti sosial yang diinisiasi Gapopin Kalbar sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan mata masyarakat. Di Hari Penglihatan Sedunia ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapat literasi lebih banyak tentang berbagai masalah penglihatan termasuk pencegahan dan penanganan penyakit mata. Pemeriksaan mata secara rutin juga sebagai bentuk pencegahan terjadinya gangguan kesehatan mata karena kondisi penglihatan yang terganggu dapat mempengaruhi kualitas hidup manusia.
"Semoga peringatan Hari Penglihatan Sedunia ini dapat menginspirasi bagi semua pihak dalam aksi nyata dan perubahan positif di bidang kesehatan mata," ujarnya.
Menurutnya, peringatan Hari Penglihatan Sedunia ini, mengingatkan kepada setiap orang pentingnya pemeriksaan mata rutin. Masyarakat diingatkan bahwa masalah penglihatan bisa muncul tanpa gejala yang nyata, sehingga pemeriksaan mata berkala sangatlah penting untuk mendeteksi dan mengobati masalah sejak dini.
"Pemeriksaan mata bukan hanya penting bagi orang yang sudah memiliki masalah penglihatan, tetapi juga untuk semua orang sebagai langkah preventif," ungkap Edi.
Ketua Gapopin Kalbar Primansyah menerangkan, pada Hari Penglihatan Sedunia tahun ini, pihaknya menggelar pemeriksaan mata dan membagikan 500 kacamata gratis untuk masyarakat yang hadir. Dia ingin masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan mata karena masih ada yang abai dengan kesehatan mata sendiri.
"Oleh sebab itu melalui peringatan Hari Penglihatan Sedunia ini, kami mensosialisasikan bahwa pemeriksaan mata secara rutin itu penting dilakukan sejak dini," terangnya.
Meski pihaknya sudah lama menggelar pemeriksaan mata secara rutin di permukiman warga, tempat usaha, sekolah-sekolah, perkantoran dan sebagainya, Gapopin ingin kedepannya banyak kegiatan sosial kemasyarakatan serupa yang digelar dalam rangka menjaga kesehatan mata. Dengan jumlah anggota lebih dari 40 optik-optik berizin, Gapopin Kalbar terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan mata masyarakat.
"Tujuannya memberikan edukasi kepada mereka supaya ketika mengalami gangguan pada mata, periksakan ke dokter spesialis mata atau optik-optik yang berizin dari instansi terkait," tutur pengusaha optik ternama di Kota Pontianak ini.
Selain pemeriksaan mata gratis, Hari Penglihatan Sedunia ini juga diperingati secara serempak di 16 provinsi se-Indonesia melalui live zoom meeting dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada pukul 08.00 WIB.
"Pada hari ini juga kita bersama-sama Gapopin ikut mendeklarasikan kesehatan mata se-Indonesia," pungkasnya. (prokopim)
Genbest Talk Hadir di Pontianak, Bahasan: Langkah Fresh Cegah Stunting
PONTIANAK – Kesiapan calon pengantin merupakan salah satu kata kunci pencegahan stunting. Oleh karenanya, Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan ingin anak muda di Kota Pontianak, khususnya mereka yang tengah memasuki proses pernikahan, agar mematangkan persiapan sebelum akhirnya menjadi pengantin dan memiliki anak.
“Mulai dari usia sedini mungkin, remaja yang nantinya memasuki usia pernikahan sampai melahirkan bayi. Istilahnya seribu hari pertama kehidupan, ini menjadi penting karena generasi muda memahami,” terangnya usai acara Genbest Talk di Hotel Aston Jalan Gajah Mada, Selasa (3/10/2023).
Menurut data terbaru Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, angka penurunan stunting telah mencapai 4,7 persen dari yang awalnya 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 19,7 persen pada tahun 2022. Hingga kini, imbuh Bahasan, pihaknya terus melakukan aksi konvergensi stunting di seluruh wilayah Kota Pontianak serta menargetkan penurunan sebesar 5 persen pada akhir tahun 2023. Arah kebijakan dan program yang beririsan dengan urusan stunting juga diprioritaskan, seperti sanitasi air bersih bagi warga kurang mampu.
“Kami Pemkot Pontianak dengan lintas sektor berupaya secara bergotong royong untuk mengintervensi memberikan bantuan pangan protein hewani lokal kepada bayi teridentifikasi stunting. Dan ini dampaknya luar biasa,” ujarnya.
Mahasiswa dari seluruh kampus di Kota Pontianak hadir di kegiatan Genbest Talk untuk menambah wawasan dari narasumber. Salah satunya adalah Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika. Narasumber lainnya adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan dokter kenamaan Indonesia, Gia Pratama.
Dirjen IKP Kemenkominfo, Usman Kansong menjelaskan, penurunan kondisi gagal tumbuh atau stunting sudah menjadi program prioritas sejak tahun 2018 oleh pemerintah pusat. Acara Genbest Talk di Kota Pontianak kali ini mengusung tema ‘Penuhi Nutrisi Tepat, Atasi Stunting dengan Cepat’. Ia mengatakan, peran mahasiswa amat penting dalam menurunkan angka stunting di Indonesia umumnya dan Kota Pontianak khususnya.
“Kalau bikin konten, bikinlah konten yang mengandung edukasi pencegahan stunting,” paparnya.
Langkah sederhana bisa dilakukan dengan memulai pola hidup sehat, menjaga kebersihan lingkungan dan membiasakan diri untuk konsumsi makanan yang sehat. Dalam beberapa tahun terakhir, angka stunting terus menurun secara konsisten. Data Studi Status Gizi Indonesia tahun 2022 menunjukan angka stunting secara nasional sudah mengalami penurunan menjadi 21,6 persen. Khusus untuk Provinsi Kalbar, angka stunting mencapai 27,8 persen atau peringkat ke-8 tertinggi di Indonesia. Sedangkan Kota Pontianak masih di angka 19,7 persen.
“Angka ini harus diturunkan karena masih di atas target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo, yaitu 14 persen di tahun 2024. Terkait dengan hal ini, Pemerintah memberikan perhatian lebih pada Kalimantan Barat, dengan menjadikannya satu dari 12 provinsi prioritas penurunan stunting,” tutupnya. (kominfo)
Yanieta Paparkan Kolaborasi Pontianak Turunkan Stunting di Ternate
TERNATE - Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak, Yanieta Arbiastuti memaparkan kolaborasi penurunan stunting di Kota Pontianak ketika menjadi narasumber nasional Sarasehan Istri Wali Kota APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) Tahun 2023 di Ballroom Hotel Amara Bela Internasional, Kota Ternate, Selasa (3/10/2023). TP PKK Pontianak jadi salah satu unsur yang terlibat aktif di lapangan. Salah satunya lewat inovasi Komitmen, Kolaborasi dan Monitoring (Kokomoto).
"Inovasi itu hadir untuk mendukung Peraturan Wali Kota Pontianak Nomor 18 Tahun 2022 tentang Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting di Kota Pontianak," kata Yanieta.
Sebagai mitra kerja Pemkot, TP PKK Kota Pontianak berkomitmen mendukung program penurunan angka stunting balita. Program itu merupakan salah satu indikator sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Ditargetkan di tahun 2024, angka stunting balita di Kota Pontianak turun menjadi 14%.
Beberapa fokusnya adalah peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak, kebiasaan pola hidup bersih dan sehat, mutu fasilitas kesehatan, dan pemanfaatan sistem informasi stunting yang terintegrasi. Kerja sama lintas sektor ditingkatkan. Kegiatan dilakukan langsung menyentuh target di lapangan hingga tingkat dasawisma.
"Kegiatan ini dengan tujuan kelompok sasaran yaitu remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak berusia 0-59 bulan," kata Yanieta.
Kegiatan yang dilakukan antara lain sosialisasi, sarapan pagi bersama sekaligus minum tablet tambah darah bagi siswa putri, dan lomba mewarnai tingkat sekolah dasar diawali dengan makan telur bersama.
"Kegiatan ini kemudian dicontoh daerah lain di Kalimantan Barat untuk menggelar kegiatan serupa," imbuhnya.
Untuk melakukan monitoring, selain informasi melalui kader Tim Penggerak PKK dan Posyandu, Kota Pontianak memanfaatkan aplikasi Pazti (Pontianak Zero Stunting). Alat kerja tersebut memudahkan langkah di lapangan agar tepat sasaran.
"Melalui aplikasi Pazti, kami memonitoring data by name by address anak yang terindikasi stunting, setelah itu saya bersama tim penggerak PKK Kecamatan dan Kelurahan turun ke masyarakat melakukan langkah-langkah penanganan," jelas Ibu Wali Kota Pontianak.
Hasilnya menggembirakan. Berdasarkan Survei Status Gizi Balita, angka stunting turun 4,7 persen, dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 19,7 persen di tahun 2022.
"Atas pencapaian ini pula Pemerintah Kota Pontianak mendapatkan apresiasi dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia Hasto Wardoyo, yang hari ini juga sebagai narasumber utama," sambungnya Yanieta.
Selain urusan stunting, Yanieta juga bercerita sejumlah capaian prestasi TP PKK Kota Pontianak baik di tingkat Provinsi Kalimantan Barat maupun nasional. Jelang akhir masa jabatannya Desember mendatang, PKK Kota Pontianak berhasil kembali meraih juara umum HKG PKK ke 51 tingkat Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2023 di Kabupaten Bengkayang.
"Capaian juara umum ini merupakan prestasi yang kedua kalinya diraih oleh TP PKK Kota Pontianak sepanjang kepemimpinan saya," pungkasnya. (prokopim)