,
menampilkan: hasil
Pemkot Pontianak Wajibkan Pengelola Usaha Kuliner Pilah Sampah Secara Mandiri
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak mewajibkan pelaku usaha bidang jasa makanan dan minuman, seperti rumah makan, kafe, restoran, jasa boga, dan hotel, untuk memperkuat pengelolaan sampah secara mandiri. Ketentuan ini tertuang dalam Surat Edaran Wali Kota Pontianak Nomor 41 Tahun 2025.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menerangkan, ini mendukung akselerasi penuntasan pengelolaan sampah Kota Pontianak 2025-2026, serta menindaklanjuti Peraturan Menteri LHK dan Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah.
“Kita mengimbau pelaku usaha bisa menerapkan pemilahan, setidaknya ada bak sampah antara organik, anorganik dan sampah berbahaya. Ke depan kita ingin TPA pendamping,” tuturnya, Jumat (1/8/2025).
Pelaku usaha diwajibkan melakukan pemilahan sampah di sumber menjadi tiga kategori yaitu organik, anorganik, dan residu. Mereka juga diminta mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menggantinya dengan bahan ramah lingkungan, dapat digunakan ulang, atau bernilai ekonomis. Dalam pengelolaan sampah organik, pelaku usaha disarankan menggunakan komposter mandiri, biodigester, atau menjalin kemitraan dengan pengelola maggot Black Soldier Fly.
“Yang organik bisa jadi makanan maggot dan pupuk, jadi gas metan. Kalau yang anorganik, plastik misalnya, bisa dijadikan paving dan benda lain bisa dimanfaatkan melalui pengolahan terpadu,” harap Edi.
Pemkot Pontianak juga tengah menggodok rencana pembangunan pusat pengolahan sampah terpadu yang dapat mendaur ulang bahan-bahan sampah menjadi barang serbaguna.
Melalui SE tersebut, Pemkot juga mendorong penerapan sistem takeback, yaitu penyediaan fasilitas pengembalian kemasan plastik dari konsumen, serta kerja sama dengan bank sampah atau pelaku daur ulang.
Setiap usaha diwajibkan melaporkan praktik pengelolaan sampah secara triwulanan kepada Dinas Lingkungan Hidup. Evaluasi rutin akan menjadi dasar pembinaan, pengawasan, serta pemberian penghargaan.
Pelaku usaha yang tidak mematuhi ketentuan dapat dikenai sanksi administratif sesuai peraturan yang berlaku. Pemkot mengajak seluruh pengelola usaha kuliner untuk berperan aktif menciptakan Kota Pontianak yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.
“Tahap pertama kita lakukan sosialisasi terlebih dahulu, kemudian pembinaan oleh dinas terkait,” pungkas Wako Edi. (kominfo/prokopim)
Kabut Asap Mulai Pekat, Edi Imbau Warga Batasi Aktivitas Malam Hari
PONTIANAK – Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dampak kabut asap yang kembali menyelimuti wilayah kota. Menurutnya, kondisi ini terjadi akibat asap kiriman dari wilayah kabupaten sekitar yang diduga berasal dari aktivitas pembakaran lahan.
“Kalau asap di Pontianak ini umumnya kiriman. Di musim kemarau, seperti menjelang Agustus dan September, curah hujan sangat rendah. Ini membuat suhu cenderung panas dan memicu pembakaran lahan, baik akibat pembersihan maupun pembukaan lahan,” ungkapnya, Rabu (30/7/2025).
Pemerintah Kota Pontianak, lanjutnya, telah meningkatkan pengawasan dan pemantauan di lapangan berkoordinasi dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas, dinas terkait, RT, RW, hingga kelurahan.
“Terutama di daerah rawan seperti Pontianak Selatan, Tenggara, dan Utara, yang memiliki lahan gambut,” ujar Edi.
Selain itu, dia mengingatkan warga untuk membatasi aktivitas di luar rumah, terutama pada malam hari. Sebab saat malam hari kabut asap semakin tebal dan membahayakan kesehatan.
“Asap pada malam hari cenderung lebih pekat karena berat jenisnya turun ke bawah. Ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan,” katanya.
Berdasarkan pantauan kualitas udara, lanjutnya lagi, kondisi saat ini sudah masuk kategori tidak sehat, terutama pada malam dan pagi hari. Meski begitu, ia berharap kondisi ini tidak berlangsung lama karena ada potensi curah hujan dalam beberapa hari ke depan.
Edi juga menyebutkan sudah ada laporan peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) di sejumlah fasilitas kesehatan.
“Gejala ISPA sudah mulai dilaporkan, terutama menyerang kelompok rentan seperti balita dan penderita asma. Warga diimbau untuk memakai masker dan membatasi aktivitas luar ruangan,” tandasnya.
Pemerintah Kota Pontianak terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan langkah pencegahan dan penanganan berjalan optimal. (prokopim)
Pontianak Susun Strategi Kampanye SPALD-T Tingkat Kota
Sosialisasikan ke Masyarakat Pentingnya SPALD-T
PONTIANAK – Sebagai bagian dari upaya menciptakan sanitasi aman dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelar Forum Group Discussion (FGD) dalam rangka penyusunan strategi kampanye publik Program Citywide Inclusive Sanitation Program (CISP) untuk Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T).
Sekretaris Daerah Kota Pontianak Amirullah menerangkan, sistem pengelolaan air limbah domestik secara terpusat akan menjadi solusi penting untuk meningkatkan kualitas sanitasi, mencegah pencemaran air serta menjaga kesehatan masyarakat.
“Pembuangan air limbah secara sembarangan berdampak buruk bagi kualitas air dan dapat menimbulkan berbagai penyakit. Karena itu, SPALD-T hadir sebagai solusi terintegrasi,” ujarnya saat membuka FGD di Ruang Rapat Wali Kota, Jumat (4/7/2025).
SPALD-T merupakan sistem pengelolaan limbah yang menggunakan jaringan perpipaan terpusat untuk menyalurkan air limbah menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), sebelum dibuang ke badan air penerima. Infrastruktur ini diproyeksikan akan mencakup 35 persen wilayah kota melalui sistem terpusat, sementara 65 persen lainnya melalui sistem setempat.
“Ini dalam rangka memenuhi target 100 persen akses sanitasi aman di Kota Pontianak,” ungkapnya.
Amirullah menjelaskan bahwa PDAM Tirta Khatulistiwa akan berperan sebagai operator pengelolaan SPALD-T, dan tidak menutup kemungkinan pembentukan unit teknis pengelola air limbah secara khusus.
Untuk mendukung pembangunan SPALD-T, Pemerintah Kota telah menyelesaikan berbagai persiapan, antara lain penyediaan lahan di Nipah Kuning, pengurusan lahan di Martapura, penerbitan Perda dan Peraturan Wali Kota (Perwa) terkait air limbah, serta pembentukan Local Project Management Unit (LPMU) sebagai wadah koordinasi pembangunan.
“Selain itu, kita juga telah melengkapi dokumen penting seperti surat minat mengikuti program CISP, surat kesediaan menerima aset, serta surat pernyataan penganggaran biaya operasional dan pemeliharaan yang ditandatangani Ketua DPRD,” bebernya.
Melalui FGD ini, lanjutnya lagi, pihaknya ingin menyusun strategi kampanye yang efektif agar masyarakat memahami pentingnya sistem SPALD-T dan turut berpartisipasi dalam proses peralihannya dari sistem setempat ke sistem terpusat.
“FGD ini menjadi salah satu langkah awal yang strategis dalam mensosialisasikan SPALD-T kepada masyarakat secara luas, seiring dengan komitmen Pemkot Pontianak untuk membangun sistem sanitasi yang lebih modern, berkelanjutan dan berpihak pada kualitas hidup masyarakat,” pungkasnya. (prokopim)
Edi Kamtono Ajak Warga Hidupkan Semangat Gotong Royong Lingkungan
PONTIANAK - Aksi gotong royong massal bersih-bersih lingkungan serentak di Kota Pontianak terus bergulir. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono memimpin langsung gotong royong di wilayah Kelurahan Sungai Bangkong Kecamatan Pontianak Kota. Warga bersama unsur Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berbaur membersihkan saluran dan parit di Jalan Prof M Yamin. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono turun bersama warga membersihkan lingkungan.
Edi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan melalui kegiatan gotong royong yang rutin digelar Pemkot Pontianak.
“Gotong royong ini menjadi bagian dari upaya kita menjaga lingkungan, sekaligus mempererat kebersamaan masyarakat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di lapangan,” ujarnya di hadapan para kepala perangkat daerah, lurah, RW, RT, dan tokoh masyarakat yang hadir di halaman MTsN 2, Minggu (29/6/2025).
Menurutnya, kegiatan gotong royong tidak hanya sebagai rutinitas, namun sebagai gerakan kolektif menghadapi tantangan lingkungan perkotaan, terutama di tengah datangnya musim kemarau panjang yang diprediksi terjadi pada Juli hingga September.
“Musim kemarau tahun ini masuk kategori kemarau kering. Kondisi ini bisa berdampak pada kesulitan air bersih, genangan, hingga potensi kebakaran,” kata Edi.
Terkait persoalan genangan, Edi menekankan pentingnya optimalisasi saluran drainase di Kota Pontianak. Ia menyebut, terdapat lebih dari 3.400 saluran sekunder dengan panjang mencapai 360 kilometer yang harus terus dipelihara.
“Pemerintah kota berupaya maksimal melakukan pengerukan parit, namun kita juga butuh peran masyarakat untuk tidak menyumbat saluran dengan sampah atau bangunan liar,” jelasnya.
Edi juga menyinggung rencana pemasangan pompa-pompa air di wilayah strategis sebagai langkah antisipatif mengatasi genangan saat hujan deras bersamaan dengan air pasang.
“Kita sedang programkan pompanisasi di pinggiran sungai agar air bisa cepat surut,” terangnya.
Dalam rangka penataan kota, Pemkot Pontianak juga tengah membangun sejumlah ruang terbuka hijau dan menyiapkan pusat pengelolaan sampah terpadu di tingkat kecamatan.
“Sampah kita setiap hari rata-rata mencapai 400 ton. Maka perlu pengelolaan terpadu agar tidak membebani TPA,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Edi Kamtono mengajak masyarakat untuk terus menjaga kebersihan, saling berkoordinasi dengan perangkat kelurahan dan kecamatan, serta berpartisipasi dalam program pembangunan kota.
“Semangat gotong royong ini harus terus hidup, karena membangun kota tidak bisa hanya pemerintah saja, tapi butuh kebersamaan,” harapnya.
Terpisah, Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan memimpin gotong royong di Pasar Rakyat Jalan Purnama Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan. Senada dengan Wali Kota, ia mengajak seluruh masyarakat untuk terus meningkatkan semangat gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Saya mengapresiasi antusiasme dan dukungan penuh masyarakat terhadap program kebersihan lingkungan yang menjadi salah satu prioritas dalam program 100 hari kerja saya bersama Wali Kota,” sebutnya.
Bersih-bersih lingkungan dan selokan ini merupakan implementasi visi-misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota pada Pilkada 2024 lalu. Dari 25 program yang dicanangkan, kegiatan bersih-bersih parit dan sungai menjadi prioritas utama.
“Alhamdulillah telah mendapat dukungan luar biasa dari masyarakat,” tutur Bahasan.
Ia menyoroti kondisi Parit Tokaya yang mulai mengalami pendangkalan di beberapa titik. Untuk itu, pihaknya akan segera melakukan pengerukan menggunakan alat berat agar saluran air tetap lancar, terutama saat terjadi hujan dan pasang ekstrem.
“Insyaallah, kami akan tindak lanjuti dengan pengerukan agar air tidak meluap ke rumah warga di sekitar Purnama,” tutupnya. (prokopim)
 
			