,
menampilkan: hasil
Penyegaran Organisasi, Wali Kota Lantik 31 Kepala Sekolah
PONTIANAK – Sebanyak 31 Kepala Sekolah di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, yang terdiri dari 5 orang guru PAUD, 24 orang guru SD dan 2 orang guru SMP, dilantik oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono. Ia berpesan, agar para guru senantiasa peka dengan aturan terbaru dari pemerintah pusat.
“Paling penting adalah bagaimana para guru membuat sekolah selalu dirindukan para siswa,” pesannya usai pelantikan, di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Wali Kota, Jumat (8/12/2023).
Ada beberapa Kepala Sekolah yang dirotasi dan beberapa lainnya diangkat dari guru. Edi menyebut, rolling antar kepala sekolah ini sebagai bentuk penyegaran organisasi. Ia menilai, kepala sekolah sama seperti guru lainnya, namun mendapat tugas tambahan.
“Tingkatkan kualitas siswa dengan kurikulum merdeka belajar,” imbuhnya.
Upaya Pemkot Pontianak meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya adalah dengan memperbaiki infrastruktur sekolah yang representatif. Tidak sedikit sekolah yang telah menunjukan perbaikan, baik dari sisi sarana prasarana maupun SDM. Peran Kepala Sekolah juga menjaga fasilitas, seperti air, tanaman sampai keamanan.
“Guru harus bisa mendeliver ilmu, sehingga siswa bisa mendapat pengetahuan lebih banyak,” tutupnya. (kominfo)
Wali Kota Apresiasi Peran Guru Pontianak Dorong Pembangunan Manusia
PONTIANAK – Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengapresiasi peran guru di era sekarang yang bertransformasi, bukan hanya sebagai pendidik di zona sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Jasa guru tidak berhenti dalam kapasitas profesi saja, namun merupakan panggilan untuk memajukan peradaban. Satu diantara hasil dedikasi guru di Kota Pontianak adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pontianak yang mencapai angka 80,48.
“Pembangunan infrastruktur harus diiringi pembangunan manusia yang berkualitas, dimanapun dan kapanpun. Seorang guru bukan sekadar profesi. Guru adalah panggilan kemanusiaan, untuk memajukan manusia dan memperkuat pondasi bangsa bagi generasi selanjutnya,” kata dia usai apel peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-78 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), di halaman Kantor Wali Kota Jalan Rahadi Usman, Senin (27/11/2023).
Momentum Hari Guru Nasional dan HUT ke-78 PGRI dimaknai Edi sebagai semangat perbaikan setiap persoalan terkait guru. Ia menerangkan, dari data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Pontianak, lebih dari tiga ribu masyarakat Kota Pontianak tercatat sebagai guru. Menurutnya, masih banyak guru yang belum melakukan pendataan atau tidak mencantumkan profesi guru dalam KTP.
“Kalau diperkirakan, ada sekitar 10 ribu guru di Kota Pontianak. Ditambah dengan guru Kementerian Agama dan yang belum dicatat,” ujarnya.
Berbagai tantangan dihadapi guru dalam mengemban tugas mulia. Sebagai contoh, lanjut dia, adalah tekanan dalam mengajar serta peraturan yang seringkali berubah-ubah. Tidak kalah penting persoalan kesejahteraan, masih terdapat guru yang belum menyandang status ASN. Lewat perayaan Hari Guru Nasional dan HUT ke-78 PGRI ini ia berharap semua guru sudah ASN di tahun 2024.
“Kemarin saya baca artikel, isinya mengatakan profesi guru merupakan satu di antara pekerjaan paling stres. Artinya banyak persoalan yang dihadapi dan tidak mudah. Sekarang siswa lebih garang dari guru,” terangnya.
Budi pekerti guru sudah tidak diragukan. Dari tangan lembut dan tutur halus mereka muncul karakter hebat di masa depan.Tanpa terkecuali dirinya yang kini menjabat sebagai Wali Kota tidak terlepas dari jasa para guru.
“Karena guru, saya bisa berada di sini,” pungkasnya. (kominfo/prokopim)
Deklarasi Ponpes Ramah Anak, Ciptakan Lingkungan Ideal Bagi Tumbuh Kembang Anak
Deklarasi Ponpes Darul Faizin Ramah Anak
PONTIANAK - Konsep ramah anak dalam lingkungan lembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren (ponpes), menjadi bagian penting untuk tumbuh kembang anak. Oleh sebab itu, dibutuhkan komitmen bersama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan dan pemenuhan hak-hak anak. Salah satunya melalui Deklarasi Ponpes Ramah Anak yang dicanangkan di Ponpes Darul Faizin Jalan Petani Kecamatan Pontianak Kota oleh Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Pontianak, Selasa (21/11/2023).
Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak bersama KPAD Kota Pontianak dan stakeholder senantiasa berkomitmen dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah anak, tidak hanya di sekolah-sekolah umum tetapi juga di ponpes. Dengan deklarasi ini, ia berharap Ponpes Darul Faizin menjadi lingkungan yang aman dan ramah anak.
“Para pengajar tidak hanya berperan sebagai guru, tetapi juga sebagai pembimbing yang peduli terhadap perkembangan pribadi setiap santri,” pesannya.
Menurutnya, kehadiran ponpes tidak hanya sekadar lembaga pendidikan Islam, tetapi juga menjadi rumah kedua yang hangat dan penuh kasih sayang bagi para santri. Artinya, konsep ramah anak yang dideklarasikan di Ponpes Darul Faizin implementasinya bertujuan menjadikan ponpes ini sebuah lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak secara optimal.
“Sehingga menjadi role model bagi ponpes-ponpes lainnya sebagai upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah anak,” ungkapnya.
Selain itu, Bahasan menambahkan, fasilitas-fasilitas yang ada di ponpes dirancang dengan memperhatikan kebutuhan dan kenyamanan anak-anak. Ruang belajar, asrama, serta area rekreasi didesain sedemikian rupa agar menciptakan suasana yang mengundang kreativitas, keamanan, dan kesejahteraan. Tak kalah pentingnya adalah peran orang tua dan masyarakat dalam mendukung pendidikan anak-anak.
“Misalnya melalui program yang mendorong partisipasi aktif orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anak, menciptakan kerjasama yang erat antara lingkungan pesantren dan keluarga,” pungkasnya. (prokopim)
Wako Dorong Siswa Gali Potensi dan Kembangkan Minat Bakat
Puncak Sepekan Seni dan Bahasa SMPN 3 Pontianak
PONTIANAK – Tim Spanta Percussion dari SMPN 3 Pontianak tampil memukau dengan mempersembahkan musik tradisional pada Puncak Sepekan Seni dan Bahasa di SMPN 3 Pontianak, Selasa (31/10/2023). Grup musik perkusi yang terdiri dari siswa-siswi SMPN 3 Pontianak ini merupakan peraih medali emas sebagai Penyaji Musik Tradisional Terbaik mewakili Provinsi Kalbar pada ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) di Jakarta pada Agustus lalu.
Penampilan Tim Spanta Percussion menjadi salah satu pengisi acara Sepekan Seni dan Bahasa yang digelar masih dalam rangkaian Hari Jadi ke-252 Pontianak. Berbagai hiburan dan seni ditampilkan, mulai dari tarian, vokal grup, teater sampai drum band. Hasil karya seni peserta didik juga dipamerkan.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat kepada Tim Spanta Percussion SMPN 3 yang telah mengharumkan nama Kota Pontianak dan Provinsi Kalbar di kancah nasional. Capaian yang membanggakan ini disebutnya sebagai bukti bahwa dengan usaha keras, ketekunan, dan semangat, setiap orang dapat meraih prestasi yang gemilang.
"Saya berharap prestasi yang luar biasa ini akan menginspirasi generasi muda lainnya untuk terus mengembangkan dan menggali potensinya masing-masing, tidak hanya di bidang seni tetapi bidang-bidang lainnya," ujarnya.
Edi juga menyampaikan apresiasinya kepada para guru dan orang tua yang telah membimbing dan mendorong semangat para siswa SMPN 3 sehingga bisa memberikan kebanggaan bagi sekolah, Kota Pontianak dan Provinsi Kalbar.
"Semoga mereka terus bersemangat dalam mengembangkan bakat dan minat mereka sehingga bisa terus mengukir prestasi," imbuhnya.
Menurutnya, dunia pendidikan sudah semestinya diisi dengan kreativitas dan terobosan sehingga para guru diharapkan mampu menciptakan suasana menyenangkan di ruang belajar. Apabila siswa sudah merasa senang dengan cara belajar yang diterapkan, maka mereka akan lebih mudah menyerap pelajaran tersebut.
"Peserta didik harus cinta dengan belajar. Kenalkan mereka terhadap ilmu pengetahuan dengan menarik," ungkap dia.
Kurikulum Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kemendikubristek memberikan dampak positif, tidak hanya bagi siswa dan siswi, tetapi juga bagi orang tua, karena selalu melibatkan orang tua dalam kegiatan belajar mengajar. Edi mengajak orang tua agar menyediakan fasilitas belajar buat anak sebagai stimulan.
"Kurikulum ini mengajarkan anak-anak untuk berpikir secara kritis, artinya anak-anak menjadi kritis," sebutnya.
SMPN 3 Pontianak memiliki semboyan 'Sekolahnya Para Juara'. Selain menghasilkan anak-anak yang berprestasi dan berintegritas, kebersihan dan kelestarian lingkungan juga mendapat perhatian.
“Berprestasi tidak hanya di tingkat kota, tetapi juga di tingkat provinsi hingga nasional,” tutupnya. (kominfo/prokopim)