,
menampilkan: hasil
Wawako Bahasan Lepas 12 Pelajar ke Sekolah Rakyat
PONTIANAK – Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, melepas secara simbolis 12 siswa-siswi sekolah rakyat di halaman Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pontianak, Jalan Gusti Sulung Lelanang, Senin (29/09/2025) pagi. Pelepasan ini menandai langkah nyata pemerintah kota dalam mendukung akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Adapun dari 12 siswa-siswi yang dilepas terdiri dari lima murid Sekolah Dasar (SD), tiga murid Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan empat murid Sekolah Menengah Atas (SMA). Mereka akan melanjutkan pendidikan melalui sekolah rakyat rintisan yang ada di Kota Pontianak.
“Pelepasan siswa siswi untuk sekolah rakyat di BLKI, sekolah rakyat rintisan, untuk kota Pontianak baru melepas 12 siswa dan siswi,” ujar Bahasan.
Ia menambahkan, program sekolah rakyat ini bukan hanya memberikan akses pendidikan formal, tetapi juga memastikan seluruh kebutuhan siswa dalam menjalani kegiatan belajar dapat terpenuhi. Mulai dari fasilitas belajar, seragam, hingga bantuan lain yang menunjang proses pendidikan, seluruhnya difasilitasi baik oleh pemerintah daerah maupun kementerian terkait.
“Semuanya fasilitas dalam hal sekolah dapat, bantuan untuk kebutuhan sekolah rakyat dapat semua, dari dinas beda dari kementerian ada, lengkap. Orang tua tinggal menyekolahkan anak, dan anak yang bersangkutan mau belajar dan betah di sekolah rakyat,” ungkapnya.
Wawako menjelaskan, Sekolah Rakyat merupakan program nasional yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto melalui Kementerian Sosial dan melibatkan kementerian lain seperti Kementerian Pendidikan, Pekerjaan Umum, Dalam Negeri, serta beberapa kementerian terkait lainnya. Program ini dirancang untuk memberikan akses pendidikan yang merata, khususnya bagi keluarga yang kurang mampu.
“Program ini adalah bentuk nyata kehadiran negara. Tidak boleh ada satu pun anak Indonesia yang tertinggal karena alasan biaya atau keterbatasan lainnya. Semua harus sekolah, karena siapa yang tidak berpendidikan akan tertinggal dalam kehidupan. Dengan Sekolah Rakyat, kita ingin memastikan semua anak punya kesempatan yang sama hingga jenjang perguruan tinggi,” jelasnya.
Di Kota Pontianak, Sekolah Rakyat direncanakan dibangun di Jalan Flora. Proses pembangunan sedang berlangsung dan ditargetkan segera beroperasi dalam waktu dekat.
Konsep pendidikan yang ditawarkan menyerupai boarding school atau pondok pesantren, sehingga anak-anak dapat tinggal dan belajar dengan fasilitas yang ditanggung penuh oleh pemerintah.
“Kita tidak perlu khawatir, semua biaya ditanggung negara. Sekolah ini akan menjadi rumah kedua bagi anak-anak, layaknya pesantren atau boarding school. Orang tua bisa tetap mengunjungi atau membesuk mereka. Yang terpenting, anak-anak betah dan sungguh-sungguh menempuh pendidikan,” terangnya.
Lebih lanjut, Bahasan menegaskan pentingnya kolaborasi antara sekolah dan keluarga. Menurutnya, keberhasilan anak tidak hanya ditentukan oleh kualitas pendidikan di sekolah, tetapi juga dukungan doa dan kasih sayang orang tua.
“Kami tidak bisa berdiri sendiri dalam mendidik. Harus ada kerja sama antara sekolah dan keluarga. Tanpa doa, perhatian, dan dukungan orang tua, pencapaian anak-anak akan sulit diraih. Karena itu, mari kita jadikan momentum pelepasan ini sebagai penguat komitmen bersama untuk mendukung mereka agar terus maju dan berprestasi,” katanya.
Ia juga berpesan kepada para siswa agar selalu percaya diri dalam menggapai cita-cita.
“Selamat melangkah dengan penuh semangat. Yakinlah setiap usaha tidak akan pernah sia-sia. Semoga Allah memberikan bimbingan dan keberkahan kepada kita semua,” tutupnya. (kominfo/prokopim)
PontiLite Fest 2025 Meriahkan Bulan Gemar Membaca di Pontianak
Dari Sedekah Buku, Bazar Buku, Lomba hingga Talkshow
PONTIANAK – Dalam rangka memperingati Bulan Gemar Membaca dan Hari Kunjung Perpustakaan 2025, Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Pontianak berkolaborasi dengan Kolaborasi Literasi Bersama Komunitas (KOLAK) dan Pontinesia menggelar PontiLite Fest 2025 dengan tagline ‘Pesta Kata Bumi Khatulistiwa’.
Festival literasi tahunan ini berlangsung sepanjang September 2025 dan dipusatkan di Pontianak Convention Center (PCC). Kepala Disperpusip Kota Pontianak, Rendrayani, mengatakan rangkaian kegiatan PontiLite Fest digelar untuk mendorong minat baca sekaligus menghadirkan ruang ekspresi bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
“Melalui PontiLite Fest, kami ingin membangun ekosistem literasi yang menyenangkan dan inklusif, sehingga membaca tidak hanya menjadi kebiasaan, tetapi juga budaya yang mengakar di tengah masyarakat,” ujarnya, Minggu (14/9/2025).
Ia menjelaskan, rangkaian PontiLite Fest 2025 menghadirkan sejumlah kegiatan literasi yang dapat diikuti masyarakat secara gratis. Di antaranya Sedekah Buku (1–30 September 2025). Dalam kesempatan ini, masyarakat dapat menyumbangkan buku ke Perpustakaan Umum Kota Pontianak atau pada puncak acara di PCC. Penyerahan simbolis hasil sedekah buku akan dilakukan 20 September mendatang. Kemudian, Sayembara Review Buku (25 Agustus–17 September 2025), yang mana peserta membuat video ulasan buku koleksi perpustakaan atau aplikasi PerpuskitE dan mengunggahnya ke Instagram dengan tagar resmi #PontiLiteFest2025.
“Ada juga Sayembara Cerpen “Cerita Kota Kita Vol. 2” (25 Agustus–14 September 2025), yaitu karya cerpen pelajar dan mahasiswa Kalbar dengan unsur lokalitas akan dibukukan dalam antologi,” ungkap Rendrayani.
Berbagai lomba juga memeriahkan PontiLite Fest, antara lain Lomba Yel-Yel Gemar Membaca (20 September 2025) yang diikuti tim pelajar SMP/MTs se-Kota Pontianak dengan tema ‘Generasi Literasi’, Lomba Read Aloud (21 September 2025) untuk masyarakat umum bersama anak usia 4–6 tahun, Lomba Mading (21 September 2025), diikuti siswa SD/MI se-Kota Pontianak dengan tema ‘Generasi Literasi – Buku di Tangan, Masa Depan di Genggaman’.
“Selain itu, akan digelar Pentas Literasi, Lomba Ranking 1 untuk Pramuka Penggalang, hingga penampilan Berkata Lewat Nada (Beranda) yang mengulik lirik lagu dari dua band asal Pontianak, Manjakani dan Syndrama,” imbuhnya.
Puncak PontiLite Fest digelar pada 20–21 September 2025 di PCC dengan agenda penyerahan buku, pengumuman pemenang lomba literasi, bazar buku, serta Talkshow Lintas Generasi bersama Indra Dwi Prasetyo dan Abroorza Ahmad Yusra bertema ‘Literasi Menumbuhkan Mindset’.
Rendrayani menambahkan, festival ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat dalam menumbuhkan budaya literasi.
“Kami optimis PontiLite Fest menjadi wadah yang mampu menumbuhkan semangat membaca dan menulis di Kota Pontianak,” pungkasnya. (Sumber : disperpusip.pontianak)
Pontianak Tuan Rumah KAIB XVI, Wali Kota Sambut Delegasi Internasional
PONTIANAK – Kota Pontianak menjadi tuan rumah Konferensi Antarbangsa Islam Borneo (KAIB) XVI Tahun 2025. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak menjadi penyelenggara pertemuan perguruan tinggi internasional ini.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono memberikan sambutan hangat dan menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh delegasi. Ia memperkenalkan Kota Pontianak sebagai kota yang memiliki keunikan geografis dan budaya.
“Pontianak ini dikenal sebagai Kota Khatulistiwa, karena setiap tanggal 21–23 Maret dan 21–23 September, matahari tepat berada di atas kota. Pada momen itu biasanya kita selenggarakan Festival Kulminasi dengan berbagai kegiatan budaya, seni, kuliner, hingga edukasi,” ujarnya pada malam ramah tamah yang digelar di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Pontianak, Rabu (10/9/2025).
Edi menambahkan, Pontianak adalah kota heterogen dengan jumlah penduduk mendekati 700 ribu jiwa. Sekitar 78 persen di antaranya beragama Islam, dan selebihnya terdiri dari beragam agama lain. Kota ini juga dikenal dengan sebutan Kota Seribu Warung Kopi karena banyaknya warung kopi sebagai tempat masyarakat berinteraksi.
“Suasana kehidupan di Pontianak dominan Melayu dengan keberagaman budaya dan kuliner yang khas. Semoga kehadiran para peserta KAIB di Pontianak memberikan kesan yang baik, meskipun saat ini musim hujan. Jangan khawatir, warung kopi di Pontianak buka sejak dini hari, jadi bisa dinikmati kapan saja,” ungkapnya.
Rektor Universiti Teknologi MARA (UiTM) Cawangan Sarawak, Prof Dr Firdaus Abdullah, menyampaikan rasa gembira karena delegasi dari Sarawak hadir dengan jumlah terbanyak dalam forum ini.
“Alhamdulillah, kami membawa lebih dari 30 orang staf, dosen, dan mahasiswa. Ini rombongan terbesar dari sebuah universitas. Kehadiran kami semakin istimewa karena sejak awal, Sarawak turut menggagas seminar serantau yang kini berkembang menjadi KAIB hingga ke-16 kali,” tuturnya.
Firdaus juga mengingatkan bahwa jika dihitung dengan dua kali penyelenggaraan secara hybrid pada masa pandemi, maka forum ini sejatinya sudah berlangsung sebanyak 18 kali. Ia berharap konferensi ini terus berkembang dengan resolusi yang nyata.
“Universitas-universitas yang tergabung sebagai konsorsium KAIB harus memastikan setiap resolusi ditindaklanjuti, termasuk hasil konferensi tahun-tahun sebelumnya. Dengan begitu, forum ini tidak hanya berhenti pada diskusi, tetapi benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” sebutnya.
Sementara itu, Rektor IAIN Pontianak, Syarif, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya forum internasional yang mempertemukan para akademisi, ulama dan praktisi dari berbagai negara di Borneo, termasuk Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, hingga Jerman.
Menurut Syarif, KAIB XVI diikuti oleh 11 perguruan tinggi mitra dari berbagai negara di kawasan Borneo. Dari Brunei Darussalam, di antaranya Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) dan Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU SB). Dari Malaysia, turut hadir perwakilan UiTM Cawangan Sarawak dan UiTM Cawangan Sabah.
“Forum ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat kerja sama akademik, memperluas jaringan, sekaligus membahas isu-isu keislaman dan kebangsaan di Borneo,” pungkasnya. (prokopim)
Pemkot Pontianak dan Universitas OSO Teken MoU Tridharma Perguruan Tinggi
PONTIANAK – Pemerintah Kota Pontianak bersama Universitas Oesman Sapta Oedang (OSO) resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang pengembangan dan implementasi Tridharma Perguruan Tinggi. Penandatanganan berlangsung di Ruang VIP Wali Kota Pontianak, Rabu (10/9/2025).
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, mengatakan kerja sama ini menjadi langkah penting dalam memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dengan perguruan tinggi. Menurutnya, Tridharma Perguruan Tinggi, yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, memiliki peran besar dalam mendukung pembangunan daerah.
“MoU ini bukan hanya sebatas dokumen kerja sama, tetapi menjadi wujud komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tata kelola, serta mendorong lahirnya inovasi di Pontianak,” ungkapnya.
Ia menambahkan, perguruan tinggi memiliki kapasitas akademis dan riset yang bisa dikolaborasikan dengan kebutuhan praktis di lapangan. Dengan demikian, hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dari Universitas OSO dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat Kota Pontianak.
Rektor Universitas OSO, Yarlina Yacoub, menuturkan pihaknya siap mendukung implementasi kerja sama melalui program pendidikan, riset, dan inovasi yang aplikatif.
“Kami berharap kerja sama ini menjadi jembatan untuk menghadirkan solusi nyata terhadap berbagai tantangan pembangunan di Kota Pontianak,” ujarnya.
Kesepakatan tersebut memuat tujuan meningkatkan dan mengimplementasikan kemampuan para pihak dalam melaksanakan tugas Tridharma Perguruan Tinggi, mencakup pengembangan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, peningkatan kualitas SDM, tata kelola, hingga pengembangan inovasi. (prokopim)
 
			