,
menampilkan: hasil
Edi Minta LPTQ Siapkan Kafilah Secara Matang
Pelantikan Pengurus LPTQ Kota Pontianak 2025-2030
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono melantik jajaran pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Pontianak periode 2025–2030. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyampaikan harapan besar terhadap peran strategis LPTQ dalam membina generasi Qurani di tengah masyarakat.
Ia menyebut, pelantikan ini bukan sekadar seremoni, namun menjadi tonggak penting untuk memperkuat silaturahmi serta menyatukan visi dan misi dalam mengembangkan nilai-nilai Al Quran di Kota Pontianak.
“Pengurus LPTQ yang baru dilantik memiliki tanggung jawab besar untuk melanjutkan estafet perjuangan dalam membina dan mengembangkan nilai-nilai Al Quran. Ini adalah amanah yang harus dijalankan dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab,” ujarnya usai pelantikan di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA), Rabu (25/6/2025).
Ia menerangkan beberapa poin penting yang menjadi harapan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terhadap LPTQ. Beberapa hal yang harus diperhatikan mulai dari peningkatan kualitas peminat Al Quran. LPTQ diminta menciptakan program yang mampu mencetak generasi yang fasih membaca, memahami, dan mengamalkan Al Quran dalam kehidupan sehari-hari.
“LPTQ tidak bisa berjalan sendiri. Dibutuhkan sinergi bersama pemerintah daerah, lembaga pendidikan, tokoh agama dan masyarakat luas,” tuturnya.
Kepada pengurus LPTQ, Edi berpesan supaya mempersiapkan kafilah secara matang agar dapat bersaing, baik di tingkat kota, provinsi maupun nasional. Edi juga menekankan pentingnya inovasi dan evaluasi dalam setiap kegiatan LPTQ, agar tidak menjadi rutinitas belaka, melainkan mampu memberi dampak nyata terhadap peningkatan kualitas umat, khususnya generasi muda Muslim di Kota Pontianak.
“Saya tidak ingin kegiatan LPTQ hanya menjadi agenda tahunan yang monoton. Harus ada ukuran yang jelas dan target yang berdampak pada kehidupan masyarakat,” katanya.
Pemerintah Kota, lanjutnya, akan terus mendukung sarana dan prasarana LPTQ, termasuk peningkatan kualitas kantor dan fasilitas pendukung lainnya, serta mendorong kolaborasi dengan lembaga pendidikan dalam program-program LPTQ di tingkat kota maupun provinsi.
Edi menyampaikan apresiasi kepada para pengurus LPTQ yang telah purna tugas atas dedikasi mereka, serta mengajak semua pihak untuk memperkuat kolaborasi membangun peradaban Qurani di Kota Pontianak.
“Saya masih terus berkeinginan untuk membangun sebuah taman Quran di Kota Pontianak, sebagai pusat pembelajaran dan aktivitas Islami yang bisa menjadi kebanggaan kita semua,” jelasnya.
Ketua Umum LPTQ Kota Pontianak yang baru dilantik, Amirullah menyatakan komitmennya untuk membawa LPTQ lebih maju dan adaptif terhadap tantangan zaman.
“Kami sangat mengapresiasi kepercayaan yang telah diberikan. Amanah ini insya Allah akan kami jalankan dengan sungguh-sungguh. Fokus kami ke depan adalah memperkuat pembinaan tilawah, tahfidz, dan pemahaman Al Quran, serta menjaring potensi dari kalangan muda di seluruh kecamatan,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa LPTQ akan segera menyusun program kerja yang konkret dan terukur, sejalan dengan arahan Wali Kota. LPTQ akan menggandeng berbagai pihak, termasuk pesantren, madrasah, masjid dan organisasi Islam, untuk membentuk jaringan pembinaan yang masif.
“Tujuan kita satu, yakni mencetak generasi yang tidak hanya cinta, tapi juga hidup bersama Al Quran,” terangnya.
Amirullah berharap, dukungan dari pemerintah kota dan masyarakat terus mengalir agar LPTQ bisa menjalankan peran strategisnya dalam membangun karakter umat dan mengangkat nama Kota Pontianak di ajang MTQ hingga tingkat nasional. (prokopim)
Pontianak Jadi Rujukan Kerukunan Umat Beragama
FKUB Padang Studi Toleransi ke Pontianak
PONTIANAK - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Padang melakukan kunjungan silaturahmi ke Kota Pontianak. Kedatangan rombongan yang dipimpin langsung Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir diterima Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Ruang Rapat Wali Kota, Selasa (24/6/2025).
Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari dan menggali praktik-praktik terbaik dalam menjaga dan membina kerukunan antarumat beragama di Kota Pontianak. Hal ini seiring dengan posisi Kota Pontianak yang masuk peringkat sembilan nasional Indeks Kota Toleran (IKT) di luar pulau Jawa.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, menyambut baik kedatangan rombongan dan menjelaskan berbagai langkah konkret yang telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dalam menjaga harmoni sosial di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya.
"Langkah utama kami adalah membangun komunikasi yang intensif dengan seluruh elemen masyarakat. Kota Pontianak memiliki keberagaman suku dan agama yang tinggi,” ungkapnya.
Selain komunikasi, Pemkot juga aktif membangun ruang-ruang interaksi sosial melalui berbagai kegiatan budaya. Edi mencontohkan kegiatan budaya seperti Cap Go Meh, Festival Budaya Melayu, Gawai Dayak dan lainnnya, sebagai bentuk penghormatan terhadap keberagaman dan wadah mempererat silaturahmi antarwarga.
“Pembangunan ruang terbuka hijau dan ruang publik juga menjadi perhatian serius pemerintah sebagai tempat masyarakat dari berbagai latar belakang dapat berinteraksi secara sehat dan harmonis,” tuturnya.
Edi berharap melalui kunjungan ini, diharapkan hubungan antar daerah semakin erat dan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam memperkuat nilai-nilai toleransi serta kehidupan bermasyarakat yang damai dan inklusif.
Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir mengungkapkan, kunjungan ini telah direncanakan sebelumnya dan menjadi ajang yang sangat berarti dalam memperkuat persaudaraan dan semangat toleransi antar umat beragama di dua kota ini.
"Alhamdulillah, kami bisa hadir di Kota Pontianak dan disambut langsung oleh Pak Wali Kota Edi Rusdi Kamtono, Ketua FKUB Kota Pontianak, serta seluruh jajaran pemerintah daerah. Ini menjadi kehormatan bagi kami," imbuhnya.
Selain itu, kunjungan ini juga memperkuat sinergi antar lembaga FKUB dalam memelihara kerukunan umat beragama, sekaligus sebagai bagian dari studi banding penguatan program moderasi beragama.
Ia menekankan pentingnya menjaga suasana damai dan harmonis di tengah kemajemukan masyarakat.
“Kita harus terus memperkuat silaturahmi dan kerja sama lintas daerah demi Indonesia yang lebih damai dan bersatu,” terangnya. (prokopim)
Pemkot Salurkan Bantuan Bedah Rumah dan WC, Warga Merasa Terbantu
Gelontorkan 324 KK Bantuan Stimulan RTLH dan Bedah WC
PONTIANAK – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelontorkan bantuan stimulan untuk perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan perbaikan Water Closet (WC) tidak layak bagi 324 Kepala Keluarga (KK) dari warga tidak mampu tahun anggaran 2025. Dari jumlah tersebut, bantuan RTLH sebanyak 183 unit dan WC sebanyak 141 unit. Penyaluran dibagi dalam dua tahap. Bantuan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Pontianak Tahun 2025.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menerangkan, setiap KK penerima bantuan RTLH mendapatkan stimulan sebesar Rp20 juta, sedangkan untuk bantuan perbaikan WC diberikan masing-masing sebesar Rp10 juta per KK. Bantuan ini bersifat stimulan, sehingga pelaksanaannya tetap membutuhkan partisipasi swadaya dari masyarakat.
“Bantuan ini sifatnya stimulan, artinya masyarakat juga perlu berkontribusi agar perbaikan rumah maupun WC dapat diselesaikan secara optimal,” ujarnya usai menyerahkan bantuan secara simbolis di Aula Gedung Kantor Terpadu Sutoyo, Selasa (24/6/2025).
Edi menambahkan bahwa program bedah rumah dan perbaikan WC ini rutin dilaksanakan setiap tahun, baik dari anggaran pemerintah pusat (APBN) maupun APBD, dengan tujuan mengurangi jumlah rumah tidak layak huni di Kota Pontianak secara bertahap.
“Bantuan ini berasal dari APBD Kota Pontianak. Kami lakukan survei terlebih dahulu untuk melihat kondisi rumah yang memang sudah tidak layak huni. Ada yang tersebar, ada juga yang dalam satu klaster lingkungan,” ungkapnya.
Menurutnya, rumah yang layak merupakan kebutuhan dasar yang penting dalam membangun kualitas hidup masyarakat. Edi bilang, hunian bukan hanya tempat berteduh, tetapi juga fondasi untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.
“Setiap orang berhak memiliki rumah layak sebagai fondasi untuk kehidupan yang lebih baik,” katanya.
Bantuan ini merupakan bentuk dukungan terhadap Program 3 Juta Rumah yang dicanangkan oleh pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, guna mengatasi backlog perumahan nasional.
“Saya berharap melalui bantuan ini kualitas hidup warga Kota Pontianak dapat meningkat secara signifikan,” tuturnya.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kota Pontianak Derry Gunawan, menjelaskan bahwa program bantuan RTLH ini telah dilaksanakan sejak satu dekade terakhir dan terus menunjukkan peningkatan dari segi jumlah penerima manfaat.
“Setiap tahun ada peningkatan. Tahun ini kita bantu sampai 324 rumah. Ini adalah bentuk kepedulian Pemkot dalam menyediakan hunian yang layak bagi masyarakat,” imbuhnya.
Derry menjelaskan, proses verifikasi dan validasi calon penerima bantuan dilakukan secara ketat dan berlapis. Usulan bantuan biasanya diajukan melalui lurah, tokoh masyarakat, atau langsung ke Wali Kota maupun DPRKP. Setelah itu, tim akan melakukan verifikasi menyeluruh, mulai dari status kepemilikan tanah, kondisi sosial ekonomi hingga kondisi fisik rumah.
“Tanahnya harus milik pribadi, tidak boleh tanah kontrakan, tanah negara, atau milik orang lain. Kemudian calon penerima juga harus masuk kategori warga tidak mampu, yang dibuktikan dengan data dari Dinas Sosial. Dan tentu saja rumahnya harus dalam kondisi benar-benar tidak layak,” paparnya.
Kondisi rumah yang dimaksud antara lain kerusakan pada fondasi, lantai, dinding, dan atap. Bahkan, jika bangunan sudah dalam kondisi membahayakan, akan menjadi prioritas untuk mendapatkan bantuan.
Berbeda dari bantuan berupa bangunan fisik, program ini memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai yang langsung ditransfer ke rekening penerima. Dana tersebut digunakan untuk membeli bahan bangunan dan, bila perlu, membayar tenaga kerja.
“Namun banyak juga yang dibantu oleh tetangga, saudara, atau anggota keluarga yang bisa membangun sendiri. Jadi dana bisa lebih fokus digunakan untuk pembelian bahan,” jelas Derry.
Untuk memastikan penggunaan dana sesuai peruntukan, DPRKP juga menyediakan tenaga ahli yang akan mendampingi penerima bantuan dalam menyusun rencana kebutuhan bahan, menghitung prioritas perbaikan, hingga proses pelaporan akhir.
“Karena ini uang negara, tentu harus dipertanggungjawabkan. Maka dari itu, kami lakukan pengawasan secara menyeluruh sampai pelaporan keuangan tuntas,” tegasnya.
Salah satu warga penerima bantuan perbaikan RTLH, Triwana mengaku sangat bersyukur dan terbantu dengan adanya program stimulan dari Pemkot Pontianak. Rumah miliknya yang selama ini dalam kondisi memprihatinkan, dengan bantuan ini bisa diperbaiki agar lebih layak huni.
“Alhamdulillah, bantuan ini sangat kami syukuri. Selama ini rumah kami beberapa bagian sudah rusak dan tidak layak. Dengan bantuan ini, kami bisa mulai memperbaikinya sedikit demi sedikit,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ruswa, warga yang menerima bantuan perbaikan WC. Ia mengungkapkan rasa terima kasih kepada Pemkot Pontianak yang telah memberikan perhatian kepada warga kecil.
“Dulu WC kami masih sederhana dan belum sehat. Dengan bantuan ini, harapannya kami bisa bangun WC yang lebih bersih dan layak,” tutupnya.
Sebagaimana diketahui, dari tahun 2021-2024 total rumah yang sudah dibantu, baik yang bersumber dari APBD Kota Pontianak maupun dana dari kementerian sebanyak 2.336 unit. (prokopim)
Wali Kota : Lansia adalah Aset Berharga, Bukan Beban
Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional
PONTIANAK – Di momentum Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) tahun 2025, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menekankan pentingnya peran serta para lanjut usia (lansia) dalam pembangunan masyarakat. Ia menyatakan bahwa lansia bukanlah beban, melainkan aset berharga yang masih memiliki potensi besar untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
“Hari Lanjut Usia Nasional adalah momen penting untuk memberi apresiasi dan penghargaan atas kontribusi para lansia. Sudah saatnya kita menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana mereka bisa tetap aktif secara sosial, ekonomi, dan budaya,” ujarnya usai peringatan HLUN di halaman Kantor Dinas Sosial Kota Pontianak, Rabu (18/6/2025).
Ia menerangkan bahwa berdasarkan data BPS tahun 2024, jumlah penduduk Kota Pontianak mencapai 680.852 jiwa, dengan populasi lansia di atas 60 tahun sebanyak 73.063 orang, atau 13 persen dari total penduduk. Jumlah ini, kata dia, menandakan pentingnya perhatian dan kebijakan yang berpihak pada lansia.
Berkaitan tema HLUN tahun ini, ‘Lansia Bahagia, Indonesia Sejahtera’, Edi menekankan lima poin utama yang menjadi perhatian Pemkot Pontianak untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Lima poin itu yakni kesehatan yang optimal, pendidikan dan pemberdayaan, keterlibatan sosial, dukungan keluarga dan masyarakat serta pembangunan infrastruktur ramah lansia.
Di sektor kesehatan, Pemerintah Kota Pontianak akan terus meningkatkan akses layanan kesehatan bagi lansia melalui puskesmas, rumah sakit, dan program kesehatan masyarakat lainnya, termasuk pemeriksaan rutin dan pengobatan yang diperlukan. Edi juga mendorong agar lansia tetap semangat belajar dan mengembangkan keterampilan baru.
“Pendidikan tidak mengenal usia. Lansia tetap bisa menjadi bagian aktif dari masyarakat,” katanya.
Pemerintah Kota Pontianak berkomitmen membangun fasilitas publik yang ramah lansia, seperti trotoar yang aman, aksesibilitas transportasi, dan ruang terbuka yang mendukung aktivitas mereka. Edi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan HLUN sebagai momentum memperkuat komitmen bersama dalam membangun kota yang ramah lansia.
“Mari kita ciptakan Pontianak yang sejahtera, di mana semua orang, termasuk lansia, dapat hidup bermartabat dan bahagia,” imbuhnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Pontianak, Trisnawati, mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pendataan terhadap lansia di sejumlah wilayah, khususnya sepanjang tahun 2025 ini, guna memetakan potensi dan kegiatan produktif yang dijalankan para lansia.
"Dari hasil pendataan yang dilakukan bersama pekerja sosial dari Kementerian Sosial, ditemukan lebih dari 100 lansia yang masih aktif menjalankan usaha," ungkapnya.
Pendataan ini menjadi dasar bagi Dinas Sosial untuk merancang program pendampingan dan pemberdayaan lansia ke depan.
“Setelah data fix kita dapatkan, kami akan buat kegiatan yang terarah, agar lansia bisa terus produktif dan turut menopang ekonomi keluarga,” jelas Trisnawati.
Dalam momentum peringatan HLUN 2025, Trisnawati menyampaikan bahwa tema Lansia Sehat, Lansia Bahagia, Indonesia Sejahtera sejalan dengan visi Kota Pontianak. Terlebih lagi, angka harapan hidup warga Kota Pontianak yang kini mencapai 74 tahun, menjadi dorongan untuk memastikan para lansia tetap sehat dan mandiri.
“Pemerintah tugasnya mengakomodasi. Kalau bisa ada organisasi atau lembaga yang ikut mendampingi, itu akan sangat membantu memperkuat peran lansia dalam pembangunan,” terangnya. (prokopim/kominfo)