,
menampilkan: hasil
Bantu Ringankan Beban Warga, Wali Kota Apresiasi Puskowapi Bentuk Posko Pangan
Toko Mahlina Jadi Posko Pangan, Sediakan Paket Sembako Murah
PONTIANAK - Inisiasi Pusat Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Puskowapi) Kalimantan Barat membentuk 18 warung posko pangan yang tersebar di Kota Pontianak mendapat apresiasi dan dukungan Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono. Posko pangan ini merupakan warung yang menjual sembako dengan harga relatif lebih murah dari harga pasaran.
Edi menilai kehadiran posko pangan yang menjual berbagai paket sembako murah ini sebuah langkah hebat dalam memberikan solusi bagi masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah.
"Inisiatif ini menunjukkan kepekaan Puskowapi terhadap kebutuhan dasar masyarakat dan komitmen mereka dalam membantu meringankan beban finansial warga yang berpenghasilan rendah," ujarnya usai meresmikan Toko Ibu Mahlina sebagai Posko Pangan di Jalan Rajawali Kelurahan Mariana Kecamatan Pontianak Kota, Selasa (8/8/2023).
Menurutnya, keberadaan Posko Pangan ini sebagai bentuk dari kolaborasi bersama dalam memberikan akses kepada masyarakat untuk mendapatkan harga bahan pokok yang terjangkau. Kedepan dengan program dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak serta keterlibatan BUMD dan BUMN hingga sektor usaha, akan menjalin kerja sama melalui pemberian subsidi-subsidi terhadap bahan kebutuhan pokok.
"Misalnya dengan menggandeng distributor atau agen-agen kebutuhan pokok, untuk memberikan harga di bawah harga pasaran. sehingga terjangkau oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah," kata Edi.
Selain meringankan beban masyarakat, posko pangan ini juga bisa membantu mengendalikan inflasi maupun kelangkaan bahan pokok di Kota Pontianak. Apalagi masih ada masyarakat Kota Pontianak yang masuk dalam kategori sangat miskin yang menjadi tanggung jawab bersama agar mereka bisa hidup layak dan sejahtera sesuai dengan daya beli terutama kebutuhan pokok yang terjangkau. Ia berharap tidak hanya di 29 kelurahan satu posko pangan, tetapi sebanyak-banyaknya posko pangan hadir di tengah-tengah masyarakat.
"Kita harapkan tidak hanya sekadar posko pangan, tetapi bisa menjadi mini market yang menjual barang-barang kebutuhan pokok dengan harga terjangkau," tuturnya.
Sementara itu, Mahlina, pemilik toko posko pangan menjelaskan, kehadiran toko miliknya sebagai posko pangan bertujuan untuk menyediakan harga pangan dengan harga terjangkau dan di bawah harga pasar. Dengan begitu, masyarakat yang pendapatan atau penghasilannya rendah, bisa tercukupi dalam memenuhi kebutuhan pangannya.
"Kami menyediakan paket-paket sembako murah, mulai dari paket seharga Rp45 ribu hingga Rp500 ribu. Isi paket tersebut antara lain minyak goreng, gula, tepung, beras, mie instan dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan dan daya beli masyarakat," pungkasnya.
Saat ini jumlah posko pangan yang ada di Kota Pontianak sebanyak 18 warung yang berfungsi sebagai posko pangan. 18 posko pangan tersebut, tersebar di empat kecamatan, yakni di Kecamatan Pontianak Kota sebanyak 5 warung, Pontianak Timur 5 warung, Pontianak Utara 4 warung dan Pontianak Barat 4 warung. (prokopim)
Per Juli Inflasi Pontianak Tercatat Turun 0,22 Persen
Sekda Mulyadi Hadiri Rakor TPIP
PONTIANAK – Angka inflasi di Kota Pontianak hingga bulan Juli 2023 tercatat yang paling rendah di Kalimantan Barat (Kalbar) dan keempat paling rendah untuk regional Kalimantan. Angka ini mengungguli Samarinda dan Palangkaraya. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak Mulyadi menyampaikan angka inflasi dari bulan ke bulan di Kota Pontianak turun sebesar 0,22 persen per Juli 2023.
Dalam rangka memperkuat strategi dalam penanganan inflasi di daerah, setiap pekannya Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak lewat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak mengikuti Rapat Koordinasi (rakor) Inflasi secara Nasional. Seperti rakor yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian lewat zoom meeting di Pontive Center, Selasa (4/7/2023).
“Setiap pekan kita mengikuti Rakor dari pemerintah pusat dalam hal ini dipimpin Menteri Dalam Negeri bersama TPID seluruh Indonesia,” terang Mulyadi yang juga Ketua TPID Kota Pontianak.
Dari data yang dihimpun Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, Mulyadi memaparkan, komoditas penyumbang inflasi di bulan Juli antara lain daging ayam ras, bawang putih, cabai rawit, sawi hijau dan beras. Tarif angkutan udara mengalami deflasi sebesar 0,3 persen sehingga menahan kenaikan inflasi. Komoditas penahan inflasi lainnya, sambungnya lagi, seperti kangkung, ikan kembung, minyak goreng dan bensin.
“Kami terus berupaya menekan inflasi, diantaranya dengan peluncuran Gerakan Menanam oleh ASN di lingkungan Pemkot Pontianak. Sambil kita cari terus inovasi upaya lainnya untuk menekan inflasi di Kota Pontianak,” imbuhnya.
Sebelumnya, TPID Kota Pontianak telah meluncurkan Gerakan Menanam yang dilakukan oleh ASN di lingkungan Pemkot Pontianak. Hal ini dilakukan mengingat sayuran menjadi komoditas penyumbang inflasi di Pontianak. Kemudian, agenda tersebut akan berlangsung selama tiga bulan dan dinilai oleh mahasiswa maupun tenaga ahli.
"Bagi perangkat daerah yang memiliki nilai tanam terbaik nantinya akan mendapatkan hadiah dan diumumkan saat Hari Jadi ke-252 Kota Pontianak," katanya. (kominfo/prokopim)
Pemkot Pontianak Gelar Pangan Murah di Aloe Vera Center
Cegah Lonjakan Inflasi Jelang Iduladha
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DPPP) Kota Pontianak menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kecamatan Pontianak Utara. Agenda ini terlaksana serempak secara nasional. Masyarakat Pontianak Utara pun kemudian berbondong mendatangi Aloe Vera Center di Jalan Budi Utomo untuk membeli bahan pokok pangan.
Kepala DPPP Kota Pontianak Bintoro menjelaskan, beberapa komoditas yang dijual pada GPM ini diantaranya beras medium, beras premium, gula pasir, minyak goreng, daging kerbau dan ayam beku. Selanjutnya adalah aneka tepung, susu kental manis, sirup, hingga aneka sayuran.
“Agenda GPM ini difasilitasi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Bulog maupun pihak swasta sampai kelompok nelayan dan petani yang ada di Kota Pontianak,” paparnya di Aloe Vera Center, Senin (26/6/2023).
Bintoro mengatakan, sebanyak 333 titik wilayah turut menggelar GPM yang terdiri dari 37 provinsi dan 296 kabupaten/kota. Acara ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga pangan jelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Iduladha, baik di tingkat produsen maupun konsumen.
“Kegiatannya juga dilaksanakan secara hybrid melalui aplikasi zoom meeting dan dibuka oleh Kepala Bapanas di Jakarta. Semoga dapat memberikan manfaat,” imbuhnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyampaikan komitmen Pemkot Pontianak untuk menjaga stabilitas harga dan distribusi tiap komoditas pangan. Pada momen hari raya khususnya, pihaknya senantiasa memantau langsung harga-harga di pasar maupun agen-agen. Upaya pencegahan melonjaknya harga juga tak luput dari perhatian pihaknya. Ia menerangkan, penanganan pencegahan seringkali terkendala karena faktor alam.
“Produksi dan distribusi pun terganggu. Saya mengimbau dinas terkait untuk memantau kondisi harga maupun kebutuhan langsung masyarakat,” ungkapnya usai membuka GPM.
Acara GPM secara serempak memang dipusatkan di Kecamatan Pontianak Utara. Namun Edi menginginkan kedepannya nanti, pasar murah serupa juga dilaksanakan di seluruh wilayah Kota Pontianak.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita melaksanakan pasar murah lagi di seluruh kecamatan. Semoga dapat membantu masyarakat,” tutupnya. (kominfo/prokopim)
Kendalikan Inflasi, Pemkot Pontianak Canangkan Gerakan Menanam Sayur
Bagikan Seribu Bibit ke ASN
PONTIANAK - Sebanyak seribu bibit tanaman sayur diserahkan kepada tiap perangkat daerah dalam rangka Gerakan Menanam oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono bersama Wakil Wali Kota Bahasan dan Sekretaris Daerah Kota Pontianak Mulyadi di Halaman Kantor Wali Kota Jalan Zainudin, Senin (19/6/2023).
Pencanangan Gerakan Menanam Sayur oleh ASN ini merupakan upaya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak bersama Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Barat (Kalbar) untuk menekan angka inflasi yang mulai naik beberapa bulan belakangan. Adapun komoditas sayuran penyumbang inflasi di Kota Pontianak antara lain adalah cabai rawit, sawi, kangkung dan lainnya. Selain itu terdapat komoditas penyumbang inflasi lainnya. Menurut Edi, idealnya angka inflasi harus stabil di bawah empat persen.
"Seluruh ASN, ibu-ibu PKK, Dharma Wanita ikut menyemarakan gerakan ini. Harapan kami dapat dilaksanakan secara masif dan bukan hanya kegiatan simbolis," terangnya usai kegiatan.
Edi mengimbau ASN di lingkungan Pemkot Pontianak yang terpilih mengikuti gerakan menanam agar menjadi teladan di lingkungan kerja maupun rumah tangga masing-masing. Wali Kota yang senang menanam itu mengingatkan visi dan misi Kota Pontianak yang menjadikan lingkungan hidup sebagai prioritas. Mencapai tujuan itu, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan akademisi sekaligus mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura dan Universitas Panca Bhakti.
Sejak dicanangkannya mulai hari ini, setiap ASN memiliki waktu selama tiga bulan untuk menanam. Tanaman tersebut nantinya akan dilombakan dan mendapat hadiah untuk penanaman terbaik. Pengumuman lomba akan dilakukan saat Peringatan Hari Jadi ke-252 Kota Pontianak, 23 Oktober mendatang. Mahasiswa serta akademisi turut mengawasi. Sebelumnya, ASN di lingkungan Pemkot Pontianak mendapat pembekalan dari para pakar lewat capacity building beberapa waktu lalu. Edi mengajak masyarakat Pontianak untuk memiliki semangat menanam
“Sebagai ASN harus memberikan contoh di tengah masyarakat juga,” ujarnya.
Kepala Perwakilan BI Kalbar, Nur Asyura Anggini Sari menambahkan, dampak buruk inflasi dapat menurunkan pendapatan riil masyarakat. Tak hanya itu, jika inflasi terus dibiarkan tinggi, kesejahteraan dari masing-masing individu juga menurun. Tak ingin angka inflasi tinggi, pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya ASN, untuk menggalakan gerakan menanam ASN seperti yang sudah dicanangkan.
“Naik dan turunnya inflasi menandakan keadaan ekonomi yang tidak stabil. Pelaku usaha pun ragu untuk memulai usahanya atau mungkin berinvestasi. Para petani kesulitan,” terangnya.
Kestabilan inflasi menjadi syarat pertumbuhan ekonomi di Kalbar. Menurutnya, inflasi yang sehat berada di angka tiga persen ke bawah untuk tahun 2023 dan 2,5 persen di tahun depan. Dengan demikian, kepastian ekonomi lebih terjamin dan memudahkan pelaku ekonomi. Secara kolektif akan meningkatkan perekonomian warga di sekitar. Anggini menambahkan, inflasi di Pontianak masih di angka yang stabil. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), lanjutnya, perhitungan inflasi month-to-month (bulan ke bulan) di Pontianak berada di angka 0,3 persen. Meski tergolong rendah, ia menganggap angka itu masih bisa ditekan lagi.
“Angka ini sebetulnya stabil, tetapi masih relatif tinggi. Ini jadi tugas kita bersama untuk ditekan,” paparnya.
Bawang putih, sawi hijau dan kangkung merupakan tiga komoditas penyumbang inflasi di Pontianak dalam sebulan terakhir. Gerakan menanam sayur oleh ASN dinilainya sebagai langkah tepat pengendalian inflasi, sesuai dengan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dari BI. Pihaknya juga akan menyumbangkan seribu bibit dan dibagikan kepada seluruh peserta capacity building.
“Nanti juga akan memberikan pelatihan dengan menghadirkan narasumber yang memahami penanaman melalui pupuk organik. Hal ini sesuai dengan permasalahan di Kalbar,” tutupnya.
Implementasi kerangka 4K (Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif). GNPIP sendiri merupakan gerakan yang dilaksanakan di berbagai wilayah sebagai komitmen bersama untuk mengoptimalkan langkah-langkah pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif, dan diharapkan mendukung pemulihan ekonomi nasional. (kominfo/prokopim)