,
menampilkan: hasil
Atas Dedikasinya, Nurul Azizah Raih Kader Posyandu Berprestasi Nasional
Pj Wali Kota Apresiasi Kader Posyandu yang Aktif Melayani
PONTIANAK – Satu lagi berita membanggakan dari Kota Pontianak, setelah kemarin atlet panjat tebing Veddriq Leonardo meraih emas di Olimpiade Paris serta baju khas Melayu Telok Belanga Pontianak yang dikenakan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, kali ini kabar bahagia datang dari dunia kesehatan.
Seorang kader Posyandu Aster Kelurahan Siantan Hilir, Nurul Azizah Novihayati menerima penghargaan tingkat nasional sebagai kader berprestasi tahun 2024 oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, di Ballroom Swissotel Jakarta PIK Avenue, Minggu (18/8/2024).
“Perasaan saya tentunya senang dan sangat bangga sekali dapat mewakili Kalimantan Barat di tingkat nasional. Harapan saya hal ini dapat memotivasi kader kader lain untuk selalu bersemangat melakukan pekerjaan terbaik kita dengan hati,” ungkap Nurul, usai menerima penghargaan.
Hasil yang diterima ini tentu tidak didapat begitu saja, melainkan berbagai rintangan dan proses di lapangan telah dijalani oleh Nurul. Mulai dari melayani masyarakat, menemukan inovasi sampai mendedikasikan waktunya untuk kesehatan, sudah menjadi aktivitas sehari-harinya.
“Pesan saya kepada kader lain, lakukan pekerjaan baik kita dengan hati, terus berinovasi, berprestasi dan bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.
Nurul juga berkesempatan untuk mengikuti pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo sekaligus melakukan audiensi secara langsung dengan Wapres Ma’ruf Amin. Tidak sembarangan, ada persyaratan yang telah dilalui Nurul, mulai dari seleksi tingkat kota dilanjutkan seleksi tingkat provinsi dengan wawancara secara daring tingkat nasional dari Kemenkes, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigras, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi hingga TP PKK Pusat.
Penghargaan kader berprestasi ini, jelas Nurul, diberikan kepada kader yang aktif dan memiliki SK minimal 3 tahun atau lebih berturut-turut, memiliki kemampuan menguasai 25 keterampilan Integrasi Layanan Primer yang melayani seluruh siklus hidup, jumlah prestasi yang didapatkan selama tahun 2022-2023 hingga jumlah inovasi yang dilaksanakan.
“Sepanjang tahun 2023 saya memiliki 1 prestasi di kota, 2 prestasi di tingkat provinsi dan 1 prestasi nasional serta memiliki 11 inovasi yang diterapkan sepanjang tahun 2022-2023,” paparnya.
Nurul menjadi satu di antara 230 kader kesehatan se-Indonesia yang menerima Penghargaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Teladan serta Kader Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2024. Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengapresiasi dedikasi Nurul atas pelayanan yang diberikannya bagi kesehatan masyarakat Kota Pontianak.
“Kita harap ini menjadi motivasi untuk kader lainnya, sebagai bentuk penghargaan dari pemerintah kepada kader yang aktif melayani, mudah-mudahan muncul lebih banyak lagi kader berprestasi,” paparnya.
Ani Sofian juga mengingatkan pentingnya dukungan dari semua pihak untuk menjaga dan meningkatkan kualitas program kesehatan yang telah berjalan. Ia menilai, penghargaan ini menunjukkan kualitas pelayanan dan inovasi yang luar biasa dalam mendukung program kesehatan masyarakat.
“Penghargaan ini adalah hasil dari kerja keras dan komitmen tinggi para kader posyandu kita. Mereka telah menunjukkan kualitas pelayanan dan inovasi yang luar biasa dalam mendukung program kesehatan masyarakat,” pungkasnya. (kominfo)
Hadapi Tantangan Pelayanan Kesehatan, Pemkot Luncurkan Aplikasi Smart Berbasis Geospasial
Aksi Konvergensi Stunting
PONTIANAK – Penekanan tombol oleh Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian bersama instansi terkait menandai peluncuran secara simbolis Aksi Konvergensi Stunting melalui Smart Berbasis Geospasial di Kota Pontianak, di Aula Rohana Muthalib Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak, Selasa (6/8/2024). Kegiatan tersebut juga dirangkai dengan pelepasan penyaluran bantuan dari PT Bulog ke seluruh kecamatan di Kota Pontianak.
Ani Sofian menerangkan, masalah stunting adalah sinyal, bahwa terdapat masalah dalam manajemen penyelenggaraan dasar. Ia berharap melalui aplikasi Smart berbasis geospasial dukungan data yang terverifikasi dan tervalidasi dapat terwujud. Ia mengapresiasi inovasi Bappeda Kota Pontianak ini.
“Intervensi langsung yang kita lakukan kepada masyarakat jika tanpa dukungan data, maka intervensi tersebut tidak akan tepat sasaran,” imbuhnya, usai peluncuran serta menyalurkan bantuan kepada masyarakat kurang mampu.
Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melibatkan 91 Tim Pendamping Keluarga (TPK) dengan jumlah kader 273 orang yang tersebar di 6 kecamatan dan 29 kelurahan. Ke depan, Ani Sofian berpesan, perlu penguatan peran dan fungsi TPK dalam melakukan verifikasi dan validasi data.
“Mengingat data yang digunakan dalam aplikasi Smart merupakan data yang dinamis, ke depannya perlu penguatan peran TPK dalam verifikasi dan validasi data,” ucap Pj Wali Kota.
Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat serta jajaran instansi pemerintah untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kota Pontianak, demi menyongsong cita-cita Indonesia Emas 2024 mendatang.
“Keberhasilan pencegahan dan percepatan stunting di Kota Pontianak dapat dicapai dengan bekerja bersama, tumbuh kembang anak menentukan kualitas pembangunan SDM Indonesia dan menentukan masa depan mereka selanjutnya,” ujarnya.
Kepala Bappeda Kota Pontianak Sidig Handanu menerangkan, terdapat beberapa tantangan pelayanan kesehatan kepada balita di Kota Pontianak. Hal itu tampak dari 50 ribu jumlah balita di Kota Pontianak, 16,7 persen di antaranya tergolong stunting. Dengan demikian, ada sekitar 8.850 anak yang berada dalam kondisi pendek, di mana tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya. Sidig menyebut, pemerintah pusat menargetkan percepatan penurunan stunting sampai ke angka 14 persen.
“Kalau sasaran balita kita 50 ribu, maka 16,7 persen itu angka yang tidak sedikit, 8.850 anak di Kota Pontianak dalam kondisi pendek, jadi tinggi badannya tidak sesuai dengan umurnya,” paparnya,
Selain stunting, vaksinasi polio juga masih jadi perhatian Pemkot Pontianak. Data terakhir cakupan vaksinasi polio, lanjut Sidig, Kota Pontianak berada di nomor urut 14 dari seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Barat.
“Dari dua data ini tidak bisa kita pandang sebagai suatu yang biasa, harus kita analisis kita kaji mengapa, di satu sisi capaian stunting lumayan bagus, di satu sisi anaknya kok tidak mau divaksinasi polio atau tidak mau datang saat penimbangan,” ungkapnya.
Dari hasil analisis sementara, Sidig menyimpulkan, rendahnya angka capaian polio tersebut akibat kurangnya kesadaran orang tua untuk membawa anak-anak mereka ke posyandu. Sedangkan faktor lain yang menurutnya turut mempengaruhi adalah angka fertilitas Kota Pontianak yang turun serta gagalnya eliminasi polio di tingkat global.
“Sejak tahun 2020 angka fertilitas kita 0,8 yang semula 1,4 persen, jadi kalau dicari bayinya pasti tidak ada sedangkan sasarannya menggunakan estimasi nasional, disamakan seluruh Indonesia,” kata Kepala Bappeda.
Berbagai persoalan tersebut memerlukan solusi yang optimal, salah satunya dengan aplikasi Smart berbasis geospasial yang baru saja diluncurkan. Sidig menyampaikan, di dalam aplikasi tersebut bisa mengetahui posisi orang tua dan balita, penyebab stunting seperti sanitasi dan penyebab lainnya.
“Aplikasi ini bukan hanya mengetahui anak pendek, tetapi juga anak dengan risiko sunting,” pungkasnya. (kominfo/prokopim)
Wujudkan Generasi Berencana di Kota Pontianak Melalui PIK-R
PONTIANAK – Remaja merupakan generasi harapan untuk kemajuan bangsa di masa depan. Bunda Genre Kota Pontianak Anita Ani Sofian mengatakan bahwa merencanakan dan menyiapkan remaja Indonesia yang berkualitas dan memiliki kecerdasan intelektual, spiritual, serta emosional yang kuat akan menentukan kemajuan bangsa.
Permasalahan remaja yang dihadapi saat ini kian kompleks. Menurutnya, permasalahan tersebut masih sangat tinggi, termasuk perilaku napza, seks pranikah, pernikahan dini dan berbagai tindakan negatif lainnya.
“Tentu saja ini akan terus berlarut dan menjadi bencana bagi bangsa kita jika tidak diatasi dengan upaya yang tepat,” ucapnya, usai Peluncuran Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) di SMA Negeri 3 Pontianak, Jumat (2/8/2024).
Anita menjelaskan, program Generasi Berencana (Genre) menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Ia menambahkan, tim PIK-R dapat menjadi solusi untuk memahami permasalahan yang dihadapi oleh remaja.
“Melalui strategi komunikasi oleh pendidik sebaya dan konselor sebaya, remaja diharapkan mampu mengatasi serta menetapkan solusi dari permasalahan yang dihadapi,” sambung Anita yang juga selaku Ketua TP-PKK Kota Pontianak.
Materi yang akan disosialisasikan mencakup berbagai topik yang berkaitan dengan remaja, seperti, permasalahan seksualitas, penyalahgunaan narkoba, kesehatan, reproduksi, dan usia menikah yang ideal.
“Bunda berpesan agar kelompok PIK-R dapat lebih aktif untuk memberikan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi,” ucapnya.
Pembentukan program kerja yang tepat, kreatif dan inovatif diharapkan dapat diterapkan oleh masyarakat, terutama di sekitar tempat tinggal. Anita juga mengingatkan untuk mengutamakan program kerja yang langsung menyentuh masyarakat dan remaja.
“Semoga remaja di Kota Pontianak dapat menjadi remaja yang sehat, berprestasi dan berinovasi sehingga membentuk remaja yang hebat dan mandiri,” tutupnya. (kominfo)
Pemkot Pontianak Salurkan Bantuan Sembako di Pontianak Timur
Upaya Percepatan Penurunan Stunting
PONTIANAK – Dalam upaya menekan angka stunting di wilayah Kecamatan Pontianak Timur, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menyalurkan bantuan sembako kepada masyarakat Kecamatan Pontianak Timur yang diserahkan secara simbolis oleh Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian, dengan rincian 75 buah minyak makan, 75 karung beras dari CSR Perumda PDAM Tirta Khatulistiwa hingga telur rebus dari ASN Kecamatan Pontianak Timur.
“Penurunan stunting di Kecamatan Pontianak Timur masih jadi perhatian Pemkot Pontianak, kendati angkanya yang menurun signifikan,” ungkapnya, usai menyerahkan bantuan di Kantor Camat Pontianak Timur, Jumat (2/8/2024).
Berbagai langkah bersama segenap pihak di bawah koordinasi Pemkot Pontianak telah membuahkan hasil. Angka stunting di Kecamatan Pontianak Timur menurun drastis dalam dua pekan terakhir. Ani Sofian menerangkan, contohnya di Kelurahan Saigon, di akhir bulan Desember 2023 masih terdapat 210 anak stunting kini menjadi 97 orang data bulan Juli 2024.
“Kalau dilihat dari data di Pontianak Timur ini penurunan stunting cukup signifikan. Persentasenya cukup besar. Ini yang kita harapkan di Kota Pontianak, kemudian kegiatan intervensi dan sosialisasi yang tersebar di masing-masing OPD untuk percepatan penurunan stunting,” imbuhnya.
Sebagai langkah menekan stunting sampai ke angka nol, Ani Sofian mengajak masyarakat untuk rutin membawa balita ke posyandu. Ia juga meminta kepada posyandu melakukan jemput bola untuk memantau perkembangan ibu hamil dan bayi berusia di bawah dua tahun.
“Mudah-mudahan nanti di Kota Pontianak stunting menjadi nol, dibantu peran posyandu dalam menurunkan stunting sangat strategis,” tambahnya.
Camat Pontianak Timur M Akif memaparkan, terjadi penurunan jumlah lokus intervensi stunting di Kecamatan Pontianak Timur dalam dua tahun terakhir. Di tahun 2022, terdapat 6 kelurahan yang menjadi lokus. Sedangkan untuk awal tahun 2024, tersisa 2-3 kelurahan.
Ada jumlah 7 kelurahan yang masuk di wilayah Kecamatan Pontianak Timur. Akif menyebut, Kelurahan Saigon menjadi wilayah dengan penurunan paling banyak yaitu dari 210 balita stunting menjadi 102 balita.
“Kelurahan Tambelan Sampit, tahun 2023 ada 93 menjadi 75, Kelurahan Tanjung Hulu semula 92 menjadi 78, di Tanjung Hilir dari 75 menjadi 50, di Parit Mayor dari 38 menjadi 33 dan Banjar Serasan dari 36 menjadi 16,” paparnya.
Tidak hanya lewat penyaluran sembako, lanjut Akif, pihaknya juga menciptakan berbagai inovasi dalam rangka penurunan angka stunting.
“Kemudian di kelurahan dan TP PKK juga banyak inovasinya, rata-rata punya inovasi, di puskesmas juga,” pungkasnya. (kominfo)