,
menampilkan: hasil
Ani Sofian Ajak Masyarakat Sukseskan PIN Polio
PONTIANAK – Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian menerangkan, sampai hari ini tidak ditemukan kasus polio di Kota Pontianak. Kendati demikian, pihaknya tetap menyarankan masyarakat yang memiliki anak dari usia 0 hingga 7 tahun untuk membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat untuk menerima imunisasi polio.
“Sekarang angka polio di Kota Pontianak tidak ada, walau memang terdapat kasus di Kalimantan Barat secara umum. Kemudian di Indonesia kasusnya melonjak, sehingga dicanangkan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio oleh Bapak Presiden Joko Widodo,” terangnya, usai Sosialisasi PIN Polio Kota Pontianak, di Aula SSA Kantor Wali Kota, Senin (15/7/2024).
Sama halnya dengan TBC, Polio merupakan penyakit menular. Sehingga diperlukan keterlibatan banyak pihak dalam menumpas kedua penyakit tersebut. Ani Sofian meminta setiap lurah dan camat di wilayah masing-masing supaya tindakan penyakit TBC dan Polio bisa tuntas di akhir tahun 2024.
“Penanganan TBC kita sudah 60 persen, angka ini menengah, mudah-mudahan sisa waktu enam bulan ini kita berhasil memberikan obat kepada penderita TBC,” paparnya.
Pengentasan penyakit TBC dan Polio ikut melibatkan unsur TNI dan Polri. Gabungan setiap unsur ini ikut mempercepat penekanan angka terjangkit.
“Ini perlu kerja keras kita untuk menggerakkan orang tua, masyarakat untuk bersama-sama mencegah munculnya Polio dan TBC di Kota Pontianak ini. Kesuksesan harus membutuhkan dukungan masyarakat,” ungkap Pj Wali Kota.
Ani Sofian menyebut, penanganan TBC di Kota Pontianak sudah 60 persen. Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak, terdapat 2.250 kasus TBC dan 1.843 diantaranya telah diobati. Sisanya masih dalam tahap proses pengobatan di puskesmas dan rumah sakit.
“Mudah-mudahan tahun ini semua urusan TBC dan Polio sudah selesai,” pungkas Ani Sofian. (kominfo)
Lintas Sektor Komitmen Percepat Penurunan Stunting
PONTIANAK - Seluruh instansi baik vertikal maupun horizontal di Kota Pontianak menandatangani komitmen percepatan penurunan stunting yang disaksikan Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian, di Hotel Harris Jalan Gajah Mada, Rabu (10/7/2024).
Penandatanganan itu kemudian dilanjutkan dengan agenda Rembuk Percepatan Penurunan Stunting Kota Pontianak Tahun 2024 yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak.
“Kita patut bersyukur angka stunting di Kota Pontianak sudah menurun menjadi 16 persen, turun dari tahun 2023 yakni 19,7 persen,” sebutnya, usai membuka acara.
Ia mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat, mulai dari perangkat daerah, kecamatan, kelurahan puskesmas, posyandu, BUMN, BUMD, dunia usaha, media massa hingga TNI dan Polri. Dengan upaya bersama ini, Ani Sofian optimis angka stunting Kota Pontianak terus turun sesuai target pemerintah pusat.
“Pontianak menjadi Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mendapat keuntungan dalam percepatan penurunan stunting, berbagai program pemerintah pusat ikut membantu. Selain itu instansi vertikal yang ada di Kota Pontianak memiliki program penurunan stunting, maka wajar angka cepat turun,” ujarnya.
Tetapi segala keistimewaan yang dimiliki Kota Pontianak tidak boleh membuat semua pihak lengah. Untuk itu, Ani Sofian menilai, kegiatan rembuk stunting menjadi sangat strategis sebagai upaya mempererat komitmen bersama.
“Semoga anak-anak Pontianak menjadi sehat semuanya, dengan sehat bisa menuntut ilmu dengan baik dan menjadi generasi emas ke depan,” imbuhnya.
Plt Kepala DP2KBP3A Kota Pontianak, Sintya Augustianti menambahkan, agenda rembuk stunting akan menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan aksi intervensi penurunan stunting di tingkat kabupaten dan kota terintegrasi.
“Membangun komitmen publik dalam kegiatan percepatan penurunan stunting, harapannya ada komitmen oleh seluruh sektor baik pemerintah dan masyarakat,” pungkasnya. (kominfo/prokopim)
Tekan Angka Stunting, ASN Pontianak Timur dan BPR Khatulistiwa Salurkan Bantuan
PONTIANAK – Camat Pontianak Timur M Akif mengangkat persoalan stunting di wilayahnya dalam proyek perubahan pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II lewat inisiasi Percepatan Penurunan Stunting Melalui Aksi ASN Berbagi Kasih (ASN Kasih) Berbasis Sistem Informasi pada Kecamatan Pontianak Timur.
Hal itu ia sampaikan usai menyalurkan 70 paket bantuan Perumda BPR Khatulistiwa kepada masyarakat di Kecamatan Pontianak Timur, yang diserahkan secara simbolis oleh Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian, di Kantor Camat Pontianak Timur, Rabu (10/7/2024).
Akif memaparkan, terjadi penurunan jumlah lokus intervensi stunting di Kecamatan Pontianak Timur dalam dua tahun terakhir. Di tahun 2022, terdapat enam kelurahan yang menjadi lokus. Sedangkan untuk awal tahun 2024, tersisa dua hingga tiga kelurahan.
Sebanyak tujuh kelurahan yang masuk di wilayah Kecamatan Pontianak Timur. Akif menyebut, Kelurahan Saigon menjadi wilayah dengan penurunan paling banyak yaitu dari 210 balita stunting menjadi 102 balita.
“Di tahun 2023 Desember ada 210 menjadi 102 di bulan Februari 2024 untuk Kelurahan Saigon, kemudian Tambelan Sampit, tahun 2023 ada 93 menjadi 75, Kelurahan Tanjung Hulu semula 92 menjadi 78, di Tanjung Hilir dari 75 menjadi 50, di Parit Mayor dari 38 menjadi 33 dan Banjar Serasan dari 36 menjadi 16,” paparnya.
Tidak hanya lewat penyaluran sembako, lanjut Akif, pihaknya juga menciptakan berbagai inovasi dalam rangka penurunan angka stunting. Inovasi tersebut berkolaborasi dengan berbagai pihak.
“Kemudian di kelurahan dan TP PKK juga banyak inovasinya, rata-rata punya inovasi, di puskesmas juga,” ungkapnya.
Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian menerangkan, bantuan masing-masing berisi 5 kg beras SPHP dan telur 1 pak isi 10 butir. Selain penyerahan bantuan-bantuan sembako, upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dalam menurunkan stunting salah satunya adalah mengalokasikan anggaran di bidang kesehatan. Menurut Ani Sofian, alokasi anggaran tersebut sudah memenuhi ketentuan pemerintah pusat bahkan melampaui.
“Kalau dilihat dari data di Pontianak Timur ini penurunan stunting cukup signifikan. Persentasenya cukup besar. Ini yang kita harapkan di Kota Pontianak, kemudian kegiatan intervensi dan sosialisasi yang tersebar di masing-masing OPD untuk percepatan penurunan stunting,” imbuhnya.
Sebagai langkah menekan stunting sampai ke angka nol, Ani Sofian mengajak masyarakat untuk rutin membawa balita ke posyandu. Ia juga meminta kepada posyandu melakukan jemput bola untuk memantau perkembangan ibu hamil dan bayi berusia di bawah dua tahun.
“Mudah-mudahan nanti di Kota Pontianak stunting menjadi nol, dibantu peran posyandu dalam menurunkan stunting sangat strategis,” pungkasnya. (kominfo/prokopim)
Rutin Periksakan Balita ke Posyandu Salah Satu Kunci Tekan Stunting
Pencanangan Intervensi Serentak Stunting di Kecamatan Pontianak Barat
PONTIANAK – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak Saptiko menjelaskan, membangun kesadaran warga untuk rutin mengecek kesehatan–khususnya kesehatan dan tumbuh kembang anak–adalah hal yang penting. Mengingat anak-anak adalah generasi penerus bangsa, sehingga perlu dipersiapkan dan dijaga kualitas tumbuh kembangnya dari sekarang.
Ia mengatakan, pencegahan stunting adalah tugas semua pihak. Oleh karenanya, Saptiko mengajak seluruh lapisan, baik pemerintah dan masyarakat untuk bergandengan tangan mencegah dan menekan angka stunting di Kota Pontianak.
“Seluruh orang tua yang memiliki bayi dan balita untuk datang ke posyandu, melakukan screening kesehatan, terutama untuk tumbuh dan kembangnya. Sehingga apabila didapati masalah gizi seperti berat badan yang tidak naik, tingginya tidak bertambah, bisa kita perbaiki gizinya,” ungkapnya, usai Pencanangan Intervensi Stunting Serentak Kecamatan Pontianak Barat, di Aula Kantor Camat Pontianak Barat, Kamis (27/6/2024).
Saptiko berharap, melalui pencanangan intervensi serentak ini, kelurahan dan kecamatan semakin giat membawa masyarakat ke posyandu. Ke depan wilayah lain dapat mengikuti kegiatan serupa.
“Intervensi ini adalah hal yang bagus, dari kecamatan dan kelurahan untuk menggerakkan masyarakatnya ke posyandu. Semoga kecamatan dan kelurahan lain yang ada di Kota Pontianak bisa mengikuti gerakan ini,” tutupnya.
Camat Pontianak Barat Ibrahim mengajak warga di wilayahnya untuk rutin berkunjung ke posyandu. Ia mendukung program pencegahan stunting dengan memberikan paket makanan tambahan bagi para orang tua yang memiliki anak bayi dan balita.
“Ada alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) untuk pencegahan stunting itu. Ada dua kategori yaitu pencegahan dan penanganan. Kita buat paket makanan, masing-masing kelurahan itu bervariasi. Jumlahnya kalau di Kelurahan Sungai Jawi Dalam ada enam ribu. Jumlah itu menyesuaikan perkiraan jumlah kunjungan warga yaitu Ibu dan bayi atau balita, termasuk calon pengantin (Catin). Kemudian ibu hamil dan menyusui di beberapa posyandu yang ada di kelurahan,” jelas Ibrahim.
Ia menambahkan, paket makanan tambahan yang diberikan pihaknya berfokus pada makanan yang tinggi protein, karbohidrat, dan lemak. Dengan rutin mengunjungi posyandu secara berkala serta mendapat suplai makanan tambahan, Ibrahim optimis kasus stunting di Kecamatan Pontianak Barat bisa ditekan dan dicegah.
“Paket makanan misalnya siomay, bubur lengkap dan lainnya. Kita ingin masyarakat semakin rajin ke posyandu. Ini penting untuk mengetahui tumbuh kembang anak. Dengan diketahuinya proses tumbuh kembang anak, kita akan mudah intervensi kalau terjadi gangguan-gangguan tertentu yang memang sifatnya klinis,” ungkapnya.
Terkait dengan intervensi stunting, ada dua hal yang difokuskan yaitu spesifik dan sensitif. Hal spesifik berkaitan langsung dengan kesehatan dan gizi para bayi, balita dan ibu hamil. Sedangkan sensitif berkaitan dengan hal-hal pendukung seperti perilaku pola asuh, kemampuan ekonomi keluarga, sanitasi, dan lingkungan.
“Pemerintah Kota Pontianak terus menggalakkan program ini. Kita juga berterima kasih, karena kita dapat berkolaborasi dengan warga dan puskesmas. Sehingga warga yang memiliki bayi dan balita tetap terus aktif ke posyandu,” pungkas Ibrahim. (kominfo/PKK)