,
menampilkan: hasil
Cegah Stunting, Bagikan Tablet Tambah Darah Bagi Siswi SMKN 1
PONTIANAK - Program pembagian tablet tambah bagi remaja putri di sekolah-sekolah di Kota Pontianak masih bergulir. SMKN 1 Pontianak yang terletak di Jalan Danau Sentarum Kecamatan Pontianak Kota menjadi sekolah yang ditujukan dalam program bertajuk Aksi Bergizi.
Pemberian tablet tambah darah ini karena siklus menstruasi yang dialami remaja putri setiap bulannya mengakibatkan mereka kekurangan darah sehingga berisiko mengalami anemia. Remaja putri yang menderita anemia berisiko mengalami anemia pada saat nanti setelah menikah dan hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungannya.
“Pembagian tablet tambah darah ini sebagai upaya mencegah anemia di kalangan remaja putri sehingga saat mereka kelak menikah dan mempunyai anak, anak yang dilahirkan tidak stunting,” ujarnya didampingi Pj Ketua TP PKK Kota Pontianak Anita Ani Sofian, usai membagikan secara simbolis tablet tambah darah di SMKN 1 Pontianak, Rabu (7/2/2024).
Menurutnya, remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang ibu harus disiapkan menjadi generasi yang sehat sejak dini. Remaja yang menderita anemia akan berisiko pada saat hamil, hal ini juga akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin didalam kandungan.
"Dengan bersama-sama menggelar minum tablet tambah darah dan sarapan yang mengandung protein akan mencegah kekurangan gizi pada anak," imbuhnya.
Dia berharap, pemberian tablet tambah darah secara rutin bagi remaja putri di Kota Pontianak akan menurunkan jumlah kasus stunting. Selain itu remaja di Kota Pontianak akan tumbuh menjadi remaja yang sehat, cerdas dan berkualitas.
“Kita ingin angka stunting di Kota Pontianak semakin berkurang bahkan bila perlu nihil,” harapnya. (prokopim)
Puskesmas Tanjung Hulu Mulai Dibangun Tahun Ini
Musrenbang RKPD Pontianak Timur 2025
PONTIANAK – Camat Pontianak Timur M Akif memastikan Puskesmas Tanjung Hulu akan mulai dibangun di tahun ini. Hal itu ia sampaikan saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Pontianak Timur 2025, di Hotel Harris, Senin (5/2/2024).
“Tahun ini kita mulai pembangunannya, mudah-mudahan bermanfaat bagi masyarakat sekitar Kelurahan Tanjung Hulu,” ungkapnya.
Akif menerangkan, di tahun 2023, terdapat total 182 pembangunan infrastruktur lingkungan seperti jalan dan saluran terealisasi di Kecamatan Pontianak Timur oleh dinas terkait. Pihaknya juga telah merealisasikan Dana Alokasi Umum (DAU) dan APBD Kota Pontianak serta sarana prasarana bantuan material pembangunan bagi kelurahan dan kecamatan dari pemerintah pusat.
“Kami juga memberikan 600 paket makanan tambahan bagi balita yang berasal dari DAU dan dibagikan dalam dua tahap,” terangnya.
Angka balita stunting di Kecamatan Pontianak Timur turun sebesar 26,8 persen dari tahun lalu, yang semula mencapai 544 balita menjadi 398 balita. Akif menjelaskan, berbagai upaya dikerahkan untuk menekan angka stunting.
“Inovasi dari kecamatan dan kelurahan beragam, untuk menekan angka stunting. Yang paling baru yaitu aksi Pj Wali Kota di kelurahan-kelurahan,” imbuhnya.
Pada Musrenbang Kecamatan Pontianak 2025 kali ini, sebanyak 279 usulan diterima. Dari angka itu, bidang infrastruktur menjadi usulan paling banyak dengan 158 usulan, disusul bidang SDM 71 usulan dan ekonomi SDA dengan 50 usulan.
“Terima kasih kepada warga Pontianak Timur, RT dan RW yang menggerakan masyarakat untuk ikut bergotong royong membangun lingkungan,” tutur Akif.
Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengatakan, terdapat beberapa potensi yang dimiliki wilayah Pontianak Timur ini. Mulai dari perdagangan dan jasa, pelabuhan sungai, budidaya perikanan serta pariwisata.
“Pontianak Timur memiliki bukti sejarah terciptanya Pontianak. Potensi ini yang harus kita optimalkan,” ucapnya usai membuka Musrenbang Pontianak Timur 2025.
Tak lupa Ani mengingatkan seluruh jajarannya untuk memprioritaskan program kegiatan untuk fokus mengarahkan pada tiga urusan, yaitu pengendalian inflasi, pengentasan kemiskinan ekstrim, penurunan angka kemiskinan serta penurunan stunting.
“Mari kita libatkan semua sektor, mulai dari instansi pemerintahan maupun swasta,” sebutnya.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pontianak Sataruddin berharap, setiap usulan program di tingkat kelurahan maupun kecamatan dapat direkap dengan rapi. Satar–sapaan karibnya–ikut menaruh perhatian pada persoalan stunting. Persoalan stunting, lanjutnya, memerlukan aksi cepat di lapangan. Sebagaimana yang telah dilakukan Pemkot Pontianak di awal tahun. Kuncinya ada di validasi dan pembaharuan data secara real time. Satar mengajak OPD untuk memberdayakan anak-anak muda dalam penyelenggaraan inovasi di wilayah. Dirinya yakin, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pontianak dapat berkembang dengan kreativitas anak muda Pontianak.
“Kami harap dinas terkait tidak ada lagi ego sektoral untuk mengatasi stunting. Semua bahu-membahu mengambil peran mempercepat penurunan stunting. Turunkan anak muda, manfaatkan teknologi,” tutupnya. (kominfo/prokopim)
Bagi Tablet Tambah Darah dan Sarapan Bersama Aksi SMPN 15 Cegah Stunting
PONTIANAK - Penanganan stunting tidak hanya semata soal asupan makanan. Pencegahan stunting juga menyasar remaja putri yang sudah memasuki siklus menstruasi. Sebab di usia remaja, mereka rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi. Remaja putri yang menderita anemia berisiko mengalami anemia pada saat nanti sudah menikah dan hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungannya.
Sebagai upaya pencegahan stunting, Dinas Kesehatan Kota Pontianak menggelontorkan program pembagian tablet tambah darah bagi siswi-siswi di sekolah-sekolah yang ada di Kota Pontianak. Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian menjelaskan, pembagian tablet tambah darah kepada para siswi ini penting dalam rangka mencegah anemia sekaligus meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuh.
“Sehingga kelak ketika mereka menikah nanti, anak-anak yang dilahirkan pun sehat dan tidak stunting,” ujarnya usai memberikan tablet tambah darah secara simbolis kepada siswi SMPN 15 Pontianak Utara, Jumat (2/2/2024).
Ani menerangkan, stunting merupakan kondisi ketika panjang atau tinggi badan seorang anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Bukan hanya semata kurang panjang maupun tinggi, tetapi tinggi badan seorang anak menunjukkan angka di bawah minus 2 Standar Deviasi (SD).
“Dapat dikatakan bahwa stunting adalah kondisi ketika anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga tumbuh kembang mereka berbeda dengan teman-teman seusianya,” terangnya.
Selain pembagian tablet tambah darah, seluruh siswa-siswi SMPN 15 Pontianak Utara juga melakukan aksi sarapan massal di halaman sekolah. Masing-masing siswa membawa bekal makanan sendiri lengkap dengan lauk pauknya. Ani menilai, sarapan bersama di kalangan siswa ini sebagai aktivitas yang bagus dalam mencegah stunting karena mereka mendapat edukasi dalam memenuhi kebutuhan gizi yang baik bagi tubuh.
“Dengan sarapan bersama ini, mereka diharapkan terbiasa melakukannya setiap hari sebelum memulai aktivitas,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Saptiko menyebut, hasil pemeriksaan darah yang dilakukan pada para siswi di sekolah-sekolah di Kota Pontianak, menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada remaja putri usia sekolah mencapai 29 persen. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran karena anemia dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan remaja, termasuk pertumbuhan organ reproduksi.
“Sebagai langkah dalam mencegah anemia di kalangan remaja putri, kami meluncurkan program pembagian tablet tambah darah. Tablet ini dibagikan kepada seluruh pelajar putri di sekolah-sekolah sebanyak 30 tablet per siswa,” imbuhnya.
Program ini diharapkan dapat mengatasi masalah anemia dan mencegah terjadinya stunting pada siswa. Sebab, lanjut dia, anemia yang disebabkan oleh kekurangan darah dapat mengganggu pertumbuhan organ reproduksi, dan dengan adanya tablet tambah darah ini, diharapkan organ reproduksi remaja putri dapat berkembang dengan baik.
“Hal ini penting untuk memastikan bahwa mereka siap untuk melahirkan bayi-bayi yang sehat dan terhindar dari stunting di masa depan,” ungkapnya.
Selain program pembagian tablet tambah darah, seluruh siswa-siswi di SMPN 15 melakukan sarapan bersama. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada siswa bahwa untuk mencegah stunting, penting bagi mereka untuk mengkonsumsi asupan protein hewani yang cukup seperti telur, ikan, daging, atau ayam.
“Dengan program pembagian tablet tambah darah dan edukasi tentang pentingnya asupan protein hewani, tingkat prevalensi anemia dan stunting pada remaja putri di Kota Pontianak akan dapat diminimalisir,” ucap Saptiko.
Kepala SMPN 15 Pontianak Utara Augus Pardosi mengungkapkan rasa terharu dan bangganya atas kunjungan Pj Wali Kota Pontianak ke sekolah yang dipimpinnya. Kunjungan tersebut memberikan motivasi yang kuat bagi seluruh siswa-siswi SMPN 15 dalam mengejar cita-cita dan menjalankan program pencegahan stunting yang digalakkan oleh Pemerintah Kota Pontianak.
“Kehadiran Bapak Pj Wali Kota di sekolah ini dapat memberikan aura motivasi dan semangat bagi para siswa sebagai generasi penerus bangsa,” tuturnya.
Augus memaparkan, SMPN 15 Pontianak Utara memiliki jumlah siswa sebanyak 610 orang, terdiri dari 322 siswi dan 288 siswa. Sebagai upaya mengantisipasi dan menanggulangi masalah stunting, sekolah ini telah menjalankan kegiatan sarapan bersama yang rutin dilaksanakan setiap Jumat pagi. Tidak hanya itu, siswi pun diberikan tambahan tablet tambah darah untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di SMPN 15.
“Kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah ini memiliki tujuan yang mulia, yaitu mencegah penurunan kualitas kesehatan anak-anak. Melalui sarapan dan suplemen tambah darah, SMPN 15 berusaha memberikan dukungan nutrisi yang tepat kepada siswi untuk menjaga tumbuh kembang mereka dengan optimal,” pungkasnya. (prokopim)
Target Turunkan Stunting 14 Persen
Pj Wako Minta Kader Posyandu Proaktif Tekan Stunting
PONTIANAK – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terus berupaya menekan angka stunting. Pada akhir tahun 2024 ditargetkan angka stunting di Kota Pontianak sudah harus mengikuti target nasional yaitu 14 persen. Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian menerangkan, berbagai upaya tengah dilaksanakan pihaknya untuk menekan stunting. Dirinya meminta lurah dan camat untuk menggerakan kader posyandu serta petugas puskesmas untuk aktif memberikan bantuan gizi bagi balita stunting.
“Stunting perlu dihilangkan secepatnya di Kota Pontianak, jangan sampai stunting masih ada,” ungkapnya usai menyerahkan bantuan pangan Aksi Percepatan Penurunan Stunting di Posyandu Ceria Kelurahan Sungai Beliung Kecamatan Pontianak Barat, Jumat (26/1/2024).
Tak lupa dirinya mengajak orang tua agar memeriksakan anak-anak mereka secara berkala. Selain itu pula, orang tua juga harus aktif mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas.
“Informasi tentang kesehatan anak, khususnya anak stunting sudah terpenuhi di puskesmas. Orang tua balita harus rutin membawa anaknya ke puskesmas untuk dilakukan pengecekan,” paparnya.
Ani menilai, mempersiapkan generasi hebat harus dimulai sedini mungkin, bahkan sejak dari dalam kandungan. Dalam beberapa tahun ke depan, upaya itu akan terus dikebut. Apalagi secara data, Indonesia sedang mendapat bonus demografi, di mana jumlah masyarakat dengan usia produktif mendominasi.
“Kita manfaatkan momentum ini untuk meningkatkan sumber daya manusia, sehingga anak-anak dan cucu kita nanti bersaing di tingkat global, menjadi pemimpin perusahaan,” katanya.
Camat Pontianak Barat Ibrahim menambahkan, kepadatan penduduk di Kelurahan Sungai Beliung menjadi tantangan pembangunan di wilayah tersebut. Jumlah penduduk di satu Kelurahan Sungai Beliung bahkan menyamai jumlah penduduk di seluruh wilayah Kecamatan Pontianak Tenggara.
“Bisa dibayangkan padatnya penduduk. Ada aspirasi untuk dimekarkan menjadi dua kelurahan lagi,” tuturnya.
Menyoal balita stunting di Kelurahan Sungai Beliung, terang Ibrahim, dalam setahun terakhir terjadi penurunan yang awalnya berjumlah 108 menjadi 67 balita.
“Stuntingnya tinggal 4,32 persen,” tutupnya. (kominfo/prokopim)