,
menampilkan: hasil
Presiden Jokowi Apresiasi Pelayanan RSUD SSMA Pontianak
PONTIANAK - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi atas pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak. Hal tersebut disampaikan Presiden saat melakukan kunjungan kerja ke RSUD SSMA Kota Pontianak, Kamis (21/3/2024).
Kunjungan ke RSUD SSMA Pontianak ini untuk melihat secara langsung pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUD SSMA Pontianak kepada masyarakat khususnya pasien BPJS.
“Saya lihat manajemen antriannya bagus, pelayanan juga saya lihat cepat, tetapi memang yang antre banyak karena tadi saya mendapatkan informasi pasien harian itu rata-rata 600 orang dan itu jumlah yang banyak sehingga memang harus ada antrean,” ujarnya usai meninjau lokasi pelayanan kesehatan di RSUD SSMA Pontianak.
Melihat adanya antrean itu, Presiden memaklumi karena RSUD SSMA Pontianak juga memiliki keterbatasan fasilitas seperti tempat tidur yang hanya tersedia 168 bed.
“Saya melihat layanan yang diberikan di beberapa Poliklinik sangat baik dan sesuai harapan, tadi sudah saya sampaikan ke Menteri Kesehatan untuk diberikan tambahan alat kesehatan,” kata Jokowi.
Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian menuturkan, apresiasi dari Presiden Jokowi terhadap RSUD SSMA yang menilai rumah sakit ini termasuk yang terbaik, merupakan sebuah motivasi dan penyemangat bagi jajaran RSUD SSMA untuk senantiasa meningkatkan pelayanan kepada pasien. Bahkan, Presiden membuka kesempatan kepada Direktur RSUD SSMA untuk mengusulkan terkait segala yang dibutuhkan rumah sakit ini, termasuk alkes.
“Insyaallah beliau akan memenuhi apa yang menjadi kebutuhan rumah sakit ini demi meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat,” katanya.
Direktur RSUD SSMA Kota Pontianak Eva Nurfarihah mengatakan bahwa RSUD yang dipimpinnya ini mendapatkan anugerah kunjungan Presiden Jokowi bersama Menteri Kesehatan. Dirinya bersyukur RSUD SSMA mendapatkan apresiasi dari Presiden Jokowi atas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat karena 95 persen pasien yang berobat ke RSUD SSMA merupakan pasien BPJS.
"Presiden sempat bertanya dengan para pasien dan ternyata juga memberikan apresiasi yang positif atas pelayanan kesehatan yang kami berikan," terangnya.
Selain itu, Eva mengungkapkan, tahun 2024 pihaknya juga akan mendapatkan hibah dari Kementerian Kesehatan berupa alat Cathlab beserta renovasi bangunannya.
"Tahun ini RSUD mendapat hibah dari Kemenkes berupa alat Cathlab beserta renovasi bangunan cathlabnya. untuk selanjutnya Mudah-mudahan juga melengkapi ICU berupa pembangunan dan peralatan ICU karena rumah sakit kita ini kurang untuk peralatan ICU," harapnya.
Dia menjelaskan, kunjungan pasien di RSUD SSMA sangat banyak. Dalam sehari bisa mencapai 600 pasien. Namun tidak sebanding dengan jumlah dokter spesialis yang menangani pasien sebanyak 37 orang.
"Kita kekurangan dokter spesialis dan ternyata itu terjadi hampir merata di wilayah Indonesia melaporkan hal yang sama." imbuhnya.
Kekurangan tenaga kesehatan di RSUD SSMA tidak hanya pada dokter spesialis tetapi juga di tenaga kesehatan lainnya termasuk tenaga farmasi. Hal itu berdampak pada waktu tunggu antrean baik pada saat pasien bertemu dengan dokter spesialis maupun waktu tunggu antrean obat di Farmasi.
"Saat ini kita belum bisa menambah tenaga kesehatan namun kita sudah mengusulkannya, mudah-mudahan pada saat penerimaan ASN tahun ini bisa mencukup kekurangan tersebut,” pungkasnya. (humas-PKRS/SSMA/2024)
Pj Wako Pastikan Kesiapan RSUD SSMA Sambut Kedatangan Presiden Jokowi
PONTIANAK – Masih dalam rangka persiapan menyambut kedatangan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Kota Pontianak, Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian bersama jajaran dinas terkait di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melakukan pengecekan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA). Pemeriksaan dilakukan secara detil, mulai dari kebersihan, kondisi bangunan sampai alat kesehatan di dalam gedung rumah sakit. Ani mengatakan, seluruh ruangan disisir untuk memastikan kondisi dalam keadaan siap.
“Tinggal yang kecil-kecil saja, tinggal dirapikan dan dibersihkan,” katanya usai peninjauan di RSUD SSMA Kota Pontianak, Rabu (20/3/2024).
Saat meninjau RSUD SSMA nanti, Presiden Jokowi akan memastikan prosedur BPJS kesehatan berjalan dengan lancar. Ani menerangkan, kedatangan Presiden Jokowi merupakan bentuk kepedulian negara terhadap warga Kota Pontianak. Ia berharap, hadirnya orang nomor satu di Indonesia itu memberikan motivasi dan dorongan, baik bagi pasien maupun tenaga kesehatan di RSUD SSMA khususnya, dan Kalimantan Barat umumnya.
“Sehingga kedepan, pelayanan rumah sakit kita semakin meningkat,” ujar dia.
Direktur RSUD SSMA Eva Nurfarihah menambahkan, 95 persen pasien rumah sakit merupakan peserta BPJS Kesehatan. Terkait wajib fingerprint, jelasnya, dilakukan atas dasar keselamatan pasien itu sendiri. Pasien diperbolehkan mengulangi resep jika keadaan sudah tidak memungkinkan, seperti pasien yang berada di kursi roda atau tidak mampu berdiri.
“Harusnya pasien itu sendiri yang ketemu dokternya, bukan dengan perwakilannya, jadi diterapkan fingerprint. Karena minggu ini dan minggu depan belum tentu sakit dan obatnya sama,” terangnya.
Eva menyampaikan, kebijakan penggunaan fingerprint oleh BPJS telah disosialisasikan sejak beberapa waktu belakangan sebelum berlakunya kebijakan. Untuk tujuannya sudah lengkap di laman media sosial BPJS Kesehatan.
“Tetapi kami maklum karena pasien datang dari rumah dengan masalah, dan volume pasien di sini menumpuk, terus tenaga kesehatan kami kurang,” ungkapnya. (kominfo/prokopim)
Butuh Upaya Bersama Penanggulangan HIV/AIDS
PONTIANAK - Upaya pencegahan penyebaran infeksi HIV/AIDS tidak hanya semata tugas sektor tenaga kesehatan saja, akan tetapi menjadi tugas bersama di berbagai lintas sektor dan lintas program. Oleh karenanya, dibutuhkan kerja bersama untuk menangani HIV/AIDS.
"Butuh kepedulian dari semua pihak untuk kerja sama dan solidaritas penanganan HIV/AIDS sebagai komitmen bersama,” ujar Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian saat memberikan arahan pada rapat koordinasi dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pontianak di Ruang Rapat Wali Kota, Kamis (7/3/2024).
Ani mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk menjaga diri dari penularan HIV/AIDS. Sebab hingga saat ini memang belum ditemukan obat untuk menyembuhkan dari Virus HIV. Ia juga meminta masyarakat agar tidak mengucilkan mereka yang terinfeksi Virus HIV atau Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Stigma negatif dan perlakuan diskriminatif dari masyarakat akan berdampak buruk bagi psikologis ODHA.
"Sehingga seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS tidak dalam kondisi terpuruk dan tetap beraktivitas secara normal," pesannya.
Ia tak ingin masyarakat lalai dengan kesehatan diri masing-masing sebab virus HIV masih ada di sekitar kita. Untuk mencegah penularan HIV/AIDS di antaranya menjauhi perilaku seks bebas, tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah dan tidak berhubungan selain dengan suami atau istri.
"Semua itu upaya untuk mencegah risiko penularan HIV/AIDS yang umumnya ditularkan melalui hubungan seksual, kemudian penggunaan jarum suntik secara bergantian juga berisiko tertular," ungkap Ani. (prokopim)
Bagikan Tablet Tambah Darah, Upaya Cegah Anemia Remaja Putri
242 Siswi SMPN 8 Dapat Tablet Tambah Darah
PONTIANAK - Pemberian tablet tambah darah di kalangan remaja putri khususnya siswi SMP masih bergulir. SMPN 8 Pontianak satu di antaranya. Aksi Gerakan Sekolah Sehat yang mencakup sehat gizi, sehat fisik, sehat imunisasi, sehat rohani dan sehat lingkungan ini untuk mendukung pencegahan stunting melalui kegiatan sarapan pagi bersama dan minum tablet tambah darah bagi remaja putri.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian menjelaskan, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri bertujuan mencegah anemia akibat siklus menstruasi yang dialami setiap bulannya. Dampak anemia menyebabkan remaja putri mengalami berbagai kondisi seperti menurunnya imunitas sehingga lebih rentan terpapar berbagai penyakit infeksi, menurunnya konsentrasi belajar dan menurunnya kebugaran dan produktivitas.
“Pemberian tablet tambah darah menjadi penting untuk diberikan bagi remaja putri dalam proses pertumbuhannya,” ujarnya usai penyerahan tablet tambah darah di halaman SMPN 8 Pontianak Tenggara, Selasa (27/2/2024).
Selain untuk meminimalisir potensi anemia yang berakibat terhadap kesehatan dan prestasi di sekolah, pemberian tablet tambah darah juga untuk mempersiapkan kesehatan remaja putri pada saat sebelum menjadi seorang ibu kelak.
“Dengan minum tablet tambah darah secara rutin, diharapkan mampu mengurangi potensi anemia dan bayi yang dilahirkan kelak dalam keadaan sehat serta tidak stunting sehingga terciptanya generasi muda dan generasi penerus yang sehat serta mampu berdaya saing,” ungkapnya.
Dalam rangka pencegahan anemia pada remaja putri, sebanyak 23.376 atau sekitar 65 persen dari jumlah remaja putri siswi SMP telah mengkonsumsi tablet tambah darah secara rutin dan dimonitor langsung oleh puskesmas terdekat.
“Target kita sangat jelas yakni ingin menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen pada tahun 2024. Selanjutnya pada tahun 2030 sesuai dengan target Sustainable Development Goals (SDGs), prevalensi stunting ditargetkan sudah nol persen,” sebut Ani.
Kepala SMPN 8 Sunarto menerangkan, sebanyak 242 siswi SMPN 8 Pontianak mendapat tablet tambah darah dalam rangka mencegah anemia di kalangan remaja putri. Kegiatan minum tablet tambah darah juga dilakukan secara rutin setiap hari Rabu dirangkaikan dengan sarapan pagi. Kegiatan minum tablet tambah darah telah dilaksanakan secara rutin bekerja sama dengan UPT Puskesmas Parit H Husin 2 setiap pekan sekali.
“Dengan dikoordinir langsung oleh Pengelola UKS SMPN 8, Ibu Yaya Andriana dalam upaya capaian target konsumsi tablet tambah darah,” pungkasnya. (prokopim)