,
menampilkan: hasil
Cegah Stunting, Dinkes Bagikan Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri
Aksi Cegah Stunting di SMKN 4
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak gencar dalam menangani stunting di Kota Pontianak. Tidak hanya terhadap ibu hamil dan balita, pencegahan stunting juga menyasar pada remaja putri dengan pemberian tablet tambah darah oleh Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Hal ini seiring dengan pertumbuhan tubuh di usia remaja, kebutuhan vitamin dan zat besi tentunya juga meningkat. Tidak terpenuhinya kebutuhan tersebut akan menyebabkan anemia pada remaja putri. Remaja putri memang memiliki risiko lebih tinggi mengalami anemia, salah satu penyebabnya adalah karena remaja putri mengalami siklus menstruasi setiap bulannya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian menjelaskan, remaja putri perlu dilakukan intervensi dengan pemberian tablet penambah darah. Terlebih ketika nanti sudah menikah dan mengandung, apabila darahnya berkurang maka akan mengalami anemia.
“Sehingga proses kelahirannya tidak normal dan kemungkinan besar berdampak pada bayinya akan mengalami stunting,” ujarnya saat membuka kegiatan Aksi Cegah Stunting dengan pemberian tablet tambah darah di SMKN 4 Pontianak, Jumat (26/1/2024).
Ani menuturkan, stunting merupakan kondisi tidak normal yang dialami oleh bayi dalam pertumbuhannya pada usia hingga dua tahun. Oleh karenanya, kegiatan ini perlu dilakukan supaya remaja putri nanti kelak ketika sudah menikah dan melahirkan anak, anak-anak yang dilahirkannya sehat dan cerdas sejalan dengan target pemerintah mewujudkan Generasi Indonesia Emas tahun 2045.
“Harapannya SDM kita berkualitas dan unggul serta memiliki daya saing,” terangnya.
Dia berharap, pemberian tablet tambah darah secara rutin bagi remaja putri di Kota Pontianak akan menurunkan jumlah kasus stunting. Selain itu remaja di Kota Pontianak akan tumbuh menjadi remaja yang sehat, cerdas dan berkualitas. Ani juga menganjurkan agar selain meminum tablet tambah darah, sebaiknya juga mengkonsumsi protein sehingga hasilnya lebih maksimal.
"Misalnya makan makanan yang mengandung protein hewani minimal ada telur kalau bisa ikan atau ayam supaya kita pintar,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, ia memaparkan, saat ini pemerintah gencar melakukan tiga hal krusial. Pertama, meningkatkan asupan sumber makanan zat besi seperti hati, ikan, daging, unggas, sayur berwarna hijau dan kacang-kacangan. Hal ini, kata Ani, sangat berkaitan dengan kondisi ekonomi keluarga.
“Oleh karena itu, dalam hal mengkonsumsi bahan makanan yang dianjurkan untuk meningkatkan kadar zat besi ini, juga harus bijak untuk memilih makanan yang dianjurkan,” paparnya.
Kedua, sambungnya lagi, terkait fortifikasi bahan makanan dengan zat besi, di antaranya tepung terigu, beras, minyak goreng dan mentega. Jenis bahan makanan tersebut juga harus dikonsumsi untuk menambah lemak yang ada di dalam tubuh. Terakhir adalah memberikan suplemen zat besi. Salah satunya dengan pemberian tablet tambah darah seperti yang digelar hari ini di SMKN 4 Pontianak.
"Jadi nanti setelah adik-adik menerima tablet tambah darah, itu harus diminum secara rutin supaya sehat," pesan Ani. (prokopim/kominfo)
Kader Posyandu Pelangi Proaktif Intervensi Stunting
Aksi Percepatan Penurunan Stunting di Pontianak Barat
PONTIANAK – Camat Pontianak Barat Ibrahim memaparkan, terdapat 51 balita stunting di Kelurahan Sungai Jawi Luar. Angka ini turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 107 balita. Dirinya menjelaskan, kader Posyandu Pelangi Kelurahan Sungai Jawi Luar telah proaktif melakukan penanganan terhadap balita stunting di wilayahnya.
“Sekarang stunting di Kelurahan Sungai Jawi Luar 4,76 persen, jauh di bawah target nasional 14 persen,” terangnya usai penyerahan bantuan pangan Aksi Percepatan Penurunan Stunting, di Gang Tanjung Jalan Saad Ain Kelurahan Sungai Jawi Luar Kelurahan Kecamatan Pontianak Barat, Kamis (25/1/2024).
Ibrahim mengatakan, kader posyandu dibantu puskesmas senantiasa menyisir rumah orang tua balita stunting melakukan intervensi dengan pemberian pangan bergizi. Dalam upaya menekan angka stunting, pihaknya tengah fokus membina calon pengantin secara fisik maupun mental. Dari data yang diperolehnya, setiap tahunnya terdapat 900 pasang perkawinan terjadi di Kecamatan Pontianak Barat.
“Kami melakukan pembinaan kepada calon pengantin, mulai dari kesehatan remaja putri di sekolah, pil tambah darah kepada ibu hamil serta konseling gizi anak. Pemantauan dilakukan secara langsung. Kemudian ada senam bersama,” tutur Ibrahim.
Warga Sungai Jawi Luar pun antusias untuk membawa anak balita mereka ke posyandu maupun puskesmas. Tingginya jumlah kunjungan dikarenakan petugas yang responsif. Menurut Ibrahim, lebih dari 70 persen orang tua balita stunting yang terdapat di Kelurahan Sungai Jawi Luar rutin membawa anak-anaknya ke posyandu.
“Sisanya kita lakukan penyisiran dan itu hal yang tidak mudah. Apresiasi kami untuk kader posyandu,” ungkapnya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian menekankan pentingnya validasi data dalam menentukan penerima bantuan. Selain melakukan intervensi, ia meminta lurah dan camat agar memperbaharui data terkini.
“Semakin tepat data, semakin programnya tepat sasaran. Sehingga efektif menurunkan stunting,” terangnya didampingi Pj Ketua TP PKK Kota Pontianak Anita.
Di setiap aksi percepatan penurunan stunting di seluruh wilayah Kota Pontianak ini, Ani bersama jajaran tak pernah luput mengunjungi rumah-rumah orang tua balita stunting. Ia ingin memastikan bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak tersalurkan ke penerima manfaat. Kesejahteraan masyarakat terus menjadi fokus perhatiannya.
“Fokus kami adalah penurunan stunting, mengendalikan inflasi dan mengentaskan kemiskinan ekstrem,” ucapnya.
Di kesempatan yang sama, Pj Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson menyampaikan tentang urgensi penurunan stunting di Indonesia. Menyambung pesan Presiden Joko Widodo, untuk mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045 harus dimulai dari sekarang dengan memenuhi gizi anak sejak balita.
“Dua puluh sampai tiga puluh tahun ke depan, anak-anak kita harus mencapai top management level di dunia kerja. Tidak ada lagi buruh kasar,” tutupnya. (kominfo/prokopim)
Deretan Inovasi di Pontianak Timur Solusi Tekan Stunting
PONTIANAK – Camat Pontianak Timur M Akif memaparkan, terdapat inovasi untuk menurunkan angka stunting di Kelurahan Tambelan Sampit. Inovasi tersebut dinamakan Genting Tampit atau Gerakan Percepatan Penurunan Stunting Kelurahan Tambelan Sampit.
Pada tahun 2023, pihaknya menerima Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat, yang digunakan untuk membeli fasilitas untuk posyandu di Kelurahan Tambelan Sampit seperti timbangan dan alat ukur tinggi badan balita.
“Sehingga setiap tahun mengetahui perkembangan tinggi badan dan berat badan,” paparnya usai penyerahan secara simbolis kepada orang tua balita stunting, di Posyandu Melati Putih Jalan Panglima A Rani, Kelurahan Tambelan Sampit Kecamatan Pontianak Timur, Selasa (23/1/2024).
Selain inovasi dari kelurahan, terdapat inovasi lainnya dari Puskesmas Tambelan Sampit. Inovasi tersebut bernama Gerbang Kuning atau Gerakan Bergizi Seimbang Kurangi Stunting. Akif menerangkan, terdapat sembilan posyandu yang berada di Kelurahan Tambelan Sampit. Sementara di awal tahun, terdapat 74 anak yang teridentifikasi stunting di Kelurahan Tambelan Sampit, turun dari angka di bulan November 2023 yang mencapai 86 anak.
“Demi percepatan penurunan stunting khusus di wilayah Tambelan Sampit, luar biasa inovasi posyandu,” imbuhnya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengapresiasi upaya Kecamatan Pontianak Timur dalam menurunkan angka stunting. Ia menyampaikan, pihaknya tengah mengebut penurunan stunting di Kota Pontianak.
“Harapan saya, stunting di Pontianak Timur bisa jadi nol,” ujarnya.
Penurunan stunting menjadi satu di antara tiga prioritas program Pemkot Pontianak setelah penghapusan kemiskinan ekstrim dan pengendalian inflasi. Ani mengatakan, program penurunan stunting menjadi sangat penting guna mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045.
“Keberhasilan stunting juga bergantung pada pemahaman orang tua balita maupun calon orang tua, bahkan calon pengantin,” terangnya.
Ani melanjutkan, dalam tiga bulan ke depan, pihaknya bekerjasama dengan instansi terkait mulai dari Bank Kalbar, PDAM Tirta Khatulistiwa sampai TNI-Polri, akan secara rutin memberikan bantuan pangan berupa telur, minyak goreng dan beras. Ia berpesan, khususnya bagi orang tua balita stunting yang belum mendapatkan kepesertaan BPJS, segera didaftarkan.
“Supaya mudah mendapat bantuan, nanti dibantu kader Posyandu,” pungkasnya. (kominfo/prokopim)
Pontianak Miliki Puskeswan dengan Fasilitas Memadai
Puskeswan Layani Warga Periksakan Kesehatan Hewan
PONTIANAK - Kota Pontianak menjadi satu diantara dua daerah di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) yang telah memiliki fasilitas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan). Puskeswan yang berlokasi di Jalan Parit Pangeran Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara melayani masyarakat yang ingin memeriksakan kesehatan hewan peliharaannya seperti kucing, anjing dan sebagainya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengapresiasi kehadiran fasilitas puskeswan di bawah naungan Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak. Ia menilai fasilitas yang dimiliki Puskeswan ini cukup baik. Keberadaan Puskeswan ini tidak hanya membantu masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan hewan yang terjangkau, tetapi juga memberikan pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Bahkan kehadiran Puskeswan ini sudah memberikan pemasukan bagi PAD melebihi 100 persen pendapatannya,” ujarnya usai meninjau operasi terhadap kucing peliharaan yang dilakukan oleh tenaga medis di Puskeswan, Selasa (23/1/2024).
Meski sudah setahun beroperasi, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa Kota Pontianak sudah memiliki puskeswan. Oleh sebab itu, pihaknya akan terus mensosialisasikan keberadaan Puskeswan di Kota Pontianak agar masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan hewan peliharaannya.
“Ini yang perlu kita gencar sosialisasikan ke masyarakat supaya bisa memeriksakan kesehatan hewan peliharaannya,” terang Ani.
Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Bintoro menjelaskan, Puskeswan dibangun pada tahun 2022 dan mulai beroperasi tahun 2023. Puskeswan ini juga telah mampu menghasil pemasukan bagi PAD di Kota Pontianak. Saat ini, di Provinsi Kalbar yang memiliki puskeswan baru dua daerah yakni Kota Pontianak dan Kabupaten Ketapang.
“Keberadaan Puskeswan bagi masyarakat sangat diperlukan di Kota Pontianak terutama para pecinta atau pemelihara binatang seperti kucing, anjing dan hewan peliharaan lainnya,” ungkapnya.
Bintoro menambahkan, Puskeswan ini melayani pengobatan atau pemeriksaan kesehatan hewan. Kehadiran Puskeswan ini dinilai cukup membantu masyarakat karena dengan biaya yang terjangkau, mereka bisa memeriksakan kesehatan dan mengobati hewan peliharaannya.
"Karena biaya pengobatan dan pemeriksaan disubsidi oleh Pemerintah Kota Pontianak sehingga tidak memberatkan masyarakat untuk membiayai pengobatan hewan kesayangannya," jelas dia.
Selain itu, pihaknya juga mengantongi data jumlah pemelihara kucing dan hewan lainnya secara by name by address, dengan jumlah keseluruhan mencapai lima ribuan lebih. Jumlah sebanyak itu dipastikannya belum bisa terlayani semua oleh puskeswan.
“Oleh sebab itu dengan keberadaan praktek dokter hewan swasta juga membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan hewan peliharaannya,” sebut Bintoro.
Menurutnya, Puskeswan ini diperkuat oleh tenaga kesehatan hewan yang terdiri dari dokter veteriner lima orang dan tiga tenaga paramedis. Mereka melayani masyarakat yang ingin berkonsultasi maupun mengobati hewan-hewannya. Bahkan, lanjutnya lagi, puskeswan ini juga melayani operasi bagi hewan, umumnya yang sering dilakukan adalah operasi sterilisasi, baik anjing maupun kucing betina, dan juga kastrasi hewan jantan yang kecil.
Sebelum puskeswan ada, kata Bintoro, pihaknya sudah membuka pelayanan dokter keliling (dokling). Di mana setiap kecamatan ada pelayanan dokling yang disebut 17-7-1, artinya 17 jam dilakukan sanitasi, 7 jam untuk penanganannya dan 1 hari pelayanan.
“Sehingga dengan adanya puskeswan, kita sangat terbantu dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, terutama kesehatan hewan peliharaan,” tutupnya. (prokopim/kominfo)