,
menampilkan: hasil
Pontianak Tuan Rumah Rakornas ICCN, Dorong Terciptanya Ekosistem Ekraf
PONTIANAK - Kota Pontianak menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Indonesia Creative Cities Network (ICCN) 2021. Selain Pontianak, Kota Singkawang juga ditunjuk sebagai tuan rumah Rakornas tersebut. Rakornas digelar di Hotel Ibis, Kamis (21/10/2021).
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyampaikan terima kasih kepada ICCN yang telah memilih Kota Pontianak sebagai tuan rumah penyelenggaraan rakornas. Ia berharap rakornas kali ini menjadi sarana komunikasi dan bertukar informasi antara kota-kota yang tergabung dalam kota kreatif se-Indonesia.
"Rakornas ini menitikberatkan pada kolaborasi bersama penggiat kreativitas sehingga mampu mendorong terciptanya ekosistem ekonomi kreatif di Pontianak khususnya dan di Kalbar umumnya," ujarnya.
Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terus giat membangun dan mengembangkan kawasan wisata lokal yang berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat. Dengan memanfaatkan perkembangan ekonomi kreatif, satu diantaranya adalah kampung wisata yang tidak terlepas dari kearifan lokal dan budaya masyarakat setempat.
"Sehingga menjadikan kampung-kampung wisata ini unik dengan identitasnya masing-masing," katanya.
Ketua Umum ICCN, Fiki Satari, juga menyampaikan ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Kalbar serta Pemkot Pontianak dan Singkawang yang telah memfasilitasi hingga terselenggaranya rakornas di kedua kota yang ada di Kalbar ini. ICCN merupakan forum lintas komunitas kreatif yang ada di 220 kabupaten/kota se-Indonesia, yang tujuannya mendorong pembangunan Indonesia dari potensi kreativitasnya. Pada rakornas ini, pihaknya juga telah menyelesaikan verifikasi jejaring yang ada di Kalbar.
"Menariknya, dari Kalbar sudah ada Forum Lintas Komunitas Kreatif di 14 kabupaten/kota di Kalbar. Ini luar biasa, kami apresiasi sebab untuk bisa mensinergikan forum jejaring lintas ini tidak mudah," ungkapnya.
Dijelaskannya, ada beberapa alasan sehingga pihaknya memutuskan Kota Pontianak dan Singkawang sebagai tuan rumah Rakornas ICCN. Sejak berdirinya ICCN tahun 2015, enam tahun berjalan ICCN memang belum pernah menapaki Kalimantan untuk dua kegiatan nasional, Rakornas dan Indonesia Creative Cities Festival. Untuk itu, pihaknya memboyong pelaku simpul kreatif nasional ke Kota Pontianak. Fiki bilang, Kota Pontianak ini secara khusus Wali Kotanya pelaku subsektor industri kreatif di bidang arsitek. Sedangkan Singkawang dikenal sebagai kota paling inklusif di Indonesia.
"Jadi rasanya sudah tepat ICCN memilih Pontianak dan Singkawang sebagai tuan rumah Rakornas 2021," pungkasnya. (prokopim)
Hari Jadi Kota, HMI Pontianak Tanam 250 Pohon
Wako Edi Kamtono : Bentuk Kepedulian Mahasiswa Terhadap Lingkungan
PONTIANAK - Masih dalam suasana menyambut Hari Jadi ke-250 Kota Pontianak, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pontianak menggelar Aksi Penanaman 250 pohon. Aksi peduli lingkungan itu digelar di Gang Usaha Baru I Kelurahan Sungai Bangkong Kecamatan Pontianak Kota, Rabu (20/10/2021).
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mendukung aksi yang dilakukan organisasi kemahasiswaan yang tergabung dalam HMI Cabang Pontianak ini. Ia menilai aksi yang dilakukan oleh kaum muda ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan kecintaan mereka akan Kota Pontianak.
"Kita menanam pohon harus seperti mengurus anak bayi, harus dirawat, disiram dan bila perlu dipupuk," pesannya.
Dalam menanam pohon, lanjutnya, jangan berpikir hasilnya, tetapi bagaimana pohon itu bisa tumbuh bagus dan subur. Seperti pohon lengkeng, mempunyai karakter bisa tumbuh tinggi sekaligus berfungsi sebagai peneduh.
Edi yakin hampir semua orang setuju dengan banyaknya pepohonan. Memang diakuinya masih ada titik-titik lokasi yang belum ditanami pohon. Untuk itu pihaknya terus berupaya memperbanyak pepohonan di penjuru Kota Pontianak.
"Dari 100 orang yang ditanya dengan adanya pohon-pohon, dipastikan 90 persen diantaranya menyatakan lebih nyaman ada pohon, makanya setiap orang yang datang ke Pontianak mereka apresiasi karena banyaknya pepohonan," tukasnya.
Ketua Umum HMI Cabang Pontianak Hefni Maulana menuturkan aksi penanaman 250 pohon yang digelar ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi lingkungan. Ia menilai,semaju apapun sebuah kota, ketika lingkungannya tidak terjaga dengan baik, maka itu akan mereduksi kemajuan kota tersebut.
"Makanya seiring berkembangnya infrastruktur dan kemajuan kota, keberadaan lingkungan hidup di tengah-tengah kita, kesuburannya, penghijauan itu harus selalu ada," imbuhnya.
Tujuannya adalah untuk menjaga ekosistem terutama kehidupan anak cucu mendatang. Hefni menambahkan, kegiatan hari ini tidak hanya sebatas ini saja, ada beberapa titik di Kota Pontianak yang sudah disurvey pihaknya untuk ditanami pohon. Untuk di lokasi ini hanya 250 bibit pohon saja. Kemudian untuk di kelurahan-kelurahan lain sudah dibagi.
"Insya Allah, bukan hanya seribu, kalau dapat sejuta pohon kita tanam di Kota Pontianak, tentunya bersinergi dengan Pemerintah Kota Pontianak," pungkasnya. (prokopim)
Pemkot Pontianak Berencana Kemas Karnaval Air Jadi Agenda Wisata
Napak Tilas dan Karnaval Air Rangkaian Ziarah Makam Batu Layang
PONTIANAK - Iring-iringan lima kapal beserta belasan sampan dengan berbagai hiasan berkarnaval menyusuri Sungai Kapuas menjadi pemandangan yang menarik bagi siapapun yang melihatnya. Kapal dan sampan tersebut ditumpangi oleh para peserta karnaval berpakaian khas Melayu Pontianak, yakni telok belanga bagi laki-laki dan baju kurung dikenakan perempuan. Karnaval menyusuri Sungai Kapuas ini merupakan rangkaian Napak Tilas Perjalanan Sultan Pontianak I, Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang digelar Istana Kadriah Kesultanan Pontianak, Rabu (20/10/2021). Rombongan karnaval kapal dan sampan tersebut memulai perjalanan dari dermaga di tepian sungai Istana Kadriah menuju ke Makam Batu Layang untuk berziarah ke Makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengikuti seluruh rangkaian napak tilas sejarah awal berdirinya Kota Pontianak dalam rangka Hari Jadi ke-250 Kota Pontianak. Menurutnya, selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelar ziarah ke Makam Batu Layang setiap tahunnya pada Hari Jadi Kota Pontianak. Namun tahun ini pihaknya mulai berkolaborasi dengan Kesultanan Kadriah untuk bersama-sama melaksanakan ziarah yang dikemas dalam napak tilas sehingga tidak hanya sekadar seremonial saja.
"Akan tetapi ada rangkaian napak tilas seperti karnaval tadi menyusuri Sungai Kapuas, Insya Allah tahun depan akan kita selenggarakan lebih besar lagi, baik peserta, anggaran maupun kreativitasnya," ujarnya.
Ia berencana menjadikan kegiatan ini sebagai agenda tahunan wisata yang cukup besar dengan dikemas secara matang dan lebih baik lagi. Karnaval susur sungai ini merupakan kilas balik awal berdirinya Kota Pontianak. Edi berharap napak tilas dan karnaval ini tidak hanya diikuti Kesultanan dan jajaran Pemkot Pontianak, tetapi juga mengikutsertakan tamu-tamu dari luar.
"Bukan hanya melibatkan Kota Pontianak saja, akan tetapi bahkan bisa mengundang dari provinsi lain untuk bisa bersama-sama mengikuti karnaval dan ziarah kubur," tuturnya.
Dirinya berharap karnaval dan napak tilas ini bisa menjadi sebuah event wisata yang memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Pihaknya berencana akan mulai mempersiapkan agenda ini di tahun 2022.
"Mudah-mudahan pandemi Covid-19 benar-benar hilang dan menjadi endemi, sehingga tahun depan bisa lebih meriah lagi," harapnya.
Sultan Pontianak IX, Sultan Syarif Mahmud Melvin Alkadrie menjelaskan, ziarah makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie ini memang merupakan agenda rutin Kesultanan Kadriah setiap memperingati Hari Jadi Kota Pontianak. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, yang mana ziarah dilakukan melalui jalur darat, tahun ini, ziarah dilaksanakan melalui sungai dengan menggunakan kapal dari Istana Kadriah menuju Makam Batu Layang.
"Kita melaksanakan ziarah melalui sungai karena kita ingin mengenalkan dari sisi budaya kepada masyarakat dimana awal mula berdirinya Kota Pontianak ini," ungkapnya.
Terlebih, kata Sultan, Sungai Kapuas yang disusuri ini merupakan sungai terpanjang se-Indonesia. Kedepan, ia berharap karnaval air ini bisa dikemas menjadi sebuah festival atau lomba sehingga menjadi destinasi wisata di Kota Pontianak. Pihak Kesultanan juga sudah menjalin komunikasi dengan Pemkot Pontianak terkait program atau kegiatan untuk menyambut Hari Jadi Kota Pontianak.
"Memang Kesultanan Kadriah dan Pemkot Pontianak selalu bersinergi baik dari kegiatan apapun kita selalu bersinergi," imbuhnya. (prokopim)
Lestarikan Budaya Melayu Lewat Festival Saprahan
Terapkan Protokol Kesehatan, Jumlah Peserta Dibatasi
PONTIANAK - Kecamatan Pontianak Selatan berhasil meraih juara pertama Festival Lomba Saprahan Tingkat Kecamatan se-Kota Pontianak Tahun 2021 yang digelar Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak di Aula Rumah Dinas Wali Kota Pontianak, Selasa (19/10/2021). Festival Saprahan dalam rangka Hari Jadi ke-250 Kota Pontianak ini digelar dengan menerapkan protokol kesehatan, dimana jumlah peserta dibatasi dan seluruh peserta mengenakan masker dan sarung tangan.
Ketua TP PKK Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie menuturkan lomba saprahan merupakan program kerja kelompok kerja (Pokja) 3.
"Lomba ini hanya diikuti oleh perwakilan dari kecamatan karena kondisi masih pandemi jadi kami buat sesederhana mungkin tapi tidak mengurangi dari filosofi saprahan ini," ujarnya.
Saprah sendiri artinya berhampar, yaitu budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan atau bersila di lantai secara berkelompok dalam satu barisan yang duduk saling berhadapan sebagai suatu kebersamaan.
"Saprahan merupakan adat istiadat Melayu, menurut kepercayaan masyarakat setempat mengandung makna sopan santun atau kebersamaan yang tinggi, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi," ujarnya.
Yang menjadikan tradisi saprahan ini istimewa, lanjut Yanieta, adalah tidak ada perbedaan menu hidangan yang disajikan baik untuk rakyat biasa maupun pemimpin. Hal ini melambangkan kuatnya kesederhanaan yang diikat rasa kekeluargaan dan kebersamaan tanpa memandang status sosial. Dia berharap lewat lomba atau festival ini dapat melestarikan adat dan budaya saprahan Melayu kota Pontianak.
"Tradisi makan besaprah ini masih terus dilakukan oleh masyarakat terutama dalam acara-acara khusus seperti menyambut bulan suci ramadhan atau perkawinan serta acara lainnya," sebutnya.
Ketua Pokja 3 TP PKK Kecamatan Pontianak Selatan, Juraidah Al Kadrie mengatakan agar adat tidak hilang ditelan zaman sudah sepatutnya anak daerah ikut melestarikan budaya yang ada, salah satunya budaya saprahan. Oleh sebab itu, dirinya memilih anak-anak muda untuk dilatih selama dua pekan untuk mengikuti lomba. Hasil kerja keras mereka pun menuai hasil, juara pertama diperoleh TP PKK Kecamatan Pontianak Selatan pada Festival Lomba Saprahan Tingkat Kecamatan se-Kota Pontianak Tahun 2021.
"Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah berkat kerja keras anak-anak kita juara, saya mengambil anak-anak muda untuk belajar saprahan, " katanya.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal, dirinya memiliki kiat khusus dalam melatih timnya. Dia meminta anggotanya bersungguh-sungguh dalam berlatih.
"Kadang-kadang pulang latihan sampai gelap tapi alhamdulillah saya melihat mereka patuh, apapun yang diajarkan mereka ikuti," imbuhnya.
Menurut Juraidah, disamping latihan, ia bersama tim telah berkomitmen dari awal untuk menggunakan bumbu-bumbu yang otentik dan original sehingga makanan yang disajikan memiliki citarasa yang lezat.
"Bagi kami yang paling penting citarasa, jadi kami akan mengembalikan semua unsur rempah-rempah dari jaman kerajaan dulu yang dipakai, kami mencoba mengeksplor itu habis-habisan, " jelasnya. (prokopim)