,
menampilkan: hasil
Multi Talenta, Edi Kamtono Piawai Bermain Drum
Wali Kota Hibur ASN Lewat Nyanyian dan Tabuhan Drum
PONTIANAK - Multi talenta, kata yang patut disematkan pada Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono tatkala aksi ‘dadakan’ yang dilakukannya di depan ribuan peserta Fun Walk HUT ke-52 Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) di depan Kantor Wali Kota Jalan Rahadi Usman, Sabtu (25/11/2023). Di atas panggung, Edi meminjam stik drum milik band yang mengisi acara. Tanpa canggung, kedua tangannya begitu piawai menabuh drum elektrik mengiringi lagu berjudul ‘Rungkad’ yang dinyanyikan oleh sang istri, Yanieta Arbiastutie. Sebelumnya, Edi sempat membawakan dua buah lagu, para peserta jalan sehat yang merupakan pegawai di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak pun ikut bergoyang.
Banyak yang tidak tahu kalau Wali Kota Edi Kamtono bisa bermain alat musik, terutama drum. Padahal bakat bermusik sudah ada dalam diri pria kelahiran tahun 1963 sejak di bangku kuliah. Saat mengenyam pendidikan di Universitas 11 Maret Surakarta, dia bersama teman-teman kuliahnya membentuk band kampus.
“Dulu waktu semasa kuliah di Pulau Jawa, saya memang senang bermain musik bahkan dulu sempat membentuk band,” ujarnya.
Lagu-lagu yang dimainkan grup bandnya pun beraliran rock. Lagu-lagu dari grup band legendaris sebut saja Deep Purple, Scorpions, White Snakes dan lainnya menjadi suguhan dalam setiap penampilan di kampus maupun festival.
“Memang dari dulu hingga sekarang saya senang lagu-lagu dari grup band itu,” imbuhnya.
Musik memang tidak terlepas dari kesehariannya. Baginya, selain hiburan, musik juga menjadi media edukasi bagi masyarakat lewat pesan-pesan positif yang tersirat dalam lirik lagu. Sebagai bentuk dukungan kepada para seniman, pihaknya akan memfasilitasi maupun memberikan kesempatan bagi mereka untuk terus berkreasi. Sehingga terlahir seniman-seniman musik Pontianak yang mampu bersaing di kancah musik nasional bahkan internasional.
"Ini akan memberikan warna baru bagi industri kreatif khususnya musik," pungkasnya.
Sebelumnya, Edi Kamtono juga pernah unjuk ‘kemampuan terpendamnya’ dengan menyetir bus dari Kantor Wali Kota menuju Gedung DPRD Kota Pontianak untuk menghadiri agenda sidang rapat paripurna beberapa waktu lalu. Di dalam bus, Wakil Wali Kota Bahasan bersama jajaran perangkat daerah Pemkot Pontianak ikut menumpang bus yang dikemudikan Wali Kota Edi Kamtono. Wakil Wali Kota Bahasan bersama jajaran perangkat daerah Pemkot Pontianak ikut menumpang bus yang dikemudikan Wali Kota Edi Kamtono.
Edi memang sudah mengantongi SIM B1 yang menjadi persyaratan untuk bisa menyetir kendaraan jenis bus. Saat berkendara, ia tanpa canggung membawa kendaraan penumpang yang ukurannya lebih besar dari kendaraan pribadi sejenis minivan. (prokopim)
Pererat Kebersamaan, Ribuan Pegawai Pemkot Pontianak Ikut Fun Walk
Jalan Santai Meriahkan HUT ke-52 Korpri
PONTIANAK – Dentuman bunyi drumband dari grup Drum Corps Gita Abdi Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) menandai dilepasnya peserta Fun Walk Korprikan Indonesia oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono. Agenda jalan santai yang diikuti seluruh ASN di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak ini dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT ke-52 Korpri. Satu buah unit motor dan dua unit sepeda listrik serta berbagai doorprize lainnya menambah kemeriahan acara.
“Korpri adalah semangat kebersamaan, dengan jalan santai ini kami berharap dapat semakin mempererat persatuan antar ASN,” terang Edi usai berbaur dengan para peserta mengikuti rute jalan santai, Sabtu (25/11/2023).
Rute jalan santai dimulai dari Jalan Rahadi Usman kemudian dilanjutkan menuju Jalan Pak Kasih. Setelahnya rombongan melewati Jalan H Rais A Rahman sampai Jalan Merdeka, Jalan Jenderal Urip dan kembali lagi ke Jalan Rahadi Usman. Menurutnya, peringatan HUT ke-52 Korpri dimaknai sebagai ajang memperkuat solidaritas dan semangat memperbaiki kualitas pelayanan kepada masyarakat. Ia menyebut, meski pencapaian kinerja ASN sudah baik, namun masih perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan kinerja, khususnya sektor pelayanan publik seperti pencatatan pendudukan, keuangan maupun pelayanan pajak.
“Semboyan ASN Berakhlak artinya Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Sebagaimana semboyan itu, begitu pula harapan kita, tujuannya tidak lain untuk menyejahterakan masyarakat,” ungkapnya.
Ketua Dewan Korpri Pemkot Pontianak, Mulyadi, menjelaskan, peringatan HUT ke-52 Korpri jatuh pada tanggal 29 November setiap tahunnya. Di tahun 2023, Pemkot Pontianak menggelar berbagai rangkaian acara yang diawali dengan Fun Walk. Sebelumnya pihaknya telah mengadakan kegiatan seperti olahraga badminton dan donor darah. Pada hari puncak nanti akan diperingati dengan apel HUT ke-52 Korpri.
“Pada puncak peringatan nanti kita akan menyalurkan bantuan kepada ASN yang mendapat musibah,” kata dia yang juga selaku Sekretaris Daerah Kota Pontianak ini.
Dia berharap, ASN Pemkot Pontianak harus dapat memberikan teladan kepada ASN di daerah lainnya. Dedikasi ASN selama ini sudah semestinya menyebarkan inspirasi, tidak hanya kepada sesama ASN, tetapi juga untuk masyarakat sekitar.
“Semoga ASN Pemkot Pontianak menjadi inspirasi buat ASN lain di Kalbar,” imbuhnya. (kominfo/prokopim)
Edi Sebut Sudah Saatnya Pembangunan Menuju Ekonomi Hijau
Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal RPJPD 2024-2045
PONTIANAK – Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, pembangunan global kini menuju kepada ekonomi hijau. Semua pembangunan, khususnya infrastruktur, harus mengedepankan prinsip ramah lingkungan, tidak terkecuali di Kota Pontianak. Dengan begitu menurutnya, tantangan yang dihadapi Kota Pontianak seperti kabut asap, genangan hingga urbanisasi dapat diselesaikan.
“Bahan bakar pun sudah bertransformasi dari batu bara ke energi terbarukan,” ungkapnya usai membuka Forum Konsultasi Publik Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Pontianak Tahun 2024-2045, di Hotel Aston Jalan Gajah Mada, Kamis (23/11/2023).
Dengan luas wilayah terbatas, diiringi pertambahan penduduk, Kota Pontianak harus membuat perencanaan yang bisa mengakomodir setiap individu untuk tetap nyaman tinggal dan beraktivitas. Satu diantara contoh solusinya dengan perluasan wilayah. Tetapi untuk mewujudkannya memerlukan kerja sama dengan pemerintah daerah yang berbatasan dengan Kota Pontianak.
“Harapan kita perluasan wilayah ini yang mesti dipikirkan, sistem jaringan transportasi, drainase dan daerah pemukiman,” paparnya.
Setiap program pembangunan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak selalu dimulai dengan menyerap aspirasi masyarakat dari berbagai elemen, seperti anggota legislatif, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), mahasiswa serta tokoh masyarakat. Berbagai cara dilakukan untuk menyerap aspirasi yang ada, misalnya menerima laporan hingga pembahasan dalam forum publik. Hasilnya akan digunakan sebagai rancangan pembangunan, baik jangka menengah hingga jangka panjang. Edi pun senantiasa menyambut baik pendapat para ahli maupun warga Kota Pontianak itu sendiri. Dalam banyak kesempatan dialog publik pula, ia tidak jarang mengajak warga untuk menjaga fasilitas pembangunan yang dilaksanakan dari hasil forum.
“Agar pembangunan bisa merata dan dinikmati semua orang. Diskusi untuk kebaikan bersama,” ungkapnya.
Dalam pembangunan program jangka panjang ini, Edi meminta perangkat daerah untuk melakukan sinkronisasi dengan RPJPD Kalimantan Barat serta RPJPN. Tujuannya agar pembangunan dapat berkelanjutan memberikan dampak luas. Ia menyebut, visi selanjutnya Kota Pontianak adalah Pontianak Bersinar, Sejahtera dan Berkelanjutan.
“Saya harap Pontianak metropolitan bisa memberi ruang dan dampak lebih besar ke depan. Misalnya Pasar Flamboyan itu sudah jadi pasar induk, bukan hanya orang Pontianak tapi juga daerah di sekitar belanja di sana,” tutupnya.
Sementara itu di kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak Firdaus Zar'in menganggap perlunya dilakukan penyusunan rencana awal RPJPD paling lambat satu tahun sebelum masa berakhir RPJPD sebelumnya.
Ia menilai, dokumen tersebut memberikan panduan dalam merumuskan visi misi dan tujuan dalam RPJMD.
“Diperlukan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi perlahan, sehingga tidak terlalu terasa dalam jangka pendek dan menengah tetapi menimbulkan dampak dalam kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya. (kominfo/prokopim)
Lintas Sektoral Komitmen Entaskan TBC di Kota Pontianak
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak terus berupaya menekan angka pengidap penyakit Tuberkulosis atau TBC di Kota Pontianak. Hal itu dibuktikan dengan penjaringan kerja sama layanan Rumah Sakit (RS) swasta, klinik dan Dokter Praktek Mandiri (DPM) yang ada di Kota Pontianak. Selain itu juga dengan membuka Layanan TBC RO (Resisten Obat) di Rumah Sakit Sultan Syarif Mohamad dan diterbitkannya Peraturan Wali Kota Nomor 56 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Kepala Dinkes Kota Pontianak Saptiko menjelaskan, kini juga sudah tersedia alat Tes Cepat Molekuler (TCM) sebanyak tujuh unit yang tersebar di lima puskesmas, mulai dari Siantan Tengah, Saigon, Gang Sehat, Alianyang sampai Perumnas 1 serta di dua RSUD yaitu di RSUD Dr Soedarso dan RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie.
“Serta memaksimalkan kolaborasi dengan komunitas terutama dalam hal investigasi kontak dan penyuluhan edukasi di lapangan yang banyak dilakukan oleh kader komunitas yang ditugaskan di 23 puskesmas Kota Pontianak,” paparnya saat Konferensi Pers Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkulosis Kota Pontianak, di Hotel Harris Jalan Gajah Mada, Rabu (22/11/2023).
Berdasarkan sebaran kasus yang tercatat Dinkes Kota Pontianak, kecamatan tertinggi yang ditemukan pengidap TBC adalah Kecamatan Pontianak Barat, disusul oleh Kecamatan Pontianak Utara dan posisi ketiga diisi oleh Kecamatan Pontianak Timur. Saptiko menyebut, pihaknya menyiapkan enam strategi yang menjadi prioritas untuk mendorong Sistem Pelayanan Minimal (SPM) di Kota Pontianak.
“Pertama Pembentukan Tim Percepatan Tuberkulosis, kedua memperkuat mekanisme koordinasi dan kolaborasi penanggulangan TBC antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Pemangku Kepentingan dan Mitra. Ketiga, pelibatan otoritas setempat dalam optimalisasi penemuan terduga TBC dengan kolaborasi faskes dan komunitas, serta masyarakat. Keempat, pembentukan Tim Penyuluh TBC. Kelima, pengembangan Kampanye TBC terintegrasi dengan kolaborasi lintas sektor hingga pelibatan CSR dalam penanggulangan TBC,” jelasnya.
Sebelumnya, Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TPPT) juga telah dibentuk untuk menekan angka penyebaran TBC dengan optimalisasi penyelenggaraan SPM. Saptiko menambahkan, setiap daerah memiliki target SPM untuk pelayanan tuberkulosis yang harus dicapai sebesar seratus persen, tidak terkecuali Kota Pontianak. Berdasarkan capaian, Kota Pontianak di tahun 2023 telah mencapai 8.656 terduga untuk SPM TBC. Menurutnya, secara angka memang sudah cukup baik, tetapi berdasarkan target masih perlu ditingkatkan.
“Selain itu, Komunitas juga turut berkolaborasi bersama Dinas Sosial Kota Pontianak dengan pelibatan CSR untuk mendata pasien TBC yang kurang mampu secara ekonomi agar mendapatkan bantuan sosial,” tukasnya.
TBC merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia. Menurut WHO dalam Global TB Report (GTR) tahun 2022, Indonesia berada di peringkat kedua di dunia dengan kasus TBC terbanyak. Diperkirakan estimasi insidensi tahun 2022 sebesar 969.000 kasus atau 367 per 100.000 penduduk. Kematian karena TBC diperkirakan sebesar 107.000 atau 40 per 100.000 penduduk dan kematian akibat TB-HIV sebesar 9.400 atau 4 per 100.000 penduduk. Dengan estimasi insiden sebesar 969.000 kasus tahun 2022 dan notifikasi kasus TBC sebesar 443.235 kasus maka masih ada sekitar 55 persen kasus masih belum ditemukan dan diobati (un-reach) atau sudah ditemukan dan diobati tetapi belum tercatat oleh program (detected, un-notified). Kondisi ini membuat negara Indonesia masih berjuang dalam menuju eliminasi TBC 2030. (kominfo)