,
menampilkan: hasil
Aksi PKK Pontianak Tanam Pohon Demi Revolusi Hijau
PONTIANAK - Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie melakukan aksi penanaman pohon bersama di kawasan halaman Rektorat IKIP PGRI Pontianak. Bibit pohon yang ditanam adalah alpukat didampingi pengurus TP-PKK Provinsi Kalbar, Pengurus TP PKK Kota Pontianak, Camat dan Ketua TP PKK Kecamatan se-Kota Pontianak serta Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalbar.
"Hari ini kita bersama-sama melakukan penanaman pohon sebagai wujud kepedulian dan kontribusi kita untuk mendukung kegiatan revolusi hijau" ujarnya usai melakukan penanaman pohon, Selasa (27/06/2023).
Ia menyebut, ada 1.300 batang pohon yang diberikan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat kepada Tim Penggerak TP-PKK Provinsi Kalimantan Barat.
Dari bantuan bibit pohon tersebut kemudian didistribusikan kepada TP-PKK Kota Pontianak dan TP-PKK Kubu Raya untuk ditanam sebagai bentuk dukungan pada Kegiatan Revolusi Hijau dalam rangka Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2023. Menurutnya penting, menanam pohon agar dapat menghasilkan lebih banyak oksigen dan mengurangi karbondioksida.
“Kota Pontianak menerima 500 bibit pohon buah-buahan untuk ditanam. Hasil riset mengatakan bahwa satu pohon mampu menghasilkan setengah kilogram oksigen per hari,” ungkap Yanieta.
Dia menambahkan, lahan yang ditanami pohon juga sangat bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Tanah yang sebelumnya gersang akan menjadi hijau, indah, sejuk dan nyaman terutama pada saat cuaca panas di musim kemarau. Harapannya ke depan kawasan yang dijadikan tempat penanaman pohon alpukat itu dapat menjadi kawasan agrowisata.
"Pohon yang ditanam ini supaya dirawat agar tumbuh subur dan berbuah, bisa saja nanti menjadi kawasan agrowisata yang dekat dengan pusat pendidikan," pungkasnya. (prokopim)
Pemkot Pontianak Gelar Pangan Murah di Aloe Vera Center
Cegah Lonjakan Inflasi Jelang Iduladha
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DPPP) Kota Pontianak menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kecamatan Pontianak Utara. Agenda ini terlaksana serempak secara nasional. Masyarakat Pontianak Utara pun kemudian berbondong mendatangi Aloe Vera Center di Jalan Budi Utomo untuk membeli bahan pokok pangan.
Kepala DPPP Kota Pontianak Bintoro menjelaskan, beberapa komoditas yang dijual pada GPM ini diantaranya beras medium, beras premium, gula pasir, minyak goreng, daging kerbau dan ayam beku. Selanjutnya adalah aneka tepung, susu kental manis, sirup, hingga aneka sayuran.
“Agenda GPM ini difasilitasi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Bulog maupun pihak swasta sampai kelompok nelayan dan petani yang ada di Kota Pontianak,” paparnya di Aloe Vera Center, Senin (26/6/2023).
Bintoro mengatakan, sebanyak 333 titik wilayah turut menggelar GPM yang terdiri dari 37 provinsi dan 296 kabupaten/kota. Acara ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga pangan jelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Iduladha, baik di tingkat produsen maupun konsumen.
“Kegiatannya juga dilaksanakan secara hybrid melalui aplikasi zoom meeting dan dibuka oleh Kepala Bapanas di Jakarta. Semoga dapat memberikan manfaat,” imbuhnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyampaikan komitmen Pemkot Pontianak untuk menjaga stabilitas harga dan distribusi tiap komoditas pangan. Pada momen hari raya khususnya, pihaknya senantiasa memantau langsung harga-harga di pasar maupun agen-agen. Upaya pencegahan melonjaknya harga juga tak luput dari perhatian pihaknya. Ia menerangkan, penanganan pencegahan seringkali terkendala karena faktor alam.
“Produksi dan distribusi pun terganggu. Saya mengimbau dinas terkait untuk memantau kondisi harga maupun kebutuhan langsung masyarakat,” ungkapnya usai membuka GPM.
Acara GPM secara serempak memang dipusatkan di Kecamatan Pontianak Utara. Namun Edi menginginkan kedepannya nanti, pasar murah serupa juga dilaksanakan di seluruh wilayah Kota Pontianak.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita melaksanakan pasar murah lagi di seluruh kecamatan. Semoga dapat membantu masyarakat,” tutupnya. (kominfo/prokopim)
Kurangi Sampah, Pemkot Pontianak Gencar Dirikan Bank Sampah
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia
PONTIANAK – Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelar berbagai rangkaian acara. Mulai dari penanaman pohon peneduh di SMPN 29 Pontianak, sosialisasi pembuatan eco enzim dan kompos bagi warga, kampanye peduli lingkungan di Waterfront bersama lintas elemen termasuk aktivis lingkungan, penanaman 400 pohon serentak pada seluruh sekolah di Kota Pontianak hingga challenge media sosial. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia kali ini mengusung tema ‘Solusi untuk Polusi Plastik’.
Sebagai upaya pengurangan penggunaan kantong plastik, Pemkot Pontianak telah menerbitkan Peraturan Walikota (Perwa) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. Pemkot melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak juga sudah melakukan upaya lainnya seperti pembangunan 23 bank sampah di tiap kelurahan serta masing-masing satu bank sampah mini pada sebelas sekolah di Kota Pontianak.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, setiap harinya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara menerima kurang lebih 300 ton produksi sampah. Sampah tersebut datang dari rumah tangga, industri, sekolah maupun perkantoran. Pada musim tertentu, produksi sampah dapat meningkat.
“Di tahun ini dan kedepannya, sampah itu harus sudah habis di lingkungan. Artinya tidak perlu lagi menambah beban TPA. Mengelola masalah sampah tidak bisa hanya pemerintah. Harus melibatkan masyarakat melihat anggaran kita yang kurang dan sumber daya yang minim,” ucapnya usai Peringatan Puncak Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Bank Sampah Palm Asri Jalan Dr Wahidin S, Kelurahan Sungai Jawi Kecamatan Pontianak Kota, Minggu (25/6/2023).
Setiap tahunnya, pihaknya menelan anggaran sebesar Rp 45 Miliar untuk mengatasi persoalan sampah. Jika membandingkan dengan jumlah masyarakat sekarang, sambung Edi, angka itu masih kurang. Menurutnya, diperlukan biaya sebesar Rp 200 Miliar agar persoalan sampah di Pontianak dapat rampung. Mengacu pada regulasi pemerintah pusat untuk mengurangi 30 persen produksi sampah, Pemkot Pontianak tengah menggencarkan berbagai upaya, diantaranya memaksimalkan fungsi bank sampah. Edi menambahkan, jenis sampah di Pontianak terdiri dari 67 persen sampah organik atau yang dapat diolah kembali dan sisanya merupakan sampah anorganik atau tidak dapat diolah seperti plastik. Sejauh ini baru terdapat sebelas sekolah yang memiliki bank sampah. Ia menginginkan seluruh sekolah, baik 114 SD Negeri dan 29 SMP Negeri mulai membangun bank sampah mini masing-masing.
“Anak-anak sekolah itu dari rumah sudah membawa sampah ke sekolah setiap pagi saat masuk sekolah, nanti ditimbang dan jadi tabungan bisa ditukar uang tunai. Bahkan bisa dikonversi jadi emas, kita kerjasama dengan Pegadaian. Ada satu RT di Pontianak Selatan yang membayar Pajak Bumi Bangunan melalui Bank Sampah Rosella Jalan Purnama. Ini bukti inovasi untuk mengurangi beban TPA,” tuturnya.
Beban sampah tak jarang datang dari masyarakat yang terbiasa membuang sampah di sungai maupun parit-parit. Kebiasaan buruk ini harus diubah. Di hari-hari libur juga, fasilitas umum sering menjadi sasaran tempat buang sampah sembarangan oleh pengunjung taman-taman. Edi mengajak OPD terkait melakukan penindakan terhadap masyarakat seperti itu. Selain penindakan, ia berencana membuat program memungut sampah oleh ASN di lingkungan Pemkot Pontianak.
“Jadi setiap Jumat pagi misalnya, kita para ASN memberikan teladan kepada warga dengan memungut sampah,” ujarnya.
Dari sekian cara meningkatkan kualitas lingkungan hidup, penghijauan menjadi pondasi penting. Di Pontianak sendiri, setiap lahan kosong harus ditanam pohon. Edi menyampaikan, perihal penghijauan bukan hanya dengan seremonial penanaman pohon. Tetapi bagaimana menjaga tanaman itu tetap tumbuh dan aman. Sebelum penanaman juga, ia meminta agar penanam memahami jenis tanaman.
“Daunnya seperti apa, akarnya seperti apa, rantingnya dan cocoknya di mana serta berkarakter. Tanaman juga harus aman, mengingat Pontianak biasa terkena angin,” terangnya.
Kepala DLH Kota Pontianak Syarif Usmulyono menjelaskan, pada peringatan puncak Hari Lingkungan Hidup Sedunia Kota Pontianak kali ini diluncurkan pula gerakan Ayo Berkelas atau Bersama Kelola Sampah. Agenda ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan hidup bagi OPD maupun masyarakat. Ia berharap, kegiatan itu memberikan inovasi serta motivasi kepada peserta yang hadir sehingga dapat menginformasikan ke pihak terdekat masing-masing.
“Acara ini diikuti seluruh OPD, masyarakat sungai jawi, pihak BUMN, Polsek, Danramil, Komunitas lingkungan hidup di Kota Pontianak,” tutupnya. (prokopim/kominfo)
Inovasi Rumus Bumil Cerdas Antisipasi Ibu Bersalin Risiko Tinggi Akibat Bakteri Mulut
PONTIANAK - Untuk mengatasi angka ibu bersalin risiko tinggi dan bayi dengan berat badan lahir rendah akibat bakteri mulut, UPT Puskesmas Perumnas II Pontianak menghadirkan inovasi Rumus Bumil Cerdas. Inovasi ini terbukti mampu menekan jumlah ibu bersalin risiko tinggi termasuk perdarahan dan lain-lain di wilayah kerja mereka, dari 47 di tahun 2021 menjadi 22 orang di tahun 2022. Sedang jumlah bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, turun dari 27 di 2021 menjadi 14 di 2022.
Inovator Rumus Bumil Cerdas, Amanda Putri menjelaskan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dilakukan secara simultan. Status kebersihan mulut dan pembersihan karang gigi jadi kewajiban. Para ibu hamil juga diberi kartu Giat Bumil (Gigi Sehat Ibu Hamil) dan diedukasi untuk rutin kontrol tiap trisemester kehamilan.
"Ibu hamil dirujuk ke poli gigi untuk pemeriksaan gigi dan mulut. Mereka dicek kondisi plak-nya dengan menggunakan Tri Plaque untuk mengetahui status kesehatan mirobiome di rongga mulut," jelasnya.
Kesehatan gigi dan mulut ibu hamil menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan kesehatan ibu dan anak. Kehamilan menyebabkan perubahan hormon yang meningkatkan risiko terjadinya masalah pada gigi dan mulut. Pada tubuh manusia terdapat 90 persen bakteri yang tinggal sebagai bakteri penunjang kesehatan, namun terdapat 10 persen bakteri oportunitis yang dapat mengganggu kesehatan. Komposisi ini yang disebut sehat atau simbiosis.
"Komposisi yang berubah akan berujung pada terjadinya penyakit. Plasenta ibu hamil memiliki microbiome atau kumpulan bakteri yang salah satunya berasal dari rongga mulut ibu. Oleh karena itu kesehatan rongga mulut ibu hamil mempengaruhi kondisi bayi yang dikandungnya," terangnya.
Salah satu tanda gangguan kesehatan rongga mulut ibu hamil adalah radang gusi atau gingivitis. Jika tidak dirawat, dapat menjadi radang tulang penyangga gigi atau periodontitis.
Data menunjukkan, ibu hamil dengan periodontitis berisiko 60 persen melahirkan bayi prematur, 70 persen melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), dan berisiko terjadi tekanan darah tinggi 2,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil tanpa periodontitis. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pada saat kelahiran.
"Menurut Profil Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019, penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan (1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus) dan infeksi (207 kasus)," katanya.
Untuk itu, inovasi Rumus Bumil Cerdas terus dikembangkan. Harapannya, para ibu hamil mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut menyeluruh, sehingga terhindar dari komplikasi kehamilan dan persalinan serta melahirkan anak-anak yang sehat, cerdas, dan berkualitas.
"Tahun ini, Rumus Bumil Cerdas menambahkan penggunaan MI (Minimal Intervention) varnish yang mengandung fluor yang penting untuk menunjang kesehatan rongga mulut ibu hamil," tutupnya. (*)