,
menampilkan: hasil
Wujudkan KLA, Penuhi Hak Anak
Evaluasi Tim Verifikasi Lapangan
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menerima kunjungan tim verifikasi dan penilaian lapangan Kota Layak Anak (KLA) dari pemerintah pusat. Tim verifikasi dan penilaian lapangan KLA mendatangi beberapa titik penilaian pada fasilitas umum mulai dari Puskesmas Gang Sehat, SDN 34 Pontianak Kota, Pusat Layanan Anak Terpadu (PLAT) Dinas Sosial Kota Pontianak hingga fasilitas umum lainnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono optimis dengan hasil evaluasi tersebut. Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan serta menyelesaikan seluruh permintaan dari syarat KLA. Kendati predikat layak anak di Indonesia masih belum paripurna, namun komitmen dari jajaran Pemkot Pontianak terus berlanjut.
“Regulasi dan pengawasannya kita perkuat. Penunjangnya kita siapkan, seperti lokasi-lokasi aktivitas, harus ramah anak. Kegiatan yang melibatkan anak kita perbanyak, sehingga menumbuhkan koneksi sesama masyarakat untuk perkembangan anak,” ungkapnya usai evaluasi dari tim verifikasi dan penilai di Ruang Rapat Wali Kota, Kamis (22/6/2023).
Selain menyesuaikan keperluan administrasi, menurut Edi yang paling penting adalah menjaga nilai-nilai layak anak di tataran masyarakat. Meminjam istilah pepatah, ibarat memerlukan satu kampung untuk mengasuh satu anak. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh warga Kota Pontianak, khususnya orang tua, agar memenuhi kebutuhan anak dengan baik, utamanya kebutuhan psikologi anak. Pengawasan terhadap anak juga penting dilakukan oleh para orang tua.
“Kota layak anak bukan berarti tanpa masalah anak. Tetapi bagaimana kita membentuk sistem yang baik terhadap setiap persoalan anak, sehingga meminimalisir serta tidak dalam takaran yang jauh. Yang penting sistemnya kita tingkatkan, harapannya kualitas anak turut meningkat,” jelasnya.
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan dan Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Rohika Kurniadi memaparkan, terdapat lima klaster yang menjadi fokus penilaian KLA. Kelima klaster itu adalah pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan seni budaya, hak sipil dan kebebasan, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar dan pendidikan serta perlindungan khusus.
Dari pemantauannya, setiap OPD sudah bekerja dengan baik, walau masih terdapat beberapa hal yang harus dievaluasi. Seperti iklan rokok, kampanye KLA di media sosial dan sarana prasarana penunjang.
“Saya memberikan apresiasi terhadap OPD yang sudah banyak berupaya mewujudkan KLA ini. Pada dasarnya, tidak ada yang benar-benar layak anak di Indonesia. Kita semua dalam tahap menuju ke sana. Karena berbicara anak tidak boleh main-main,” ungkapnya.
Bagaimana hasilnya nanti, lanjut Rohika, akan diumumkan secara serempak pada Selasa (27/6/2023) mendatang. Seperti diketahui, bagi kota yang memenuhi syarat penilaian layak anak akan mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat. Penghargaan itu terbagi menjadi lima kategori, dari yang paling bawah adalah kategori pratama, madya, nindya, utama dan tertinggi adalah layak anak.
Sebelumnya, Kota Pontianak pernah menerima penghargaan KLA kategori Madya dan Pratama. Namun untuk tahun ini, Pemkot Pontianak optimis mencapai predikat Nindya. (kominfo/prokopim)
Warga Antusias Rayakan Hari Bakcang, Edi : Bisa Jadi Daya Tarik Wisata
PONTIANAK - Perayaan Hari Bakcang menjadi tradisi tahunan yang dirayakan masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Bakcang merupakan makanan tradisional masyarakat Tionghoa dan memiliki hari bakcang tersendiri. Makanan dari beras ketan yang diisi daging atau ayam cincang berbumbu ini pertama kali muncul pada zaman Dinasti Zhou. Menurut legenda, bakcang dibuat karena simpati rakyat kepada Qu Yuan yang bunuh diri dengan cara melompat ke sungai Miluo. Saat itu masyarakat melemparkan bakcang ke sungai dengan maksud agar binatang air tidak memakan jasad Qu Yuan dan beralih menyantap bakcang yang dilemparkan.
Di Kota Pontianak, perayaan Hari Bakcang digelar oleh Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Kota Pontianak di atas kapal wisata tepian Sungai Kapuas, Kamis (22/6/2023). Perayaan itu ditandai dengan melempar bakcang ke Sungai Kapuas. Beberapa warga Tionghoa dengan menggunakan perahu motor kecil menyusuri sungai dan mandi di Sungai Kapuas sebagai bagian dari ritual. Tradisi ini dikenal dengan nama tradisi mandi Peh Cun yang dilaksanakan pada tengah hari, dimulai pada pukul 10.00 hingga pukul 12.00 WIB tatkala matahari tepat berada di atas kepala.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono ikut serta melempar bakcang dari atas kapal bersama tamu undangan lainnya. Bakcang yang dilempar ke sungai sesekali disambut oleh warga yang tengah mandi di sungai yang mengitari kapal wisata. Edi mengatakan budaya Tionghoa dalam merayakan Hari Bakcang ini patut dilestarikan sebagai bagian dari khasanah budaya yang ada di Kota Pontianak. Meski budaya ini merupakan budaya lama namun masih dijalankan oleh warga Tionghoa di kota ini.
"Mudah-mudahan budaya ini bisa memberikan inspirasi dan memberikan manfaat terutama menjalin interaksi dan masyarakatnya semakin guyub," ungkapnya.
Tak hanya itu, lanjutnya lagi, perayaan bakcang ini memberikan dampak pada geliat perekonomian di Kota Pontianak. Betapa tidak, warga Tionghoa yang hendak mandi di Sungai Kapuas, beberapa di antaranya ada yang menyewa perahu motor air sebagai transportasi.
"Saya optimis jika budaya ini dikemas dengan baik maka semakin tahun semakin banyak menarik minat masyarakat untuk menyaksikannya, dan bukan tidak mungkin ini bisa menjadi agenda event di Kota Pontianak," imbuh Edi.
Menyaksikan antusias peserta yang meramaikan dengan mandi di sungai dan melempar bakcang, dia berpendapat bahwa tradisi ini bisa menjadi sebuah paket wisata sungai terutama bertepatan perayaan Hari Bakcang.
"Saya optimis ini juga menjadi bagian daya tarik wisata karena sangat menarik minat orang yang menyaksikannya, apalagi tamu-tamu dari luar Pontianak," pungkasnya.
Perayaan Hari Bakcang berasal dari Tiongkok yang usianya sudah mencapai 2.300 tahun. Perayaan ini digelar setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek. Secara umum perayaan Hari Bakcang adalah dengan memakan bakcang. Selain itu, pada perayaan tersebut juga ada tradisi mandi tengah hari. (prokopim)
Kafilah Pontianak Kota Boyong Juara I MTQ Tingkat Kota
Kafilah Kota Pontianak Siapkan Diri Hadapi MTQ Tingkat Kalbar
PONTIANAK - Kafilah Kecamatan Pontianak Kota berhasil meraih Juara I Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXXI Tingkat Kota Pontianak Tahun 2023. Selain itu, Kecamatan Pontianak Timur juga berhasil memboyong Juara I sebagai Penyelenggara Terbaik MTQ XXXI Tingkat Kecamatan se-Kota Pontianak. Pemenang MTQ diumumkan oleh Ketua Dewan Hakim H Muhammad Azman dan Sekretaris Dewan Hakim Abdul Hakim Ibrahim pada saat penutupan MTQ XXXI Tingkat Kota Pontianak di Gedung PCC, Kamis (22/6/2023).
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengapresiasi pelaksanaan MTQ tahun ini. Dia berharap pelaksanaan MTQ terus ditingkatkan kualitas penyelenggaraannya sehingga kegiatan ini dapat membekas di hati masyarakat, baik yang melihat secara langsung maupun menonton melalui media elektronik dan media sosial. Menurutnya, penyelenggaraan MTQ Tingkat Kota Pontianak ini akan menjadi dasar seleksi peserta Kota Pontianak yang akan mengikuti MTQ Tingkat Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) di Kabupaten Sanggau.
"Terus ditingkatkan kualitasnya, nilai yang diraih rata-rata masih diantara 85-92 tapi ada juga yang mendekati nilai 95 ini menjadi tantangan untuk bisa ditingkatkan," ujarnya.
Untuk menghadapi MTQ Tingkat Provinsi Kalbar, dia menambahkan, peserta masih memiliki waktu untuk berlatih meningkatkan kualitasnya melalui pemusatan latihan dengan bimbingan dari Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Pontianak. Regenerasi peserta juga tidak dapat dihindari sehingga Edi meminta agar setiap kecamatan perlu melakukan monitoring tentang potensi di daerahnya masing-masing sehingga kualitas keikutsertaan MTQ semakin lebih baik.
"Seiring dengan perjalanan waktu, ada peserta tahun lalu masih masuk kelas anak-anak sekarang sudah naik kelas ke remaja bahkan kelas dewasa karena bertambahnya umur ini merupakan regenerasi yang tidak bisa kita hindarkan," imbuhnya.
Dia berharap kepada Kafilah Kota Pontianak yang akan mengikuti MTQ Tingkat Provinsi Kalbar nanti bisa meraih hasil yang terbaik sehingga menjadi juara umum.
"Saya yakin peserta pasti punya semangat memperbaiki diri dalam meningkatkan kualitasnya," tuturnya.
Ketua LPTQ Kota Pontianak Mulyadi menilai, perolehan hasil dari penampilan peserta masing-masing kecamatan, ada yang nilai standarnya sudah cukup bagus terutama nilai-nilai di atas 95.
"Tapi banyak juga mereka yang terbaik-terbaik ini nilainya masih di bawah 95, untuk itu kita akan melakukan TC setelah ini dalam rangka meningkatkan yang tadi di bawah 95 bisa naik lagi nilainya, kemudian yang di atas 95 itu bisa lebih baik lagi," terangnya.
Perolehan hasil dari para peserta MTQ Tingkat Kota Pontianak ini akan menjadi bahan evaluasi pihaknya dalam menemukan celah atau sisi lemahnya di mana dari hasil penilaian Dewan Hakim. Kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan oleh peserta akan diperbaiki dengan harapan pada waktu MTQ Tingkat Kalbar di Kabupaten Sanggau nanti bisa mempersembahkan penampilan terbaiknya.
"Kita berkeinginan peserta dari Pontianak bisa mengulang prestasi pada saat MTQ XXIX lalu di Kabupaten Sekadau karena saat itu Kafilah Kota Pontianak paling banyak mendapat terbaiknya dan paling banyak peserta yang dikirim di tingkat nasional," pungkasnya. (prokopim)
Siantan Hilir Wakili Kalbar Lomba Kelurahan Tingkat Regional
PONTIANAK - Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara berhasil lolos dalam seleksi penilaian lomba kelurahan Tingkat Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Keputusan itu diumumkan di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (21/6/2023).
Lurah Siantan Hilir Ade Marheni Dewi menerangkan, sebelum ditetapkan sebagai kelurahan yang mewakili Provinsi Kalbar untuk Lomba Kelurahan Tingkat Regional yang mencakup wilayah Kalimantan - Sulawesi, Kelurahan Siantan Hilir telah melewati beberapa proses tahapan. Mulai dari administrasi, klarifikasi lapangan oleh Tim Penilai hingga tahapan terakhir berupa pemaparan di hadapan dewan juri. Ia menyampaikan ucapan syukur atas capaian ini dan akan berupaya semaksimal mungkin untuk menjadi yang terbaik di tingkat regional nanti.
“Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerjasama dan dukungan warga Kelurahan Siantan Hilir, LPM, PKK, BKM, serta stakeholder terkait lainnya dalam implementasi program-program inovasi kelurahan” ujarnya.
Menurutnya, kelurahan yang dipimpinnya memiliki keunggulan dengan berbagai inovasi di bidang pemerintahan seperti Pemetaan Potensi Berbasis Data Spasial Kewilayahan, pelayanan masyarakat melalui e-Pemerintahan, dan Gerakan Tanggulangi Kemiskinan serta inovasi unggulan di bidang Pemberdayaan Masyarakat berupa optimalisasi pengelolaan lahan gambut melalui Badan Usaha Milik RW (BUM RW).
"Terobosan dan inovasi yang kami lakukan menjadi pertimbangan tim penilai sehingga mengantarkan Kelurahan Siantan Hilir terpilih mewakili Provinsi Kalbar pada Lomba Kelurahan Tingkat Regional yang akan digelar bulan Juli mendatang," sebutnya.
Camat Pontianak Utara Dini Eka Wahyuni menuturkan, terpilihnya Kelurahan Siantan Hilir mewakili Provinsi Kalbar untuk berlaga di Lomba Kelurahan Tingkat Regional, menjadi bukti nyata bahwa inovasi-inovasi dan terobosan kelurahan dinilai layak untuk bersaing dengan kelurahan-kelurahan di tingkat regional Kalimantan - Sulawesi.
"Kita akan berupaya semaksimal mungkin, semoga harapannya Kelurahan Siantan Hilir bisa menjadi juara," imbuhnya. (prokopim)