,
menampilkan: hasil
Potensi Pasar, Edi Dorong Sertifikasi Halal
3.473 Pelaku Usaha Pontianak Bersertifikasi Halal
PONTIANAK - Pemerintah Pusat tengah mendorong pelaku usaha untuk mendaftarkan sertifikat halal. Hal itu diungkap Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian saat rapat bersama seluruh kepala daerah secara daring.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menerangkan, salah satu alasan pentingnya meningkatkan cakupan sertifikat halal karena besarnya potensi pasar dunia dan kebutuhan terhadap produk-produk halal. Ia mengajak pelaku usaha di Kota Pontianak untuk segera mendaftarkan produknya dalam sertifikasi halal.
“Melihat pertumbuhan umat muslim yang tinggi kemudian kebutuhan dunia akan produk-produk halal maka kita diminta untuk mendorong pengusaha agar ikut sertifikasi halal, baik dari produknya hingga petugasnya dengan mengikuti pelatihan,” paparnya usai mengikuti rapat koordinasi, Rabu (5/3/2025).
Dorongan berikutnya khususnya di Indonesia dan Kota Pontianak, mengingat jumlah penganut agama Islam yang rata-rata 80 persen. Dengan mengikuti sertifikasi halal, para pelaku usaha akan mengikuti standar-standar yang telah ditetapkan.
“Selain kelengkapan administrasi, juga dilihat semua aspek produk dan petugasnya. Jadi kita mengikuti standar yang baik,” ungkap Edi.
Menyambung arahan pemerintah pusat, keterlibatan Indonesia masih minim dalam pasar produk halal. Wali Kota meminta dinas terkait agar segera melakukan upaya dalam meningkatkan cakupan sertifikasi halal.
“Karena ini juga ada kaitannya dengan meningkatkan kualitas produk juga, sehingga dengan itu harapannya penjualan ikut meningkat daya beli masyarakat bertumbuh,” sebutnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Pontianak Ibrahim menjelaskan, saat ini terdapat total 3.473 jenis usaha yang telah terdaftar dalam sertifikat halal.
“Di tahun 2023 ada 1.851 yang daftar, tahun 2024 ada 1.509 yang daftar. Sedangkan sejak awal 2025 per tanggal 15 Februari sudah 113 yang daftar,” tuturnya.
Bagi pelaku usaha yang ingin mendaftar dapat mendatangi Kantor Diskumdag Kota Pontianak di Jalan Alianyang atau menunggu petugas gabungan dari BBPOM, Kemenag, IAIN, MUI dan instansi terkait lainnya.
“Dari Diskumdag akan mendampingi dan mendatangi pelaku usaha, ada tim kerjasama dengan BPOM Kemenag, IAIN untuk memberitahukan persyaratan,” imbuhnya.
Ibrahim berharap para pelaku usaha ikut mengajak pelaku usaha lainnya serta saling mengawasi. Pihaknya menargetkan seluruh pelaku usaha mengikuti sertifikasi halal.
“Harapan kita pelaku usaha sekaligus pengawas terhadap yang lain. Mudah-mudahan seluruh pelaku usaha tersertifikasi,” pungkasnya. (kominfo/prokopim)
Efisiensi Anggaran untuk Program Prioritas yang Lebih Menyentuh Masyarakat
PONTIANAK – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak akan menyusun langkah-langkah strategis dalam menghadapi kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan oleh pemerintah pusat. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menerangkan, upaya tersebut dalam rangka untuk memastikan bahwa efisiensi anggaran tidak berdampak terhadap pelayanan publik.
Alokasi anggaran daerah di Kota Pontianak diproyeksikan sebesar Rp600 miliar, dengan tambahan bantuan dari pemerintah pusat senilai Rp1,2 triliun. Namun, kebijakan efisiensi yang dicanangkan oleh pemerintah pusat berpotensi mengurangi jumlah bantuan tersebut. Menanggapi hal ini, Edi menyatakan bahwa efisiensi anggaran bukanlah ancaman, melainkan peluang untuk merealokasikan dana ke program-program yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.
"Kita alihkan anggaran dari kegiatan yang kurang prioritas, seperti perjalanan dinas atau Focus Group Discussion (FGD) yang tidak memberikan dampak signifikan, ke program-program yang langsung menyentuh masyarakat. Misalnya, bidang sosial, ekonomi, kesehatan dan pembangunan infrastruktur," sebutnya, Rabu (5/3/2025).
Ia mencontohkan bahwa anggaran perjalanan dinas yang semula dianggarkan sebesar Rp40 miliar dapat dikurangi hingga 50 persen. Sisa anggaran tersebut kemudian dialihkan untuk mendukung kegiatan yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat.
"Efisiensi ini dilakukan untuk menghindari pemborosan. Kita harus fokus pada manfaatnya bagi masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah," tambahnya.
Selain itu, Edi juga membahas isu pemangkasan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang sempat menjadi perbincangan hangat. Ia berpendapat, beberapa dana memang tidak dipotong tetapi ditunda pencairannya oleh pemerintah pusat.
"Itu adalah kewenangan pusat, kita hanya bisa menyesuaikan dengan kebijakan yang ada," jelasnya.
Terkait aturan ASN yang bekerja tiga hari di kantor dan dua hari secara fleksibel, Edi menyatakan bahwa Pemkot Pontianak hingga saat ini belum menerima surat resmi dari pemerintah pusat.
"Kalau ada bahasa di media tentang aturan baru, kita tunggu surat resminya dulu. Saat ini belum ada arahan formal," tegasnya.
Di sisi lain, Edi juga menyoroti pentingnya penghematan energi di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Ia mengimbau agar setiap pegawai lebih disiplin dalam menggunakan listrik, seperti memastikan lampu dan perangkat elektronik dimatikan saat tidak digunakan.
"Sejak dulu, kita sudah mengajak OPD untuk hemat energi. Banyak hal kecil yang bisa dilakukan, seperti mematikan lampu ruangan sebelum pulang kantor," katanya.
Edi menegaskan bahwa efisiensi anggaran bukan berarti mengurangi kualitas pelayanan kepada masyarakat. Sebaliknya, kebijakan ini bertujuan untuk memprioritaskan penggunaan anggaran pada program-program yang benar-benar dibutuhkan dan memiliki dampak nyata.
"Kita ingin memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Pontianak," tutupnya. (prokopim)
100 Hari Kerja, Edi-Bahasan Fokus Tujuh Program Kesejahteraan Masyarakat
PONTIANAK - Usai dilantik secara resmi di Istana Negara oleh Presiden RI Prabowo Subianto, Kamis (20/2/2025), Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono langsung menuju ke Magelang untuk mengikuti retret di Akademi Militer (Akmil) mulai tanggal 21-28 Februari 2025. Sementara Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan kembali ke Pontianak untuk menjalankan tugas di Pemerintahan Kota Pontianak.
Bahasan mengatakan, setibanya di Pontianak, ia akan mulai menjalankan aktivitasnya selaku Wakil Wali Kota Pontianak, mulai dari menghadiri agenda yang telah tersusun, memimpin rapat dan sebagainya. Meski telah dilantik, ia bersama Wali Kota Pontianak akan fokus menjalankan visi misinya setelah menjalani retret, sebab dirinya juga akan bergabung di Magelang pada 27-28 Februari 2025 mendatang.
“Kami akan mulai bekerja untuk merealisasikan visi misi 100 hari kerja kami setelah menjalani retret nanti supaya lebih fokus,” ujarnya, Jumat (21/2/2025).
Ia menjelaskan, sebagaimana visi misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang telah mereka sampaikan saat kampanye, program 100 hari kerja yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan, dirancang untuk memberikan dampak positif yang cepat dan terukur bagi masyarakat Kota Pontianak.
Menurut Bahasan, program pertama adalah penyediaan makanan bergizi gratis untuk anak sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi bagi balita dan ibu hamil.
“Ini merupakan investasi untuk masa depan generasi yang lebih sehat dan cerdas," jelasnya.
Program kedua, lanjutnya lagi, adalah mewujudkan Universal Health Coverage untuk memastikan seluruh warga Pontianak mendapat akses layanan kesehatan yang memadai, di antaranya melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sementara program ketiga fokus pada pengendalian inflasi untuk menjaga stabilitas ekonomi di Kota Pontianak.
"Kami juga memiliki program penanganan genangan yang akan menjadi role model penanganan drainase kawasan. Program ini menjadi solusi untuk masalah banjir yang kerap meresahkan warga,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota menjelaskan tiga program lainnya meliputi penambahan kuota insentif guru mengaji dan fardhu kifayah, peningkatan insentif operasional RT/RW, serta program penanggulangan penyakit TBC.
"Semua program ini telah kami rancang dengan matang dan akan segera diimplementasikan demi kesejahteraan warga Pontianak," imbuhnya.
Ia menambahkan, meski program tersebut menjadi target 100 hari kerja kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak, namun tidak serta merta tuntas dalam 100 hari karena dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.
“Intinya, begitu kami dilantik dan selesai menjalani retret di Magelang, kami akan langsung bekerja untuk merealisasikan program-program yang menjadi target kami,” kata Bahasan.
Dalam melaksanakan visi misinya, tidak hanya terfokus pada target 100 hari kerja, program tahunan yang harus dituntaskan juga menjadi prioritas mereka.
“Ada 25 program visi misi yang sudah dipersiapkan,” tutupnya
Program-program tersebut fokus utamanya adalah pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan layanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. (prokopim)
Masyarakat dan Wakil Rakyat Awasi Pembangunan
Pj Wako Apresiasi Tingginya Partisipasi Warga dalam Musrenbang Pontianak Utara
 
PONTIANAK - Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Edi Suryanto mengapresiasi tingginya antusiasme warga Kecamatan Pontianak Utara dalam mengikuti Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RKPD Tahun Anggaran 2026 yang digelar di Aula CU Pancur Kasih Pontianak Utara, Rabu (19/2/2025).
"Dari enam kecamatan seluruhnya, ini merupakan hari terakhir dan pesertanya paling banyak. Ini menunjukkan betapa antusiasnya warga masyarakat di Pontianak Utara untuk ikut memikirkan usulan pembangunan," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Edi menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mengawal pembangunan. Tercatat sebanyak 253 usulan prioritas yang diajukan dalam Musrenbang tingkat kecamatan ini. Ia meminta masyarakat untuk mencatat dan mengingat usulan-usulan yang telah disepakati agar dapat memastikan realisasinya pada tahun 2026.
"Pemerintah sendirian saja tidak cukup. Masyarakat harus ikut mengawasi proses pembangunan bersama wakil-wakil rakyat, anggota DPRD Dapil Wilayah Pontianak Utara," tegasnya.
Edi juga mengapresiasi hasil Musrenbang tingkat kelurahan yang telah merata di tiga bidang, yakni kesejahteraan masyarakat, infrastruktur dan ekonomi SDM. Ia menambahkan bahwa meskipun indikator pembangunan Kota Pontianak secara umum sudah bagus, namun masih ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, seperti penanganan lokasi genangan.
"Kita harus mulai mengantisipasi dari sekarang. Saya mengajak masyarakat untuk membiasakan kerja bakti secara rutin, minimal tiga bulan sekali, agar masalah genangan bisa teratasi," ujarnya.
Terkait pengembangan wilayah, Edi menyarankan agar fokus pada potensi pertanian dan perkebunan sayur yang menjadi andalan Pontianak Utara.
"Anggaran Pemkot yang terbatas akan kita gunakan untuk mengembangkan sektor tersebut agar hasilnya bisa lebih tepat dan maksimal," pungkasnya. (prokopim)
 
			