,
menampilkan: hasil
Wawako Paparkan Upaya Pemkot Pontianak Turunkan Stunting
PONTIANAK - Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terus berupaya menurunkan angka stunting sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 bahwa stunting pada balita harus diturunkan sampai dengan angka 14 persen pada tahun 2024.
Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan mengatakan, sebagaimana RPJMN tersebut, Pemkot Pontianak menargetkan penurunan prevalensi stunting balita menjadi 14 persen di tahun 2024 yang tertuang dalam RPJMD. Untuk mewujudkannya, berbagai langkah yang dilakukan oleh Pemkot Pontianak.
“Antara lain ditetapkannya Peraturan Wali Kota Pontianak Nomor 18 Tahun 2022 tentang percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kota Pontianak, penyusunan rencana aksi percepatan penurunan stunting sebagai bagian dari implementasi aksi konvergensi penurunan stunting,” ujarnya saat membuka review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan penurunan stunting selama setahun terakhir di Aula Rohana Muthalib Kantor Bappeda Kota Pontianak, Jumat (15/12/2023).
Kemudian, lanjut Bahasan, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dibentuk mulai dari tingkat kota hingga kelurahan. Selain itu, rembuk stunting tingkat kota dan kecamatan rutin digelar. Tim pendamping keluarga juga dikerahkan ke lapangan untuk pendampingan keluarga berisiko stunting.
“Tak kalah pentingnya, program-program dengan sasaran seribu hari pertama kehidupan dengan keterlibatan pentahelix pemangku kepentingan antara lain organisasi masyarakat seperti PKK, CSR perusahaan, media massa dan akademisi,” ungkapnya.
Bahasan menambahkan, selain upaya tersebut di atas, Pemkot Pontianak juga menginisiasi hadirnya inovasi intervensi spesifik yang dikembangkan dalam rangka penurunan stunting. Intervensi spesifik ini mencakup antara lain pelayanan kesehatan terpadu bagi calon pengantin, pelayanan kesehatan bagi remaja putri untuk mencegah anemia sejak dini melalui pemberian tablet tambah darah, pendampingan ibu hamil oleh tenaga kesehatan dan kader dengan pemberian beras Fortivit dan sebagainya.
Selanjutnya, intervensi sensitif juga menjadi bagian dari upaya percepatan penurunan stunting. Di antaranya penanganan daerah rawan pangan dengan pemberian bahan pangan pokok bagi keluarga yang memiliki balita dengan masalah gizi, perbaikan sanitasi dan rumah tak layak huni, sambungan air bersih serta kampung keluarga berkualitas dengan dapur sehat atasi stunting.
“Kita juga sudah memiliki sistem manajemen data stunting digital bersifat mobile dan dapat diakses oleh berbagai perangkat, yakni Pontianak Zero Stunting (PAZTI),” tutupnya. (prokopim)
Pemkot Kebut Target Penurunan Stunting
PONTIANAK – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak terus melakukan pembaharuan terhadap status stunting. Di tahun 2023, terjadi penurunan angka stunting di Kota Pontianak. Berbagai upaya masih dilaksanakan, mulai dari pendataan secara masif maupun intervensi gizi bayi.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak, Multi Juto Bhatarendro mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bahu-membahu menurunkan angka stunting.
“Target kita di tahun depan, stunting turun menjadi 14 persen, sesuai target nasional lewat RPJMN 2020-2024. Untuk mencapainya diperlukan kerjasama seluruh elemen,” ungkapnya usai Rapat Koordinasi (Rakor) Monitoring dan Evaluasi (Monev) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pontianak di Hotel Harris Jalan Gajah Mada, Rabu (6/12/2023).
Mulai dari kecamatan, kelurahan dan puskesmas yang tergabung dalam TPPS Kota Pontianak senantiasa turun melakukan monitoring terhadap perkembangan balita. Bukan hanya itu, pendidikan terhadap calon pengantin (catin) pun dilakukan. Multi menerangkan, berbagai inovasi masyarakat bermunculan seiring dengan upaya lintas sektor.
“Setiap tahun targetnya harus turun lima persen. Di tahun ini, berkat kerjasama lintas sektoral mulai dari TNI, Polri, swasta, perguruan tinggi sampai media massa, angka stunting terjadi penurunan,” katanya.
Koordinator Bidang Pelayanan Intervensi Spesifik dan Sensitif TPPS Kota Pontianak, Saptiko menerangkan, upaya prioritas kedepan adalah penimbangan dan imunisasi dasar lengkap pada balita. Intervensi spesifik kepada sasaran prioritas. Ia memaparkan, terdapat 13 intervensi spesifik yang sedang berjalan.
“OPD terkait seperti Dinas Sosial, DP2KBP3A, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dan Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DPPP) mengampu kerja sesuai fungsi,” terangnya, yang juga selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak.
Saptiko menambahkan, keluarga yang berisiko stunting akan mendapat pendampingan secara serius. Pemkot Pontianak juga akan melakukan pengawasan terhadap air dan sanitasi di lingkungan masyarakat Kota Pontianak yang teridentifikasi stunting.
“Keluarga berisiko stunting juga akan memperoleh bantuan seperti konsumsi ikan,” tutupnya. (kominfo)
Peran Komunitas Masyarakat Penting Tekan Angka HIV
Peran Komunitas Masyarakat Penting Tekan Angka HIV
PONTIANAK – Hari AIDS Sedunia di Kota Pontianak diperingati dengan karnaval yang diikuti masyarakat serta komunitas peduli HIV/AIDS di Kota Pontianak. Berbagai rangkaian acara digelar oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pontianak seperti lomba video reels, seminar anti stigma, jalan sehat sampai tes HIV/AIDS. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak Saptiko menjelaskan, pelayanan prioritas selalu diberikan kepada warga yang mengidap virus HIV/AIDS seperti pengobatan BPJS.
“Dukungan selalu kita berikan, baik terhadap penderita maupun keluarganya,” katanya usai membuka Peringatan Hari AIDS Sedunia Kota Pontianak, di halaman Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pontianak Jalan Ahmad Yani, Minggu (3/12/2023).
Menurut Saptiko, cara paling tepat untuk menurunkan angka tertular virus HIV/AIDS adalah dengan penyuluhan berkala kepada masyarakat. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk saling mengingatkan orang-orang terdekat. Kemudian langkah lainnya yang tidak kalah penting adalah skrining atau pemeriksaan. Khususnya untuk ibu hamil, apabila tidak ingin anak yang lahir tertular virus, segera diminta diperiksakan untuk mendapat penanganan.
“Periksa apakah ada virus itu dalam tubuh kita. Itu lebih bagus. Kalau negatif, kita fokus pencegahan. Kalau positif, itu bisa ditangani, dengan tidak menularkan dan kita bisa hidup seperti biasa,” imbuhnya.
Saptiko menuturkan, berbeda dengan penanganan pada tahun 2001 saat awal mula program pemberantasan HIV/AIDS dimulai, kini program-program penanganan HIV/AIDS sudah lebih mutakhir. Bahkan ia menjelaskan, beberapa kasus individu yang tertular dapat menikah dan memiliki anak tanpa menularkan virus.
“Semua itu sudah ada programnya. Kini sudah canggih dan lengkap, tetapi perlu minum obat seumur hidup,” ungkapnya.
Bentuk dukungan kepada warga tertular HIV/AIDS pun kini dinilai Saptiko sudah sangat baik. Tidak ada diskriminasi dan tindakan yang dilakukan berdasarkan rasa takut berlebihan kepada pengidap.
“Dulu itu kasur tempat pengidap HIV/AIDS setelah digunakan langsung dibakar. Itu diskriminasi, tapi sekarang tidak. Itu membuktikan dukungan kita semakin kuat kepada pengidap,” paparnya. (kominfo/prokopim)
Posyandu Terima Bantuan 96 Alat Permainan Edukatif
Dukung Tumbuh Kembang Anak Cegah Stunting
PONTIANAK – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menyerahkan sejumlah 96 Alat Permainan Edukatif (APE) secara simbolis untuk kemudian disebar ke seluruh kecamatan se-Kota Pontianak. Penyerahan dilakukan oleh Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan kepada lima petugas posyandu perwakilan dari masing-masing kecamatan. Kelima petugas itu adalah Maya dari Kecamatan Pontianak Kota, Ruslawati dari Kecamatan Pontianak Selatan, Nur Aini dari Kecamatan Pontianak Tenggara, Leili dari Kecamatan Pontianak Barat dan Agustinah dari Kecamatan Pontianak Timur.
“Di Pontianak Kota ada enam, Pontianak Selatan ada 15, Pontianak Tenggara 16, Pontianak Barat 31 dan Pontianak Timur ada 28,” tutur Bahasan usai penyerahan secara simbolis, di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Wali Kota, Rabu (29/11/2023).
APE adalah alat permainan yang dapat merangsang kreativitas balita, sehingga mengoptimalkan perkembangan otaknya. Adapun beberapa jenis APE seperti puzzle, balok, kartu sampai boneka jari. Bahasan berharap dengan penyerahan ini, seluruh balita di Pontianak memiliki tumbuh kembang otak yang maksimal.
“Yang akhirnya akan memacu nafsu makan, diiringi dengan konsumsi nutrisi dan gizi yang tepat, semoga terhindar dari stunting. Ini juga upaya kita untuk menurunkan angka stunting,” paparnya.
Keberadaan Posyandu di setiap titik kelurahan sangat penting dalam upaya menekan angka stunting. Bahasan ingin, sarana dan prasarana Posyandu harus memadai dan tepat guna. Ia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada kader Posyandu yang telah turut serta berjibaku membantu Pemkot Pontianak menurunkan angka stunting.
“Semoga APE membantu stimulasi tumbuh kembang bayi dan balita,” tutupnya. (kominfo/prokopim)