,
menampilkan: hasil
Kembangkan Minat Baca Sejak Dini, Disperpusip Gelar Lomba dan Bazar Buku
Bazar Buku Libatkan Penerbit Lokal
PONTIANAK – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Pontianak sukses menggelar acara Lomba Bercerita tingkat SD sederajat kelas 4 dan 5 serta Bazar Buku yang dilaksanakan di lantai dua gedung Ayani Megamal. Alfarabi Rasendriya Islami, siswa kelas 4 SD Muhammadiyah 2, keluar sebagai juara pertama Lomba Bercerita, disusul juara kedua yaitu Ryan Mindo Gilbert Sidabutar dari SD Immanuel dan Syarifah Faizah dari SD Bawamai sebagai juara ketiga.
Kadisperpusip Kota Pontianak Rendrayani menuturkan, lomba dan bazar buku digelar dalam waktu dua hari yakni dari tanggal 18-19 Mei, dengan tujuan untuk melatih kepercayaan diri anak-anak dalam menuturkan cerita. Khusus bazar buku, ada harga diskon untuk setiap pembelian.
“Ada 40 peserta lomba bercerita yang ikut. Kita ingin menarik minat dan menumbuhkembangkan kegemaran membaca anak terhadap buku-buku cerita budaya daerah,” tutur Ririn, sapaan karibnya, usai menyerahkan hadiah pemenang lomba, Minggu (19/5/2024) malam.
Selain menggelar lomba, Disperpusip juga menggandeng penerbit dan komunitas literasi dalam rangka Hari Buku Nasional 2024. Ririn menambahkan, pihaknya ingin mengenalkan penerbit lokal yang telah mencetak buku dengan konten lokal. Ada tiga penerbit lokal yang berpartisipasi pada bazar buku tersebut, yaitu Penerbit Enggang Media, Penerbit Pustaka Cerlang dan Penerbit Tom’s Book.
“Sehingga lebih dikenal oleh masyarakat. Kemudian tidak lupa partisipasi komunitas pegiat literasi,” imbuhnya.
Ririn mengajak para guru untuk dapat membuat peserta didik terus merindukan buku dan senang belajar. Dengan demikian, generasi selanjutnya dapat tercerdaskan. Hal itu tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Dalam UU tersebut dijelaskan upaya pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui gemar membaca.
“Pertama, keluarga difasilitasi pemerintah daerah melalui buku murah dan berkualitas, kemudian mengembangkan perpustakaan hingga penyediaan sarana perpustakaan di tempat umum. Ketiganya terus dilaksanakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak lewat Disperpusip,” ungkap Ririn.
Lomba bercerita juga menjadi cara Pemkot Pontianak mencerdaskan kehidupan bangsa. Bagi pemenang, Ririn harap tidak berhenti di situ saja. Sedangkan bagi yang belum menang, masih ada kesempatan lain.
“Bagi pemenang, saya ucapkan selamat, jangan cepat puas dan teruslah berkompetisi. Sedangkan bagi yang kalah jangan putus asa, yang penting tetap berusaha,” tutupnya. (kominfo)
40 Peserta Ramaikan Lomba Bercerita SD/MI se Pontianak
Disperpusip Pontianak Rayakan Hari Buku Nasional dengan Lomba Bercerita
PONTIANAK – Sebanyak 40 peserta dari SD/MI se Pontianak meramaikan lomba bercerita yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pontianak, di depan Gramedia Ayani Megamall Pontianak, 18-19 Mei 2024. Mereka membawakan cerita-cerita daerah dan merayakan Hari Buku Nasional bersama.
“Lomba bercerita ini merupakan upaya pengembangan dan pembudayaan kegemaran membaca dan menulis di kalangan anak-anak,” kata Kadisperpusip Pontianak, Rendrayani yang mewakili Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian ketika membuka kegiatan.
Rendrayani menjelaskan, upaya itu bertujuan dua hal. Pertama, memantik minat dan menumbuhkembangkan kegemaran membaca anak terhadap buku-buku cerita budaya daerah. Terutama yang mengedepankan nilai-nilai pendidikan, budi pekerti keberadaban, kemanusiaan, tidak diskriminatif, dan antikekerasan.
“Kedua, menumbuhkan kecintaan akan budaya nasional, yang berakar dari kecintaan pada kebudayaan khas daerah,” sebutnya.
Semua untuk mencapai tujuan jangka panjang, yakni agar mereka menjadi generasi muda yang cerdas, kuat, dan bermartabat sesuai nilai-nilai falsafah pancasila. Namun hal itu tak bisa berjalan tanpa lingkungan yang mendukung.
“Saya minta kepada para guru pendamping agar sejak awal mempersiapkan anak didiknya yang memiliki potensi untuk didorong, dilatih sehingga pada waktunya siap tampil mengikuti kegiatan sejenis ini,” jabarnya.
Tidak hanya para guru, ia meminta sekolah menata dan mengelola perpustakaan dengan baik. Sarana dan prasarana harus dimanfaatkan maksimal. Rendrayani pun memastikan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pontianak siap bekerja sama.
Selain lomba bercerita, agenda ini dimeriahkan dengan bazar buku yang diikuti sejumlah penerbit dan gelar wicara dari para penggiat literasi. Mereka yang terlibat adalah penerbit Gramedia, penerbit Enggang Media, Kopermekha Bekate, penerbit Erlangga, penerbit Pustaka Cerlang, Forum Taman Bacaan Masyarakat Kalbar (FTBM Kalbar), penerbit Tiga Serangkai, CV. Khalista, dan penerbit Tom's Book.
Kerja sama berbagai pihak ini merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Apalagi di dalam undang-undang tentang perpustakaan, telah dijabarkan berbagai cara yang dapat dilakukan.
Salah satunya pembudayaan gemar membaca melalui tiga jalur utama. Pertama, keluarga yang difasilitasi pemerintah daerah melalui buku murah dan berkualitas. Kedua, satuan pendidikan dengan mengembangkan serta memanfaatkan perpustakaan sebagai proses pembelajaran. Ketiga, masyarakat dengan penyediaan sarana perpustakaan di tempat umum yang mudah dijangkau, murah dan bermutu.
“Pembudayaan gemar membaca yang pemerintah lakukan, salah satunya melalui lomba bercerita dan bazar buku ini,” tutupnya. (*)
Pj Wali Kota Imbau Sekolah Gelar Acara Perpisahan Secara Sederhana
PONTIANAK – Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengimbau sekolah-sekolah khususnya SD dan SMP di Kota Pontianak untuk menggelar acara perpisahan secara sederhana. Imbauan itu tercantum dalam Surat Edaran (SE) Wali Kota dengan nomor 400.3.5/28/Disdikbud/2024 tentang Pelaksanaan Perpisahan Sekolah Tahun Ajaran 2023/2024.
“Perpisahan itu lebih baik digelar sederhana, agar memberi kesan baik untuk masa depan anak, dikenang baik dan positif dan paling utama tidak membebani orang tua murid,” ujarnya, di Kantor Wali Kota, Selasa (14/5/2024).
Poin selanjutnya di dalam SE tersebut, Ani Sofian juga meminta pelaksanaan perpisahan sekolah tidak dikoordinir dalam bentuk kepanitiaan yang melibatkan kepala sekolah, guru dan tenaga pendidik lainnya.
“Jadi murni kreativitas anak murid ataupun orang tua, tanpa melibatkan pihak sekolah mulai dari kepala sekolah, guru dan tenaga pendidik,” terang Pj Wali Kota.
Kemudian, dia juga melarang SD dan SMP se-Kota Pontianak mengadakan tur ke luar kota dalam rangka perpisahan sekolah. SE ini dibuat atas dasar Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor 44 tahun 2016 tentang pungutan biaya pendidikan.
“Selanjutnya atas dasar Permendikbud nomor 75 tahun 2016 tentang Komite Sekolah, dan imbauan Gubernur Kalimantan Barat,” sebutnya.
Ani Sofian menekankan agar kepala sekolah bertanggung jawab dalam pembinaan, bukan hanya kepada guru-guru tetapi juga kepada siswa.
“Setiap momentum yang mengumpulkan orang tua juga harus diberi pemahaman para orang tua ini supaya di luar sekolah harus menjaga sikap anak-anaknya, jadi kalau ada hal yang kurang wajar orang tuanya harus bertindak,” pungkasnya. (kominfo)
Hardiknas Momentum Dorong Peningkatan Kualitas SDM
PONTIANAK – Momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dimaknai Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian sebagai dorongan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kota Pontianak. Upaya meningkatkan SDM terus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak lewat pengembangan dunia pendidikan dengan berbagai cara, mulai dari memperbaiki infrastruktur sampai penambahan jumlah tenaga pendidik.
“Di Hardiknas kita berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kita ingin memotivasi belajar, bukan hanya murid tetapi juga para guru,” tuturnya, usai mengikuti Apel Peringatan Hardiknas, di Halaman Kantor Wali Kota, Kamis (2/5/2024).
Penambahan jumlah guru ditandai dengan perekrutan CASN untuk Pemkot Pontianak di tahun 2024. Ani Sofian menerangkan, terdapat 271 formasi tenaga pendidik yang disediakan. Kendati kebutuhan akan guru masih tinggi, penerimaan CASN formasi guru ini, lanjutnya, masih menyesuaikan kemampuan keuangan daerah.
“Ketika kebutuhan tinggi tetapi kemampuan keuangan daerah tidak dapat membayar, ini yang harus terus kita cari solusinya,” ujarnya.
Ani Sofian mengajak seluruh guru dan siswa agar terus termotivasi untuk mengikuti kompetisi di tingkat nasional maupun internasional. Bibit pendidikan yang baik harus dimulai dari jiwa bersaing sehat yang tinggi.
“Kita latih anak didik untuk berkompetisi secara sehat, jadi semuanya terbiasa meraih target serta berlatih,” ungkapnya.
Proses peningkatan SDM Kota Pontianak bukan tanpa tantangan. Kurangnya tenaga pendidik serta kondisi pasca pandemi covid tiga tahun belakangan, membuat rintangan baru. Digitalisasi yang masif menuntut tenaga pendidik harus melek teknologi.
“Jadi guru pun juga harus banyak belajar, metodologi mengajar yang kekinian agar materi mudah dipahami, tantangan kita bersama juga bagaimana anak-anak cinta dengan belajar, baik di sekolah serta di manapun,” sebut Pj Wali Kota.
Peringatan Hardiknas tahun 2024 mengusung tema ‘Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar’. Ani Sofian menilai, kreativitas anak murid lebih ditonjolkan dengan Kurikulum Merdeka Belajar, di mana mereka akan fokus terhadap minat dan mengembangkan potensi diri. Pemkot Pontianak sendiri sudah menjalankan program Gerakan Seniman Masuk Sekolah atau GSMS untuk mengembangkan potensi seni seluruh siswa.
“Merdeka Belajar sudah berhasil mengakselerasi perubahan dan perbaikan, kita merasakannya dengan pergerakan secara gotong royong, anak-anak Indonesia harus berani bermimpi dan mencoba hal baru,” tutupnya. (kominfo/prokopim)