,
menampilkan: hasil
FPK Kecamatan se-Kota Pontianak Resmi Dikukuhkan, Wali Kota Ajak Jaga Keharmonisan
PONTIANAK — Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono secara resmi mengukuhkan kepengurusan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) tingkat kecamatan se-Kota Pontianak periode 2025–2029 di Aula Rumah Jabatan Wali Kota, Sabtu (2/8/2025). 
Pelantikan yang dihadiri oleh jajaran Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta perwakilan organisasi kemasyarakatan ini menandai komitmen kuat Pemerintah Kota Pontianak dalam memperkuat nilai-nilai persatuan dalam bingkai kebhinekaan.
Edi menekankan pentingnya peran FPK sebagai wadah strategis untuk memelihara keharmonisan sosial di tengah keberagaman masyarakat Pontianak yang multikultural.
“Mari bersama-sama menjaga keharmonisan, memperkuat pembauran antar suku, agama dan budaya. Kota Pontianak adalah rumah besar bagi kita semua,” ujarnya.
Ia memaparkan data terbaru jumlah penduduk Kota Pontianak per Juli 2025 yang mencapai 687.440 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 532.650 jiwa atau sekitar 77 persen penduduk mencantumkan agama Islam dalam data kependudukan. Diikuti oleh pemeluk agama Buddha sebanyak 76.150 jiwa, Katolik 40.949 jiwa, Kristen 33.384 jiwa, Hindu 33 jiwa, dan penganut kepercayaan sebanyak 6 jiwa.
“Ini mencerminkan bahwa Kota Pontianak sangat majemuk, baik dari sisi agama maupun suku bangsa. Semuanya hidup berdampingan secara harmonis,” ucap Edi.
Ia juga menyebutkan bahwa sebagian besar penduduk Pontianak berasal dari beragam latar belakang suku seperti Melayu, Tionghoa, Jawa, Madura, Dayak, dan lainnya. Ia mencontohkan dirinya sendiri yang berasal dari campuran Jawa, Sambas dan Sintang.
Kepada para pengurus FPK yang baru dilantik, Edi berpesan agar mereka menjadi motor penggerak dalam menciptakan ruang dialog dan kerja sama antarkelompok masyarakat.
“FPK harus hadir sebagai jembatan yang memperkuat integrasi sosial, mencegah konflik, serta memperkokoh rasa kebangsaan,” pesannya.
Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Pontianak, Hendri Pangestu Lim, mengapresiasi pengukuhan pengurus FPK tingkat kecamatan yang dilakukan langsung oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono.
Menurut Hendri, pengukuhan ini menjadi wujud nyata komitmen Pemerintah Kota Pontianak dalam memperkuat peran FPK sebagai mitra strategis pemerintah dalam menjaga kerukunan antarwarga dan mencegah potensi konflik sosial di masyarakat.
“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Wali Kota yang secara langsung mengukuhkan seluruh pengurus FPK di enam kecamatan. Ini menunjukkan bahwa beliau benar-benar memperhatikan dan mendukung penuh keberadaan FPK,” ungkapnya.
Ia menekankan pentingnya para pengurus FPK kecamatan untuk segera aktif dan turun ke lapangan, menjalin kedekatan dengan tokoh masyarakat, RT, dan warga setempat.
“FPK adalah perpanjangan tangan dari pemerintah. Oleh karena itu, visi-misi Wali Kota harus menjadi semangat kita bersama untuk digerakkan secara cepat dan tanggap,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Hendri juga menyampaikan harapan agar ke depan dukungan anggaran bagi forum-forum kebangsaan dapat lebih merata dan setara.
“FPK Kota Pontianak saat ini memiliki lebih dari 150 personel aktif. Jika memungkinkan, kami ingin memperluas pembentukan FPK hingga ke tingkat kelurahan,” tutupnya.
Kegiatan pelantikan ini juga dirangkaikan dengan dialog kebangsaan dan penyerahan simbolis SK kepada para ketua FPK tingkat kecamatan. Dengan pengukuhan ini, diharapkan koordinasi dan program kerja FPK di tingkat kecamatan dapat berjalan optimal dalam memperkuat persatuan dan kesatuan di Kota Pontianak. (prokopim)
Aksi GOW Pontianak Berbagi di Ponpes As Sajdah Makkiyah
Salurkan Bantuan dari Para Donatur
PONTIANAK – Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Pontianak menggelar kegiatan sosial berupa kunjungan atau anjangsana ke Pondok Pesantren Modern As Sajdah Makkiyah Kelurahan Batu Layang Kecamatan Pontianak Utara, Minggu (20/7/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan mental dan kesehatan yang rutin dilaksanakan GOW, sebagai wadah dari berbagai organisasi perempuan di Kota Pontianak.
Ketua GOW Kota Pontianak Norhasanah Bahasan menerangkan, kunjungan tersebut membawa berbagai bentuk bantuan, seperti uang santunan, paket sembako, perlengkapan mandi serta kebutuhan harian lainnya yang diperuntukkan bagi para santri di pesantren tersebut.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menanamkan semangat berbagi di kalangan anggota GOW dan masyarakat luas. Selain sebagai bentuk kepedulian sosial, kegiatan ini juga bertujuan mempererat tali silaturahmi serta memberikan motivasi kepada para santri agar tetap semangat dalam menuntut ilmu,” ujarnya.
Norhasanah mengapresiasi keberadaan pondok pesantren yang dinilainya memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi bangsa. Ia menyoroti bagaimana sebuah lembaga pendidikan bisa berkembang dengan modal niat baik dan keikhlasan.
“Pesantren ini tumbuh dari nol, namun dengan niat yang tulus dan semangat yang besar, mampu mencetak banyak santri yang ingin belajar dan maju. Ini luar biasa dan patut menjadi inspirasi,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya kebersihan dan kerapian di lingkungan pesantren sebagai cerminan karakter santri yang disiplin. Untuk itu, dalam kunjungan tersebut, GOW turut membawa relawan, termasuk seorang pemangkas rambut, untuk membantu merapikan penampilan para santri.
“Pesantren identik dengan kebersihan. Rambut panjang pun harus dirapikan agar tetap nyaman dan rapi dalam beribadah maupun belajar,” jelasnya.
Norhasanah juga berpesan kepada para santri untuk tidak hanya menuntut ilmu, tetapi juga mencari keberkahan dari proses belajar di pesantren. Menurutnya, keberhasilan seorang santri bukan hanya dari kecerdasan, tetapi juga dari doa dan barokah yang menyertainya.
“Biasanya, anak yang rajin di pondok, kelak akan jadi anak yang sukses. Karena ada barokah dari doa para ustadz setiap malam untuk para santrinya. Itu yang tidak boleh dilupakan,” pesannya.
Ia berharap agar Pondok Pesantren As Sajdah Makkiyah terus berkembang dan menjadi tempat yang mampu mencetak generasi emas yang unggul, baik untuk Kota Pontianak maupun bangsa Indonesia.
“Kami doakan pondok ini semakin maju, sukses, dan selalu diberkahi Allah, SWT. Terima kasih atas penyambutan yang luar biasa, dan semoga kita semua diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah kita,” imbuhnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Modern As Sajdah Makkiyah, Usman menyambut kehadiran para ibu-ibu dari GOW Kota Pontianak. Ia menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kunjungan GOW ke pesantren yang baru memasuki tahun keempat tersebut.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesediaan ibu-ibu dari GOW Kota Pontianak yang telah hadir di pondok ini. Kami merasa sangat dihargai dan diberi semangat,” tuturnya.
Ia juga mengapresiasi sumbangan dari GOW Kota Pontianak yang diberikan untuk para santri. Kunjungan ini menjadi bukti nyata kepedulian GOW Kota Pontianak terhadap pendidikan dan pembinaan generasi muda, khususnya di lingkungan pondok pesantren ini.
“Insya Allah nanti akan kami bantu memasakkan agar para santri bisa menikmatinya bersama,” ucapnya.
Usman menambahkan, saat ini jumlah santri yang mukim cukup beragam, baik dari latar belakang keluarga mampu, kurang mampu, hingga anak-anak yatim.
“Sebagian santri merupakan yatim sesuai syariat, karena ditinggal wafat oleh ayahnya, bahkan sejak dalam kandungan. Ada juga yang kami sebut sebagai yatim sosial, yakni anak-anak yang ditinggal atau tak pernah diasuh oleh kedua orang tuanya,” sebutnya.
Menurut Ustaz Usman, konsep ‘yatim sosial’ tersebut juga pernah dijelaskan oleh tokoh intelektual Islam, Gus Emha Ainun Najib.
“Mereka semua kami terima, dan sebagian kami beri beasiswa penuh,” lanjutnya.
Pesantren Modern As Sajdah Makkiyah memiliki fokus utama pada pengajaran ilmu agama dan bahasa. Program unggulannya mencakup pengkajian kitab kuning, penguasaan bahasa Arab, serta pembelajaran bahasa Inggris. Bahasa Inggris diajarkan setelah para santri menguasai kitab kuning dan bahasa Arab terlebih dahulu. Baru kemudian ada guru khusus untuk membina mereka dalam bahasa Inggris.
“Saat ini, para santri berasal dari berbagai angkatan, mulai dari yang baru masuk, hingga yang sudah menempuh pendidikan selama tiga tahun,” pungkasnya. (*)
Pemkot Pontianak Gerak Cepat Bantu Korban Kebakaran di Paris 2
PONTIANAK – Pemerintah Kota Pontianak bergerak cepat merespon musibah kebakaran yang menghanguskan tiga rumah di Jalan Parit H Husin 2 Gang Khalifah, Jumat (11/7/2025) sore. Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB itu berdampak pada tujuh kepala keluarga dengan total 26 jiwa.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, langsung meninjau lokasi kebakaran pada Sabtu (12/7/2025) pagi untuk memastikan penanganan korban berjalan baik.
“Hari ini kita ke lokasi musibah kebakaran yang terjadi kemarin. Ada 3 rumah, 7 kepala keluarga, dan 26 orang yang terdampak,” katanya saat meninjau puing-puing bangunan yang tersisa.
Pemkot melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pontianak telah menyalurkan bantuan darurat, mulai dari kebutuhan pokok, makanan siap saji, hingga bantuan logistik lainnya.
“Bantuan segera disalurkan agar korban bisa bertahan hidup, terutama di hari-hari pertama pascakebakaran. Kami juga tengah menyiapkan langkah-langkah pemulihan jangka pendek,” ujarnya.
Untuk sementara waktu, para korban mengungsi di rumah kerabat atau tetangga sekitar lokasi.
Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan, namun dugaan sementara mengarah pada korsleting listrik. Wali Kota pun mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada dan rutin memeriksa instalasi listrik, terlebih di kawasan padat penduduk yang bangunannya masih didominasi material kayu.
“Rata-rata di sini rumah semi permanen, banyak material mudah terbakar. Kami terus mengimbau warga agar lebih berhati-hati dan tidak mengabaikan potensi kebakaran,” tambah Edi.
Selain itu, Wali Kota juga menyerahkan dokumen kependudukan berupa Kartu Keluarga sebanyak 7 KK dan 14 KTP-elektronik kepada korban kebakaran.
Kepala Dinas Sosial Kota Pontianak, Trisnawati, menyampaikan bahwa pihaknya telah mendata seluruh korban untuk memastikan setiap kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Bantuan berupa paket sandang, pangan, dan lainnya telah didistribusikan sejak hari kejadian.
“Kami berkoordinasi dengan BPBD dan PMI untuk memastikan bantuan cepat sampai ke tangan korban. Saat ini mereka mengungsi di rumah keluarga terdekat, dan kami juga sedang menyiapkan dukungan lanjutan jika dibutuhkan,” pungkasnya.
Pemerintah Kota Pontianak juga akan memperkuat sosialisasi pencegahan kebakaran dan menyiagakan petugas di wilayah rawan, sebagai bagian dari langkah antisipatif menghadapi musim kemarau. (prokopim)
Kemensos Gelontorkan Bansos bagi Komunitas Budaya dan Siaga Bencana di Pontianak
Wako Apresiasi Perhatian Pemerintah Pusat terhadap Budaya Lokal
PONTIANAK – Kementerian Sosial (Kemensos) RI menyalurkan bantuan sosial (bansos) untuk penguatan ekonomi dan pelestarian budaya lokal di Kota Pontianak. Bantuan berupa uang tunai tersebut diberikan kepada kelompok masyarakat lokal yang selama ini aktif dalam bidang seni dan budaya, UMKM, serta siaga bencana berbasis komunitas.
Staf Khusus Menteri Bidang Pemberdayaan dan Penanganan Fakir Miskin (PFM), Ishaq Zubaedi Roqib menerangkan, program dari pemerintah pusat ini merupakan bentuk kehadiran negara dalam memperkuat ketahanan sosial masyarakat berbasis potensi lokal.
“Program ini kami desain agar mampu mengangkat potensi budaya dan ekonomi lokal menjadi kekuatan pembangunan sosial masyarakat. Setiap daerah memiliki kearifan dan kekuatan sendiri, dan itu harus diberdayakan,” ujarnya usai menyerahkan bantuan secara simbolis di Rumah Budaya Kampung Caping, Kamis (10/7/2025).
Ia juga mengapresiasi peran aktif masyarakat, khususnya warga Kampung Caping, yang dinilainya telah menunjukkan kemajuan dalam menjaga nilai-nilai budaya sekaligus mengembangkan potensi ekonomi lokal.
Dalam kesempatan itu, Stafsus Menteri menanggapi aspirasi warga yang mengharapkan bantuan perahu karet untuk mendukung kesiapsiagaan menghadapi bencana, mengingat wilayah tersebut beberapa kali dilanda musibah seperti banjir dan kecelakaan air.
“Permintaan ini akan kami tindak lanjuti, karena kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana merupakan bagian penting dari ketahanan sosial yang berkelanjutan,” cetus Ishaq.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyampaikan apresiasinya atas perhatian Kemensos terhadap pengembangan potensi kampung-kampung budaya di Pontianak. Ia menyebut keberadaan kampung budaya seperti di Mendalawi ini sebagai aset sosial yang harus dijaga dan terus diberdayakan.
“Kampung Mendalawi dan sekitarnya memiliki kekayaan budaya yang khas. Pemerintah Kota Pontianak berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan ekonomi kreatif dan pelestarian budaya lokal agar dapat menjadi daya ungkit kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah harus terus diperkuat untuk menciptakan pembangunan sosial yang inklusif dan berkelanjutan. Ia juga mengapresiasi semangat gotong royong warga yang selama ini aktif dalam berbagai kegiatan sosial, budaya, dan kebencanaan.
“Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi atas perhatian Kemensos yang telah memberikan bantuan sosial bagi masyarakat Kota Pontianak. Kota Pontianak masih memiliki sejumlah tantangan sosial yang memerlukan kolaborasi semua pihak, termasuk pemerintah pusat,” imbuh Edi.
Ia menyebut, berbagai program sosial telah digulirkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, baik melalui APBD maupun dukungan pusat. Bantuan pangan non-tunai (BPNT) tercatat menjangkau sekitar 14 ribu keluarga, sementara penerima Program Keluarga Harapan (PKH) mencapai 7 ribu hingga 9 ribu orang.
“Namun jumlah ini belum mencakup keseluruhan warga dalam DTKS. Sisanya kita bantu melalui APBD,” ucap Edi.
Selain itu, Pemkot juga fokus pada pembangunan infrastruktur dasar dan program bedah rumah. Hingga kini, sebanyak 14 ribu unit rumah tidak layak huni telah dibedah melalui dukungan APBD dan program pusat.
“Kita juga perhatikan sanitasi rumah, termasuk bantuan pembangunan WC bagi rumah tangga yang belum memiliki fasilitas sanitasi yang layak,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Edi juga menyinggung pentingnya pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UMKM. Pemkot telah membangun UMKM Center dan Rumah Kemasan sebagai pusat promosi produk lokal.
“Kita juga bermitra dengan dunia usaha, perbankan, dan kementerian lain untuk mendukung pembiayaan dan pembinaan UMKM,” sebutnya.
Ia berharap sinergi dengan Kementerian Sosial terus ditingkatkan, termasuk dalam rencana pembangunan Sekolah Rakyat di lahan seluas 5,1 hektare di Pontianak Utara. Proyek ini diharapkan masuk dalam 100 program prioritas nasional yang juga menjadi bagian dari agenda Kemensos.
Edi menyampaikan bahwa sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Barat yang menjadi pusat pemerintahan, pendidikan, dan perdagangan, Kota Pontianak menghadapi tantangan besar, termasuk urbanisasi dan tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 8,4 persen dan tertinggi di Kalbar.
“Kita akan terus validasi data, kolaborasi dengan pemerintah pusat, dan melakukan berbagai program penguatan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (prokopim)
 
			