,
menampilkan: hasil
Muscab Akuatik Kota Pontianak Rumuskan Arah Pembinaan Atlet 2025–2029
Wali Kota Tekankan Pembinaan Usia Dini, KONI Dorong Persiapan Menuju Pra-PON
PONTIANAK – Pengurus Akuatik Indonesia Kota Pontianak menggelar Musyawarah Cabang (Muscab) Masa Bakti 2025–2029 yang dihadiri 50 atlet dari 10 klub.
Wali Kota Pontianak sekaligus Ketua Akuatik Indonesia Kota Pontianak masa bakti 2022–2025, Edi Rusdi Kamtono, menekankan pentingnya pembinaan atlet sejak usia dini untuk menghadapi persaingan nasional yang semakin ketat.
“Masih banyak PR yang harus kita selesaikan untuk meningkatkan prestasi renang di tingkat nasional. Kota Pontianak sudah memiliki dua kolam renang berstandar pertandingan, dan peningkatan fasilitas akan terus kita lakukan,” ujarnya usai dibukanya Muscab yang digelar di Aula Rumah Jabatan Wali Kota, Sabtu (29/11/2025).
Edi mencontohkan para atlet dunia yang dilatih sejak usia 6 hingga 8 tahun dengan disiplin tinggi. Menurutnya, masa emas atlet berada di rentang usia 15–18 tahun.
“Karena itu pembinaan harus dimulai sejak dini dan dilakukan secara konsisten,” katanya.
Ia juga menyatakan komitmen Pemerintah Kota Pontianak untuk mendukung pembinaan olahraga ini.
“Atlet dapat menggunakan kolam renang milik pemerintah secara gratis sesuai jadwal yang tidak mengganggu masyarakat umum,” terangnya.
Ketua KONI Kota Pontianak, Nanang Setiabudi menyampaikan apresiasi atas prestasi Akuatik dan Perserikatan Selam Seluruh Indonesia (PERSERASI) Kota Pontianak selama beberapa tahun terakhir.
“Harapan kami, di tahun-tahun mendatang, atlet-atlet Kota Pontianak dapat terus meningkatkan capaian prestasinya. Sarana prasarana yang kita miliki saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan beberapa daerah lain,” ucapnya.
Nanang menekankan pentingnya persiapan menuju Pra-PON tahun depan. Ia berharap atlet-atlet Pontianak dapat meraih lebih banyak medali dan lolos menuju PON.
“Sebagaimana informasi yang kami terima, PON 2028 akan berlangsung di NTT dan NTB dengan jumlah nomor pertandingan yang jauh lebih sedikit dibandingkan PON 2024 di Aceh–Sumut, yaitu sekitar 40 nomor,” jelasnya.
Nanang berpendapat, berkurangnya jumlah nomor pertandingan akan membuat persaingan menjadi lebih merata.
“Daerah yang memiliki anggaran besar tidak lagi terlalu dominan. Ini menjadi peluang bagi Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak, untuk meningkatkan peringkat,” tegasnya.
Ketua Pelaksana Muscab, Yusnaldi, mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan setelah berakhirnya masa berlaku SK Pengurus Akuatik Indonesia Kota Pontianak pada 19 Oktober 2025.
“Seluruh klub sepakat untuk mendukung keberlanjutan kepemimpinan ketua sebelumnya. Muscab ini menjadi wadah untuk merumuskan program kerja 2026, terutama persiapan menghadapi O2SN, Popnas, dan Kejurnas,” ungkapnya.
Yusnaldi berharap Muscab tahun ini dapat menjadi pijakan kuat dalam meningkatkan kualitas pembinaan akuatik Kota Pontianak.
“Dengan dukungan penuh dari pemerintah, KONI, pengurus, dan klub-klub, kita optimistis dapat mencetak lebih banyak atlet berprestasi,” pungkasnya. (prokopim)
Pontianak Borong Empat Penghargaan di PTBI 2025
PONTIANAK – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak meraih empat kategori terbaik pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025. Penghargaan ini diberikan melalui penilaian Bank Indonesia terhadap kinerja pemerintah daerah dalam inovasi, digitalisasi, serta tata kelola sistem pembayaran.
Empat penghargaan tersebut meliputi Implementasi QRIS Retribusi Terbaik, Penyelenggara Inovasi Literasi Masyarakat Terbaik, Implementasi Kartu Kredit Indonesia (KKI) Terbaik, dan Pemda dengan Transformasi Digital Daerah Terbaik. Capaian ini menjadi pengakuan nasional atas komitmen Kota Pontianak dalam memperkuat layanan publik berbasis digital.
Sekretaris Daerah Kota Pontianak Amirullah, menyampaikan apresiasi atas pencapaian ini. Ia menyatakan bahwa penghargaan tersebut merupakan buah kerja kolektif antara pemerintah kota, Bank Indonesia, serta dukungan masyarakat.
“Atas nama Pemerintah Kota Pontianak, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas penilaian ini. Prestasi ini menjadi motivasi bagi seluruh perangkat daerah untuk terus meningkatkan pelayanan publik yang cepat, transparan, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat,” ujarnya usai menerima penghargaan, di Aula Keriang Bandong Gedung BI Kalbar Jalan Ahmad Yani, Jumat (28/11/2025) malam.
Tema PTBI 2025 yakni “Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan” menegaskan pentingnya kolaborasi pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan dalam membangun fondasi ekonomi yang solid. Presiden RI dalam arahannya menekankan akselerasi transformasi digital dan peningkatan literasi masyarakat sebagai kunci daya saing daerah.
Amirullah menambahkan bahwa empat kategori terbaik tersebut menunjukkan arah pembangunan digital Kota Pontianak berjalan pada jalur yang tepat. Ia menekankan pentingnya menjaga konsistensi inovasi agar manfaatnya semakin dirasakan warga.
“Kami ingin memastikan setiap inovasi bukan sekadar program, tetapi mendatangkan kemudahan nyata bagi masyarakat,” katanya.
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kota Pontiana Zulkarnain, menjelaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil konsistensi penerapan sistem pembayaran digital secara terintegrasi di berbagai sektor.
“Implementasi QRIS retribusi dan Kartu Kredit Indonesia mempermudah transaksi, meningkatkan akuntabilitas, serta memperkuat efisiensi pengelolaan keuangan daerah,” jelasnya.
Zulkarnain juga menyampaikan transformasi digital tidak berhenti pada penghargaan ini. Ia memastikan BKAD bersama perangkat daerah lainnya terus menyiapkan perluasan layanan digital, peningkatan keamanan sistem, serta penguatan literasi digital masyarakat.
“Tujuan akhirnya adalah tata kelola keuangan daerah yang modern, inklusif, dan berkelanjutan,” tutupnya. (kominfo)
Bunda PAUD Ajak Tenaga Pendidik Terapkan Ilmu Pelatihan Dasar
PONTIANAK – Bunda PAUD Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie Kamtono, mengajak seluruh tenaga pendidik PAUD untuk segera menerapkan ilmu yang telah mereka peroleh selama mengikuti Pelatihan Dasar Tenaga Pendidik PAUD Tahun 2025. Hal itu disampaikannya pada penutupan pelatihan yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak di Hotel Transera Pontianak, Jumat (28/11/2025).
Ia menilai, meskipun waktu pelatihan relatif singkat, yaitu lima hari, namun materi yang diberikan para narasumber sangat bermanfaat untuk peningkatan kualitas pendidik PAUD di Kota Pontianak.
“Lima hari mungkin belum cukup, tetapi ilmu ini harus menjadi penyemangat bagi Bapak-Ibu semua untuk diaplikasikan kepada peserta didik agar mereka tumbuh menjadi anak-anak yang berkualitas,” ujarnya.
Yanieta menyebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berkomitmen meningkatkan kompetensi tenaga pendidik PAUD. Salah satunya melalui penyediaan pelatihan dasar secara gratis. “Di tempat lain mungkin masih ada yang berbayar. Tetapi Pemkot Pontianak ingin memastikan pendidik PAUD mendapatkan peningkatan kapasitas tanpa biaya,” katanya.
Ia berharap pelatihan lanjutan pada tingkat menengah maupun tingkat mahir juga dapat digratiskan, sehingga program peningkatan kompetensi tenaga pendidik dapat berkelanjutan.
Lebih lanjut, Bunda PAUD mengingatkan agar seluruh peserta tidak hanya menyimpan catatan materi pelatihan, tetapi segera mempraktikkannya dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
“Jangan hanya ditumpuk di meja. Sayang sekali kalau ilmu yang sudah diberikan tidak diterapkan. Ini adalah bekal penting untuk anak-anak didik kita, generasi emas di masa depan,” pesannya.
Sebelum menutup pelatihan, Yanieta mengajak seluruh pendidik terus semangat dan konsisten meningkatkan kualitas layanan pendidikan anak usia dini di Kota Pontianak. (Sumber: pokja-paud.pontianak)
Lantik Pokja Bunda PAUD, Wako: Pastikan Anak Masuk PAUD
Pelantikan Pengurus Pokja Bunda PAUD 2025-2030
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono melantik Pengurus Kelompok Kerja (Pokja) Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Pontianak periode 2025-2030.
Kepada kepengurusan Pokja Bunda PAUD yang baru dilantik, Edi berharap seluruh pengurus bisa menjalankan tugas yang diamanahkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kota Pontianak. Ia menilai peran Bunda PAUD sangat penting sebagai penggerak, motivator, sekaligus teladan dalam meningkatkan layanan pendidikan anak usia dini. Tidak hanya di tingkat kota, Bunda PAUD juga hadir hingga tingkat kecamatan dan kelurahan.
“Oleh sebab itu, saya minta camat dan lurah memperhatikan warganya yang memiliki anak usia 3–6 tahun dan memastikan mereka memperoleh akses PAUD berbasis data yang akurat,” ujarnya usai melantik Pengurus Pokja Bunda PAUD di Aula Rumah Jabatan Wali Kota, Jumat (28/11/2025).
Edi menyebut PAUD sebagai isu strategis yang tidak hanya menjadi perhatian pemerintah kota dan provinsi, tetapi juga pemerintah pusat.
“Tujuannya tentu untuk meningkatkan kualitas generasi muda kita sejak usia dini,” ungkapnya.
Edi mengungkapkan bahwa sejak 2006 Pemkot Pontianak telah menganggarkan revitalisasi dan rehabilitasi sarana-prasarana PAUD, termasuk rencana pembangunan gedung PAUD percontohan. Namun ia menyebut masih banyak PAUD yang menumpang di tempat lain.
“Selama tempatnya layak tidak masalah, tetapi pemerintah tetap harus memfasilitasi,” katanya.
Wali Kota menilai, peningkatan mutu pendidikan tidak bisa dilakukan pemerintah saja. Ia mengajak BUMN dan BUMD melalui program CSR untuk ikut berpartisipasi mengelola PAUD dengan menyiapkan lahan, membangun fasilitas PAUD, serta melibatkan Bunda PAUD dalam pengelolaannya.
“Dengan kolaborasi kuat antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan keluarga, kualitas layanan PAUD di Pontianak akan semakin baik,” tuturnya.
Bunda PAUD Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie Kamtono mengatakan, Pokja Bunda PAUD memiliki peran strategis dalam mewujudkan layanan PAUD holistik-integratif. Ada empat aspek utama yang menjadi fokus, salah satunya aspek pendidikan yang melibatkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kita berharap kerja sama ini semakin solid sehingga angka partisipasi PAUD dapat meningkat, dan anak-anak kita mendapatkan layanan pendidikan yang terbaik sejak usia dini,” sebutnya.
Yanieta menjelaskan, Pemerintah Kota Pontianak melalui Peraturan Wali Kota Nomor 113 Tahun 2021 telah menetapkan bahwa anak wajib mengikuti PAUD minimal satu tahun sebelum masuk sekolah dasar. Aturan tersebut merupakan bagian dari program wajib belajar 13 tahun.
“Ini penting karena PAUD adalah fondasi awal pembentukan karakter, kognitif, dan kesiapan anak sebelum memasuki pendidikan dasar,” imbuhnya.
Yanieta menekankan bahwa PAUD bukan tempat untuk memaksa anak menguasai membaca, menulis, berhitung (calistung). PAUD dirancang untuk memberikan dasar-dasar perkembangan anak melalui pendekatan bermain sambil belajar.
“Di PAUD, anak-anak belajar disiplin, sopan santun, antre, bersosialisasi, dan menghargai teman serta orang tua. Mereka dibentuk menjadi pribadi yang percaya diri, kreatif dan mandiri. Calistung bukanlah kewajiban di PAUD,” pungkasnya. (pokja-paud.pontianak)