,
menampilkan: hasil
KPK Apresiasi Langkah Pemkot Cetak Penyuluh Antikorupsi di Tiap OPD
PONTIANAK – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak mendorong pencetakan penyuluh antikorupsi di setiap organisasi perangkat daerah (OPD) merupakan bentuk nyata komitmen terhadap pemerintahan yang bersih dan berintegritas. Setiap instansi diharapkan memiliki minimal dua penyuluh antikorupsi agar nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab dapat tertanam kuat di lingkungan aparatur sipil negara (ASN).
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menegaskan pentingnya membangun integritas di setiap lini pemerintahan. Menurutnya, di tengah meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik, integritas menjadi pondasi utama agar birokrasi mampu memberikan pelayanan yang cepat, transparan, dan berkeadilan.
“Berbicara soal integritas bukan hanya slogan, tetapi komitmen yang harus diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. ASN harus bekerja ikhlas, beretika, dan tidak mencari keuntungan pribadi atau kelompok,” ujarnya usai membuka Sosialisasi Penguatan Integritas, Budaya Antikorupsi dan Gratifikasi bagi ASN, di Aula SSA Kantor Wali Kota, Selasa (14/10/2025).
Ia menilai kegiatan sosialisasi yang diinisiasi KPK ini sangat strategis dalam memperkuat budaya kerja aparatur yang berorientasi pada pelayanan publik. Meski jumlah SDM masih terbatas, ASN diminta untuk tetap optimistis menghadapi tantangan birokrasi yang kian kompleks.
“Dengan integritas yang tinggi, saya yakin semua persoalan bisa kita jawab. Pelayanan publik harus cepat, tepat, dan efisien karena berdampak luas terhadap ekonomi dan investasi,” ucapnya.
Edi juga menyoroti masih adanya laporan masyarakat yang mengeluhkan layanan lambat dan berbiaya tinggi. Ia melanjutkan, masalah itu bukan hanya soal sistem, tetapi juga perilaku ASN yang kurang disiplin.
“Kalau bisa cepat, kenapa harus lama? Kunci integritas adalah disiplin dan tegak lurus pada aturan. Kalau ada hal yang belum jelas, ASN harus proaktif mencari solusi, bukan diam,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK tidak otomatis menandakan bebas penyimpangan. WTP menilai aspek administrasi, bukan jaminan ketiadaan kesalahan di lapangan.
“Integritas berarti melakukan hal yang benar meskipun tidak ada yang melihat. Jadikan semangat ini budaya kerja agar pelayanan publik semakin dipercaya,” tuturnya.
Nurtjahyadi, Koordinator Pemberdayaan Penyuluh Antikorupsi dan Ahli Pembangun Integritas KPK, menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi di berbagai sektor. Ia menekankan pentingnya melibatkan seluruh lapisan masyarakat agar budaya antikorupsi tidak hanya menjadi tanggung jawab ASN.
“Kami tidak hanya mengedukasi ASN, tetapi juga masyarakat. Penyuluh antikorupsi berperan penting di lapangan melalui empat sektor fokus, yaitu pendidikan, kesehatan, pemuda, dan desa,” jelasnya.
Nur menyebutkan, korupsi kini tak hanya dilakukan oleh pejabat senior, tetapi juga generasi muda. Karena itu, pendidikan antikorupsi harus diberikan sejak dini.
“Kami punya Direktorat Jaringan Pendidikan yang mengedukasi masyarakat dari PAUD sampai lansia, dari PAUD sampai maut. Di kampus pun sudah ada materi antikorupsi,” ujarnya.
Menurutnya, jika kesadaran integritas tidak ditanamkan sejak awal, korupsi akan terus bergulir dari generasi ke generasi. Ia menambahkan, berdasarkan hasil Transparency International, indeks persepsi korupsi Indonesia masih berada di peringkat 130-an dunia dengan skor 37, jauh di bawah negara tetangga seperti Singapura.
“Karena itu, edukasi antikorupsi penting bagi semua lapisan masyarakat. Kami berharap Pontianak bisa menjadi contoh kota yang menerapkan nilai-nilai antikorupsi secara luas,” tuturnya.
Inspektur Kota Pontianak, Yaya Maulida menyatakan komitmennya memperkuat peran ASN sebagai agen integritas. Ia menyampaikan terima kasih atas kehadiran KPK yang memberikan pembinaan langsung kepada jajaran Pemerintah Kota Pontianak.
“Alhamdulillah, kami masih diberi kesempatan untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Terima kasih kepada Pak Nurtjahyadi dan tim KPK yang telah meluangkan waktu untuk hadir bersama kami,” sambungnya.
Ia menerangkan, kegiatan diikuti oleh para pejabat struktural, staf ahli, asisten, dan kepala OPD. Sebagian ASN tidak dapat hadir karena mengikuti diklat audit dasar di BPKP dan kegiatan kedinasan lainnya.
Yaya menegaskan, jajaran Inspektorat memiliki semangat kuat untuk menjadi bagian dari penyuluh antikorupsi. Ia berharap kegiatan pembelajaran seperti ini tidak hanya untuk internal Inspektorat, tetapi juga bagi perangkat daerah yang memberikan pelayanan publik langsung kepada masyarakat. Ia berharap ke depan semakin banyak ASN berintegritas yang mampu menjadi teladan dalam pencegahan korupsi di lingkungan Pemkot Pontianak.
“OPD yang berinteraksi langsung dengan warga perlu menjadi fokus agar bisa memperkuat integritas dan menjadi penyuluh antikorupsi di masa mendatang,” tutupnya. (kominfo/prokopim)
Atlet Judo Pontianak Sumbang Medali Perunggu Perdana untuk Kalbar di PON XXI
KUDUS – Cabang olahraga judo menjadi penyumbang medali pertama bagi kontingen Kalimantan Barat pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI bidang bela diri yang digelar di Kudus, Jawa Tengah. Atlet asal Kota Pontianak, Beta Awari, berhasil meraih medali perunggu pada pertandingan yang berlangsung Sabtu (11/10/2025).
Capaian tersebut menjadi awal positif bagi kontingen Kalbar dari delapan cabang bela diri yang diikuti, termasuk judo dan taekwondo.
“Alhamdulillah, Beta berhasil menyumbangkan medali perunggu pertama untuk kontingen bela diri Kalbar. Ini tentu menjadi kebanggaan sekaligus motivasi bagi atlet lainnya,” ujar Syarif Saleh, pelatih Pengcab Judo KONI Kota Pontianak, Senin (13/10/2025).
Menurutnya, perjuangan Beta tidak mudah karena harus menghadapi lawan-lawan tangguh dari berbagai daerah. Namun berkat kerja keras dan semangat pantang menyerah, atlet binaannya itu mampu tampil optimal hingga menembus babak semifinal.
“Kami sangat bersyukur dan bangga. Prestasi ini hasil dari latihan dan disiplin yang selama ini dijaga. Semoga ke depan bisa lebih baik lagi,” tambahnya.
Saleh juga berharap, keberhasilan Beta menjadi pemicu semangat bagi atlet bela diri Kalbar lainnya yang masih akan bertanding di nomor-nomor berikutnya.
“Medali ini bukan hanya untuk Pontianak, tapi untuk seluruh masyarakat Kalimantan Barat,” tuturnya.
Dengan raihan ini, kontingen Kalbar membuka peluang untuk menambah koleksi medali dari cabang-cabang bela diri lainnya yang masih berlangsung di arena PON XXI. (kominfo)
Pemkot Pontianak Perkuat SDM Dishub Hadapi Tantangan Mobilitas Perkotaan
PONTIANAK – Meningkatnya laju kepadatan penduduk dan jumlah kendaraan di Kota Pontianak menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Pontianak. Kondisi tersebut dinilai berpotensi menimbulkan kemacetan serta menurunkan tingkat keamanan dan keselamatan di jalan raya.
Untuk mengantisipasi hal itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pontianak menggelar Pelatihan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Tahun 2025, yang dibuka secara resmi oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Senin (13/10).
Dalam sambutannya, Edi menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas dan kedisiplinan aparatur menjadi faktor penting dalam menghadapi tantangan mobilitas yang semakin tinggi di kota yang terus berkembang.
“Kita melihat pertumbuhan penduduk dan kendaraan di Pontianak meningkat pesat. Jalan-jalan mulai padat, terutama pada jam sibuk. Karena itu, petugas Dishub harus bekerja profesional, memahami aturan, dan melayani masyarakat secara humanis,” ujar Edi.
Ia menambahkan, posisi pelabuhan sungai yang berada di pusat kota turut memicu meningkatnya arus kendaraan barang dan angkutan berat. Kondisi ini menuntut kesiapsiagaan petugas di lapangan agar dapat menjaga kelancaran dan ketertiban lalu lintas.
Edi menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara Dishub, kepolisian, dan TNI, termasuk unsur Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Darat. Sinergi tersebut, menurutnya, menjadi kunci dalam mewujudkan sistem transportasi yang aman, tertib, dan nyaman bagi masyarakat.
“Kita memerlukan tenaga-tenaga yang andal, paham aturan, dan mampu menjadi pembina masyarakat di jalan raya. Bukan sekadar menertibkan, tetapi juga mengedukasi,” tambahnya.
Pelatihan yang diikuti ASN di lingkungan Dishub Pontianak itu juga menghadirkan pelatih dari Komando Daerah Angkatan Laut (Koderal) 12. Edi mengapresiasi keterlibatan Koderal 12 dalam membentuk karakter disiplin peserta pelatihan.
“Saya harap kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan teknis, tanggung jawab, dan etos kerja petugas Dishub dalam memberikan pelayanan publik,” tuturnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pontianak Trisna Ibrahim menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama berkelanjutan antara Dishub dengan TNI Angkatan Laut, Angkatan Darat, Angkatan Udara, serta pihak kepolisian seperti PROPAM, PROVOS, dan Ditlantas Polda Kalbar.
“Kami sudah lama bersinergi dengan unsur TNI dan Polri dalam pengawalan, pembangunan, serta pengawasan di jalan raya. Pelatihan ini diharapkan memperkuat kemampuan petugas Dishub agar semakin profesional dan disiplin,” imbuhnya.
Trisna menyoroti maraknya kendaraan tronton dan trailer yang beroperasi di luar jam yang telah diatur dalam Peraturan Wali Kota Nomor 48 Tahun 2016 tentang jam operasional kendaraan berat. Menurutnya, pemahaman terhadap regulasi tersebut penting agar pengawasan di lapangan bisa berjalan efektif.
“Kita berharap melalui pembinaan dan simulasi, teman-teman di Dishub semakin paham SOP di lapangan, termasuk penanganan kecelakaan lalu lintas jika terjadi saat patroli,” kata Trisna.
Ia menjelaskan, materi pelatihan juga mencakup langkah penanganan insiden agar tidak menimbulkan kesalahan prosedur atau masalah hukum di kemudian hari. Trisna menegaskan, selain aspek teknis dan kedisiplinan, petugas Dishub juga dibekali pemahaman untuk selalu bersikap humanis dalam melayani masyarakat.
“Sesuai arahan Bapak Wali Kota, semua pelayanan harus dilakukan dengan pendekatan humanis. Tidak perlu arogan atau marah-marah dalam menindak pelanggaran. Edukasi masyarakat dengan cara yang baik dan terukur,” tutupnya. (kominfo/prokopim)
Bridge Pontianak Kembangkan Tradisi Olahraga Kecerdasan
Pontianak Dorong Sport Tourism Lewat Kejuaraan Bridge Wali Kota Cup 2025
PONTIANAK - Tim GABPON Open yang diperkuat Rusdi, Thedy, Richo, Vedy dan Zend, sukses mendulang Juara Pertama Open Swiss Team pada Kejuaraan Bridge Wali Kota Cup 2025. Sementara kategori Open Swiss Pair berhasil direbut Toga dan Buyung sebagai Juara Pertama.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menilai kegiatan ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga bagian dari upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dalam mendorong pengembangan sport tourism.
“Melalui kompetisi seperti ini, kita berharap bisa melahirkan atlet-atlet berprestasi yang membanggakan. Saya juga berterima kasih karena Pontianak berhasil meraih medali perunggu dalam kejuaraan tingkat nasional,” ujarnya usai menyerahkan hadiah kepada para pemenang Kejuaraan Bridge Wali Kota Cup 2025 di Gedung Kuliah Bersama A Lantai IV Untan Pontianak, Minggu (12/10/2025) malam.
Menurutnya, Pemerintah Kota Pontianak berkomitmen menjadikan Pontianak sebagai sport city dan destinasi olahraga yang menarik. Upaya ini diwujudkan dengan membangun berbagai taman kota yang dilengkapi sarana dan prasarana olahraga agar masyarakat dapat beraktivitas dengan nyaman.
“Kita ingin menjadikan Pontianak sebagai kota sport tourism. Olahraga tidak hanya soal prestasi, tapi juga semangat kebersamaan dan gaya hidup sehat. Semangat olahraga tidak mengenal usia, siapa pun bisa ikut berolahraga,” ucapnya.
Edi menambahkan bahwa dalam waktu dekat akan digelar sejumlah kegiatan olahraga lain untuk masyarakat, di antaranya kejuaraan catur di arena Car Free Day dan turnamen tenis meja (pingpong) pada 26 Oktober mendatang.
“Olahraga tidak harus mahal. Dengan fasilitas yang ada, kita bisa memberikan edukasi kepada generasi muda agar gemar berolahraga,” tambahnya.
Ketua Gabungan Bridge Pontianak (GABPON) Daniel Edward Tangkau menuturkan, dalam dua bulan ke depan pihaknya berencana menggelar beberapa kejuaraan tambahan, termasuk di tingkat nasional. Ia berharap generasi muda terus aktif melanjutkan semangat para senior untuk mengembangkan olahraga bridge di Kalimantan Barat.
“Bridge ini olahraga kecerdasan. Suasananya santai, tidak seketat olahraga fisik. Biasanya pemain datang setelah bekerja, sekadar melepas penat sambil berlatih strategi. Harapan kami, generasi muda bisa terus melanjutkan dan mengembangkan olahraga ini,” imbuhnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Wali Kota Pontianak yang telah membantu terselenggaranya kejuaraan tersebut.
“Terima kasih atas dukungan Bapak Wali Kota yang telah banyak membantu kegiatan bridge malam ini, sehingga acara ini bisa berjalan dengan baik dan terus berkembang,” tuturnya.
Daniel menjelaskan, prestasi olahraga bridge di Pontianak terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, Pontianak pernah meraih Piala Penghargaan Peduli Nasional pada ajang KONI.
“Keberhasilan ini bukan hasil kerja individu, melainkan kerja keras tim yang solid. Tanpa tim yang kuat, kita tidak akan bisa meraih kesuksesan,” pungkasnya. (prokopim)
 
			