,
menampilkan: hasil
5 Pejabat Eselon II Dirotasi, Pesan Wali Kota: Buat Gebrakan dalam Pelayanan, Pahami Aturan
PONTIANAK – Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono melantik lima orang Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama setingkat eselon dua di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak dirotasi. Kelima pejabat yang dilantik adalah Yuli Trisna Ibrahim sebagai Kepala Dinas Perhubungan, Hidayati sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), Syarifah Adriana sebagai Asisten Administrasi Umum serta Utin Sri Lena sebagai Asisten Perekonomian dan Pembangunan. Selain pejabat setingkat kepala dinas, dilantik pula seorang Camat Pontianak Utara yang diisi oleh Ruli Sudira. Sementara itu, Nuzulisa dilantik sebagai Direktur UPT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pontianak Utara. Sementara untuk jabatan Kepala Satpol PP Kota Pontianak saat ini tengah dalam proses open bidding.
Edi menerangkan, rotasi kepemimpinan pada instansi pemerintahan merupakan hal yang biasa untuk menunjang efektivitas pekerjaan. Ia berharap pejabat yang telah dilantik untuk segera bekerja menyesuaikan tugas dan fungsinya.
“Pemerintahan ini harus melanjutkan pembangunan, saya berharap jabatan di manapun kita ditempatkan, itu disyukuri. Tidak semua orang bisa mendapat kesempatan ini, artinya dipercaya. Pahami betul tugas dan fungsi,” ujarnya usai melantik dan mengambil sumpah Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas di lingkungan Pemkot Pontianak, di Aula Sultan Syarif Abdurrahman Kantor Wali Kota, Rabu (30/8/2023).
Selain kelima pejabat eselon dua, turut dilantik pula 24 orang pejabat administrator setingkat eselon tiga dan 31 orang pejabat pengawas setingkat eselon empat. Dalam kesempatan itu, Edi juga berpesan kepada para pejabat yang dilantik untuk kembali memahami peraturan yang berlaku. Kepada semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan begitu kebahagiaan di seluruh tataran masyarakat akan bertambah.
“Kita harus melakukan gebrakan dan percepatan dalam melakukan pelayanan, berpikirlah yang visioner,” ujarnya.
Kunci pelayanan yang baik dikatakannya sudah tertera pada peraturan yang berlaku. Oleh sebab itu, sudah semestinya pejabat yang baru dilantik tersebut untuk mempelajari aturan supaya tidak salah langkah.
“Aturan ada sebagai patokan dalam menjalankan tugas dan fungsi, tapi jangan terlalu terpaku. Kehati-hatian itu perlu tapi fleksibel, intinya harus humanis,” tutupnya. (kominfo/prokopim)
Salurkan Bantuan Bedah 106 WC, Wako Edi Ingin Sanitasi Warga Layak
Bantuan Bedah Rumah Tak Layak Huni 77 Rumah
PONTIANAK – Sebanyak 106 warga menerima bantuan rehab toilet atau water closet (WC) dari Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Penyerahan bantuan berupa buku rekening tabungan Bank Kalbar diserahkan secara simbolis oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono kepada warga penerima manfaat.
Selanjutnya, lewat Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kota Pontianak akan melakukan bedah rumah untuk total 77 rumah warga. Bantuan tersebar di enam kecamatan yang ada di Kota Pontianak. Penerima bantuan didominasi warga di Kecamatan Pontianak Timur, Pontianak Barat dan Pontianak Utara.
Edi berharap, kualitas tempat tinggal masyarakat, terutama yang kategori miskin atau berpenghasilan rendah bisa meningkat serta memenuhi standar rumah sehat.
“Sebagian (penerima) ada di tepi sungai. Semoga bantuan ini bisa menjadi dorongan untuk masyarakat semakin produktif dan kehidupannya lebih baik lagi," ungkapnya usai Sosialisasi Penerima Bantuan WC di Kantor Terpadu Lantai 2 Jalan Letjen Sutoyo, Rabu (30/8/2023).
Edi menilai, masih banyak WC warga dalam kondisi belum layak. Meski mungkin sebagian rumah terlihat dari muka depan masih layak, namun belum tentu kualitas WC-nya layak. Lalu, ada pula WC yang terlihat bagus tetapi pembuangannya tidak memenuhi standar sehingga mencemari air tanah. Oleh sebab itu, pihaknya menggelontorkan dana yang bersumber dari APBD 2023 sejumlah Rp10 juta untuk masing-masing WC. Tak hanya memberikan bantuan, ia juga ingin memberikan edukasi kepada masyarakat terhadap lingkungan tanah dan parit. Kedepan program serupa akan terus dilakukan secara berkelanjutan setiap tahun.
“Ada 106 WC yang kita bedah dan ada 77 rumah, semua itu di luar bantuan Kementerian PUPR," tukasnya.
Besaran biaya untuk membuat sebuah WC adalah Rp10 juta. Dananya ditransfer ke warga penerima manfaat, dengan catatan tim pendamping dari DPRKP mendampingi dan mengawasi penggunaan dana bantuan tersebut.
"Tahun depan kita upayakan harus ada program seperti ini karena salah satu program intervensi pengentasan kemiskinan, selain drainase, air bersih, rumah dan WC,” paparnya.
Kepala DPRKP Kota Pontianak Derry Gunawan menjelaskan, untuk program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), dinasnya menyiapkan biaya sebesar Rp20 juta per satu rumah warga. Proses pengajuannya dimulai dari warga yang mengusulkan bantuan bedah rumah dengan disertai administrasi berupa bukti Masyarakat Berpenghasilan Rendah maupun keterangan dari Lurah dan Dinas Sosial, kemudian dilakukan pengecekan oleh DPRKP. Sedangkan untuk status bangunan, harus milik warga yang mengajukan dengan ditandai surat keterangan kepemilikan.
“Mereka dapat transferan dan mengerjakan dengan supervisi petugas DPRKP yang mengawasi agar pengerjaan sesuai dengan rencana yang diajukan,” ungkapnya.
Rumah merupakan kebutuhan pokok, sehingga menjadi kewajiban pemerintah membuat rumah dalam keadaan layak. Derry menilai, rumah yang tidak layak huni akan mempengaruhi banyak hal. Mulai dari kesehatan, mental anak sampai ekonomi masyarakat.
“Setiap tahun akan selalu ada programnya (bedah rumah) karena masih banyak rumah yang kondisinya belum layak huni, terutama yang ada di kawasan kumuh. Itu (membangun rumah layak) yang dibantu oleh kita, agar setelah dibantu, perekonomian membaik,” tuturnya.
Irlis Sukarja (50), salah seorang warga tepian sungai Kelurahan Tambelan Sampit, merupakan penerima bantuan WC dari Pemkot Pontianak. Ia menceritakan kondisi WC di rumahnya yang tidak layak saat ini. Ukuran yang tidak sesuai standar serta hanya berdindingkan semen, sehingga tidak layak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang berjumlah tujuh orang itu. Pembuangan merupakan hal penting bagi keberlangsungan kehidupan keluarganya.
“Kami sebagai keluarga dengan adanya bantuan, agak enaklah (pembuangan). Ukuran WC kami 1,5meter x 1meter. Septiktank pun kecil saja,” terangnya yang juga sebagai Ketua RT 002/RW 002 Kelurahan Tambelan Sampit Kecamatan Pontianak Timur. (kominfo/prokopim)
HUT ke-34 IAI, Edi Harap Arsitek Punya Sense of Environment
PONTIANAK - Di usia yang ke-34 tahun, kiprah Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sudah banyak memberikan kontribusi dalam pembangunan di Indonesia. Begitu pula Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono yang sudah malang melintang di bidang arsitektur. Ia sudah bergelut di dunia arsitektur selama 33 tahun dengan karya-karya yang mewarnai pembangunan infrastruktur terutama penataan pembangunan di Kota Pontianak.
Edi menilai, perkembangan bidang arsitektur saat ini begitu pesat. Bahkan tak sedikit sentuhan arsitek terdapat di setiap unsur pembangunan fisik dan lingkungan. Karya-karya arsitek keseluruhannya sudah berstandar dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun demikian, dia berharap para arsitek memiliki sense of environment (kepekaan terhadap lingkungan). Seorang arsitek yang peka terhadap lingkungan akan mempertimbangkan penggunaan bahan ramah lingkungan, efisiensi energi dan integrasi harmonis dengan alam sekitar dalam setiap rancangannya. Hal ini akan menghasilkan bangunan yang tidak hanya estetis, tetapi juga berkelanjutan dan berdampak positif bagi lingkungan.
"Sehingga mereka bisa mengkritisi sekaligus berdiskusi setiap produk-produk arsitektur sebagai bagian dari check dan balance," ujarnya usai menghadiri syukuran HUT ke-34 IAI di Port 99, Selasa (29/8/2023).
Edi juga berharap agar para arsitek muda yang tergabung dalam IAI Kalbar bisa berkontribusi untuk menjadikan Kota Pontianak maupun Provinsi Kalbar sebagai kawasan lingkungan binaan yang representatif, humanis dan membuat masyarakat maju, sejahtera serta menyenangkan.
"Sehingga kita akan berada di suatu kawasan lingkungan binaan yang sesuai dengan harapan," tutur lulusan arsitektur ini.
Menurutnya, dunia arsitektur sangat penting dalam pembangunan kota. Betapa tidak, sebuah arsitektur yang baik dapat menciptakan identitas visual yang unik untuk kota, meningkatkan daya tarik wisata dan memberikan ruang publik yang nyaman bagi warga.
"Disamping itu, rancangan arsitektur yang berfokus pada efisiensi energi dan berkelanjutan dapat mengurangi dampak lingkungan negatif serta berkontribusi pada pembangunan kota yang berkelanjutan," imbuhnya.
Edi mengajak para arsitek muda di Kalbar untuk mencurahkan ide-ide inovatif dengan kreativitasnya merancang ruang-ruang yang fungsional dan estetis. Kemampuan mereka dalam mengadopsi teknologi baru juga dapat menghasilkan solusi arsitektur yang lebih efisien dan berkelanjutan.
"Melalui partisipasi dalam proyek-proyek kecil maupun besar, arsitek muda dapat menciptakan aura positif pada perkembangan kota dengan memperhatikan keberlanjutan, inklusivitas dan keindahan dalam setiap rancangan mereka," ucapnya.
Ketua IAI Kalbar Muhammad Ridha Alhamdani menuturkan, profesi arsitek harus lebih profesional dan memiliki suatu nilai yang lebih baik kedepannya bagi masyarakat.
"Harapannya, kehadiran IAI di tengah masyarakat memberikan manfaat yang seluas-luasnya terutama dari sisi pembangunan," terangnya.
Dia memaparkan tiga tema yang diusung oleh IAI. Pertama, tema Buka Mata, artinya lebih mengenal jati diri. Kedua, Kenali Kami yang bermakna bahwa para arsitek ingin membuka diri terhadap masyarakat dengan berperan aktif. Ketiga dengan tema IAI Bergerak, yang mencerminkan arsitek bersama-sama masyarakat ikut membangun kota.
"Kedepannya harapannya IAI punya peran dalam pembangunan dan masyarakat," pungkasnya. (prokopim)
Kafilah Pontianak Rutin Latihan Hadapi Lomba MTQ XXXI Kalbar
SANGGAU - Kafilah Kota Pontianak mempersiapkan qori dan qoriah untuk mencapai target juara umum Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXXI Tingkat Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Tahun 2023. Sebagai persiapan, Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kota Pontianak rutin memberikan pelatihan khusus para qori dan qoriah sebelum tampil.
"Alhamdulillah, setiap anak-anak yang akan tampil kita wajibkan semua untuk latihan karena sudah dapat maqra, kita periksa lagi bacaannya supaya nanti tampilnya bagus dan tidak ada yang salah" ujar Ustadz Muhammad Azman Alka Koordinator sekaligus pelatih Kafilah Kota Pontianak di Hotel Emerald Kota Sanggau, Senin (28/08/2023).
Selain itu, lanjut Azman, peserta yang akan tampil sekurang-kurangnya akan diberikan pelatihan dua kali mengulang bacaannya untuk memberikan rasa percaya diri ke peserta ketika mereka tampil.
"Setelah dapat maqra, mereka latihan, besok paginya latihan lagi dan itu berlaku untuk semua peserta yang tilawah. Tetapi kalau Hifzil Quran kita murojaah setiap hari untuk mengulang hafalan mereka," jelasnya.
Pihak LPTQ Pontianak juga rutin melakukan evaluasi terkait dengan kebutuhan Kafilah Kota Pontianak seperti kondisi kesehatan kafilah, konsumsi dan fasilitas yang memang disediakan untuk peserta.
"Sampai hari ini kondisi mereka sehat, luar biasa semangat mereka, kita juga menanyakan kepada peserta apakah ada kendala mereka baik terkait fasilitas untuk konsumsi, pelayanan LPTQ, alhamdulillah menurut mereka semua bagus pelayanannya" kata Azman Alka yang juga merangkap sebagai Ketua Bidang Diklat dan Pembinaan LPTQ Kota Pontianak.
Sekretaris LPTQ Kota Pontianak Akhmad Nurdin menyebut, memang pihaknya mematangkan persiapan para peserta agar tampil lebih maksimal. Latihan-latihan dilakukan setiap hari di penginapan kafilah.
"Saya melihat ustad Azman ini setiap hari tidak henti-hentinya memberikan pelatihan kepada anak yang akan tampil, beliau orang yang serius memperhatikan anak-anak kita," katanya.
Dengan adanya pelatihan yang rutin dilakukan, dirinya yakin dan optimis peserta tampil percaya diri ketika bertanding. Selain latihan rutin, pihak LPTQ juga sangat memperhatikan masalah konsumsi untuk kafilah.
"Jangan sampai peserta makan yang bisa merusak suara seperti goreng- gorengan. Selain buah-buahan, kita juga memberikan air untuk menurunkan panas dalam" imbuhnya.
Terpenuhinya konsumsi untuk peserta, menurut dia tidak terlepas juga dari dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak melalui personal Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang datang mengunjungi dan memberikan buah tangan untuk kafilah.
"Alhamdulillah, untuk konsumsi air minum dan buah-buahan selalu terpenuhi, hal ini juga tidak terlepas dari dukungan OPD-OPD yang datang setiap hari mengunjungi dan memberikan buah tangan sebagai dukungan kepada kafilah kita," pungkasnya. (prokopim)