,
menampilkan: hasil
Kurangi Sampah Plastik, Edi Kampanyekan Bawa Tas Belanja Sendiri
Peringatan HPSN 2023, Gaungkan Tagline 'Say No Plastic Bag'
PONTIANAK - Penggunaan sampah plastik memang masih menjadi persoalan di berbagai negara termasuk Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, limbah plastik di Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Terlebih sampah plastik membutuhkan waktu yang sangat lama bahkan ratusan tahun untuk bisa terurai. Akibatnya, lingkungan air, tanah dan udara menjadi sasarannya dan selanjutnya manusia. Betapa tidak, berbagai senyawa kimia yang terkandung di dalamnya bisa menimbulkan beragam masalah kesehatan bagi manusia.
Momentum peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengajak seluruh masyarakat untuk mulai mengurangi penggunaan kantong plastik. Apalagi hampir setiap berbelanja berbagai keperluan, kantong plastik menjadi wadah untuk membawanya.
"Mulai sekarang saya mengajak seluruh masyarakat untuk mulai menggunakan dan membawa tas kantong belanja sendiri yang bisa digunakan secara berulang-ulang seperti tas belanja ini," ujarnya saat menerima secara simbolis tas belanja yang terbuat dari kain bertuliskan 'Say No Plastic Bag' dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak Syarif Usmulyono pada peringatan HPSN di Taman Sepeda, Minggu (5/3/2023).
Edi menambahkan, tas kantong belanja yang dibawa sendiri dari rumah untuk digunakan saat ingin berbelanja atau membeli berbagai keperluan, menjadi sebuah aksi atau upaya untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Tas kantong belanja berbahan kain seperti yang diserahkan pada peringatan HPSN hari ini sangat praktis dan mudah dilipat sehingga memudahkan untuk dibawa.
"Jadi kalau kita ke pasar, bawa saja tas belanja seperti ini sehingga kita ikut mengurangi penggunaan kantong plastik," katanya.
Meski ada kebijakan kantong plastik berbayar, yang mana setiap orang yang ingin menggunakan kantong plastik untuk barang belanjaannya mesti membayarnya, namun bukan berarti penggunaan kantong plastik menjadi lumrah.
"Saya minta DLH Kota Pontianak bisa menggerakkan dan mengajak masyarakat menggunakan tas belanja sendiri sehingga tidak lagi menggunakan kantong plastik," ucap Edi.
Berkaitan dengan peringatan HPSN, ia menuturkan bahwa produksi sampah di Kota Pontianak rerata hampir mencapai 400 ton per hari. Bahkan, di areal Taman Sepeda tempat penyelenggaraan peringatan HPSN ini, produksi sampah setiap harinya terutama hari Sabtu dan Minggu bisa mencapai dua kontainer sampah.
"Ini menunjukkan produksi sampah di Kota Pontianak setiap hari makin meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk kita," tuturnya.
Kota Pontianak tahun ini mendapat anugerah berupa sertifikat Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penghargaan itu sebagai apresiasi dalam pengelolaan lingkungan dan ruang terbuka hijau. Berkaitan dengan pengolahan sampah, di Kota Pontianak sudah ada pengelolaan sampah organik dan anorganik. Ada alat pengolah yang diciptakan oleh manusia maupun yang diolah secara alamiah.
"Menangani sampah ini tidak hanya bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak, tetapi butuh keterlibatan peran aktif masyarakat yang ikut peduli menjaga kebersihan kota kita tercinta ini," imbuhnya.
Pengelolaan sampah juga dimulai sejak dini terutama di lingkungan sekolah. Oleh sebab itu, Edi meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak berkolaborasi dengan sekolah-sekolah untuk mendirikan bank sampah mini supaya anak-anak sudah terbiasa mengumpulkan dan memilah sampah untuk dibuang di tempatnya serta didaur ulang.
"Dinas Lingkungan Hidup juga harus berkolaborasi dengan komunitas-komunitas penggiat lingkungan untuk bersinergi mengkampanyekan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk membangun kesadaran masyarakat," pungkasnya. (prokopim)
Zakat Miliki Dampak Sosial Luar Biasa
Rakorda VI Baznas dan UPZ se-Kota Pontianak
PONTIANAK - Sebagai satu di antara Rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap umat muslim yang mampu, zakat memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam membantu meringankan beban kaum fakir miskin dan duafa. Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengutarakan, dari sisi agama, zakat merupakan Rukun Islam, namun jika dilihat secara sosial, zakat memberikan dampak yang sangat luar biasa.
"Kalau kita bisa mengoptimalkan para muzakki (orang yang berzakat) untuk berzakat, saya yakin zakat yang terkumpul akan lebih banyak lagi untuk disalurkan kepada kaum duafa dan fakir miskin," ujarnya saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) VI Baznas Kota Pontianak bersama UPZ Masjid se-Kota Pontianak di Aula Rumah Dinas Wali Kota Pontianak, Sabtu (4/3/2023).
Menurutnya, tidak semua umat muslim yang memahami betul mengenai zakat. Sebab masih ada sebagian umat muslim yang belum memahami kapan waktunya dia berzakat dan kadar yang harus dikeluarkannya. Untuk itu, kehadiran Baznas di tengah masyarakat juga untuk memberikan pemahaman dan sosialisasi terkait tata cara zakat.
"Baznas bisa menyampaikan pemahaman dan mensosialisasikannya, bisa melalui spanduk-spanduk, pamflet, media sosial dan kanal-kanal lainnya," ungkap Edi.
Di era sekarang ini dirinya berharap adanya kolaborasi bersama, termasuk antara Baznas, UPZ yang ada di masjid maupun surau serta Pemkot Pontianak bisa terjalin baik. Hal yang terpenting adalah transparansi dalam tata kelola pengumpulan zakat.
"Misalnya, hasil pengumpulan zakat di UPZ, berapa persen yang dikelola Baznas, berapa persen UPZ termasuk siapa yang berhak menerima zakat," tukasnya.
Edi mengingatkan supaya zakat yang terkumpul ini hendaknya diberikan kepada yang berhak menerimanya sehingga penyalurannya tepat sasaran. Kriteria-kriteria mustahik (penerima zakat) hendaknya disepakati agar tidak salah sasaran.
"Dalam Rakorda ini saya harapkan UPZ-UPZ menyampaikan apa yang menjadi kendala atau permasalahan selama menjalankan tugasnya supaya mendapat rumusan-rumusan yang lebih baik untuk meningkatkan nilai dan peran serta umat muslim untuk berzakat," tuturnya.
Ketua Baznas Kota Pontianak Sulaiman mengajak UPZ-UPZ yang ada di masjid-masjid maupun surau mulai berinovasi untuk meningkatkan zakat yang terkumpul. UPZ diminta tidak lagi menerapkan pola lama yang hanya beroperasi di bulan Ramadan.
"Artinya, UPZ tetap buka, tidak hanya di bulan Ramadan tetapi di luar bulan Ramadan juga tetap beroperasi," ucapnya.
Ia menerangkan, UPZ yang sudah mengantongi Surat Keputusan (SK) dari Baznas Kota Pontianak saat ini tercatat sebanyak 229 UPZ. Terdiri dari UPZ masjid sebanyak 182 UPZ, surau 28 UPZ, instansi pemerintah 31 UPZ, perwakilan SD sebanyak 4 kecamatan, SMP Negeri ada 6 UPZ dan swasta ada 9 UPZ. Sedangkan menurut data dari Kementerian Agama Kota Pontianak bahwa masjid di Kota Pontianak terdapat sekitar 350 masjid.
"Artinya masih banyak masjid yang belum memiliki SK dari Baznas Kota Pontianak. Oleh karena itu kita mengimbau dan berharap seluruh masjid yang menyelenggarakan pengumpulan zakat agar mengantongi SK atau surat keterangan yang resmi dari Baznas Kota Pontianak," imbaunya.
Sulaiman memaparkan hasil pengumpulan zakat Baznas Kota Pontianak pada tahun 2022 tercatat sebanyak Rp4,465 miliar, ditambah dengan 98.728 kilogram beras. Kemudian, jika beras dikonversi menjadi uang, maka beras sejumlah 98.728 kilogram tersebut senilai Rp1,184 miliar. Sehingga jika ditotalkan nilai yang berhasil dikumpulkan Baznas Kota Pontianak tahun 2022 Rp5,650 miliar.
"Dari jumlah tersebut, yang dikelola oleh Baznas Kota Pontianak senilai Rp1,520 miliar. Sementara yang lainnya dikelola oleh UPZ masing-masing yang ada di Kota Pontianak senilai Rp4,313 miliar," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu juga diserahkan penghargaan kepada 10 UPZ masjid-masjid se-Kota Pontianak sebagai UPZ pengumpul zakat terbesar dan teraktif. Penghargaan tersebut diberikan oleh Baznas Kota Pontianak. (prokopim)
Pontianak Jadi Kota yang Selalu Dirindukan UAS
PONTIANAK - Kerap berkunjung ke Kota Pontianak untuk berdakwah, membuat Tuan Guru Ustaz Abdul Somad (UAS) tidak ingat sudah berapa kali berada di Bumi Khatulistiwa. UAS tiba di Pontianak pada Jumat (3/3/2023) dalam rangkaian agenda Safari Dakwah di Provinsi Kalbar, termasuk di Kota Pontianak.
"Saya ke Pontianak ini saking seringnya hingga tak ingat lagi sudah berapa kali berkunjung ke sini. Saya jadwalkan ke Pontianak setahun sekali, sekali datang itu selama empat hari tiga malam dan satu hari berdakwah sampai tiga kali," ujar UAS saat ditemui usai jamuan makan malam di kediaman dinas Wali Kota Pontianak.
Di mata UAS, Pontianak adalah kota yang selalu dirindukan. Menurutnya, ada kekhasan tersendiri yang disuguhkan Kota Pontianak. Mulai dari menyusuri Sungai Kapuas dengan kapal wisata, Istana Kadriyah yang indah, nilai historis dan kekayaan kulinernya yang beraneka ragam serta orangnya baik-baik dan ramah-ramah.
"Suasananya seperti saya sedang berada di kampung saya di Pekanbaru," ungkapnya.
Betapa tidak, dirinya menyebut bahwa Kota Pontianak memiliki kemiripan dengan kampung halamannya di Pekanbaru. Jika di Pontianak ada Sungai Kapuas, di Pekanbaru ada Sungai Siak. Kemudian di sini ada Kesultanan Kadriyah, di sana terdapat Kesultanan Siak, bahasa melayu yang digunakan sehari-hari pun hampir mirip. Ditanya kuliner yang disukai, UAS menyebut makanan Patlau, yakni penganan yang terbuat dari pulut dan disajikan dengan rendang, opor atau semur daging sebagai temannya.
"Saya kalau ke Pontianak suka makan Patlau," katanya.
UAS berpendapat, antusias masyarakat di Kota Pontianak khususnya umat Muslim terhadap dakwah Islam sangat tinggi. Hal ini dinilainya berkat didikan dan bimbingan para habib dan alim ulama. Dia juga berpesan kepada seluruh umat Islam Kota Pontianak dan Provinsi Kalbar agar bisa menjaga persatuan, ramaikan masjid, hindari khilafiyah yang memecah belah umat, jaga persatuan antar umat Islam dan antar umat beragama.
"Insya Allah Indonesia menjaga baldatun toyyibatun warobbun ghofur," ucapnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan, agenda jamuan makan malam ini sebagai sambutan kepada Tuan Guru UAS yang baru saja tiba di Kota Pontianak dalam rangka Safari Dakwah.
"Mudah-mudahan kedatangan beliau ke Pontianak memberikan berkah dan rahmat serta memberikan pencerahan melalui dakwah-dakwah yang disampaikan," terangnya.
Edi mengatakan jamuan makan malam sederhana digelar dengan cara saprahan. Makanan yang disajikan adalah nasi kebuli lengkap dengan lauk pauknya.
"Makan dengan cara saprahan menjadi khas Melayu Kota Pontianak dan mungkin juga di Pekanbaru punya kemiripan dengan kita," pungkasnya. (prokopim)
Program Jumat Berkah PMI Bantu Warga yang Alami Kesulitan
Wako Apresiasi PMI Pontianak Wujud Kepedulian Sesama
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono bersama jajaran pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pontianak berkunjung ke rumah-rumah warga untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan. Lewat program Jumat Berkah yang diinisiasi PMI Kota Pontianak, bantuan berupa bahan pangan dan uang tali asih diberikan kepada warga yang mengalami kesulitan karena sakit maupun kondisi ekonominya.
"Kita apresiasi program Jumat Berkah dari PMI ini sebagai wujud kepedulian sosial dan kepekaan kita terhadap mereka yang mengalami kesulitan dalam kehidupan," ujarnya saat berkunjung ke rumah salah seorang warga yang mengalami stroke di Gang Gunung Lawit Kelurahan Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat, Jumat (3/3/2023).
Menurutnya, melihat kondisi warga yang didatanginya, memang mereka membutuhkan bantuan yang dapat meringankan beban keluarga. Oleh sebab itu, dari Dinas Sosial Kota Pontianak juga ikut bersama rombongan PMI Kota Pontianak melihat langsung kondisi warga yang membutuhkan bantuan. Misalnya, ada anak-anak mereka yang putus sekolah, akan difasilitasi untuk mendapatkan beasiswa sehingga bisa melanjutkan pendidikannya.
"Hari ini kami menyerahkan bantuan berupa beras dan uang tali asih, sambil kita data untuk diusulkan program BPJS," ungkap Edi yang juga selaku Ketua PMI Kota Pontianak.
Ia berharap Program Jumat Berkah ini dapat membantu dan meringankan beban masyarakat. PMI juga diminta untuk terus berbuat demi membantu sesama. Apalagi sebagai organisasi kemanusiaan, kehadiran PMI sangat berperan dalam membantu masyarakat. Tidak hanya sebagai organisasi pengelola darah, PMI juga memiliki fungsi yang sangat luas.
"Bahkan sekarang PMI juga menyalurkan bantuan sosial seperti yang dilakukan pada hari ini maupun bantuan bedah rumah yang langsung menyasar ke masyarakat," imbuhnya. (prokopim)