,
menampilkan: hasil
Bahasan Dukung Aksi Donor Darah Demi Kemanusiaan
RRI Pontianak Gelar Pontianak Berdonor ke-7
PONTIANAK - Radio Republik Indonesia (RRI) Pontianak menggelar aksi sosial donor darah bertajuk Pontianak Berdonor ke-7 di halaman Kantor RRI Pontianak, Selasa (21/2/2023). Para pendonor berasal dari karyawan RRI Pontianak, instansi pemerintahan dan masyarakat umum.
Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan mengapresiasi dan mendukung aksi kemanusiaan yang diinisiasi oleh RRI Pontianak secara rutin setiap tahun. Para pendonor darah yang berpartisipasi pada kegiatan ini diharapkan bisa menjadi pendonor rutin.
"Dengan mendonorkan darah, kita telah ikut membantu sesama terutama mereka yang membutuhkan darah," ujarnya.
Bahasan menyebut, dengan semakin banyaknya pendonor darah, maka akan membantu ketersediaan stok darah. Sebagaimana diketahui, rerata kebutuhan darah di Pontianak sebanyak 120 hingga 150 kantong per hari.
"Mudah-mudahan dengan sinergitas dan kolaborasi bersama seluruh stakeholder di Kota Pontianak bisa terus melaksanakan kegiatan kemanusiaan ini," tuturnya.
Tidak hanya aksi donor, ia berharap lewat kegiatan ini masyarakat mendapat edukasi tentang manfaat berdonor. RRI juga berperan dalam menyampaikan edukasi kepada masyarakat luas tentang manfaat donor darah.
"Donor darah juga bisa memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita sendiri, seperti membantu mengganti sel-sel darah yang rusak, meningkatkan produksi sel darah merah, dan membantu menurunkan risiko penyakit jantung," jelas Bahasan. (prokopim)
Kunjungi RSUD Kota Pontianak, TPPS Perkuat Kolaborasi Penanganan Stunting
PONTIANAK - Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pontianak bersama Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak, Senin (20/2/2023).
Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan, yang juga selaku Ketua TPPS Kota Pontianak menerangkan kunjungan kerja ke RSUD Kota Pontianak ini merupakan wujud kolaborasi dan sinergitas semua pihak dalam penanganan stunting di Kota Pontianak.
"Sehingga target yang kita inginkan yaitu pada 2024 stunting harus berada pada angka 14 persen," ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, angka stunting di Kota Pontianak berhasil turun dari sebelumnya 24,4 persen menjadi 19,7 persen berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2022. Capaian ini merupakan keberhasilan seluruh pihak yang terlibat dalam TPPS meski sempat diterpa pandemi Covid-19. Kendati demikian, ia meminta angka stunting tahun 2023 ini bisa menurun signifikan.
"Bila perlu tidak harus sampai tahun 2024 angka stunting di Kota Pontianak sudah bisa menyentuh angka 14 persen atau bahkan di bawahnya," tukasnya.
Bahasan memaparkan, ada 10 lokus stunting di Kota Pontianak yang memang rawan risiko tingginya stunting. Oleh sebab itu pihaknya akan bekerja keras untuk menggenjot penurunan angkat stunting tersebut. Dengan berbagai macam karakter dan pendidikan juga menjadi tantangan dalam percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak.
"Saya sangat optimis dengan delapan aksi konvergensi, penurunan stunting akan drastis turun," ucapnya.
Upaya langsung telah banyak dilakukan oleh TPPS Kota Pontianak, salah satunya dengan aksi nyata di lapangan untuk melihat langsung dan mengintervensi kondisi stunting di lingkungan masyarakat.
"Misalnya pemberian makanan tambahan, vitamin dan lainnya," tutur Bahasan.
Ia menilai, kesadaran masyarakat juga telah mengalami peningkatan. Hal itu dibuktikan dengan menurunnya angka stunting di Kota Pontianak. Ketidaktahuan masyarakat harus diedukasi di semua lini bahkan di setiap pertemuan dengan masyarakat, dirinya selalu menyinggung persoalan pentingnya mencegah stunting, sejak calon pengantin, hamil dan melahirkan.
"Saya langsung datang ke masyarakat supaya kita bisa tahu faktor apa yang menyebabkan masyarakat tidak paham akan pola asuh," terangnya.
Kepala DP2KBP3A Kota Pontianak Multi Juhto Bhatarendro menjelaskan, kunjungan kerja ini turut melibatkan tim pakar untuk mengaudit kasus stunting. Selain itu, rumah sakit juga menjadi bagian dari rujukan berjenjang.
"Misalnya ketika objek di lapangan seperti calon pengantin, ibu hamil dan anak balita atau batita memiliki risiko stunting, maka rujukannya harus diperlancar jangan sampai tidak dilaksanakan secara maksimal apalagi untuk masyarakat kurang mampu," paparnya.
Intinya, kata Multi, pihaknya ingin memperkuat koordinasi antara tim dari Pemkot Pontianak dengan pelayanan yang bisa membantu penekanan penurunan stunting di Kota Pontianak.
"Dalam agenda ini kita juga ada perjanjian kerja sama berkaitan dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang dengan RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak," tutupnya. (prokopim)
Gerakan Aksi Bergizi, Kenalkan Pola Makan Sehat Sejak Dini
PONTIANAK - Dalam rangka mencegah terjadinya gizi buruk dan membudayakan kebiasaan hidup sehat pada anak-anak, Dinas Kesehatan Kota Pontianak menginisiasi Gerakan Aksi Bergizi Tingkat Kota Pontianak di sekolah-sekolah. Pencanangan gerakan ini digelar di SMP Negeri 21 Pontianak Timur, Senin (20/2/2023).
Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan mengatakan, pencanangan gerakan aksi bergizi ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya nutrisi seimbang dalam pola makan sehari-hari. Ia menilai gerakan aksi bergizi di sekolah sangat penting untuk mencegah dan mengurangi masalah gizi buruk pada anak-anak.
"Kita ingin memperkenalkan pola makan sehat sebagai bagian dari kebiasaan hidup sehat sejak dini, agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik," ujarnya.
Dirinya mengapresiasi inisiatif dari Dinas Kesehatan Kota Pontianak dan mengharapkan kegiatan ini bisa bermanfaat bagi anak-anak. Melalui gerakan ini para siswa diharapkan semakin sadar akan pentingnya pola makan sehat.
"Sekaligus mereka dapat mempraktikkan kebiasaan hidup sehat di dalam dan di luar sekolah," ungkapnya.
Bahasan menilai gerakan ini juga akan meningkatkan edukasi gizi bagi anak-anak. Di sekolah, siswa akan mendapatkan pembelajaran tentang gizi dan kesehatan. Dengan demikian, anak-anak dapat belajar tentang pentingnya gizi yang sehat.
"Gerakan aksi bergizi di sekolah ini diharapkan dapat terus dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan seluruh pihak terkait, agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang sehat dan tangguh di masa depan," pungkasnya. (prokopim)
Wako Harap Ada Taman Bonsai di Pontianak
Penutupan Pameran dan Kontes Bonsai di Museum Negeri
PONTIANAK - Tanaman bonsai banyak diminati oleh penggemar tanaman di seluruh dunia. Bonsai memiliki keindahan dalam bentuk dan keunikannya. Tanaman hias bonsai ini merupakan hasil karya perpaduan antara seni dan tanaman.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono juga menggemari tanaman bonsai. Ia menyukai ukuran dan keunikan bonsai yang sedap dipandang mata. Menurutnya, bonsai merupakan seni menata pohon berukuran kerdil menjadi sebuah bentuk yang indah dan menarik. Bahkan harga tanaman bonsai bisa bernilai ratusan juta rupiah.
"Seni dalam membentuk bonsai bukanlah hal yang mudah, tetapi membutuhkan proses dan ketelatenan merawatnya," ujarnya saat penutupan Pameran dan Kontes Bonsai yang digelar Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Pontianak di Museum Negeri, Minggu (19/2/2023).
Menurutnya, tanaman bonsai selain bernilai seni, juga memiliki nilai ekonomis dengan harga yang fantastis. Namun demikian, untuk merawat bonsai juga dibutuhkan perlakuan khusus. Budidaya bonsai membutuhkan kreativitas dan ketekunan tersendiri. Ia berharap ke depan ada taman bonsai di Kota Pontianak.
"Mudah-mudahan nanti ada taman bonsai karena nilai seni dan ekonominya menjadi daya tarik orang untuk menggeluti hobi tanaman hias jenis ini," ungkapnya.
Melalui pameran dan kontes bonsai yang digelar PPBI di Kota Pontianak, dirinya berharap kegiatan ini menjadi cikal bakal eksistensi tanaman bonsai, tidak hanya lingkup kota maupun provinsi, tetapi juga nasional bahkan internasional. Misalnya dengan melibatkan para penggemar bonsai yang ada di negara tetangga seperti Sarawak, Malaysia.
"Biasanya tanaman bonsai yang terpilih sebagai yang terbaik dan mendapat sertifikat, harganya bisa lebih tinggi," pungkasnya. (prokopim)