,
menampilkan: hasil
Terkesan dengan Pontianak, Sibu Sarawak Janji Kembali Berkunjung
PONTIANAK - Pertama kali mengunjungi Kota Pontianak, Mayor of Sibu Municipal Council, Sibu Sarawak, Mr Clarence Ting mengaku sangat terkesan dengan kota berjuluk Khatulistiwa ini. Meski hanya sehari berada di Pontianak, Clarence bersama rombongan Majlis Perbandaran Sibu sebanyak 16 orang sempat mengunjungi Tugu Khatulistiwa dan Museum Negeri.
"Saya sangat terkesan dengan kota ini dan kami akan kembali lagi untuk lebih mengeksplor tempat-tempat menarik lainnya di Pontianak," ujarnya usai diterima Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Ruang VIP Wali Kota, Kamis (9/2/2023).
Ia menceritakan, rombongan Sibu Municipal Council menempuh perjalanan darat dari Perbatasan Aruk. Sejatinya tujuan utama berkunjung ke Indonesia, khususnya Provinsi Kalimantan Barat, adalah ke Kota Singkawang dalam rangka menandatangani kerja sama antara Singkawang dan Sibu.
"Karena jaraknya tidak begitu jauh dari Singkawang ke Pontianak sehingga kami menyempatkan berkunjung ke Pontianak," ungkapnya.
Menurut Clarence, kota ini sangat mengesankan karena memiliki historis panjang hingga menjadi kota yang besar seperti ini. Dengan kebudayaan Melayu yang kental, Kota Pontianak mampu melestarikan kebudayaannya. Meski tidak mengetahui banyak tentang Kota Pontianak, tetapi lewat lawatan ini serta pemaparan dari Wali Kota Pontianak, dirinya menjadi lebih memahami kota ini. Bahkan, ia beserta rombongan berencana akan kembali berkunjung ke Pontianak bertepatan ulang tahun Kota Pontianak pada 23 Oktober mendatang.
"Setelah kami melihat tayangan video perayaan ulang tahun Pontianak yang begitu ramai orang-orang menari Jepin, kami ingin merasakan langsung kemeriahannya nanti sehingga kami akan berkunjung kembali ke sini," tuturnya.
Pihaknya sangat menantikan lawatan balasan dari Kota Pontianak ke Sibu untuk menjalin silaturahmi sekaligus mempererat hubungan antara kedua kota. Hal yang juga sangat diharapkan bagi Sibu adalah adanya penerbangan langsung Kuching - Pontianak dan sebaliknya. Sebab penerbangan langsung rute Pontianak - Kuching maupun Pontianak - Kuala Lumpur pernah ada sebelum pandemi melanda. Rute penerbangan tersebut sangat mempersingkat waktu bagi pelawat yang melakukan perjalanan kedua kota.
"Saya harap penerbangan langsung rute kedua kota ini bisa mulai dibuka kembali," harapnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, banyak kemiripan budaya dan geo sosial antara Pontianak dan Sarawak yang menambah erat hubungan masing-masing masyarakat. Ia menyebut persahabatan kedua negara sudah terjalin sejak lama.
"Banyak wisatawan dari Kuching ke Pontianak untuk menikmati keindahan Sungai Kapuas dan momen kulminasi," ungkapnya.
Selain di bidang wisata, kerjasama antar daerah juga menyasar bidang kesehatan dan pendidikan, seperti pertukaran pelajar hingga promosi biaya kesehatan. Saat kunjungan itu, Edi menunjukkan pusat olah data milik Pemkot Pontianak yaitu Ruang Pontive Center yang dikelola Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Pontianak.
“Bersama kita juga tukar informasi, termasuk bagaimana Pontianak menerapkan konsep Smart City. Dan mereka tertarik untuk datang lagi untuk studi tiru,” imbuhnya. (prokopim/kominfo)
Edi Sebut Jembatan Garuda Beri Dampak Ekonomi dan Wisata
PONTIANAK - Rencana pembangunan Jembatan Garuda sebagai jembatan penghubung Jalan Bardan Nadi hingga Terminal Siantan oleh investor tengah dalam penggodokan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengungkapkan saat ini rencana pembangunan Jembatan Garuda masih dalam proses menunggu persetujuan Kementerian PUPR. Apabila sudah mendapat lampu hijau, kemudian dilanjutkan tahapan selanjutnya seperti penyusunan draft, kaitan kontribusi yang diperoleh Pemerintah Kota Pontianak dan lain sebagainya.
"Sehingga kita harapkan keberadaan jembatan ini juga memberikan peningkatan Pendapatan Asli Daerah," ungkapnya usai membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Pontianak Kota di Hotel Grand Mahkota, Kamis (9/2/2023).
Menurutnya, Jembatan Garuda ini mencerminkan kemajuan Kota Pontianak yang modern dengan desain yang spektakuler. Ia berharap kehadiran jembatan ini nantinya bisa mengatasi persoalan transportasi dan kemacetan di kedua wilayah, apalagi pembangunan duplikasi Jembatan Kapuas I juga tengah dibangun, sehingga kemacetan yang kerap terjadi bisa terurai.
"Tujuannya untuk akses mobilitas masyarakat dari Pontianak Kota ke Pontianak Utara atau Siantan dan sebaliknya," ujar Edi.
Untuk membangun jembatan tersebut memang membutuhkan dana yang tidak sedikit, sementara ketersediaan APBD sangat terbatas. Oleh sebab itu pihaknya menggandeng investor lewat Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
"Dampak ekonominya sangat besar karena sirkulasi transportasi dan mobilitas lebih lancar dan cepat. Selain itu pula akan menjadi landmark dan objek wisata," tuturnya. (prokopim)
Pertambahan Penduduk, Tantangan Pembangunan di Pontianak Barat
Musrenbang Kecamatan Pontianak Barat
PONTIANAK - Kecamatan Pontianak Barat merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak se-Kota Pontianak. Tantangan pembangunan pun berfokus di beberapa sektor mulai dari infrastruktur, sumber daya manusia sampai ekonomi.
Camat Pontianak Barat Ibrahim menerangkan, kepadatan penduduk yang mencapai 9.283 jiwa per kilometer persegi tersebut berdampak pada meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sarana dan prasarana serta infrastruktur. Dia menyebut, gambaran umum aspirasi warga antara lain penataan lingkungan, rehab drainase dan pemasangan pipa saluran air.
“Kemudian ada pemberdayaan dengan suntikan bantuan kepada UMKM serta pelatihan keterampilan. Di bidang sosial budaya kita ingin peningkatan sarana fasilitas olahraga serta bantuan posyandu,” imbuhnya saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Pontianak Barat Tahun Anggaran 2024 di Aula Camat Pontianak Barat, Rabu (8/2/2023).
Musrenbang merupakan program tahunan untuk menampung seluruh aspirasi pembangunan dari masyarakat. Di setiap tahunnya, pemerintah daerah akan melaksanakan Musrenbang sekaligus merealisasikan hasil Musrenbang tahun sebelumnya. Ibrahim memaparkan, capaian realisasi pembangunan di tahun lalu secara umum sudah baik.
“Perbaikan jalan di Pallima dan jalan lain. Kemudian pelebaran jalan menuju standar dan pemeliharaan lingkungan. Kita juga memberikan bantuan bagi warga dengan rumah tidak layak huni, pengentasan kawasan kumuh, semuanya sudah direalisasikan,” terangnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Pontianak Y Trisna Ibrahim menyampaikan, pembangunan bukan hanya soal fisik. Dia mengajak pihak terkait untuk turut sama-sama memprioritaskan pembangunan manusia dan perekonomian.
“Tentu kita berharap pembangunan SDM, penguatan ketahanan ekonomi dan pembangunan sosial yang membentuk peradaban mulia akan semakin mengokohkan reputasi Kota Pontianak di jajaran kota-kota berkualitas di dunia,” ujarnya mewakili Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono yang berhalangan hadir.
Pontianak menargetkan penurunan kemiskinan menjadi 4,6 persen di tahun 2024. Tak hanya itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berupaya untuk mempertahankan keseimbangan angka inflasi untuk tahun berikutnya.
“Tingkat Pengangguran sebesar 9,35 sampai 9,99 persen dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,3 sampai 4,8 persen serta Indeks Pembangunan Manusia dengan nilai 81,30,” jelasnya.
Trisna menambahkan, Musrenbang adalah salah satu model perencanaan dengan pendekatan partisipasi masyarakat. Selain Musrenbang, ada bahan lain bagi perencanaan pembangunan. Untuk itu dirinya berharap, masyarakat yang memberikan pemikiran dapat memilih usulan yang prioritas dan berkualitas.
“Keaktifan bapak dan ibu sekalian dalam mengarahkan perencanaan pembangunan Kota Pontianak ini akan menentukan kualitas pembangunan. Apa yang bapak dan ibu usulkan semoga terealisasi dan membuat Kota Pontianak semakin baik,” tutupnya. (kominfo)
Bansir Laut Jadi Pilot Project Konsolidasi Tanah oleh ATR/BPN
Wali Kota : Upaya Ciptakan Hunian Pemukiman Lebih Tertata
PONTIANAK - Kelurahan Bansir Laut Kecamatan Pontianak Tenggara menjadi pilot project Program Konsolidasi Tanah yang digagas oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Konsolidasi Tanah adalah kebijakan pertanahan mengenai penataan kembali, penguasaan tanah serta usaha pengadaaan tanah untuk kepentingan pembangunan yang bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan hidup atau pemeliharaan sumber daya alam, dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Direktur Konsolidasi Tanah dan Pengembangan Pertanahan Aria Indra Purnama menerangkan, dipilihnya Kota Pontianak, dalam hal ini Kelurahan Bansir Laut, sebagai pilot project karena kawasan itu dinilai menarik melihat lokasinya yang berada di tepian Sungai Kapuas.
"Kelurahan Bansir Laut menjadi salah satunya lokasi pilot project tersebut. Kami harapkan kalau ini memang berhasil, bisa menjadi contoh yang akan kami replikasikan ke seluruh Indonesia," ujarnya usai Workshop Kolaborasi Pembangunan Hunian bagi Masyarakat di Lokasi Pilot Project Konsolidasi Tanah Kota Pontianak, Selasa (7/2/2023).
Menurutnya, Kelurahan Bansir Laut adalah salah satu contoh pilot project pertama dilakukan konsolidasi tanah di Indonesia khususnya ATR/BPN. Dalam hal ini, program yang digagas Kementerian ATR/BPN dalam rangka penataan kawasan kumuh. Dalam program tersebut, masyarakat juga akan menerima sertifikat tanah. Pemberian sertifikat itu menjadi salah satu kunci penataan kawasan yang menjadi pilot project. Dengan masyarakat menerima sertifikat tanah miliknya, pelaksanaan penataan kawasan itu akan lebih baik.
"Setelah adanya penataan dan masyarakat telah menerima sertifikat, pastinya nilai tanah di kawasan itu akan lebih tinggi dan tertata," ungkap Aria.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mendukung program konsolidasi tanah ini sebagai upaya meningkatkan lingkungan hunian masyarakat lebih tertata rapi. Konsolidasi tanah ini juga melibatkan peran serta masyarakat di kawasan yang akan dilakukan penataan.
"Konsolidasi ini diperlukan dalam rangka penataan kawasan terutama yang berada di tepian Sungai Kapuas," tuturnya.
Penataan itu akan menjadikan kawasan lebih rapi dan tidak lagi terkesan kumuh. Manfaat lain yang dirasakan masyarakat adalah dengan menerima sertifikat tanah sehingga mereka memiliki legalitas atas kepemilikan tanah miliknya.
"Selain pemukiman yang lebih teratur dan rapi, nilai aset di kawasan tersebut ikut meningkat," tutupnya. (prokopim)