,
menampilkan: hasil
Serahkan DPA, Wako Edi Minta OPD Mulai Laksanakan Proyek Strategis
Dorong Pertumbuhan Ekonomi
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyerahkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Tahun Anggaran 2022 di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA) Kantor Wali Kota Pontianak, Rabu (12/1/2022).
Edi berharap dengan telah diserahkannya DPA Tahun Anggaran 2022 ini, proyek-proyek strategis yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi bisa mulai dilaksanakan. Ia juga meminta seluruh OPD segera melaksanakan percepatan terutama pengadaan barang dan jasa supaya memberikan kontribusi terhadap pergerakan pertumbuhan ekonomi di Kota Pontianak.
"Sehingga manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat di tengah kondisi pandemi sekarang ini," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya lagi, kinerja OPD dalam memberikan pelayanan publik juga menjadi atensi pihaknya, terutama pelayanan publik yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Diantaranya program strategis dalam percepatan pelayanan publik adalah rencana pembangunan mal pelayanan publik yang akan mulai dikerjakan tahun ini. Renovasi Gedung Kapuas Indah yang bakal menjadi mal pelayanan publik akan dilakukan secara keseluruhan termasuk penataan di bagian depan.
"Kita akan menghilangkan kesan kumuh di kawasan tersebut. Pedagang untuk sementara akan direlokasi pada lokasi sekitarnya. Target penyelesaian diperkirakan tahun 2023," ungkapnya. (prokopim)
Di Pontianak, Vaksinasi Booster Hanya Bagi Lansia
PONTIANAK - Mulai diberlakukannya pemberian vaksin booster secara nasional pada hari ini, Kota Pontianak akan menggelar vaksinasi booster pada Kamis (13/1/2022) besok. Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu menjelaskan, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan dengan memberikan sosialisasi kepada tenaga kesehatan (nakes) untuk pelaksanaan vaksinasi booster. Khusus di Pontianak, vaksinasi booster hanya diperkenankan untuk warga yang berusia 60 tahun ke atas atau lansia. Belum diperkenankannya pemberian vaksinasi booster bagi warga usia 18 tahun ke atas disebabkan penentuan capaian vaksinasi dasar mengacu pada data Nomor Induk Kependudukan (NIK) sehingga jumlah capaian vaksinasi belum mencapai target. Sementara capaian vaksinasi di Kota Pontianak apabila berdasarkan data pemberian vaksin di pelayanan kesehatan sudah melampaui target yakni lebih dari 80 persen.
"Oleh karena menggunakan data vaksinasi berdasarkan NIK sehingga capaian vaksinasi Kota Pontianak baru mencapai 67 persen dan lansia 49 persen," ujarnya, Rabu (12/1/2022).
Hal itulah yang menyebabkan vaksinasi booster baru diperkenankan bagi lansia. Sidiq menambahkan, untuk mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster, penerima vaksin harus terlebih dahulu mendapatkan vaksinasi dosis kedua. Vaksinasi booster ini memperkuat kadar antibodi yang ada di dalam tubuh manusia. Jika dosis pertama adalah menstimulir, lalu ditingkatkan dengan dosis kedua satu bulan kemudian.
"Menurut penelitian, dalam kurun waktu enam bulan ada penurunan antibodi sehingga harus distimulasi lagi dengan dosis ketiga maka antibodi akan meningkat lagi," terang Sidiq.
Dalam pemberian vaksinasi booster ini harus hati-hati. Sebab jenis vaksin ketiga atau booster bisa dengan jenis yang sama atau berbeda dari jenis vaksin sebelumnya.
"Pemberian dosis vaksin juga berbeda karena untuk beberapa jenis vaksin ada yang hanya diberikan setengah dari dosis," ungkapnya.
Untuk di Kota Pontianak, Sidiq menyebut hanya tersedia tiga jenis vaksin yakni sinovac, pfizer dan moderna. Untuk dosis ketiga atau booster, menyesuaikan dengan ketersediaan vaksin.
"Jadi masyarakat tidak boleh memilih-milih jenis vaksin sebab kalau masyarakat memilih-milih jenis vaksin maka kita akan kesulitan untuk mendistribusikannya," imbuhnya. (prokopim)
Wako Edi Sayangkan Penentuan Capaian Vaksinasi Berdasarkan NIK
PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyayangkan penentuan capaian vaksinasi oleh pemerintah pusat. Pasalnya, penentuan jumlah penerima vaksin ditentukan berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pemegang Kartu Tanda Penduduk (KTP). Padahal capaian vaksinasi di Kota Pontianak berdasarkan fasilitas pelayanan kesehatan sudah menembus angka lebih dari 80 persen.
"Nah, ketika data itu berdasarkan NIK KTP, capaian vaksinasi di Kota Pontianak menjadi 67 persen, sementara daerah-daerah yang capaian vaksinnya rendah justru melonjak naik," ujarnya, Selasa (11/1/2022).
Hal ini, lanjutnya lagi, sangat merugikan bagi Kota Pontianak yang sudah menembus target capaian vaksinasi dari sisi data. Sebagai contoh, ia menyebutkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu yang sudah memegang KTP sebagai warga Kota Pontianak dan telah divaksin di sini, akan tetapi karena NIK-nya berasal dari Kabupaten Sintang sehingga datanya tidak masuk sebagai penerima vaksin di Kota Pontianak.
"Terserah bagaimana hasilnya, mau datanya nol persen yang penting warga yang tinggal di Kota Pontianak sudah divaksin," tegasnya.
Edi menyatakan pihaknya tidak akan kendor untuk gencar melaksanakan vaksinasi, bahkan secara door to door. Namun memang ada warga yang tidak memenuhi syarat untuk divaksin dikarenakan tekanan darah tinggi atau memiliki komorbid.
"Kita akan tetap gencar melaksanakan vaksin dalam rangka mencapai herd immunity di Kota Pontianak," tutupnya. (prokopim)
Pontianak Dapat Pelatihan Adaptasi dan Mitigasi Bencana dari GCoM
PONTIANAK - Global Covenant of Mayors (GCoM) for Climate and Energy memberikan pelatihan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi kota percontohan GCoM Asia Project, satu diantaranya Kota Pontianak.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan pelatihan ini sebagai kelanjutan dari kerjasama antara GCoM for Climate and Energy dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak. Dalam pelatihan ini dijelaskan berbagai hal yang harus dilakukan dalam mitigasi bencana yang diakibatkan perubahan iklim.
"Hasilnya akan ditindaklanjuti sehingga Kota Pontianak bisa memberikan sumbangsih untuk penanganan efek emisi gas rumah kaca di Indonesia," ujarnya usai membuka pelatihan adaptasi dan mitigasi bencana perubahan iklim bagi kota percontohan GCoM Asia Project di Ruang Pontive Center, Selasa (11/1/2022).
Menurutnya, dengan adanya pelatihan ini akan memberikan wawasan dan strategi yang harus dilakukan dalam mengantisipasi apabila terjadi bencana akibat perubahan iklim, terutama di saat musim penghujan maupun kemarau. Sebagaimana diketahui, efek emisi gas rumah kaca menyebabkan perubahan iklim secara ekstrim. Dampaknya juga dirasakan di Kota Pontianak, misalnya jika memasuki musim penghujan, curah hujannya sangat besar. Demikian pula bila memasuki musim kemarau maka waktunya akan berlangsung lama.
"Semua itu diakibatkan oleh efek emisi gas rumah kaca," katanya.
Edi menambahkan, Kota Pontianak sebagai bagian dari Pulau Kalimantan yang disebut sebagai paru-paru dunia, merupakan penyumbang oksigen terbesar di negara tropis. Untuk itu, setelah ada pemetaan titik-titik lokasi bencana, maka selanjutnya menentukan implementasi lebih lanjut.
"Apa yang menjadi tanggung jawab kita, misalnya penghijauan, pengurangan karbon monoksida dari kendaraan bermotor, pengelolaan sampah organik dan sebagainya," pungkasnya.
Program GCoM Asia Project ini adalah inisiatif yang didanai sepenuhnya oleh Uni Eropa. Pontianak terpilih sebagai salah satu kota percontohan di Indonesia selain Tangerang, Minahasa Utara, dan Medan. Sedangkan di seluruh Asia Tenggara ada 16 kota. Kemudian GCoM Asia Project terdiri dari delapan negara yakni Jepang, Cina, Korea Selatan, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand dan India. Diharapkan dari kota-kota percontohan itu bisa terjalin sinergitas, saling sharing dan belajar. (prokopim)