,
menampilkan: hasil
Anita Ajak Ibu Muda Buat Variasi Makanan Anak
BALIKPAPAN – Gizi yang terkandung dalam makanan menentukan tumbuhkembang seorang anak. Apabila gizi anak terpenuhi dengan baik, menurut Pj Ketua TP PKK Kota Pontianak Anita Ani Sofian, maka anak-anak dapat terhindar dari stunting.
Untuk itu, ia mengajak para ibu rumah tangga agar memiliki variasi olahan makanan, khususnya dari bahan ikan.
“Ikan punya gizi yang baik untuk perkembangan anak, dan mencegah anak dari stunting. Para ibu-ibu harus berkreasi mengolah bahan makanan ikan agar anak cinta makan ikan,” ucapnya, usai mengikuti Cooking Class bersama Chef Farhan Master Chef Indonesia, di Restoran Kampung Caping, Balikpapan, Selasa (4/6/2024).
Contoh olahan terkini yang tengah populer adalah Gohyong, makanan khas negeri gingseng. Anita mengatakan, ibu-ibu muda pasti sudah tidak asing lagi dengan kuliner Korea Selatan tersebut.
“Gohyong biasanya dibuat dari daging ayam, tapi bisa dimodifikasi dengan bahan ikan kembung,” sebutnya.
Para ibu muda kini dimudahkan dengan adanya teknologi. Resep dan cara memasak sudah bertebaran di media sosial. Anita ingin para ibu-ibu di rumah dapat memanfaatkan platform media sosial untuk mengasah skill memasak.
“Sekarang semuanya serba mudah, konten menarik di Youtube banyak yang bisa dipelajari, kita tinggal mengikuti, tujuannya agar makanan anak bervariasi sehingga mereka rindu terus masakan ibunya,” tutup Pj Ketua TP PKK. (kominfo/prokopim)
Bappeda Ajak Stakeholders Identifikasi Potensi Resiko Pembangunan SPALD-T di Kota Pontianak
PONTIANAK – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk menyusun strategi Kampanye Publik untuk pelaksanaan Citywide Inclusive Sanitation Project (CISP). Program CISP sendiri nantinya akan fokus membangun sarana dan prasarana Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di dua titik di Kota Pontianak. Kepala Bappeda Kota Pontianak Sidig Handanu menuturkan, pihaknya melibatkan berbagai pihak lintas sektoral dalam diskusi kali ini. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi potensi resiko yang muncul dalam implementasi program ini nantinya.
“Agenda ini dalam rangka untuk mendapat dukungan dari masyarakat dan seluruh stakeholder, maka kegiatan untuk program sanitasi ini perlu kita komunikasikan, perlu kita sosialisasikan dengan masyarakat. Pada tahap ini, baru tahap awal. Untuk mengetahui kira-kira potensi-potensi resiko apa yang akan terjadi. Kemudian dari faktor-faktor resiko tadi, akan kita buat strateginya bagaimana cara mengatasinya. Jadi untuk komunikasi sendiri belum dilakukan,” ucap Sidig pasca agenda FGD di Ruang Aula Rohana Muthalib, Kantor Bappeda Kota Pontianak, Jumat (31/5/2024).
Sidig menambahkan, FGD kali ini merupakan tahap awal dalam penyusunan strategi Kampanye Publik nantinya. Dengan mengidentifikasi potensi resiko yang terjadi, berbagai kemungkinan bisa dicari alternatif solusi untuk mengatasinya. Dengan demikian, harapannya strategi Kampanye Publik ke masyarakat nantinya dapat berhasil dan dapat meraih dukungan dari seluruh pihak demi berjalannya pelaksanaan program ini.
“Tahap ini baru mengidentifikasi resiko-resikonya. Contohnya misalnya kemungkinan jalan akan macet. Nanti bagaimana kita akan memberitahukan ke masyarakat, sektor mana yang akan terlibat. Kemudian misalnya terkait masyarakat yang terdampak, bagaimana cara mengatasinya. Ini memang belum sampai di teknis pelaksanaan di lapangan. Kita baru di tahap wawancara untuk mengetahui potensi resiko atau mengidentifikasi kemungkinan yang akan terjadi pada tahap pra konstruksi, saat konstruksi. Ujung dari ini adalah dukungan dari masyarakat terhadap program sanitasi, jadi tidak hanya proyek, tapi program sanitasi,” jelasnya.
Untuk mengidentifikasi potensi resiko tersebut, Bappeda Kota Pontianak mengundang berbagai pemangku kepentingan yang kiranya dapat memberikan masukan dan saran terkait hal tersebut. Sidig Handanu menerangkan, pihaknya ingin seluruh stakeholder bisa berperan dalam menyukseskan program ini.
“Stakeholders yang diundang pertama dari pihak masyarakat, termasuk Camat, Lurah, Karang Taruna, PKK, dan Puskesmas. Kemudian Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berkaitan dengan program sanitasi seperti Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, dan lainnya. Saya menyarankan ini untuk diperluas, karena nantinya hasil ini harus disosialisasikan kepada seluruh masyarakat,” ujar Sidig.
Sidig menekankan bahwa program ini sangat penting untuk disukseskan oleh semua pihak. Ia mengatakan bahwa sanitasi merupakan hal mendasar yang diperlukan masyarakat. Sehingga kualitas sanitasi harus baik untuk mendukung tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara umum.
“Sanitasi termasuk air bersih itu memang pelayanan dasar yang harus ada. Dan itu merupakan sektor yang mendasar. Derajat kesehatan masyarakat itu akan baik bilamana air bersihnya tersedia, sanitasinya dikelola dengan baik. Kemudian perilaku, masyarakat mau memanfaatkan itu. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui lingkungan atau faktor-faktor perilaku yang berpengaruh terhadap penyakit itu bisa diminimalisir atau bahkan tidak terjadi. Jadi keterlibatan masyarakat terhadap program ini sangat penting, baik dari awal pra konstruksi hingga selesai dan seterusnya,” tutupnya. (prokopim/kominfo)
Tanamkan Nilai-nilai Luhur Pancasila di Kalangan Generasi Milenial
PONTIANAK - Tanggal 1 Juni setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Untuk memperingati hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelar upacara di halaman Kantor Wali Kota, Sabtu (1/6/2024) pagi.
Momen lahirnya Pancasila ini, Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila di kalangan generasi milenial dan Generasi Z (Gen Z). Oleh sebab itu, sejak dini anak-anak mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, harus dibekali pendidikan tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
“Pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila merupakan pondasi utama dalam membangun karakter yang kuat dan berintegritas bagi generasi muda,” ujarnya.
Ani Sofian menjelaskan bahwa generasi milenial dan Gen Z saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan dan godaan yang dapat menggeser nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, menanamkan pemahaman yang kuat tentang Pancasila sejak dini sangatlah penting guna membentengi mereka dari pengaruh negatif yang dapat merusak nilai-nilai kebangsaan.
"Dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, generasi milenial dan gen-Z akan dapat menjadi motor penggerak pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan. Mereka akan memiliki semangat kebangsaan yang tinggi serta dapat bersikap bijaksana dalam menghadapi dinamika sosial yang ada," tuturnya.
Dirinya juga menekankan pentingnya peran orang tua, pendidik dan seluruh lapisan masyarakat dalam mendukung upaya menanamkan nilai-nilai Pancasila ini. Melalui pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, diharapkan generasi milenial dan gen-Z dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang bertanggung jawab, peduli terhadap lingkungan serta memiliki kesadaran akan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Sehingga bisa memperkuat karakter dan jati diri generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman modern serta memastikan kelangsungan keberlanjutan bangsa dan negara ke depan,” tutup Ani Sofian.
Sebagaimana diketahui, 1 Juni 1945 dikenal sebagai Hari Lahir Pancasila. Pemilihan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila merujuk pada momen sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPKI) dalam upaya merumuskan dasar negara Republik Indonesia. Badan ini menggelar sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945. Dalam sidang tersebut, anggota BPUPKI membahas mengenai dasar-dasar Indonesia merdeka.
Dalam sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk “Lahirnya Pancasila” berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepatnya pada 1 Juni 1945. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI. (prokopim/kominfo)
Pj Wako Ingatkan OPD Pentingnya Arsip dalam Roda Pemerintahan
Workshop Kearsipan Perangkat Daerah Pemkot Pontianak
PONTIANAK – Kearsipan memiliki fungsi yang sangat penting dalam roda kehidupan, tidak terkecuali dalam pemerintahan. Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian menilai, banyak contoh persoalan yang dapat diselesaikan dengan kearsipan. Apalagi di dunia pemerintahan, tidak lepas dari dokumen surat-menyurat, tentu membutuhkan pengelolaan kearsipan yang baik.
“Arsip itu sebetulnya penting tapi kebanyakan kita tidak peduli, nanti kita baru merasakan pentingnya arsip. Arsip juga bisa menyelamatkan kita dari tuntutan di pengadilan. Kalau kita tidak betul mengarsipkan dan suatu saat ada proses di pengadilan, tidak bisa bebas dari tuntutan,” paparnya, usai membuka Workshop Kearsipan Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, di Hotel Harris, Senin (20/5/2024).
Arsip juga dapat jadi pembelajaran karena punya nilai sejarah. Masyarakat bisa mengamati proses pembangunan Kota Pontianak dari arsip yang masih tersimpan. Ani Sofian menyebut, dari arsip tersebut seseorang akan menerima informasi tentang apa saja hal yang pernah terjadi di Kota Pontianak maupun di tempat lain.
“Saya mengingatkan perangkat daerah agar lebih menghargai arsip, juga kepada masyarakat supaya menganggap arsip sebagai hal yang sangat penting,” jelasnya.
Penyimpanan arsip di Kota Pontianak dibagi menjadi dua kategori, yakni penyimpanan fisik dan penyimpanan elektronik. Dengan digitalisasi telah memudahkan pihaknya untuk mendata daftar arsip.
“Ketika perlu mencari arsip tertentu, kita tinggal menuliskan kata kuncinya, nanti otomatis ditampilkan lokasi arsip tersebut, di rak sebelah mana dan di baris mana. Arsip yang dilakukan Pemkot Pontianak lewat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) sudah seperti itu,” tuturnya.
Kadisperpusip Kota Pontianak Rendrayani menambahkan, Workshop Kearsipan Perangkat Daerah ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan dan mendorong penerapan aplikasi aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi atau Srikandi di lingkungan OPD Pemkot Pontianak.
“Aplikasi Srikandi sebagai aplikasi umum bidang kearsipan demi terwujudnya Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) serta meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kearsipan,” terang Ririn, sapaan karibnya.
Selain itu, OPD juga akan mendapatkan pemahaman tentang pengarsipan dinamis dari workshop ini. Pihaknya mengundang dua orang narasumber dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
“Workshop ini dilaksanakan dalam dua hari dari 20-21 Mei 2024 dan diikuti 84 peserta seluruh Kasubag Umpar. Sedangkan untuk organisasi sosial, politik dan organisasi kemasyarakatan lainnya diikuti 50 orang,” ungkapnya.
Sejauh ini, baru empat OPD yang aktif menggunakan aplikasi Srikandi. Untuk itu, Ririn berharap agar setiap OPD secara insentif menggunakan aplikasi Srikandi, guna menunjang SPBE Kota Pontianak.
“Saat ini kami sedang melakukan pengawasan kearsipan internal, ini dibutuhkan dukungan dari OPD karena untuk indeks kearsipan Kota Pontianak, 40 persen berasal dari pengawasan internal dan 60 persen dari pengawasan eksternal,” pungkasnya. (kominfo/prokopim)