,
menampilkan: hasil
Duplikasi Jembatan Kapuas I Sudah 99,8 persen
PONTIANAK - Fisik Duplikasi Jembatan Kapuas I sudah terhubung. Hingga kini, progres pembangunan sudah mencapai 99,8 persen. Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian menerangkan, saat ini pengerjaan duplikasi jembatan dalam proses penyempurnaan.
“Mudah-mudahan dalam waktu tidak lama lagi jembatan tersebut akan di aspal. Intinya menyelesaikan sisa pekerjaan yang kecil-kecil saja,” ungkapnya, Jumat (19/1/2024).
Ani menambahkan, rencananya bulan Maret tahun ini akan dilakukan uji coba terhadap Duplikasi Jembatan Kapuas I. Setelah semuanya selesai termasuk penataan lalu lintas di sekitar lokasi, baru kemudian jembatan tersebut bisa difungsikan.
“Kita berharap keberadaan duplikasi Jembatan Kapuas I ini mampu mengurai kemacetan dan berdampak positif terhadap ekonomi pembangunan di Kalbar,” ungkapnya.
Dirinya optimis kehadiran duplikasi jembatan tersebut merupakan solusi untuk mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di kawasan itu. Dia yakin sebagian besar masyarakat mendambakan kehadiran duplikasi jembatan itu.
"Karena kondisi arus lalu lintas yang melintasi kawasan di sana sering terjadi kemacetan," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, duplikasi Jembatan Kapuas I total panjang jembatan sekitar 430 meter dengan lebar 9 meter. (prokopim)
Penguatan Kompetensi Kepala Sekolah, Tingkatkan Kualitas Pendidikan
PONTIANAK - Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Pontianak, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak menggelar Penguatan Kompetensi Tenaga Kependidikan Kepala Sekolah jenjang TK, SD dan SMP se-Kota Pontianak di Hotel Star, Kamis (18/1/2024).
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian menyatakan, pelatihan dan sosialisasi ini penting dilakukan agar para kepala sekolah dan tenaga kependidikan memahami aturan-aturan baru terkait dengan pengangkatan atau rekrutmen kepala sekolah.
“Di samping itu, kegiatan ini juga menginformasikan kepada kepala sekolah tentang bagaimana melakukan penilaian terhadap guru dan tindakan kependidikan lainnya,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini pula, ia berharap para kepala sekolah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam terkait peraturan terbaru dalam dunia pendidikan untuk dapat diimplementasikan dalam menjalankan tugas kepemimpinan di sekolahnya masing-masing. Selain itu, pembekalan ini juga bertujuan supaya kepala sekolah memiliki pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan penilaian terhadap guru-guru di sekolah mereka.
“Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang cara melakukan penilaian yang efektif, kepala sekolah dapat memberikan umpan balik yang konstruktif kepada guru-guru agar kinerja mereka semakin meningkat,” tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Sri Sujiarti menambahkan, melalui kegiatan penguatan kompetensi ini para kepala sekolah juga mempelajari tindakan kependidikan lainnya yang dapat mereka lakukan untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
“Harapannya, setelah mengikuti kegiatan ini, kepala sekolah mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh secara efektif di lingkungan sekolah mereka masing-masing,” pungkasnya. (prokopim/kominfo)
Manfaatkan Bonus Demografi, Siapkan SDM Unggul Menuju Generasi Emas 2045
PONTIANAK - Dalam menyusun perencanaan pembangunan, selain infrastruktur, hal yang menjadi prioritas adalah pembangunan manusia, dalam hal ini sumber daya manusia (SDM). Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengatakan, yang menjadi prioritas di Kota Pontianak saat ini adalah dalam rangka mempersiapkan SDM Indonesia pada tahun 2045 yang disebut Generasi Indonesia Emas.
“Pada tahun 2045 kita berharap sumber daya manusia kita mampu bersaing secara global, bukan lagi di tingkat lokal atau nasional, tetapi tingkat dunia internasional,” ungkapnya saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kelurahan Tambelan Sampit Kecamatan Pontianak Timur di Hotel Merpati, Kamis (18/1/2024).
Ani menambahkan, yang harus dipersiapkan adalah mempersiapkan SDM sejak dini menyongsong Generasi Emas 2045 nanti. Apalagi Indonesia sudah memasuki bonus demografi sehingga potensi ini harus bisa dimanfaatkan. Semestinya, adanya bonus demografi ini lapangan pekerjaan tersedia, baik bagi usia produktif hingga yang sudah tidak produktif. Hal yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan SDM yang unggul. Salah satunya adalah menangani persoalan stunting.
“Oleh sebab itu, perlu kolaborasi dan kerja sama dengan seluruh pihak termasuk masyarakat agar permasalahan stunting bisa tertangani,” katanya.
Selain persoalan stunting, lanjutnya lagi, persoalan yang harus dituntaskan adalah kemiskinan ekstrem. Meski target pemerintah pusat kemiskinan ekstrem bisa tuntas tahun 2024, tetapi bila dilihat data dengan upaya yang sudah dilakukan, persoalan itu belum bisa dituntaskan di tahun ini. Maka dari itu, persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem ini sangat berkaitan.
“Kemiskinan ekstrem menyebabkan masyarakat tersebut tidak mampu memberikan makanan bergizi kepada anak-anaknya, inilah yang harus kita tanggulangi bersama,” ucap Ani.
Dengan adanya inovasi yang digagas oleh kecamatan, kelurahan dan puskesmas serta posyandu, penurunan angka stunting di beberapa wilayah turun signifikan. Oleh karenanya, ia berharap seluruh pemangku kepentingan bergerak bersama untuk menangani stunting.
“Ini harus kita kembangkan agar angka stunting semakin berkurang seiring dengan menurunnya angka kemiskinan ekstrem,” tuturnya.
Menurut Ani, perencanaan dalam Musrenbang harus juga mengacu pada bagaimana bisa menciptakan pendapatan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang sifatnya padat modal, padat karya sehingga masyarakat yang tidak mempunyai pekerjaan tetap bisa terbantu. Kemudian, berkaitan dengan inflasi yang terjadi karena meningkatnya harga bahan pokok sehari-hari, pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya mengajak masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk ditanami sayur-sayuran.
“Maka dari itu saya mengajak kita semua untuk melakukan penanaman seperti cabai rawit, kangkung, bayam dan sebagainya. Bibitnya bisa diperoleh dari Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak,” pungkasnya. (prokopim/kominfo)
Kolaborasi Kunci Keberhasilan Tangani Stunting
Sebagai Garda Terdepan, Pj Wali Kota Minta Lurah Monitoring Stunting di Wilayahnya
PONTIANAK - Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak Ani Sofian mengungkapkan bahwa keberhasilan menangani stunting tidak dapat dicapai hanya dengan peran pemerintah semata, tetapi juga melalui kolaborasi dan kerja sama dari semua pihak, termasuk masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah juga telah mempersiapkan anggaran khusus untuk mengatasi stunting. Bahkan, masalah stunting menjadi salah satu dari tiga prioritas utama yang harus diselesaikan, selain penanggulangan kemiskinan ekstrem serta pengendalian inflasi agar tetap dalam batas yang wajar.
"Penting bagi kita untuk bersama-sama menjalankan upaya ini dengan kolaborasi dari berbagai pihak," ujarnya saat membuka kegiatan aksi percepatan penurunan stunting di Posyandu Permata Bunda Kelurahan Tanjung Hulu Kecamatan Pontianak Timur, Kamis (18/1/2024).
Dengan semangat kolaborasi dan upaya bersama, ia berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak mampu memperbaiki kondisi stunting secara signifikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Apresiasi juga disampaikannya kepada jajaran Kelurahan Tanjung Hulu, Kecamatan Pontianak Timur serta puskesmas atas inovasi yang digagas dalam menangani persoalan stunting di Pontianak Timur.
“Maka dari itu, peran lurah sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan pemerintahan, terus memantau perkembangan penanggulangan stunting di wilayahnya,” pesan Ani.
Menurut informasi yang diperolehnya dari Camat Pontianak Timur, terdapat penurunan angka stunting di wilayah tersebut, meskipun persentasenya masih terbilang kecil. Namun, dengan tekad yang kuat, Ani berharap bahwa dalam rentang waktu satu tahun ini, angka stunting di wilayah Pontianak Timur dapat mencapai nol.
"Mudah-mudahan dengan upaya yang kita lakukan, masalah stunting di Kelurahan Tanjung Hulu ini dapat segera dituntaskan," timpalnya.
Pemerintah pusat pun berharap bahwa pada tahun 2045 mendatang Generasi Emas akan terwujud. Generasi Emas ini mengacu pada kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif lebih besar daripada yang tidak produktif.
“Hal ini kita lihat sebagai peluang bersama untuk merasakan bonus demografi, baik dalam bidang kesehatan, ekonomi, maupun sektor lainnya,” tutupnya. (prokopim/kominfo)